Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG STIMULASI

BAHASA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA


TODDLER di GAMPONG LAMPEUDAYA KECAMATAN DARUSSALAM
KABUPATEN ACEH BESAR
Abstrak
Anak-anak dilahirkan dengan mekanisme dan kemampuan untuk mengembangkan
bicara dan ketrampilan bahasa. Mereka tidak dapat berbicara dengan spontan.
Lingkan harus membeikan cara bagi mereka untuk menguasai ketrampilan ini.
Pengetahuan orang tua sangat perlu karena orang tua perlu memahami tahap-tahap
perkembangan anak dan memberikan rangsangan yang tepat sesuai tahap
perkembangan terutama pada anak toddler. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan orangtua tentang stimulasi bahasa dengan
perkembangan bahasa pada anak usia toddler di Gampong Lampeudaya Kecamatan
Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif koleratif.
Polulasinya adalah seluruh orang tua orang tua yang memiliki anak usia toddler di
Gampong Lampeudaya Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling, sebanyak 43
responden. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dan formulir DDST (Denver
Developmental Screening Test). Hasil penelitian didapatkan 43 responden,
sebanyak 58,1% pengetahuan orangtua tentang stimulasi bahasa pada kategori baik
dan sebanyak 74,4% anak dengan perkembangan bahasa pada kategori normal.
Hasil uji chi-square diperoleh p-value=0,031 (=0,05) yang berarti ada hubungan
pengetahuan orangtua tentang stimulasi bahasa dengan perkembangan bahasa pada
anak usia toddler. Saran bagi orang tua yang memiliki anak usia toddler agar dapat
memahami dan mengerti tentang cara menstimulasi perkembangan bahasa pada
anak sesuai dengan tahap pekembangan anak agar dapat mencapai tumbuh
kembang yangg optimal.
Keys word : Pengetahuan, orangtua, stimulasi, perkembangan bahasa, toddler
Reading list : 24 buku + 3 jurnal + 1 Skripsi (2002-2014)

1. PENDAHULUAN

(Riskesdas,

Salah satu jenis penyakit


tidak

menular

diantaranya

hipertensi yang biasa dikenal

menunjukkan
hipertensi

Penyakit tersebut

merupakan

salah

satu

juga
prevalensi

seara

nasional

mencapai 31,7%.

dengan sebutan penyakit tekanan


darah tinggi.

2007)

Penyakit
merupakan

hipertensi

sumber

terhadap

faktor

terjadinya berbagai komplikasi

utama terhadap resiko penyakit

penyakit lain diantaranya jantung

stroke dan jantung. Penyakit

koroner, gagal jantung, kerusakan

hipertensi juga disebut sebagai

pembuluh

the silent killer yang dapat

ginjal, diabetes melitus, resistensi

menyebabkan

insulin

kematian

tanpa

darah

otak,

(R-1),

gagal

hiperfungsi

menunjukkan tanda dan gejala

kelenjar tiroid, rematik, gout,

apapun (Ernawati, 2013). Angka

kadar

kejadian

Agromedia,

tahunnya
dibuktikan

hipertensi

setiap

meningkat. Hal ini


dari

tinggi
2009

Sadriyah, 2014).

(Tim
dalam

Sedangkan

Survei

faktor-faktor

Tangga

menyebabkan penyakit hipertensi

ada

adalah gaya hidup, pola makan,

peningkatan persentasi penduduk

dan stress. Penyakit hipertensi ini

yang menderita hipertensi, yaitu

tidak menunjukkan gejala-gejala

8,3% pada tahun 2001 menjadi

secara langsung namun muncul

27,5% pada tahun 2004. Selain

secara perlahan-lahan yang tidak

itu, hasil Riset Kesehatan Dasar

disadari oleh si penderita.

Kesehatan
menunjukkan

Hasil

lemak

Rumah
bahwa

yang

dapat

Pengobatan
penyakit

hipertensi

ini

untuk

Quran merupakan pengobatan

biasa

non farmakologi yaitu dengan

dilakukan dengan 2 cara yaitu

menghilangkan

secara

non

meningkatkan rasa kebahagian

farmakologi. Pengobatan secara

dalam hidup manusia. Salah satu

farmakologi

upaya

farmakologi

diberikan

dan

biasanya
obat-obatan

dengan
dan

stres

pengobatannya

dan

dengan

terapi murotal. Terapi Murotal

memberikan efek yang cepat

dimaksudkan

terhadap

individu untuk memperdengarkan

penyembuhan.

