Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

PEMBAHASAN
2.1 Arti Perkembangan dan Pertumbuhan
2.2 Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Daerah Pertumbuhan dan Perkembangan Sel
2.3 Daur Sel
2.4 Kinetika Pertumbuhan Beberapa Kurva Pertumbuhan

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di negara kita terdapat jenis-jenis tumbuhan yang beraneka ragam. Keadaan seperti iklim
dan tanah sangat mendukung kelangsungan hidup beraneka tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu
kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan ini.
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan bersifat
tidak dapat kembali (irreversible). Sedangkan, perkembangan merupakan proses untuk mencapai
kematangan fungsi suatu organisme. Walaupun berbeda dari segi pengertian, namun kedua
proses ini berjalan secara simultan atau pada waktu yang bersamaan dan saling terkait. Adapun
perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan dapat diukur secara
kuantitatif karena mudah diamati, yaitu tejadi perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya,
perkembangan hanya dapat dinyatakan secara kualitatif karena terjadi perubahan fungsional
dalam tubuh suatu organisme sehingga tidak dapat diamati.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang ada berdasarkan latar belakang di atas adalah
sebagai berikut :

1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan?


2. Bagaimana tahap-tahap dari pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
3. Ada berapa jenis pertumbuhan pada tumbuhan?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
1.4 Tujuan
1. Mejelasakan arti perkembangan dan pertumbuhan
2. Menjelasakan daerah-daerah bagian tumbuhan yang sedang tumbuh
3. Menjelaskan beberapa tahap pertumbuhan dan perkembangan sel
4. Menggambarkan dan menjelaskan daur hidup sel
5. Menggambarkan dan menjelasakan beberapa kurva pertumbuhan

ASPEK DASAR PERKEMBANGAN TUMBUHAN


A.

Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan


Pertumbuhan ialah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, jumlah sel atau
protoplasma yang bersifat irreversible ( tidak dapat kembali ke asal ). Misalnya pohon yang
bertambah tinggi atau diameter batang pohon yang bertambah besar.
Sedangkan perkembangan ialah proses menuju tahap dewasa. Dengan kata lain berkembang
ialah penyempurnaan atau perubahan struktur dan fungsi organ yang menyertai proses
pertumbuhan. Misalnya berkembangnya fungsi alat kelamin pada tumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor didalam dan
diluar. Faktor yang terdapat dalam tubuh organism antara lain sifat genetic yang ada didalam gen
dan zat pengatur tumbuh yang merangsang pertumbuhan. Adapun factor lingkungan merupakan
faktor dari luar yang memengaruhi pertumbuhan.

B. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dari perkecambah biji. Kemudian
kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna, yang kemudian tumbuh
membesar. Setelah mencapai masa tertentu, tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji.
Berikut ini akan dibahas fase-fase pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
a) Perkecambahan Biji.
Biji mempunyai embrio yang pada perkembangan awalnya memperoleh perlindungan dan
makanan dari cadangan makan yang ada di dalam biji tersebut. Kotiledon merupakan cadangan
makanan yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio sampai terbentuknya daun.
JIka daun telah tubuh maka akan membentuk makanan dengan cara fotosintesisi. Selain
kotiledon bagian utama embrio yang lain berupa tunas embrionik dan akar embrionik. Tunas
embrionik merupakan calon batang, daun dan nantinya akan membentuk bung, serta buah. Akar
embrionik merupakan calon akar.
Perkecambah adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji. Perkecambah
melibatkan proses fisika maupun kimiawi. Pertama-pertama terjadi proses fisika yaitu biji
melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai biji menjadi lunak. Saat air masuk ke dalam biji
melalui proses imbibisi, maka reaksi kimia di dalam biji menjadi teraktifkan karena antara lain
memetabolizir cadangan makanan agar energi dapa dipakai untuk berkecambah.
b)

Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang terjadi dari titik tumbuh primer yang
terletak di ujung akar mauapun ujung batang dan berasal dari jaringan meristematik. Sel-sel yang
menyusun jaringan meristematik selalu membelah dari membentuk sel-sel baru.

Pertumbuahn ujung akar


Irisan membujur ujung akar muda meunjukan adanya 4 daerah pertumbuhan yang batasnya
tidak terlalu jelas yaitu tudung akar, daerah pembelahan sel (meristema), daerah pemanjangan
sel dan daerah diferensasi.

Pertumbuhan ujung batang


Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang kegiatan meristem aplikasi yang akhirnya
dikenal sebagai teori meristem apikal atau disebut juga teori titik tumbuh. Slah satu teori tersebut
adalah Teori Histogen.
Teori Histogen oleh Hanstein (1870). Menurut teori tersebut meristem aplikasi Phanerogamae
terdiri dari 3 lapisan pembentuk jaringan (histogen), yaitu dermatogen, problem dan plerom.

1. Dermatogen, yaitu lapisan tertular yang akan membentuk jaringan epidermis yang terdiri atas
satu lapisa sel saja.
2.

Periblem, yaitu lapisan tengah yang akan membentuk jarinagn korteks yang terdiri atas
beberapa lapisan sel.

3. Plerom, yaitu lapisan terdalam yang akan membentuk silinder pusat yang terdiri atas beberapa
lapis sel.
c)

Pertumbuhan Sekunder
Jika jarngan primer telah terbentuk secara lengkap maka cambium menjadi aktif membelah
diri membntuk jaringan baru. Bersamaan dengan itu jaringan kambium gabus (felogen) di
bawahnya juga membelah diri. Felogen membentuk sel-sel yang biasanya sel mati dan dinding
bergabus. Sel-sel yang mati mempunyai fungsi sebagai jaringan/pelindung.

