Anda di halaman 1dari 14

1). Sunan gresik (maulanan Malik Ibrahim.

inilah wali pertama datang ke jawa pda abad


ke 13 dan menyiarkan islam di sekitar gresik, dimakamkan di gresik, jawa timur. Ia
dimakamkan di desa Gapurosukolilo, kota Gresik, Jawa Timur. Aktivitas pertama yang
dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan
terbuka, yang sekarang dinamakan desa Roomo, Manyar. Perdagangan membuatnya dapat
berinteraksi dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut
serta dalam kegiatan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau
pemodal.
Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan
kunjungan ke ibukota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam
tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota
Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura. Cerita rakyat
tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran; mengingat menurut Groeneveldt
pada saat Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibukota Majapahit telah banyak orang asing
termasuk dari Asia Barat.
Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan perjuangan
menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren-pesantren
yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam di masa selanjutnya. Hingga saat
ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang menghargai usahanya menyebarkan
agama Islam berabad-abad yang silam. Setiap malam Jumat Legi, masyarakat setempat
ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap
tanggal 12 Rabiul Awwal, sesuai tanggal wafat pada prasasi makamnya. Pada acara haul
biasa dilakukan khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi Muhammad), dan
dihidangkan makanan khas bubur harisah.

Daerah Penyebaran : Jawa Timur


Cara Penyebaran : Didalam menyebarkan agama Islam, Maulana Malik Ibrahim
melakukan dengan member contoh. Beliau berperilaku baik dan berbahasa ramah
sehingga banyak penduduk yg tertarik. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok
tanam dan banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa
yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Malik Ibrahim berusaha menarik hati
masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Ia membangun
pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik.
Wafat
Setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di
Leran, tahun 1419 Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di desa
Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.
Inskripsi dalam bahasa Arab yang tertulis pada makamnya adalah sebagai
berikut:
Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat
pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang
Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para Sultan dan
Wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid
penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya.
Semoga
Allah
melimpahkan
rahmat
dan
ridha-Nya
dan
semoga
menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabiul Awwal 822

Hijriah. Saat ini, jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama Jalan Malik
Ibrahim.

2). Sunan amper(raden rahmat) menyiarkan islam di ampel surabaya., jawa timur. Beliau
merupakan perancang masjid di demak.
Sunan Ampel sangat memperhatikan kaderisasi. Buktinya, dari sekian putra dan santrinya,
ada yang kemudian menjadi tokoh Islam terkemuka. Dari perkawinannya dengan Nyai
Ageng Manila, menurut satu versi, Sunan Ampel dikaruniai enam anak. Dua di antaranya
juga menjadi wali, yaitu Sunan Bonang (Makdum Ibrahim) dan Sunan Drajat (Raden Qosim).
Seorang putrinya, Asyikah, ia nikahkan dengan muridnya, Raden Patah, yang kelak menjadi
sultan pertama Demak. Dua putrinya dari istri yang lain, Nyai Karimah, ia nikahkan dengan
dua muridnya yang juga wali. Yakni Dewi Murtasiah, diperistri Sunan Giri, dan Dewi
Mursimah, yang dinikahkan dengan Sunan Kalijaga
Sunan Ampel memang dikenal bijak mengelola perbedaan pendapat. Karena itu,
sepeninggal Maulana Malik Ibrahim, ia diangkat menjadi sesepuh Wali Songo dan mufti (juru
fatwa) se-tanah Jawa. Menurut satu versi, Sunan Ampel-lah yang memprakarsai
pembentukan Dewan Wali Songo, sebagai strategi menyelamatkan dakwah Islam di tengah
kemelut politik Majapahit. Namun, mengenai tanggal wafatnya, tak ada bukti sejarah yang
pasti. Sumber-sumber menyebutkan, beliau wafat saat sujud di masjid. setahun setelah
berdirinya Masjid Demak. Ia dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, di areal seluas
1.000 meter persegi, bersama ratusan santrinya. Kompleks makam tersebut dikelilingi
tembok besar setinggi 2,5 meter. Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya
dipagari baja tahan karat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter persegi

