kaki harus mengunci di bagian depan dan belakang. Para peserta yang kurang
berpengalaman di dalam air atau berenang, jika terpelanting keluar perahu, dihimbau
agar tidak panik. Dengan menjaga emosi ketakutan kita, akan mencegah gerakangerakan ketakutan yang nantinya akan memperburuk keadaan. Maka, secara otomatis
pelampung yang telah kita pakai akan membuat tubuh kita mengapung.
Dan penjelasan terakhir mengupas tentang hal-hal teknis saat berarung jeram,
seperti ketika melewati hambatan rendah di atas kepala. Bila hal itu terjadi, kita harus
meletakkan dayung di samping kita sedemikian rupa agar tidak menabrak bebatuan di
sisi luar perahu, dengan grip berada di depan agar lebih efisien saat memegang
dayung kembali seperti posisi sebelumnya. Kedua tangan berpegangan pada tali
perahu yang ada di kiri kanan tubuh kita, dengan salah satu tangan juga masih
menggenggam dayung. Kemudian kita membaringkan tubuh kita ke belakang.
Intruksi untuk melakukan teknis ini adalah boom, yang dalam praktek nantinya
akan diinstruksikan oleh satu ahli yang mendampingi setiap perahu. Hal tersebut
tentu saja agar tubuh kita tidak menabrak palang yang kita lewati. Sedangkan saat
akan melewati jeram, instruksinya adalah stop, maka sikap yang diambil hampir
sama dengan saat mendengar perintah boom hanya saja tubuh tidak terlalu rebah,
atau cukup hanya condong ke belakang. Teknis stop ini memiliki tujuan agar
peserta rafting statis di dalam perahu, tidak terpelanting ke luar saat meluncur
melewati jeram yang cukup tinggi.
Di akhir semua penjelasan dari bapak pendamping ahli tadi, yang perlu
ditonjolkan dari olahraga rafting ini adalah kekompakan tim. Hingga tibalah akhirnya
kami menaiki perahu karet berwarna kuning cerah itu. Setiap perahu diisi oleh satu
tim yang terdiri atas 7 orang sudah termasuk pendamping dari Soko adventure. Kami
berada pada tim 8, yang didampingi oleh Bapak Aka. Saat semua turun ke perahu
masing-masing dan membiasakan diri menjalankan perahu dengan kerja sama tim,
tiba-tiba kami mendapat kejutan seperti tim sebelumnya. Perahu kami dibalik,
membuat manusia-manusia dalam perahu, terjun dalam air dengan sukses.
Hahahaha rupanya ini termasuk dalam acara. Meski sedikit tersedak air gara-gara
tidak bisa berenang yang membuat panik sebentar, namun kami masih ingat pesan
untuk menguasai diri saat tercebur dalam sungai. Dengan sigap, masing-masing
pendamping menarik kami kembali dalam perahu karet dan mulailah kami
mengarungi lintasan 2,7 km tersebut.
Serunya pengalaman mengarung jeram sangat terasa saat derasnya air menarik
perahu mendekati jeram-jeram. Puncaknya saat perahu terlontar menuruni jeramjeram tersebut, bersamaan dengan jerit dari bibir yang menyunggingkan senyum.
Hingga akhir lintasan pendek yang lumayan berbatu, kami melewati 7 jeram.
Diantaranya antara lain:
1.
2.
3.
4.
Selamat datang
Roket
Cinta
Rodeo
5. Ndrempel
6. Koseri
7. Terowongan setan
Dari ketujuh jeram di atas, memiliki ketinggian yang bervariasi hingga yang
tertinggi mampu mencapai 8 meter. Dari ketinggian jeram ini, tidak heran bila disebut
jeram roket. Sedangkan terowongan setan yang mampu membuat telinga tergelitik
dan membuat penasaran ini merupakan terowongan bercabang dua yang lumayan
membuat kami semua lama merebah saat boom. Demikianlah sedikit pengalaman
yang menurut saya sangat berkesan bersama Soko adventure di Kabupaten Wlingi.