Pengobatan

secara

non

adalah

upaya

salah satu ayat suci Al Quran

farmakologi biasanya mengubah

yang

gaya hidup sehari-hari, seperti

kecemasan

berolah

teratur,

proses

makan,

kondisi tersebut telah dibuktikan

tidak

oleh Ahmad Al Khadi yang

raga

mengubah

secara
pola

menghindar

dari

stres,

bertujuan
dan

mengemukakan

merokok.

mendengarkan
mendengar

mempercepat

penyembuhan.

mengkonsumsi alkohol dan tidak

Kebiasaan

mengurangi

Kedua

bahwa
ayat

suci

Al-

Quran memiliki pengaruh yang

ayat-ayat suci Al Quran juga

signifikan

merupakan

upaya

ketegangan urat saraf reflektif

non

farmakologi

dan hasil ini tercatat dan terukur

penderita

hipertensi.

secara kuantitatif dan kualitatif

salah

pengobatan
untuk
Menurut

Al

mengemukakan

Kaheel
bahwa

(2010)
Al-

oleh

dalam

sebuah

menurunkan

alat

berbasis

komputer (Remolda, 2009 dalam

Handayani dkk, 2014).


Lantunan

diberikan

Al-

Quran

selama

melakukan

mereka

pengobatan

di

berpengaruh pada sistem anatomi

poliklinik penyakit dalam dan

fisiologi manusia baik mereka

pasien hanya mendapatkan terapi

yang berbahasa Arab maupun

farmakologis. Padahal, ini baik

bukan, dimana mereka dapat

untuk diberikan kepada pasien,

merasakan perubahan fisiologis

mengingat mayoritas penduduk

yang

Aceh

sangat

besar.

Indikator

muslim.

Dengan

perubahan adalah menurunnya

memperdengarkan ayat-ayat Al-

tingkat depresi, kecemasan, dan

Quran dapat mempercepat proses

kesedihan dengan diakhiri adanya

penyembuhan

ketenangan jiwa sehingga mampu

menyeimbangkan fungsi anatomi

menangkal

fisiologi pada pasien tersebut.

berbagai

macam

penyakit (Al-Kaheel, 2011).


Berdasarkan
RSUZA

di

ruang

data

Oleh
dari

poliklinik

dan

karena

itu

hal

tersebut, peneliti tertarik ingin


memberikan

terapi

salah

murottal

penyakit dalam diperoleh jumlah

sebagai

satu

upaya

kunjungan pasien hipertensi dari

penyembuhan

yang

tidak

bulan April 2015 sampai dengan

menimbulkan

Maret 2016 berjumlah 480 orang.

Untuk maksud memperdalam dan

Hasil wawancara dengan 4 orang

meningkatkan pengetahuan,maka

pasien hipertensi, mereka tidak

peneliti tertarik untuk melakukan

mengetahui apa terapi murottal.

penelitian

dengan

Dan terapi ini belum pernah

Pengaruh

terapi

efek

samping.

judul
Murottal

terhadap

Perubahan

Tekanan

yaitu lingkungan, pemberian obat

Darah pada Pasien Hipertensi di

antihipertensi,

Poliklinik

Dalam

sentuhan

Tahun

menggunakan

RSUZA

Penyakit
Banda

Aceh

2016.

bising,

dan

Penelitian

ini

rancangan

penelitian

pra-eksperimen.

Rancangan ini merupakan suatu


Metode penelitian
Kerangka

konsep

bentuk

penelitian

dengan

penelitian

yang
ini

eksperimen

memanipulasi

independen,

variable

pemilihan

subyek

menggunakan pendekatan sistem


penelitian dilakukan non random
tentang tatanan yang terdiri dari
dan tidak memiliki kelompok
komponen-komponen

dan

merupakan

dari

control (Carmen G,Loiselle et.al


bagian

2010
lingkungan

yang

dalam

mempunyai
Adapun

makna

dan

Swardjana,2012).

tujuan

desain

penelitian

bersama
menggunakan one group pretes-

(Nursalam, 2011, p.55). konsep


posttes

design

sehingga

pada

kerangka penelitian terdiri dari


penelitian ini akan menggunakan
variable independent dan variabel
satu
dependen.