Sel-sel yang

dibentuk oleh jaringan kambium dan jaringan kambium gabus ditambahkan pada sel-sel yang
dibentuk oleh jaringan primer. Hal itu menyebabkan tubuh tumbuhan menjadi bertambah besar
atau tebal. Pertumbuhan itu disebut dengan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder
terjadi pada tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji belah (Dikotil),
karena keduanya mempunyai kambium pada akar dan batang sedangakn pada tumbuhan
berkeping satu (Monokotil) tidak mengalami pertumbuhan sekunder, karena golongan tumbuhan
tersebut tidak mempunyai kambium. Kegiatan sel kambium tersebut diri ke dua arah, kearah luar
membentuk sel yang akhirnya menjadi floem sekunder, sedangkan kea rah dalam membentuk
sel-sel yang akhirnya menjadi unsur xilem sekunder. Akibat dari adanya kegiatan tersebut batang
maupun akar Gymnospremae dan Dikotil menjadi semakin besar.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan

Perkembangan pada

Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada Tumbuhan di pengaruhi beberapa faktor sebagai
berikut :
a.

Faktor Dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berupa Gen
dan hormon.

Gen
Gen berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia di dalam sel,misalnya sintesis protein.
Pembentukan protein yang merupakan bagian dasar penyusun tubuh tumbuhan dikendalikan oleh
gen secara langsung. Di dalam gen terkandung faktor-faktor saifat keturunan yang dapat
diturunkan pada keturunannya. Dan juga gen dapat mengatur pola pertumbuhan melalui sifat
yang diturunkan dan sitensis sitensis yang dikendalikannya.

Hormon
Hormon merupakan senyawa kimia yang sangat aktif. Oleh para ahli botani, hormon
pertumbuhan pada tumbuhan diberi nama substansi pertumbuhan. Substansi partum buhan pada
tumbuhan ada 5 macam yaitu auksin, giberelin, sitokinin, gas efilen dan asam abisat.

b.

Faktor luar
Selain di tentukan oleh gendam, hormon pertumbuhan tanaman juda di pengaruhi oleh faktor
luar seperti air, makanan, cahaya, suhu dan kelembapan.
C. Daur Sel
Daur sel adalah sebuah pergerakan dari satu pembelahan ke pembelahan berikutnya dan dalam
proses tersebut adanya periode diantara pembelahan sel yang berurutan. Pada sel eukariotik
siklus sel terbagi menjadi 2 fase fungsional yaitu fase S dan M kemudian fase persiapan yaitu
fase G1 dan G2. Pada siklus sel ini fase pertama adalah G1 selanjutnya fase S kemudian fase G2
dan barulah fase M. Dlam Fase G1, S dan G2 termasuk dalam interfase sedangkan M adalah
fase mitotik yang didalamnya ada tahap mitosis dan sitokinesis.

1.

Fase G1
Fase G1 ini adalah fase dengan lama waktu yang bervariasi tergantung pada tipe selnya tetapi
kebanyakan dari fase ini memiliki waktu yang lebih lama dibandingkan dengan fase lainnya.
Dalam fase ini ukuran sel bertambah besar akibat dari pertumbuhan sel dan pada fase ini juga

2.

terjadi proses pembentukan organel-organel.


Fase S
Pada fase S terjadi penduplikasian kromosom dan sintesis DNA ( replikasi DNA ). Kromosom
yang semula tunggal menjadi ganda, tetapi pada keadaan ini masih belum bisa dibedakan sendirisendiri kromosomnya karena masih dalam bentuk serabut kromatin yang terkemas longgar. Pada
umumnya fase ini membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikannya. Kemudian hasil
dari replikasi kromosom yang telah utuh segera dipilah bersama dengan dua nukleid masing-

3.

masing yang berguna untuk proses mitosis pda fase M.


Fase G2
Fase G2 merupakan fase persiapan untuk fase M. Pada fase ini yaitu dilakukan pengumpilan
energi sebanyak-banyaknya untuk proses pembelahan sel. Waktu yang diperlukan untuk fase ini
sekitar 2 jam. Nukleus masih nyata dibungkus membran inti mengandung satu atau lebih
nukleolus. Dua sentrosom muncul di luar inti, terbentuk selama awal interfase melalui proses
replikasi dari sentrosom tunggal.

4.

Fase M
Fase ini berlangsung sekitar 1 jam dan merupakan tahap terjadinya pembelahan sel. Untuk fase
M dibagi menjadi dua bagian tahap yaitu mitosis dan sitokinesis.

1)

Mitosis
Pada proses mitosis terjadi beberapa tahap yaitu profase, prometafase, metafase, anafase dan
telofase.
Profase
Selama tahap profase ini perubahan yang terjadi yaitu di dalam nukleus benang-benang kromatin
memendek dan menebal membentuk kromosom. Kemudian pada tiap lengan kromosom
berduplikasi membentuk dua kromatid

yang diikat yang terika pada sentromer. Didalam

sitoplasma juga terbentuk gelendong pembelahan yang kemudian akan berpindah tempat ke
kutub sel yang berlawanan

Prometafase
Prometafase adalah tahap akhir dari profase. Pada tahap ini membran nukleus akan hilang dan
pada sentromer akan terbentuk kinetokor. Kinetokor adalah bagian kromosom yang merupakan
tempat pelekatan benang-benang spindel selama pembelahan inti dan merupakan tempat

melekatnya lengan kromosom.