Daerah Penyebaran : Jawa Timur


Cara Penyebaran : Sunan Ampel datang ke pulau Jawa pada tahun 1443,
untuk menemui bibinya, Dwarawati. Dwarawati adalah
seorang putri Champa yang menikah dengan
rajaMajapahit yang bernama Prabu Kertawijaya. Sunan
Ampel menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri seorang
adipati di Tuban yang bernama Arya Teja. Mereka
dikaruniai 4 orang anak, yaitu: Putri Nyai Ageng
Maloka,Maulana
Makdum
Ibrahim (Sunan
Bonang),Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Syarifah, yang
merupakan ibu dari Sunan Kudus. Pada tahun 1479,
Sunan Ampel mendirikan Mesjid Agung Demak. Sunan
Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 di Demak dan
dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel,Surabaya.

3). Sunan derajad (syarifudin) anak dari sunan ampel. Menyiarkan agama di sekitar
surabaya. Seorang suna yg sangat berjiwa sosial. Sunan Drajat diperkirakan lahir pada
tahun 1470 Masehi. Nama kecilnya adalah Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden
Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel, dan bersaudara dengan Sunan Bonang.
Ketika dewasa, Sunan Drajat mendirikan pesantren Dalem Duwur di desa
Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan.Sunan Drajat yang mempunyai nama kecil Syarifudin

atau raden Qosim putra Sunan Ampel dan terkenal dengan kecerdasannya.
Atas petunjuk Sunan Giri, lewat mimpi, Sunan Drajat menempati sisi perbukitan
selatan, yang kini menjadi kompleks pemakaman, dan dinamai Ndalem Duwur.
Sunan mendirikan masjid agak jauh di barat tempat tinggalnya. Masjid itulah
yang menjadi tempat berdakwah menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk.
Sunan menghabiskan sisa hidupnya di Ndalem Duwur, hingga wafat pada 1522.
Di tempat itu kini dibangun sebuah museum tempat menyimpan barang-barang
peninggalan Sunan Drajat termasuk dayung perahu yang dulu pernah
menyelamatkannya. Sedangkan lahan bekas tempat tinggal Sunan kini dibiarkan
kosong, dan dikeramatkan. Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan
kedermawanannya. Ia menurunkan kepada para pengikutnya kaidah tak saling
menyakiti, baik melalui perkataan maupun perbuatan. Dalam menyampaikan
ajarannya, Sunan menempuh lima cara. Pertama, lewat pengajian secara
langsung di masjid atau langgar. Kedua, melalui penyelenggaraan pendidikan di
pesantren. Selanjutnya, memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu
masalah. Cara keempat, melalui kesenian tradisional. Sunan Drajat kerap
berdakwah lewat tembang pangkur dengan iringan gending. Terakhir, ia juga
menyampaikan ajaran agama melalui ritual adat tradisional, sepanjang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
Empat pokok ajaran Sunan Drajat adalah:
Paring teken marang kang kalunyon lan wuta;
paring pangan marang kang kaliren;
paring sandang marang kang kawudan;
paring payung kang kodanan.
Artinya: berikan tongkat kepada orang buta;
berikan makan kepada yang kelaparan;
berikan pakaian kepada yang telanjang;
dan berikan payung kepada yang kehujanan.

Daerah Penyebaran : Sedayu


Cara Penyebaran : Beliau sebagai Wali penyebar Islam yang terkenal berjiwa sosial,
sangat memperhatikan nasib kaum fakir miskin. Beliau terlebih dahulu
mengusahakan kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran
Islam. Motivasi lebih ditekankan pada etos kerja keras, kedermawanan untuk
mengentas kemiskinan dan menciptakan kemakmuran. Usaha ke arah itu menjadi

lebih mudah karena Sunan Drajat memperoleh kewenangan untuk mengatur


wilayahnya yang mempunyai otonomi.