sampel

yang

dilakukan

Variabel Independen
pretest,

kemudian

dilakukan

dalam penelitian ini adalah terapi


intervensi mendengarkan murotal
murottal;

surat

Sedangkan

variabel

Ar-Rahman,
surat Ar Rahman, lalu dilakukan
dependent
pengkajian

posttest

setelah

adalah perubahan tekanan darah


intervensi,

diakhiri

tindakan

pasien hipertensi. Untuk variabel


perbandingan hasil ukur pretes
pengganggu dalam penelitian ini

dan posttest. Fokus penelitian ini

Jumlah minimal sampel pada

mengetahui perbedaan peruabahan

penelitian

tekanan darah sistole dan diastole

Gay (dalam Umar, 2011) adalah

sebelum dan sesudah pemberian

15 orang pada setiap kelompok.

terapi murotal;surat Ar Rahman.di

Oleh karena pada penelitian ini

Poliklinik

hanya

Penyakit

Dalam

RSUZA banda Aceh tahun 2016.


Populasi
adalah

eksperimen

menurut

menggunakan

satu

kelompok, maka jumlah sampel


yang akan diberikan intervensi

keseluruhan subyek yang akan


murotal surat Ar Rahman hanya
diteliti (Wasis, 2006).

Populasi

pada penelitian ini adalah semua

20 orang
instrument yang digunakan

pasien

yaitu mendengarkan murotal surat

hipertensi

yang

rutin

berobat di Poliklinik Penyakit

Ar

dalam RSUZA Banda Aceh tahun

pengkajian

2016.

intervensi,
Tehnik

Rahman,

lalu

dilakukan

posttest
diakhiri

setelah
tindakan

pengambilan
perbandingan hasil ukur pretes

sampel

menggunakan

non
dan posttest dengan menggunakan

random,

yaitu

accidental
alat

ukur

Handphone,

sampling, sehingga pasien yang


Earphone/Handseat

dan

dating ke tempat penelitian dan


sfigmomanometer serta lembar
memenuhi

criteria

penelitian
checklist

selama

kurun

waktu

untuk

mencatat

tertentu,
perubahan tekanan darah sebelum

sehingga jumlah sampel terpenuhi


dan
akan

dipilih

penelitian

sebagai

sampel

(Sugiyono,

2001).

sesudah

diberikan

murottal surat Ar-Rahman


A. Hasil Penelitian

terapi

Penelitian yang dilakukan

20 pasien hipertensi yang rutin

>65 tahun
IMT
1 Normal
2 Kegemukan
3 Obesitas
Pekerjaan
1 Bekerja
2 Tidak Bekerja
Sumber : Data Primer (diolah

berobat di Poliklinik Penyakit

2016)

data dilaksanakan pada tanggal


10 sampai 12 Agustus 2016, dari
data yang dikumpulkan dengan

dalam RSUZA Banda Aceh. Data


yang

dikumpulkan

metode

eksperimen

melalui

Tabel

5.1.

menunjukkan

bahwa

yang

mayoritas

disajikan dalam bentuk tabel

responden

distribusi

kelamin perempuan sebanyak

frekuensi

sebagai

berikut:
1. Karakteristik Responden
Karakteristik

12

karakteristik
yaitu

berjenis

responden

responden

(60%),

berumur

56-65

responden terdiri dari jenis

tahun sebanyak 9responden

kelamin, umur, IMT, dan

(45%), indeks massa tubuh

pekerjaan (tabel 5.1)

(IMT)

Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi
Responden di Poliklinik
Penyakit Dalam
RSUZA Banda Aceh(n=20)

normal

No

sebanyak

1
2
1
2
3
4

Karakteristik
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Umur(Depkes RI, 2009)
26-35tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
56-65 tahun

responden

responden

yaitu

sebanyak

12

(60%)

dan

mayoritas respon den bekerja


11

responden

(55%).
2. Tekanan
Darah
Pada
Pasien Hipertensi Sebelum
Pemberian Terapi Murottal
Surat Ar-Rahman

Adapun tekanan darah


pada

pasien

sebelum

hipertensi

pemberian

pemberian

terapi

murottal

surat Ar-Rahman yaitu 150

terapi

mmHg sebanyak 6 responden

murottal surat Ar-Rahmandi

(30%) dan tekanan darah

Poliklinik Penyakit Dalam

diastol pada pasien hipertensi

RSUZA Banda Aceh, dapat

sebelum

pemberian

dilihat pada tabel berikut:

murottal

surat

Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi
Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Sebelum
Pemberian Terapi Murottal
Surat Ar-Rahman di
Poliklinik Penyakit Dalam
RSUZA Banda Aceh(n=20)

yaitu 90 mmHg sebanyak 10

Sebelum Terapi Murottal


Sistol
1 130 mmHg
2 140 mmHg
3 150 mmHg
4 160 mmHg
5 170 mmHg
6 180 mmHg
Diastol
1 80 mmHg
2 90 mmHg
3 100 mmHg
4 120 mmHg
Sumber : Data Primer (diolah