Metafase
Pada tahap metafase kromosom akan berada pada kondisi paling padat dan semua berjajar di
bidang pembelahan ( ekuator ). Masing-masing kromosom terikat oleh benang gelendong

pembelahan di bagian kinetokor.


Anafase
Tahap ini terjadi ketika kedua sentromer yang melekat pada kromatid saudara menjadi terpisah.
Kromosom anak mulai bergerak kearah yang berlainan menuju ke kutub. Hal tersebut dapat

terjadi karena benang gelendong kinetokor mengalami pemendekan.


Telofase
Pada tahap telofase, masing-masing kromosom kembali pada keadaan semula, seperti pada tahap
interfase. Kromosom sudah terurai kembali menjadi menjadi benang-benang kromatin yang tipis
dan panjang. Selanjutnya membaran nukleus juga terbentuk kembali mengelilingi setiap
kromosom. Pada tahap akhir ini geendong pembelahan lenyap dan nukleolus kembali terbentuk.

2)

Sitokinesis
Merupakan peristiwa pembelahan sitoplasma yang berlangsung sebelum proses pembelahan inti
selesai. Pada sel hewan sitokinesis ditandai dengan pembentukan kerutan pada bagian tengah sel
ke arah dalam sehingga akhirnya membagi sel menjaadi dua.
Pembelahan sel terdiri atas mitosis dan meiosis. Mitosis telah dijelaskan lebih awal dan kemudin
barulah meiosis. Meiosis terjadi pada makhluk hidup eukariotik. Meiosis ini merubah sel dari sel
yang diploid menjadi sel yang haploid atau menghasilkan 4 sel anakan yang haploid yang
masing-masing mengandung separuh materi genetik dari sel induk. Meiosis terjadi pada sel
gamet.
Sebelum melakukan meiosis, sel juga mengalami proses interfase. Pada tahap tersebut terjadi
sintesis material yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel dan menyiapkan sel untuk melakukan
pembelahan sel. Selama tahap ini informasi genetika sel dalam bentuk DNA melakukan
replikasi. Pada meiosis ii terjadi 2 tahap pembelahan sel yaitu meiosis I dan meiosis II.

1.

Meiosis I

meiosis terdiri atas profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I.


1)
Profase I
Pada awal tahap ini, kromosom akan berduplikasi dan menggulung sehingga terlihat lebih
pendek dan tebal. Setiap pasangan kromosom tampak mempunyai lengan ganda atau membentuk
pasangan kromatid kembar. Pada tahap ini terjadi pindah silang, merupakan proses saling

bersilangnya lengan-lengan kromosom dengan kromosom homolog. Peristiwa tersebut dapat


menyebabkan pertukaran gen sehingga menghasilkan rekombinasi genetika. Tempat terjadinya
persilangan dari kedua lengan kromosom disebut kiasma. Selanjutnya nukleolus menghilang
dalam sitoplasma. Gelendong pembelahan terbentuk diatara dua pasang sentriol pada saat
keduanya bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Pada akhit profase membaran nukleus akan
menghilang.
2)
Metafase I
Pada tahap ini kedua sentriol akan berada di kutub yang berbeda . pasangan kromosom homolog
tersusun pada bidang metafase ( bidang ekuator) dan masing kromosom melekat pada gelendong
pembelahan.
3) Anafase I
Dimulai ketika pasangan kromosom berpisah dan mulai bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Pada kejadian tersebut kromatid kembar masih melekat pada sentromernya dan
bergerak bersama-sama menuju kearah kutub.
4)

Telofase I
Pada tahap ini disetiap kutub terdapat satu set kromosom. Masing-masing kromosom masih
mempunyai dua kromatid. Selanjutnya membran nukleus terbnetuk mngelilingi setiap set
kromosom. Gelendong pembelahan akan hilang dan diikuti dengan sitokinesis.

2.
1)

Meiosis II
Profase II
Pada profase II tidak terjadi duplikasi kromosom seperti yang terjadi pada meiosis I. Pad tahap
ini, terjadi duplikasi pada sentriol sehingga terbentu anak sentriol dengan posisi tegak lurus dari
sentriol induk.selanjutnya, dua pasangan sentriol berpisah menjadi sentrosom. Membaran

nukleus lenyap dan gelendong pembelahan ternbentuk.


2)
Metafase II
Pada tahap ini masing-masing sel anakan telah selesai membentuk gelendong pembelahan.
Setiap kromosom mengatir diri dengan berjejer pada bidang ekuator, sama seperti yang terjadi
pada mitosis. Masing-masing kinetokor kromatid menghadap ke arah kutub yang berlawanan dan
gelendong pembelahan yang berasal dari masing-masing kutub menempel pada masing-masing
3)

kinetokor.
Anafase II

Pada tahap ini sentromer pada setiap kromsom terpisah dan dua kromatid dari tiap kromosom
bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Kromatid yang sudah terpisah sekarang berfungsi
4)

sebagai kromosom untuk setiap sel anakan.


Telofase II
Pada tahap ini membran nukleus terbentuk mengelilingi setiap kromosom dan dilanjutkan
dengan sitokinesis. Proses ini menghasilkan anakan yang masing-masing mengandung satu set
kromosom haploid.

D. Kinetika pertumbuhan beberapa kurva pertumbuhan


Contoh pertumbuhan pada mikroba:
Pertumbuhan suatu mikroba dapat ditinjau dari dua segi, yaitu pertumbuhan sel secara individu
dimana adanya penambahan volume sel dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi
dimana merupakan akibat dari adanya pertumbuhan individu , misal dari satu sel menjadi dua,
dari

dua

menjadi

empat

dst

hingga

berjumlah

banyak.

