Askep Chill Ebaus
Askep Chill Ebaus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Defenisi
- Child Abuse : tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak
optimal lagi (David Gill, 1973)
- Child Abuse : perlakuan salah terhadap fisik dan emosi anak, menelantarkan pendidikan
dan kesehatannya dan juga penyalahgunaan seksual (Synder, 1983)
- Child Abuse adalah penganiayaan, penelantaran dan eksploitasi terhadap anak, dimana
ini adalah hasil dari perilaku manusia yang keliru terhadap anak
2.Klasifikasi
Terdapat 2 golongan besar, yaitu :
1) Dalam keluarga
- Penganiayaan fisik, Non Accidental injury mulai dari ringan bruiser laserasi sampai
pada trauma neurologic yang berat dan kematian. Cedera fisik akibat hukuman
badan di luar batas, kekejaman atau pemberian racun
- Penelantaran anak/kelalaian, yaitu : kegiatan atau behavior yang langsung dapat
menyebabkan efek merusak pada kondisi fisik anak dan perkembangan
psikologisnya. Kelalaian dapat berupa :
a. Pemeliharaan yang kurang memadai
Menyebabkan gagal tumbuh, anak merasa kehilangan kasih sayang, gangguan
kejiwaan, keterlambatan perkembangan.
b. Pengawasan yang kurang memadai
Menyebabkan anak gagal mengalami resiko untuk terjadinya trauma fisik dan
jiwa
c. Kelalaian dalam mendapatkan pengobatan
Kegagalan dalam merawat anak dengan baik
d. Kelalaian dalam pendidikan
Meliputi kegagalan dalam mendidik anak mampu berinteraksi dengan
lingkungannya gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari nafkah untuk
keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah
- Penganiayaan emosional
2) Di luar rumah.
Dalam institusi/lembaga, di tempat kerja, di jalan, di medan perang.
3. Aspek Hukum Pencederaan Anak di Indonesia
Orang tua adalah yang pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan
anak baik secara rohani, jasmani, maupun social (Pasal 9 UU No.4/1979), UU No. 12 tahun
2002 menjelaskan tentang penganiayaan fisik pada anak, Di Indonesia tanggung jawab
pelaku pencederaan
2004 Digitized by USU digital library 2
anak tertera dalam Kitab UU hukum pidana (KUHP) yang pasal-pasalnya berkaitan dengan
jenis & akibat pencederaan anak.
Peranan professional khususnya dari yang menangani, menolong, mengobati anak diduga
akibat pencederaan anak, pelaporannya kepada yang berwajib dilindungi UU.
Dalam KUHP penerapan pasal-pasalnya tergantung dari jenis & akibat pencederaannya.
Pencederaan anak yang bersifat penganiayaan dan bersifat menimbulkan cidera fisik
diterapkan dalam pasal 351 ayat 1 (ancaman hukuman penjara paling lama 2 tahun 8
bulan). Ayat 2 bila mengakibatkan luka-luka berat (ancaman hukuman penjara paling
lama 5 tahun). Ayat 3 bila mengakibatkan mati (ancaman hukuman penjara paling lama
7 tahun)
Bagi orang tua sebagai pelaku pencederaan anak (fisik) hukuman dapat ditambah dengan
sepertiga (pasal 356)
Bila pencederaan anak berupa penelantaran sehingga anak terlantar pasal 1 butir 7 tahun
1979, dapat kemungkinan diterapkan. Pasal 301 (ancaman hukuman pidana penjara
paling lama 4 tahun). Pasal 304 (ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan).
Pasal 306 ayat 1 bila mengakibatkan luka (ancaman pidana penjara paling lama 9
tahun). Bagi orang tua sebagai pelaku ancaman pidana pada pasal 305 dan 306 dapat
ditambah dengan 1/3 (pasal 307)
Pencederaan anak bersifat seksual
Pasal yang diterapkan pasal 287 (ancaman pidana penjara paling lama 9 tahun). Pasal
290 butir 3 (ancaman pidana penjara paling lama 7 tahun).
2004 Digitized by USU digital library 3
4. Faktor-faktor penyebab
Faktor Sosiokultural
Stress berasal dari anak
Fisik berbeda
Mental berbeda
Temperamen berbeda
Tingkah laku berbeda
Anak angkat
Stress keluarga
Kemiskinan
pengangguran mobilitas,
isolasi, perumahan tidak
memadai
Hubungan orang tua
anak stress prenatal,
anak yang tidak
diharapkan premature,
dll
Perceraian