Diketahui dari tabel


5.2 di atas bahwa mayoritas
tekanan darah sistol pada
pasien

hipertensi

sebelum

Ar-Rahman

responden (50%).
3. Tekanan
Darah
Pada
Pasien Hipertensi Sebelum
Pemberian Terapi Murottal
Surat Ar-Rahman
Adapun tekanan darah

No

2016)

terapi

pada

pasien

sebelum

hipertensi

pemberian

terapi

murottal surat Ar-Rahmandi


Poliklinik Penyakit Dalam
RSUZA Banda Aceh, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi
Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Sesudah
Pemberian Terapi Murottal
Surat Ar-Rahman di
Poliklinik Penyakit Dalam
RSUZA Banda Aceh(n=20)
No

Sesudah Terapi Murottal


Sistol

Jum

1
2
3
4
5
6

120 mmHg
130 mmHg
140 mmHg
150 mmHg
160 mmHg
170 mmHg
Diastol
1 70 mmHg
2 80 mmHg
3 90 mmHg
4 100 mmHg
5 110 mmHg
Sumber : Data Primer (diolah
2016)

tekanan darah sistol pada


pasien hipertensi
Adapun

perbedaan

sebelum

dan

sesudah

pemberian

terapi

murottal

surat Ar-Rahman

terhadap

perubahan

tekanan

darah

sistol pada pasien hipertensidi


Poliklinik Penyakit Dalam

Diketahui dari tabel


5.3 di atas bahwa mayoritas
tekanan darah sistol pada
pasien

hipertensi

pemberian

terapi

sesudah
murottal

surat Ar-Rahman yaitu 140


mmHg sebanyak 6 responden
(30%) dan tekanan darah
diastol pada pasien hipertensi
sesudah

pemberian

murottal

surat

terapi

Ar-Rahman

yaitu 90 mmHg sebanyak 11


responden (55%).

RSUZA Banda Aceh, dapat


dilihat pada table berikut:
Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi
Perbedaan Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Terapi
Murottal Surat Ar-Rahman
Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Sistol Pada
Pasien Hipertensi
Di Poliklinik Penyakit
Dalam
RSUZA Banda Aceh(n=20)
No Kategori
Mean
1
Sebelum
149.50
2
Sesudah
139.00
Sumber : Data Primer (diolah
2016)
Diketahui dari tabel
5.4 di atas bahwa dari hasil

4. Perbedaan Sebelum Dan


Sesudah Pemberian Terapi
Murottal Surat Ar-Rahman
terhadap
perubahan

perhitungan uji t-test, dapat


dilihat bahwa nilai p-value
adalah 0.000, sehingga nilai

SD
13.945
14.105

p-value

berada

di

dalam

daerah penolakan Ho. Maka


hipotesis Ho ditolak yang
berarti

ada

perbedaan

sebelum

dan

sesudah

pemberian

terapi

murottal

surat Ar-Rahman

terhadap

Tabel 5.5.
Distribusi Frekuensi
Perbedaan Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Terapi
Murottal Surat Ar-Rahman
Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Diastol
Pada Pasien Hipertensi
Di Poliklinik Penyakit
Dalam
RSUZA Banda Aceh(n=20)

sistol pada pasien hipertensi

No Kategori
Mean
1
Sebelum
95.00
2
Sesudah
89.00
Sumber : Data Primer (diolah
2016)

di Poliklinik Penyakit Dalam

Diketahui dari tabel

perubahan

tekanan

darah

RSUZA Banda Aceh.

5.5 di atas bahwa dari hasil


perhitungan uji t-test, dapat

5. Perbedaan Sebelum Dan


Sesudah Pemberian Terapi
Murottal Surat Ar-Rahman
terhadap
perubahan
tekanan darah diastol pada
pasien hipertensi
Adapun

perbedaan

sebelum

dan

sesudah

pemberian

terapi

murottal

surat Ar-Rahman

terhadap

perubahan

tekanan

darah

diastol pada pasien hipertensi


di Poliklinik Penyakit Dalam
RSUZA Banda Aceh, dapat
dilihat pada table berikut:

dilihat bahwa nilai p-value


adalah 0.019, sehingga nilai
p-value

berada

di

dalam

daerah penolakan Ho. Maka


hipotesis Ho ditolak yang
berarti

ada

perbedaan

sebelum

dan

sesudah

pemberian

terapi

murottal

surat Ar-Rahman

terhadap

perubahan

tekanan

darah

diastol pada pasien hipertensi

SD
8.272
9.679

di Poliklinik Penyakit Dalam

penderita

RSUZA Banda Aceh.