Pada pertumbuhan populasi bakteri misalnya, merupakan penggambaran jumlah atau massa sel
yang terjadi pada saat tertentu. Untuk mengkaji pertumbuhan mikroba perlu dilakukan evaluasi
populasi mikroba dengan teknik yang sesuai. Beberapa metode yang biasa dipakai adalah
sebagai berikut:
1. Penetapan konsentrasi sel melalui perhitungan langsung di bawah mikroskop,
perhitungan dengan biakan, counter dan berat kering sel
2. Penetapan melalui metode turbidimetri dan spektrofotometri.
Penambahan dan pertumbuhan jumlah sel mikroba secara batch dapat digambarkan dalam
bentuk kurva pertumbuhan sebagai berikut:

Kurva pertumbuhan suatu mikroba merupakan gambaran dari fase pertumbuhan secara bertahap
sejak awal hingga berhenti mengadakan aktivitas.

Selama fase adaptasi (lag), perubahan bentuk dan pertumbuhan jumlah individu tidak secara
terlihat karena sedang terjadi penyesuaian untuk suatu aktivitas di dalam lingkungan yang baru.
Selama periode ini tak terjadi peangkaran sel, oleh karena itu:
Dengan X0 = konsentrasi sel pada t = 0 dan laju pertumbuhan (g/l x jam) sama dengan nol, maka
Setelah setiap individu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru selama fase lag, maka mulai
mengadakan perubahan bentuk dan meningkatkan jumlah individu (sel) sehingga kurva
meningkat dengan tajam (menanjak). Keadaan ini disebut dengan fase eksponensial atau
logaritmik.
Fase ini harus diimbangi dengan banyak faktor, antara lain: faktor biologis, yaitu bentuk dan sifat
mikroba terhadap lingkungan yang ada serta faktor non-biologis yaitu kandungan nutrien di
dalam media, suhu, kadar oksigen, pH dsb. Pada fase logaritmik laju pertumbuhan sel mencapai
maksimum. Dengan pertumbuhan sel yang mantap maka laju pertumbuhan spesifik, tetap,
komposisi sel tetap, sedangkan komposisi kimiawi media biakan berubah akibat terjadinya
sintesis produk dan penggunaan substrat. Selama fasa eksponensial, laju pertumbuhan dX/dt
mening-kat berbanding dengan X. Penyajian secara logaritmik, log X = f(t) menghasilkan garis
lurus.
Laju pertumbuhan spesifik tetap dan mencapai nilai maksimal, yaitu:
Dengan membuat grafik antara ln x terhadap t, maka diperoleh : tg =

Pada saat substrat atau persenyawaan tertentu yang diperlukan untuk pertumbuhan dalam media
biakan mendekati habis dan terjadi penumpukan produk-produk penghambat, maka terjadi
penurunan laju pertumbuhan, dX/dt.
Pada fasa stasioner, konsentrasi biomasssa mencapai maksimal. Pertumbuhan berhenti dan
menyebabkan terjadinya modifikasi struktur biokimiawi sel. Fasa penurunan ditandai oleh
berkurangnya jumlah sel hidup (viable) dalam media akibat terjadinya kematian (mortalitas)
yang diikuti otolisis oleh enzim selular.

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

PEMBAHASAN
2.1 Hormon dan Zat Pengatur
2.2 Hormon pemacu dan penghambat pertumbuhan
2.3 Pengaruh dan mekanisme kerja hormon pada organ tumbuhan
2.4 Unsur hara makro dan mikro
2.5 Peran dan kegunaan masing-masing unsure

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor
luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan
antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur
sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik
tumbuhan yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah

1 ) Mengapa Mineral dan Hormon berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman?


2)
3)
4)
5)
6)

Bagaimana jika tanaman kekurangan Mineral/Hormon?


Apa itu unsur hara makro dan mikro?
Apa saja hormone pemacu pertumbuhan?
Apa saja hormone penghambat pertumbuhan?
Apa itu hormone?

1.3 Tujuan
1. Menjelasakan defenisi hormone
2. Menjelaskan hormon pemacu pertumbuhan & penghambat tumbuhan dan contohcontoh senyawa hormone
3. Menjelaskan mekanisme masing-masing hormone
4. Menjelaskan pengertian unsur hara makro dan unsure yang tergolong kedalamnya
5. Menjelaskan peran unsur-unsur secara umum dan masing-masing unsur