4). Sunan bonang (makdum ibrahim). Anak dri sunan ampel. Menyiarkan islam di
tuban,lasem,dan rembang.

Daerah Penyebaran : Jawa Timur


Cara Penyebaran : Sunan Bonang juga terkenal dalam hal ilmu kebathinannya.
Beliau mengembangkan ilmu (dzikir) yang berasal dari Rasullah SAW, kemudian
beliau kombinasi dengan kesimbangan pernafasan yang disebut dengan rahasia Alif
Lam Mim ( ) yang artinya hanya Allah SWT yang tahu. Sunan Bonang juga
menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang Beliau ambil dari seni bentuk
huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai dari huruf Alif dan diakhiri huruf
Ya. Beliau menciptakan Gerakan fisik dari nama dan simbol huruf hijayyah adalah
dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh dengan makna, secara awam
penulis artikan yaitu mengajak murid-muridnya untuk menghafal huruf-huruf
hijaiyyah dan nantinya setelah mencapai tingkatnya diharuskan bisa baca dan
memahami isi Al-Quran. Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan Bonang
adalah mengajak murid-muridnya untuk melakukan Sujud atau Sholat dan dzikir.
Hingga sekarang ilmu yang diciptakan oleh Sunan Bonang masih dilestarikan di
Indonesia oleh generasinya dan diorganisasikan dengan nama Padepokan Ilmu
Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia.
Raden Maulana Makdum Ibrahim, atau yang kemudian dikenal dengan sebutan Sunan
Bonang, adalah seorang putera dari Sunan Ampel. Beliau adalah putera dari Sunan Ampel
dalam perkawinannya dengan Nyai Ageng Manila, seorang putera dari Arya Teja, salam
seorang Tumenggung dari kerajaan Majapahit yang berkuasa di Tuban. menurut dugaan
Sunan Bonang dilahirkan dalam tahun 1465 M, serta wafat pada tahun 1525 M.

5). Sunan kalijaga (raden mas said/jaka said). Murid sunan bonang menyiarkan islam di
jawa tengah.
Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1455.[1] Beliau diberi nama Raden Mas Said atau yang
bergelar Sunan Kalijaga yang merupakan putra dari Ki Tumenggung Wilatikta yaitu Bupati
Tuban. Dan ada pula yang mengatakan bahwa nama lengkap ayah Sunan Kalijaga adalah
Raden Sahur Tumenggung Wilatikta. Selain mempunyai anak Sunan Kalijaga, beliau juga
mempunyai putri yang bernama Dewi Roso Wulan.
Beliau menikah dengan dewi Sarokah dan mempunyai 5 (lima) anak, yaitu:
1. Kanjeng Ratu Pembayun yang menjadi istri Raden Trenggono (Demak)
2. Nyai Ageng Penenggak yang kemudian kawin dengan Kyai Ageng Pakar
3. Sunan Hadi (yang menjadi panembahan kali) menggantikan Sunan Kaijaga sebagai
kepala Perdikan Kadilangu.
4. Raden Abdurrahman
5. Nyai Ageng Ngerang.
Peninggalan-peninggalan Sunan Kalijaga
1. Masjid Sunan Kalijaga
2. Masjid Kadilangu
3. Keris Kyai Clubuk
4. Keris Kyai Syiran
5. Kotang Ontokusumo

Daerah Penyebaran : Jawa


Cara Penyebaran : Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor
sekaligus sahabat dekatnya,Sunan Bonang. Paham
keagamaannya cenderung sufistik berbasis salaf -bukan
sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih
kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk
berdakwah.

6. Sunan giri(raden paku) menyiarkan islam di luar jawa. Yaitu madura ,bawean,nusa
tenggara,maluku. Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri
kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Ia lahir
di Blambangan tahun 1442. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden
Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudra. Ia
dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.

Daerah Penyebaran : Puncak Gunung Giri, Gresik


Cara penyebaran : Setelah tiga tahun berguru kepada ayahnya, Raden Paku
atau lebih dikenal dengan Raden Ainul Yaqin kembali ke
Jawa. Ia kemudian mendirikan sebuah pesantren giri di
sebuah perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas.
Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak itulah, ia
dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.
Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah
satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa, bahkan
pengaruhnya
sampai
ke Madura,Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi
kerajaan kecil yang disebut Giri Kedaton, yang menguasai
Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi sampai
akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung. Terdapat
beberapa karya seni tradisionalJawa yang sering
dianggap berhubungkan dengan Sunan Giri, diantaranya
adalah permainan-permainan anak sepertiJelungan, Lirilir dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu
instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.
Setelah tiga tahun berguru kepada ayahnya, Raden Paku atau lebih dikenal dengan Raden
'Ainul Yaqin kembali ke Jawa. Ia kemudian mendirikan sebuah pesantren giri di sebuah
perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak
itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.

7. Suna kudus(jafar sodiq) menyiarkan islam di kudus,jawa tengah. Sunan


Kudus dilahirkan dengan nama Jaffar Shadiq. Dia adalah putra dari pasangan Sunan
Ngundung, adalah panglima perang Kesultanan demak Bintoro, dan Syarifah, adik dari
Sunan Bonang. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550. Sunan Kudus juga
membangun Menara Kudus yang merupakan gabungan kebudayaan Islam dan hindu yang
juga terdapat Masjid yang disebut Masjid Menara Kudus.
Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah mesjid di desa Kerjasan, Kudus Kulon,
yang kini terkenal dengan nama Masjid Agung Kudus dan masih bertahan hingga sekarang.
Sekarang Masjid Agung Kudus berada di alun-alun kota Kudus, Jawa Tengah.

Daerah Penyebaran : Kudus


Cara Penyebaran : Dalam melakukan dakwah penyebaran Islamdi Kudus,
Sunan Kudus menggunakan sapisebagai sarana penarik
masyarakat untuk datang untuk mendengarkan
dakwahnya. Sunan Kudus juga membangun Menara
Kudus yang
merupakan
gabungan
kebudayaan Islam dan Hindu yang juga terdapat Masjid
yang disebut Masjid Menara Kudus.

8. Sunan muria(raden umar said) menyiarkan islam di lereng gunung muria, jawa
tengah.
Ia putra Dewi Saroh --adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak,
dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari
tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus. Gaya
berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan
sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat
kota untuk menyebarkan agama Islam. Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan
keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya.
Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di
Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan
berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat
diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu,
Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu
Sinom dan Kinanti.

Sunan Muria (Raden Umar Said)


Daerah Penyebaran : Jawa
Cara Penyebaran : Sunan Muria aktif menyebarkan dan mengajarkan agama
Islam didaerah pedesaan sepanjang Gunung Muria,
sekitar 18 km sebelah utara Kudus. Selama berdakwah
beliau menggunakan seni Gamelan. Beliau telah
menciptakan gending Sinom dan Kinanti.

9. Sunan gunung jati(syarif hidayatullah) menyiarkan islam di banten sunda


kelapa,dan cirebon. Seorang pemimpin yg berjiwa besar.
1.

Asal Usul Sunan Gunung Jati


Dalam usia yang begitu muda Syarif Hidayatullah ditinggal mati oleh ayahnya. Ia
ditunjuk untuk menggantikan kedudukannya sebagai Raja Mesir tapi anak yang
masih berusia dua puluh tahun itu tidak mau. Dia dan ibunya bermaksud pulang
ke tanah jawa berdakwah di Jawa Barat. Kedudukan ayahnya itu kemudian
diberikan kepada adiknya yaitu Syarif Nurullah.
Sewaktu berada di negeri Mesir Syarif Hidayatullah berguru kepada beberapa
ulam besar didaratan timur tengah. Dalam usia muda itu ilmunya sudah sangat
banyak, maka ketika pulang ke tanah leluhurnya yaitu Jawa ia tidak merasa
kesulitan melakukan dakwah.

2.

Perjuangan Sunan Gunung Jati


Sering kali terjadi kerancuan antara nama Fatahillah dengan Syarif Hidayatullah
yang bergelar Sunan Gunung Jati. Orang menganggap Fatahillah dan Syarif
Hidayatullah adalah satu, tetapi yang benar adalah dua orang. Syarif
Hidayatullah cucu Raja Pajajaran adalah seorang penyebar Islam di Jawa Barat
yang kemudian disebut Sunan Gunung Jati. Sedangkan Fatahillah adalah seorang
pemuda Pasai yang dikirim Sultan Trenggana membantu Sunan Gunung Jati
berperang melawan Portugis. Bukti bahwa Fatahillah bukan Sunan Gunung Jati
adalah makam dekat Sunan Gunung Jati yang ada tulisan Tubagus Pasai adalah
Fathullah atau Fatahillah atau Faletehan menurut Lidah Orang Portugis......
Syarif Hidayatullah dan ibunya Syarifah Mudaim datang ke negeri Caruban
Larang Jawa Barat pada tahun 1475 sesudah mampir dahulu di Gujarat dan Pasai
untuk menambah pengalaman. Kedua orang itu disambut gembira oleh Pangeran
Cakrabuana dan keluarganya. Syekh Datuk Kahfi sudah wafat, guru Pangeran
Cakrabuana dan Syarifah Mudaim itu dimakamkan di Pasambangan. Dengan
alasan agar selalu dekat dengan makam gurunya. Syarifah Mudaim minta
diizinkan tinggal di Pasambangan atau Gunung Jati.
Syarifah Mudaim dan puteranya Syarif Hidayatullah meneruskan usaha Syekh
Datuk Lahfi. Sehingga kemudian hari Syarif Hidayatullah terkenal sebagai Sunan
Gunung Jati. Tibalah saat yang ditentukan, pangeran Cakrabuana menikahkan
anaknya yaitu Nyi Pakungwati dengan Syarif Hidayatullah. Selanjutnya yaitu
pada tahun 1479 karena usia lanjut pangeran Cakrabuana menyerahkan
kekuasaan negeri Caruban kepada Syarif Hidayatullah dengan gelar Susuhan
yaitu orang yang dijunjung tinggi.
Disebutkan, pada tahun pertama pemerintahannya Syarif Hidayatullah
berkunjung ke Pajajaran untuk mengunjungi kakeknya yaitu Prabu Siliwangi.
Sang Prabu diajak masuk Islam kembali tetapi tidak mau. Meski Prabu Siliwangi
tidak mau masuk Islam, dia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama
Islam di wilayah Pajajaran.
Syarif Hidayatullah kemudian melanjutkan perjalanannya ke Serang. Penduduk
Serang sudah ada yang masuk Islam dikarenakan banyaknya saudagar dari Arab
dan Gujarat yang sering singgah ke tempat itu. Kedatangan Syarif Hidayatullah

disambut baik oleh Adipati Banten. Bahkan Syarif Hidayatullah dijodohkan


dengan puteri Adipati Banten yang bernama Nyi Kawungten. Dari perkawinannya
inilah kemudian Syarif Hidayatullah dikaruniai dua orang putera yaitu Nyi Ratu
Winaon dan Pangeran Sebakingking. Dalam menyebarkan agama Islam di tanah
jawa, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati tidak bekerja sendirian, beliau
sering bermusyawarah dengan anggota para wali lainnya di mesjid Demak.
Bahkan disebutkan beliau juga membantu berdirinya mesjid Demak.
Dari pergaulannya dengan Sultan Demak dan para wali lainnya ini akhirnya
Syarif Hidayatullah mendirikan Kesultanan Pakungwati dan ia memploklamirkan
diri sebagai raja yang pertama dengan gelar Sultan. Dengan berdirinya
Kesultanan tersebut Cirebon tidak lagi mengirim upeti kepada Pajajaran yang
biasanya disalurkan lewat Kadipaten Galuh.
Dengan bergabungnya prajurit dan perwira pilihan ke Cirebon maka makin
bertambah besarlah pengaruh Kesultanan Pakungwati. Daerah-daerah lain
seperti: Surakanta, Japura, Wanagiri, Telaga dan lain-lain menyatakan diri
menjadi wilayah Keslutanan Cirebon. Lebih-lebih dengan diperluasnya Pelabuhan
Muara Jati, makin bertambah besarlah Kasultanan Cirebon. Banyak pedagang
besar dari negeri asing datang menjalin persahabatan. Diantaranya dari negeri
Tiongkok. Salah seorang keluarga istana Cirebon kawin dengan pembesar dari
negeri Cina yang berkunjung ke Cirebon yaitu Ma Huan. Maka jalinan antara
Cirebon dan negeri Cina makin erat.
Bahkan Sunan Gunung Jati pernah diundang ke negeri Cina dan kawin dengan
puteri Kaisar Cina bernama puteri Ong Tien. Kaisar Cina pada saat itu dari dinasti
Ming juga beragama Islam. Dengan perkawinan itu sang Kaisar ingin menjalin
erat hubungan baik antara Cirebon dan negeri Cina, hal ini ternyata
menguntungkan bangsa Cina untuk dimanfaatkan dalam dunia perdagangan.
Sesudah kawin dengan Sunan Gunung Jati, puteri Ong Tien diganti namanya
menjadi Nyi Ratu Rara Semanding. Kaisar ayah puteri Ong Tien ini membekali
puterinya dengan harta benda yang tidak sedikit. Sebagian besar barang-barang
peninggalan puteri Ong Tien yang dibawa dari negeri Cina itu sampai sekarang
masih ada dan tersimpan di tempat yang aman. Istana dan Mesjid Cirebon
kemudian dihiasi lagi dengan motif-motif hiasan dinding dari negeri Cina.
Mesjid Agung Sang Ciptarasa dibangun pada tahun 1980 atas prakarsa Nyi Ratu
Pakungwati atau isteri Sunan Gunung Jati. Dari pembangunan mesjid itu
melibatkan banyak pihak, diantaranya Wali Songo dan sejumlah tenaga ahli yang
dikirim oleh Raden Patah. Dalam pembangunan itu Sunan Kalijaga mendapat
penghormatan untuk mendirikan Soko Tatal sebagai lambang persatuan umat.
Selesai membangun mesjid, diteruskan dengan membangun jalan raya yang
menhubungkan Cirebon dengan daerah-daerah Kadipaten lainnya untuk
memperluas pengembangan Islam diseluruh tanah pasundan. Prabu Siliwangi
hanya bisa menahan diri atas perkembangan wilayah Cirebon yang semakin luas
itu. Bahkan wilayah Pajajaran sendiri sudah semakin terhimpit.
Pathak Warak menyumpah-nyumpah, hatinya marah sekali diperlakukan seperti
itu. Apalagi dilihatnya para tamu undangan menertawakan kekonyolan itu,
diapun semakin malu. Hampir saja Roroyono ditamparnya kalau tidak ingat
bahwa gadis itu adalah puteri gurunya.

Pada tahun 1511 Malaka diduduki oleh bangsa Portugis. Selanjutnya mereka
ingin memperluas kekuasaannya ke pulau jawa. Pelabuhan sunda kelapa yang
jadi incaran mereka untuk menancapkan kuku penjajahan. Demak Bintoro tahu
bahaya besar yang mengancam kepulauan nusantara. Oleh karena itu Raden
Patah mengirim adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor untuk menyerang
Portugis di Malaka. Ada salah seorang pejuang Malaka yang ikut ke tanah jawa
yaitu Fatahillah. Ia bermaksud meneruskan perjuangannya di tanah jawa. Dan
dimasa Sultan Trenggana ia diangkat menjadi panglima perang.
Pengalaman adalah guru yang terbaik, dari pengalamannya bertempur di Malaka
tahulah Fatahillah titik-titik lemah tentara dan siasat Portugis. Itu sebabnya dia
dapat memberi komando dengan tepat dan setiap serangan Demak-Cirebon
selalu membawa hasil gemilang. Akhirnya Portugis dan Pajajaran kalah, Portugis
kembali ke Malaka, sedang tentara Pajajaran cerai berai tak menentuk arahnya.
Selanjutnya Fatahillah ditugaskan mengamankan Banten dari gangguan para
pemberontak yaitu sisa-sisa pasukan Pajajaran. Usaha ini tidak menemui
kesulitan karena Fatahillah dibantu putera Sunan Gunung Jati yang bernama
Pangeran Sebakingking. Dikemudian hari Pangeran Sebakingking ini menjadi
penguasa Banten dengan gelar Pangeran Hasanuddin.
Kurang lebih sekitar tahun 1479, Sunan Gunung Jati pergi ke daratan Cina dan
tinggal didaerah Nan King. Di sana ia digelari dengan sebutan Maulana Insanul
Kamil.
Daratan Cina sejak lama dikenal sebagai gudangnya ilmu pengobatan, maka
disanalah Sunan Gunung Jati juga berdakwah dengan jalan memanfaatkan ilmu
pengobatan. Beliau menguasai ilmu pengobatan tradisional. Disamping itu ,
pada setiap gerakan fisik dari ibadah Sholat sebenarnya merupakan gerakan
ringan dari terapi pijat atau akupuntur, terutama bila seseorang mau mendirikan
Sholat dengan baik, benar lengkap dengan amalan sunah dan tumaninahnya.
Dengan mengajak masyarakat Cina agar tidak makan daging babi yang
mengandung cacing pita, dan giat mendirikan sholat lima waktu, maka orang
yang berobat kepada Sunan Gunung Jati banyak yang sembuh sehingga nama
Gunung Jati menjadi terkenal di seluruh daratan Cina.
Di negeri naga itu Sunan Gunung Jati berkenalan dengan Jenderal Ceng Ho dan
sekretaris kerajaan bernama Ma Huan, serta Feis Hsin, ketiga orang ini sudah
masuk Islam. Pada suatu ketika Sunan Gunung Jati berkunjung ke hadapan kaisar
Hong Gie, pengganti kaisar Yung Lo dengan puteri kaisar yang bernama Ong
Tien. Menurut versi lain yang mirip sebuah legenda, sebenarnya kedatangan
Sunan Gunung Jati di negeri Cina adalah karena tidak sengaja. Pada suatu
malam, beliau hendak melaksanakan sholat tahajjud. Beliau hendak sholat di
rumah tetapi tidak khusu lalu beliau sholat di mesjid, di mesjid juga belum
khusu. Beliau heran padahal bagi para wali, sholat tahajjud itu adalah kewajiban
yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kemudian Sunan Gunung Jati
sholat diatas perahu dengan khusu. Bahkan dapat tidur dengan nyenyak setelah
sholat dan berdoa.
Ketika beliau terbangun beliau merasa kaget. Daratan pulau jawa tidak nampak
lagi. Tanpa sepengetahuannya beliau telah dihanyutkan ombak hingga sampai ke
negeri Cina. Di negeri Cina beliau membuka praktek pengobatan. Pendudu Cina
yang berobat disuruhnya melaksanakan sholat. Setelah mengerjakan sholat
mereka sembuh. Makin hari namanya makin terkenal, beliau dianggap sebagai

sinshe yang berkepandaian tinggi terdengar oleh kaisar. Sunan Gunung Jati
dipanggil keistana, kaisar hendak menguji kepandaian Sunan Gunung Jati
sebagai tabib dia pasti dapat mengetahui mana seorang yang hamil muda atau
belum hamil.
Dua orang puteri kaisar disuruh maju. Seorang diantara mereka sudah bersuami
dan sedang hamil muda atau baru dua bulan. Sedang yang seorang lagi masih
perawan namun perutnya diganjal dengan bantal sehingga nampak seperti
orang hamil. Sementara yang benar-benar hamil perutnya masih kelihatan kecil
sehingga nampak seperti orang yang belum hamil. Hai tabib asing, mana
diantara puteriku yang hamil? Tanya kaisar.
Sunan Gunung Jati diam sejenak. Ia berdoa kepada Tuhan.
Hai orang asing mengapa kau diam? Cepat kau jawab! Teriak kaisar Cina.
Dia! Jawab Sunan Gunung Jati sembari menunjuk puteri Ong Tien yang masih
Perawan. Kaisar tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban itu. Demikiann
pula seluruh balairung istana kaisar.
Namun kemudian tawa mereka terhenti, karena puteri Ong Tien menjerit keras
sembari memegangi perutya.
Ayah! Saya benar-benar hamil.
Maka gemparlah seisi istana. Ternyata bantal diperut Ong Tien telah lenyap
entah kemana. Sementara perut puteri cantik itu benar-benar membesar seperti
orang hamil.
Kaisar menjadi murka. Sunan Gunung Jati diusir dari daratan Cina. Sunan
Gunung Jati menurut, hari itu juga ia pamit pulau ke pulau jawa. Namun puteri
Ong Tien ternyata terlanjur jatuh cinta kepada Sunan Gunung Jati maka dia minta
kepada ayahnya agar diperbolehkan menyusul Sunan Gunung Jati ke pulau Jawa.
Kaisar Hong Gie akhirnya mengijinkan puterinya menyusul Sunan Gunung Jati ke
pulau Jawa. Puteri Ong Tien dibekali harta benda dan barang-barang berharga
lainnya seperti bokor, guci emas dan permata. Puteri cantik itu dikawal oleh tiga
orang pembesar kerajaan yaitu Pai Li bang seorang menteri negara. Lie Guan
Chang dan Lie Guan Hien. Pai Li Bang adalah salah seorang murid Sunan Gunung
Jati tatkala beliau berdakwah di Cina.
Dalam pelayarannya ke pulau jawa, mereka singgah di kadipaten Sriwijaya.
Begitu mereka datang para penduduk menyambutnya dengan meriah sekali.
Mereka merasa heran.

Daerah Penyebaran : Cirebon


Cara Penyebaran : Raden Syarif Hidayatullah mewarisi kecendrungan spiritual dari kakek
buyutnya Syekh Mawlana Akbar sehingga ketika telah selesai belajar agama
di pesantren Syekh Kahfi beliau meneruskan ke Timur Tengah. Tempat mana

saja

yang

dikunjungi

masih

diperselisihkan,

kecuali

(mungkin)Mekah dan Madinah karena ke 2 tempat itu wajib dikunjungi


sebagai

bagian

dari

ibadah haji untuk

umat

Islam.

Babad

Cirebon

menyebutkan ketika Pangeran Cakrabuwana membangun kota Cirebon dan


tidak mempunyai pewaris, maka sepulang dari Timur Tengah Raden Syarif
Hidayat

mengambil

peranan

mambangun

kota Cirebon dan

menjadi

pemimpin perkampungan Muslim yang baru dibentuk itu setelah Uwaknya


wafat.

Anda mungkin juga menyukai