Posyandu Lansia Kenanga

B. Pembahasan
Berdasarkan

hasil

penelitian di Poliklinik Penyakit


Dalam RSUZA Banda Aceh,
didapatkan bahwa ada perbedaan
sebelum dan sesudah pemberian
terapi murottal surat Ar-Rahman
terhadap
darah

perubahan
sistol

pada

tekanan
pasien

hipertensi (p-value = 0.000) dan


ada

perbedaan

sebelum

sesudah

pemberian

murottal

surat

terhadap
darah

terapi

Ar-Rahman

perubahan
diastol

dan

pada

tekanan
pasien

hipertensi (p-value = 0.019).


Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Widyastuti

(2015)

tentang

pengaruh terapi murottal


surah Ar-Rahman terhadap
perubahan tekanan darah
pada lanjut usia (lansia)

hipertensi

wilayah

kerja

di

UPK

Puskesmas Siantan Hulu


Kecamatan

Pontianak

Utara. Uji statistik dengan


uji

berpasangan

didapatkan bahwa nilai p


tekanan

darah

sistolik

sebelum

dan

setelah

diberikan terapi murottal


surah Ar-Rahman adalah
0.000

dan

Wilcoxon
bahwa
darah
dan

hasil

uji

didapatkan
nilai

tekanan

diastolik

sebelum

setelah

dilakukan

terapi murottal surah ArRahman


Hasil

adalah

0.000.
tersebut

menunjukkan bahwa nilai


p tekanan darah sistolik
dan diastolik lebih kecil
dari 0.05.

Penelitian

Pratiwi

murottal

Al-Quran

efektif

(2015) tentang pengaruh

dalam menurunkan tekanan

teknik

darah pada pasien dengan

dan

relaksasi
murottal

terhadap

benson
al-quran

tekanan

darah

pada penderita hipertensi

hipertensi primer
Menurut

(2010) murottal Al-Quran


akan

primer. Hasil penelitian ini


menunjukkan

adanya

penurunan tekanan darah


yang

signifikan

kelompok

pada

eksperimen

dengan p value< (0,05).


Pengukuran diperoleh dari nilai
mean tekanan darah pretest sistol pada kelompok
eksperimen

sebesar

165,53

pre-test

diastol

mmHg,
sebesar

sebesar

147,93

mmHg,

posttest

diastol

sebesar

mmHg.

Dapat

disimpulkan bahwa teknik


relaksasi

memberikan

efek

ketenangan dalam tubuh


sebab

adanya

unsur

meditasi, autosugesti dan


relaksasi yang terkandung
didalamnya. Rasa tenang
ini

kemudian

akan

memberikan respon emosi


positif

yang

sangat

berpengaruh

dalam

mendatangkan

persepsi

positif.

Temuan

fakta

semakin

membuktikan

ini

91,60

mmHg danpost-test sistol

87,27

Anwar

benson

dan

terapi

bacaan

memberikan
relaksasi

bahwa

Al-quran

akan

ketenangan

dan

bagi

yang

mendengarkan (Alkahel, 2011),


yang

berefek

tekanan darah.

menurunkan

Menurut
(2009)

Mustamir

persepsi

positif

Rangsangan saraf otonom


yang

terkendali

akan

yang didapat dari murottal

menyebabkan

Ar

epinefrin dan norepinefrin

Rahman

selanjutnya

akan

merangsang

hipotalamus

untuk

mengeluarkan

hormon

oleh

sekresi

medula

menjadi

adrenal

terkendali

Terkendalinya

pula.

hormon

endorfin, seperti yang kita

epinefrin dan norepinefrin

tahu

akan

hormon

membuat

ini

akan

seseorang

merasa

bahagia.

Selanjutnya

amigdala

akan

merangsang

menghambat

pembentukan angiotensin
yang

selanjutnya

menurunkan

tekanan

darah
Menurut

pengaktifan

dapat

Potter

&

sekaligus
Perry

pengendalian

(2005),

terapi

saraf
berupa musik atau suara

otonom yang terdiri dari


harus
saraf

simpatis

didengarkan

dan
minimal 15 menit untuk

parasimpatis.