HORMON DAN UNSUR HARA


A. Hormon dan Zat Pengatur
Secara umum hormon adalah molekul-molekul yang kegiatannya mengatur reaksi-reaksi
metabolik penting. Molekul-molekul tersebut dibentuk di dalam organisme dengan proses
metabolik dan tidak berfungsi didalam nutrisi. Hormon tumbuhan merupakan senyawa organik
yang disentesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada
konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis.
Hormon tanaman dapat diartikan luas, yaitu mampu mendorong ataupun yang
menghambat pertumbuhan.Pada kadar rendah tertentu hormon akan mendorong pertumbuhan,
sedangkan pada kadar yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan, meracuni, bahkan
mematikan tanaman. Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu
peningkatan hasil. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan
berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan.
Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif
akan mulai berekspresi.
Pada umumnya dikenal lima kelompok hormon tumbuhan: auksin, sitokinin, giberelin,
etilen, dan inhibitor. Namun demikian menurut perkembangan riset terbaru ditemukan molekul
aktif yang termasuk hormon dari golongan polyamines seperti putrescine, spermine dan
spermidine. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses
adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
jenisnya.
Konsentrasi yang sangat rendah dari hormon tertentu yang diproduksi oleh tanaman dapat
memacu atau menghambat pertumbuhan atau diferensiasi pada berbagai macam sel-sel
tumbuhan dan dapat mengendalikan perkembangan bagian-bagian yang berbeda pada
tumbuhan.
Namun, beberapa ilmuwan memberikan definisi yang lebih terperinci terhadap istilah
hormon yaitu senyawa kimia yang disekresi oleh suatu organ atau jaringan yang dapat
mempengaruhi organ atau jaringan lain dengan cara khusus. Berbeda dengan yang diproduksi
oleh hewan senyawa kimia pada tumbuhan sering mempengaruhi sel-sel yang juga penghasil
senyawa tersebut disamping mempengaruhi sel lainnya, sehingga senyawa-senyawa tersebut
disebut dengan zat pengatur tumbuh untuk membedakannya dengan hormon yang diangkut
secara sistemik atau sinyal jarak jauh.
Konsep Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diawali dari konsep hormon. Hormon tanaman
atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah
mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis terutama mengenai proses

pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan


tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman.

Dengan berkembangnya pengetahuan biokimia dan industri kimia banyak ditemukan senyawasenyawa yang mempunyai fisiologis serupa dengan hormon tanaman. Senyawa ini dikenal
dengan nama ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)
Batasan tentang zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah senyawa
organik yang tidak termasuk hara (nutrient), yang mempunyai 2 fungsi yaitu menstimulir dan
menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Sedangkan fitohormon adalah senyawa organik yang bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil
yang disintetis pada bagian tertentu, yang umumnya ditranslokasikan ke bagian lain tanaman
yang menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis.
Penggunaan istilah hormon sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan.
Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok
hormon yaitu :
a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin)
b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam
traumalin.
B. Hormon pemacu dan penghambat pertumbuhan
1. Hormon Auksin
Auksin merupakan hormon pada tumbuhan yang berfungsi sebagai zat perangsang tumbuh.
Fungsi utama hormon ini yaitu untuk merangsang perpanjangan dan pembesaran sel. Auksin
lebih banyak dihasilkan di bagian ujung tumbuhan. Auksin lebih dikenal dengan IAA (Indole
Acetic Acid) yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan batang ke atas dan akar ke bawah.
2. Hormon Giberelin
Giberelin merupakan hormon pada tumbuhan yang dapat merangsang pembesaran dan
pembelahan sel. Hormon ini memicu pertumbuhan primer, mempengaruhi perkecambahan,
memecahkan masa dormansi biji. Giberelin dapat bergerak ke dua arah, hal ini berbeda dengan
auksin yang hanya dapat bergerak ke satu arah saja.
3. Hormon Sitokinin atau Kinin
Hormon ini dapat mempercepat pembelahan sel, mambantu pertumbuhan tunas-tunas dan akar.
Sitokinin dapat membantu penghambatan proses penuaan (senescence). Kinetin yang terdapat
pada air kelapa muda dan ragi merupakan salah satu bentuk sitokinin.

4. Zat Penghambat Pertumbuhan (Inhibitor)


Selain zat perangsang pertumbuhan, diperlukan pula zat penghambat pertumbuhan. Zat
penghambat pertumbuhan ini berperan penting dalam proses dormansi atau suspensi
pertumbuhan yang aktif. Hal ini diperlukan untuk kelestarian biji dan tunas yang mungkin dapat
tumbuh terus atau berhenti tumbuh atau mati karena kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan.
Zat penghambat pertumbuhan yang umum dijumpai yaitu senyawa-senyawa aromatik (seperti
fenol dan lakton), terpenoid (seperti ABA), dan beberapa alkohol dan asamorganik tertentu.
5. Hormon Etilen
Hormon etilen dihasilkan tumbuhan pada respon cekaman, misalnya kebanjiran, kekeringan,
tekanan kimia, luka atau infeksi. Etilen berperan aktif dalam proses pematangan buah. Selain itu
etilen juga dapat digunakan untuk mengakhiri masa dormansi, pembentukan bulu-bulu akar dan
akar adventif, induksi sel kelamin betina pada bunga serta berperan dalam memacu hormon lain
untuk menimbulkan reaksi tertentu
Penjelasn lebih lanjut hromon pemacu dan penghambat pertumbuhan:
1. Auksin
Istilah auksin digunakan pertama kali oleh Frits Went. Ia menemukan suatu senyawa
yang menyebabkan pembengkokan koleoptil kerah cahaya. Auksin yang ditemukan
olehnya kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA)
Auksin dapat ditemukan pada ujung akar, koleoptil, dan jaringan yang bersifat
maristematis.
Fungsi hormon auksin:
Berperan dalam pembelahan dan pembentangan sel
Meransang terbentuknya buah dan bunga
Membentuk akar adventif
Kinerja auksin dapat terhambat oleh cahaya yang berlebihan. Bagian tanaman yang
terlalu banyak terkena cahaya akan terjadi perubahan-perubahan berikut
Mempercepat pembelahan dan pembentangan sel pada koleptil atau pun sel
batang
Auksin akan terkumpul pada bagian batang yang tidak terkena cahaya

Pertumbuhan sel yang lebih banyak pada bagian tanaman yang kurang cahaya
menyebabkan tanaman tumbuh kearah cahaya
2. Giberalin
Giberalin dapat ditemukan pada bagian bunga dan batang. Hormone ini dihasilkan oleh
tumbuhan tinggi dan jamur.
Fungsi hormone giberalin:
Memacu aktivitas cambium
Menyebabkan tanaman tumbuh tinggi
Membantu perkecambahan biji
Menghasilkan buah tak berbiji
Menyebabkan tanaman lebih cepat berbungan
Menghilangkan sifat kerdil secara genetic pada tumbuhan
Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.
3. Gas Etilen
Gas etilen dibuat oleh tumbuhan dan dapat mempercepat proses pemanasan buah. Gas
etilen dilepaskan oleh buah-buahan, terutama yang sudah tua. Gas etilen selain dihasilkan
secara alami, juga ada etilen sintetik (buatan), yaitu etepon.
Selain mempercepat pematangan buah, gas etilen juga berfungsi untuk menghambat
pemanjangan batang kecambah, mendorong gugurnya daun, menebalkan batang dan
memacu perkecambahan biji. Disamping itu gas etilen juga berfungsi untuk menurunkan
menghambat pemanjangan batang kecambah, menurunkan dominasi apical dan inisiasi
akar dan menunda pembungaan.
4. Asam abisat
Asam abisat merupakan hormon tumbuhan yang berfungsi sebagai penghambat.
Pembentukan hormone ini terjadi pada daun-daun dewasa
Funsi hormon asam abisat:
Membantu pengguguran bunga
Mengatur pembukaan dan penutupan stomata
Menurunkan kecepatan pembelahan
Mempercepat absisi (pengguguran) pada bagian tumbuhan yang menua
Menyebabkan dormansi
Mengurangi perpanjangan sel
5. Sitokinin
Merupakan hormon tumbuhan yang terbentuk pada system perakaran
Fungsi hormon sitokini:
Meransang pertumbuhan tanaman kesamping dan kepuncak tanaman
Mempercepat pelebaran daun
Meransang pembentukan pucuk
Merangsang pertumbuhan akar sehingga akar lebih cepat memanjang
Menunda penuaan daun
Mempercepat pelebaran daun
Memacu pertumbuhan sel dalam jaringan maristematik
Membantu perkecambahan biji
6. Asam Traumalin
Berfungsi untuk memperbaiki jaringan tumbuhan yang mengalami kerusakan. Jika
terluka, tumbuhan akan meransang sel-sel pada bagian yang terdapat luka menjadi
bersifat meristem sehingga dapat membelah lagi untuk menutup luka tersebut.
7. Kalin
Berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ-organ pda tumbuhan. Kalin yang memacu
pertumbuhan akar disebut rhizokalin. Sedangkan yang memacu pertumbuhan batang
disebut kaukalin. Selain itu, ada juga anthokalin yang memacu pertumbuhan bunga dan
fitokalin yang memacu pertumbuhan daun.

C. Pengaruh dan mekanisme kerja hormone pada organ tumbuhan


Mekanisme Kerja Hormon Giberilin
Peran utama hormon giberelin adalah dalam proses pemanjangan sel yang berpengaruh langsung
terhadap auksin. Mekanismenya adalah sebagai berikut:
1. Hormon giberelin berpengaruh terhadap konsentrasi kadar auksin melalui pembentukan
enzim proteolitik yang akan melepaskan asam amino triptofan (pembentuk auksin)
sehingga akan meningkatkan kadar auksin pada tumbuhan serta merangsang
pembentukan polihidroksi asam sinamat, yang mampu menghambat kerja enzim IAA
oksidase dimana enzim ini merupakan enzim perusak auksin
2. Giberelin dapat memacu terbentuknya enzim -amilase yang akan menghidrolisis pati
sehingga kadar gula dalam sel akan naik. Hal ini akan mengakibatkan air lebih banyak
masuk sehingga proses pemanjangan sel terjadi.

Mekanisme Kerja Hormon Sitokinin


Sitokinin alami yang terdapat pada biji jagung disebut dengan zeatin. Selain sitokinin alami,
terdapat pula sitokinin sintesis, seperti kinetin dan benziladenin. Sama halnya dengan giberelin,
sitokinin juga berkeja sama dengan auksin dalam berbagai proses fisiologis pada tumbuhan.
Diproduksi di ujung akar dan ditranslokasikan melalui pembuluh xilem. Jumlah sitokinin
terbesar terdapat pada daerah meristematik dan jaringan yang berkembang secara berkelanjutan,
seperti akar, daun muda, pengembangan buah dan biji
Sitokinin bekerja berlawanan dengan auksin pada proses fisiologis tumbuhan. Variasi konsentrasi
sitokinin dan auksin akan menyebabkan perbedaan pada pertumbuhan.
Contohnya:
1. Jika konsentrasi sitokinin lebih besar dari auksin, yang terjadi adalah pertumbuhan tunas
dan daun
2. Jika konsentrasi sitokinin relatif sama dengan konsentrasi auksin, maka tunas, akar dan
batang tumbuh seimbang
3. Jika konsentrasi sitokinin lebih kecil dari auksin, yang terjadi adalah pembentukan akar
akan lebih aktif.
Mekanisme Kerja Auksin

Mekanisme kerja auksin sangat dipengaruhi oleh cahaya dan aktif jika tidak terkena
cahaya. Hal ini menyebabkan fototropisme pada tumbuhan. Fototropisme merupakan
peristiwa membengkoknya batang tanaman ke arah cahaya. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan rangsangan perpanjangan sel akibat penyebaran auksin yang tidak merata dan
tidak diproduksinya auksin pada bagian yang terkena cahaya. Bagian yang tidak terkena
cahaya aktif memproduksi auksin sehingga terjadi penimbunan auksin. Penimbunan
auksin pada sisi yang tidak terkena cahaya ini mengakibatkan pemanjangan sel di sisi
tersebut lebih cepat sehingga batang membengkok ke arah datangnya cahaya.

D. Unsur hara makro dan mikro, peran dan kegunaannya


Unsur Hara Makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang
relatif besar. Daftarnya adalah sebagai berikut :
1. Nitrogen (N)
Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman,
jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki fungsi utama sebagai bahan sintetis klorofil,
protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup
besar, terutama pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif. Bersama dengan unsur Fosfor
(P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
Terdapat 2 bentuk Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Berdasarkan sejumlah
penelitian para ahli, membuktikan Ammonium sebaiknya tidak lebih dari 25% dari total
konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan, sosok tanaman menjadi besar tetapi rentan terhadap
serangan penyakit. Nitrogen yang berasal dari amonium akan memperlambat pertumbuhan
karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit. Dengan demikian cadangan makanan
sebagai modal untuk berbunga juga akan minimal. Akibatnya tanaman tidak mampu berbunga.
Seandainya yang dominan adalah Nitrogen bentuk Nitrat , maka sel-sel tanaman akan kompak
dan kuat sehingga lebih tahan penyakit. Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk Nitrogen
dari pupuk bisa dilihat dari kemasan.

Kekurangan Nitrogen

Ciri-ciri tanaman yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah. Daun pada
bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih lanjut, daun akan
mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda akan tampak pucat.
Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Akibatnya produksi bunga dan biji pun akan
rendah.
Kelebihan Nitrogen

Kelebihan jumlah Nitrogen pun perlu diwaspadai. Ciri-ciri tanaman apabila unsur N-nya
berlebih adalah warna daun yang terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses
pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal
itu menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan jamur dan penyakit, serta mudah roboh.
Produksi bunga pun akan menurun.
2. Fosfor atau Phosphor (P)
Unsur Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein, ATP, RNA, dan
DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat
genetik dari tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah.
Pengaruh terhadap akar adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap
tanaman terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik.
Bersama dengan unsur Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses pembungaan. Hal itu
wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat tinggi ketika tanaman akan berbunga.
Kekurangan Phosphor (P)

Ciri-ciri dimulai dari daun tua menjadi keunguan dan cenderung kelabu. Tepi daun menjadi
cokelat, tulang daun muda berwarna hijau gelap. Hangus, pertumbuhan daun kecil, kerdil, dan
akhirnya rontok. Fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.
Kelebihan Phosphor (P)

Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) ,
tembaga (Cu) , dan seng (Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada
tanaman.
3. Kalium (K)
Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis, akumulasi,
translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air
dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya
gugur.
Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat antagonisme antara
kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium. Sifat antagonisme ini
menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak
seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan
magnesium. Jika unsur kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab ,
sifat antagonisme antara kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara
kalium dan kalsium. Kendati demkian , pada beberapa kasus , kelebihan kalium gejalanya mirip
tanaman kekurangan kalsium.
Kekurangan Kalium

Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus. Kekurangan
unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur. Bunga mudah rontok dan
gugur. Tepi daun hangus, daun menggulung ke bawah, dan rentan terhadap serangan penyakit.

Kelebihan Kalium

Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat.


sehingga tanaman mengalami defisiensi.
4. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam
tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk ketersediaan
klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis.
Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses
sintesis protein.
Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang
tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ringan seperti nitrogen. Akibatnya
terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas
panjang. Ciri-ciri ini persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.
Kekurangan Magnesium

Muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke
daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun
tepung (powdery mildew).
Kelebihan Magnesium

Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.


5. Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan , dan
mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh
akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca , pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu , dan
berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan
sel , dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.
Kekurangan Kalsium

Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun ,
mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak
kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan
produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.
Kelebihan Kalsium

Kelebihan kalsium tidak berefek banyak , hanya mempengaruhi pH tanah.


6. Belerang atau Sulfur (S)
Kelebihan Sulfur

Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam amino sistin, sistein dan
metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan
glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang
salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida
antara rantai-rantai peptida. Belerang (S) merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme
senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator
enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman

Kekurangan Sulfur

Jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P). Kekahatan S
menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya klorosis seperti
tanaman kekurangan nitrogen. Kahat S lebih menekan pertumbuhan tunas dari pada
pertumbuhan akar. Gejala kahat S lebih nampak pada daun muda dengan warna daun yang
menguning sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan Penurunan
kandungan klorofil secara drastis pada daun merupakan gejala khas pada tanaman yang
mengalami kahat S . Kahat S menyebabkan terhambatnya sintesis protein yang berkorelasi
dengan akumulasi N dan nitrat organik terlarut.
Unsur Hara Mikro
Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun hanya
diserap dalam jumlah kecil , tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan proses-proses
dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro , bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai ,
dll. Unsur mikro itu , adalah: boron , besi , tembaga , mangan , seng , dan molibdenum.
1. Boron (B)
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan
pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar
pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam
tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering
dijumpai pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta.
Kekurangan Boron

Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal , dan mengkerut.
Kelebihan Boron

Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis


2. Tembaga (Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan
membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam funsi
reproduksi.
Kekurangan Tembaga (Cu)

Daun berwarna hijau kebiruan , tunas daun menguncup dan tumbuh kecil , pertumbuhan bunga
terhambat.
Kelebihan Tembaga (Cu)

Tanaman tumbuh kerdil , percabangan terbatas , pembentukan akar terhambat , akar menebal dan
berwarna gelap.
3. Seng atau Zinc (Zn)
Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan
klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang sudah
lama digunakan.
Kekurangan Seng (Zn)

Pertumbuhan lambat , jarak antar buku pendek , daun kerdil , mengkerut , atau menggulung di
satu sisi lalu disusul dengan kerontokan. Bakal buah menguning, terbuka, dan akhirnya gugur.
Buah pun akan lebih lemas sehingga buah yang seharusnya lurus membengkok.
Kelebihan Seng (Zn)

Kelebihan seng tidak menunjukkan dampak nyata.


4. Besi atau Ferro (Fe)
Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan klorofil.
Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi , sekaligus
menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi
kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering bertentangan atau antagonis dengan unsur mikro
lain. Untuk mengurangi efek itu , maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti
EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik yang
bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi
berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA.
Kekurangan Besi

Kekurangan besi ditunjukkan dengan gejala klorosis dan daun menguning atau nekrosa. Daun
muda tampak putih karena kurang klorofil. Selain itu terjadi karena kerusakan akar. Jika adenium
dikeluarkan dari potnya akan terlihat potongan-potongan akar yang mati.
Kelebihan Besi

Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan
munculnya bintik-bintik hitam pada daun.
5. Molibdenum (Mo)
Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim. Unsur ini juga
berperan dalam fiksasi nitrogen.
Kekurangan Molibdenum

Ditunjukkan dengan munculnya klorosis di daun tua , kemudian menjalar ke daun muda
Kelebihan Molibdenum

Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium.


6. Mangan (Mn)
Kelebihan Mangan

Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim,
sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis.
Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tumbuhan yang
mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan
dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannya menjadi
hidrogen dan oksigen.
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk yang
dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mensubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn

dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan
oleh Hewith pada tahun 1948.

Kekurangan Mangan

Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara, bisa menyebabkan pertumbuhan
tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara,
gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein,
karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs,
dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan
dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar,
interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke
daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan
garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
Identifikasi Gejala defisiensi mangan bersifat relatif, seringkali defisiensi satu unsur hara
bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan tidak mudah membedakan gejalagejala defisiensi. Tidak jarang gangguan hama dan penyakit menyerupai gejala defisiensi unsur
hara mikro. Gejala dapat terjadi karena berbagai macam sebab.
Gejala dari defisiensi mangan memperlihatkan bintik nekrotik pada daun. Mobilitas dari mangan
adalah kompleks dan tergantung pada spesies dan umur tumbuhan sehingga awal gejalanya dapat
terlihat pada daun muda atau daun yang lebih tua.. Kekurangan mangan ditandai dengan
menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiri tetap
berwarna hijau.
7. Khlor (Cl)
Kelebihan Khlor

Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel), keseimbangan ion yang
diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen mineral dan dalam fotosintesis.
Kekurangan Khlor

Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman
sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan
tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
8. Natrium (Na)
Kelebihan Natrium

Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu
kelebihan efek negatif Na adalah bahwa dapat mengurangi ketersediaan K.
Kekurangan Natrium

Daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.
9. Cobalt (Co)
Kelebihan Cobalt

Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi. Tingkat kekurangan
nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi.
Kekurangan Cobalt

Mengurangi pembentukan hemoglobin dan fiksasi nitrogen

10. Silicone (Si)


Kelebihan Silicone

Si dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan menginduksi


ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai komponen dari dinding sel. Tanaman
dengan pasokan silikon larut menghasilkan tanaman yang lebih kuat, meningkatkan panas dan
kekeringan tanaman, toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur
untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang.
Kekurangan Silicon

Dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.


11. Nikel (Ni)
Kelebihan Nikel

Diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea dalam membebaskan nitrogen ke dalam
bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih
perlu nikel untuk berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akan berangsur-angsur
mencapai tingkat kekurangan saat mereka dewasa dan mulai pertumbuhan reproduksi
Kekurangan Nikel

Kekurangan dari unsur Nikel pada tanaman akan menimbulkan kegagalan dalam menghasilkan
benih yang layak.

DAFTAR PUSTAKA
http://lovesindigo.blogspot.co.id/2011/03/konsep-dasar-pertumbuhan-dan.html
http://agusper.blogspot.co.id/2016/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada.html
http://ifasulistiyorini.blogspot.co.id/2014/09/siklus-sel-dan-pembelahan-sel.html
http://matekim.blogspot.co.id/2010/04/kinetika-pertumbuhan.html
http://luqmanmaniabgt.blogspot.co.id/2012/10/makalah-hormon-tumbuhanfitohormon.html
http://ddpertanian.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-hormon-dan-zpt-zat-pengatur.html
http://www.terpelajar.com/jenis-jenis-hormon-pada-tumbuhan-beserta-fungsinya/
http://www.ebiologi.com/2016/01/jenis-hormon-pada-tumbuhan.html
http://www.ebiologi.com/2016/01/hormon-auksin-sejarah-cara-kerja-dan.html
https://organichcs.com/2014/05/03/unsur-makro-dan-mikro-yang-dibutuhkan-olehtanaman/
BIOLOGI. Oleh: Langkah Sembiring & Sudjjino
BIOLOGI. Oleh: Faidah Rachmawati, dkk.
Chairani Hanum, Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1, Departemen Pendidikan Nasional, 2008

Anda mungkin juga menyukai