Saraf
memberikan

parasimpatis
untuk

efek

bersfungsi
terapeutik,

sedangkan

menurut

Yuanitasari

mempersarafi

jantung

dan
(2008) durasi pemberian

memperlambat

denyut
terapi musik atau suara

jantung, sedangkan saraf


selama 10-15 menit dapat
parasimpatis

sebaliknya.
memberikanefek relaksasi.

Terapi

musik

sebelum diberi terapi murottal

Murottal Surah Ar-Rahman

sebesar 95.00 mmHg dan setelah

dapat

diberi

menurunkan

tekanan

darah

pada

pasienhi pertensi. Terapi


Murottal Surah Ar-Rahman
ini juga merupakan terapi
tanpa efek samping yang
aman

dan

dilakukan
Hartati,

mudah

(Mayrani
2013).

sesuai
penelitian

Hal

dan
ini

dengan

hasil

yaitu

terjadi

penurunan tekanan darah


pada

semua

responden

yang diberi terapi murottal


surat Ar-Rahman dimana ratarata tekanan darah sistol sebelum
diberi terapi murottal sebesar
149.50 mmHg dan setelah diberi
tekanan darah sistolik sebelum
diberi terapi murottal sebesar
139.00

mmHg.

Begitu

juga

dengan tekanan darah diastol

tekanan

darah

diastol

sebelum diberi terapi murottal


sebesar 89.00 mmHg.
Berdasarkan

hasil

penelitian

dapat

diatas,

diasumsikan
murottal

bahwa
surat

terapi

Ar-Rahman

terbukti dapat memberikan efek


ketenangan

kepada

yang

responden

mendengarkan

dilingkungan yang tenang dan


tanpa suara yang menggangu, hal
ini dapat memberikan respon
yang

positif

yang

mempengaruhi
untuk

dapat

hipotalamus

mengeluarkan

hormone

endorphin

yang

membuat

seseorang

merasa

bahagia,

sehingga

dapat

tekanan darah.
Adanya

menurunkan
perbedaan

sebelum dan sesudah pemberian


terapi murottal surat Ar-Rahman

terhadap
darah

perubahan

juga

tekanan

dipengaruhi

oleh

karena adanya penumpukan zat


kolagen

pada

lapisan

otot,

karakterstik responden, dimana

sehingga pembuluh darah akan

mayotas

responden

berjenis

berangsur-angsur menyempit dan

kelamin

perempuan

sebanyak

menjadi kaku (Gray et.al, 2003).


Berdasarkan indeks massa

60% responden. Hal ini bias


terjadi

karena

pada

perempuan lebih beresiko


terkena hipertensi akibat
penurunan
estrogen

hormon
yang

meningkatkan

dapat
tekanan

tubuh (IMT) yaitu normal (60%),


kegemukan (30%) dan obesitas
(10%).
dapat

Perubahan

fisiologis

menjelaskan

hubungan

antara kelebihan berat badan


dengan

tekanan

darah,

yaitu

terjadinya resistensi insulin dan

darah (Sugiharto,2007).
Proses ini terus berlanjut

hiperinsulinemia, aktivitas saraf

dimana hormon estrogen tersebut

simpatis

berubah kuantitasnya sesuai umur

angiotensin, dan perubahan fisik

wanita

pada

secara

alami,

yang

dan

sistem

ginjal.

renin-

Peningkatan

umumnya mulai terjadi pada

komsumsi

energi

juga

wanita umur 45-55 tahun (Gray

meningkatkan

insulin

plasma,

et.al, 2003). Dimana mayoritas

dimana

responden yaitu berumur 56-65

menyebabkan

tahun (45%), 46-55 tahun (25%)

reabsorpsi

dan >65 tahun (10%). Setelah

peningkatan tekanan darah secara

umur 45 tahun, dinding arteri

terus menerus (Gray et.al, 2003).

akan mengalami penebalan oleh

natriuretik

potensial
terjadinya

natrium

dan

Sedangkan dari pekerjaan


responden,

dimana

responden

bekerja (55%) dan tidak bekerja


(45%). Jika seseorang kurang
gerak, frekuensi denyut jantung
menjadi lebih tinggi sehingga
memaksa jantung bekerja lebih
keras setiap kontraksi (Sutomo,
2009).
referensi

daftar

pustaka

-------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai