Hijriah. Saat ini, jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama Jalan Malik
Ibrahim.
2). Sunan amper(raden rahmat) menyiarkan islam di ampel surabaya., jawa timur. Beliau
merupakan perancang masjid di demak.
Sunan Ampel sangat memperhatikan kaderisasi. Buktinya, dari sekian putra dan santrinya,
ada yang kemudian menjadi tokoh Islam terkemuka. Dari perkawinannya dengan Nyai
Ageng Manila, menurut satu versi, Sunan Ampel dikaruniai enam anak. Dua di antaranya
juga menjadi wali, yaitu Sunan Bonang (Makdum Ibrahim) dan Sunan Drajat (Raden Qosim).
Seorang putrinya, Asyikah, ia nikahkan dengan muridnya, Raden Patah, yang kelak menjadi
sultan pertama Demak. Dua putrinya dari istri yang lain, Nyai Karimah, ia nikahkan dengan
dua muridnya yang juga wali. Yakni Dewi Murtasiah, diperistri Sunan Giri, dan Dewi
Mursimah, yang dinikahkan dengan Sunan Kalijaga
Sunan Ampel memang dikenal bijak mengelola perbedaan pendapat. Karena itu,
sepeninggal Maulana Malik Ibrahim, ia diangkat menjadi sesepuh Wali Songo dan mufti (juru
fatwa) se-tanah Jawa. Menurut satu versi, Sunan Ampel-lah yang memprakarsai
pembentukan Dewan Wali Songo, sebagai strategi menyelamatkan dakwah Islam di tengah
kemelut politik Majapahit. Namun, mengenai tanggal wafatnya, tak ada bukti sejarah yang
pasti. Sumber-sumber menyebutkan, beliau wafat saat sujud di masjid. setahun setelah
berdirinya Masjid Demak. Ia dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, di areal seluas
1.000 meter persegi, bersama ratusan santrinya. Kompleks makam tersebut dikelilingi
tembok besar setinggi 2,5 meter. Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya
dipagari baja tahan karat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter persegi
3). Sunan derajad (syarifudin) anak dari sunan ampel. Menyiarkan agama di sekitar
surabaya. Seorang suna yg sangat berjiwa sosial. Sunan Drajat diperkirakan lahir pada
tahun 1470 Masehi. Nama kecilnya adalah Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden
Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel, dan bersaudara dengan Sunan Bonang.
Ketika dewasa, Sunan Drajat mendirikan pesantren Dalem Duwur di desa
Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan.Sunan Drajat yang mempunyai nama kecil Syarifudin
atau raden Qosim putra Sunan Ampel dan terkenal dengan kecerdasannya.
Atas petunjuk Sunan Giri, lewat mimpi, Sunan Drajat menempati sisi perbukitan
selatan, yang kini menjadi kompleks pemakaman, dan dinamai Ndalem Duwur.
Sunan mendirikan masjid agak jauh di barat tempat tinggalnya. Masjid itulah
yang menjadi tempat berdakwah menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk.
Sunan menghabiskan sisa hidupnya di Ndalem Duwur, hingga wafat pada 1522.
Di tempat itu kini dibangun sebuah museum tempat menyimpan barang-barang
peninggalan Sunan Drajat termasuk dayung perahu yang dulu pernah
menyelamatkannya. Sedangkan lahan bekas tempat tinggal Sunan kini dibiarkan
kosong, dan dikeramatkan. Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan
kedermawanannya. Ia menurunkan kepada para pengikutnya kaidah tak saling
menyakiti, baik melalui perkataan maupun perbuatan. Dalam menyampaikan
ajarannya, Sunan menempuh lima cara. Pertama, lewat pengajian secara
langsung di masjid atau langgar. Kedua, melalui penyelenggaraan pendidikan di
pesantren. Selanjutnya, memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu
masalah. Cara keempat, melalui kesenian tradisional. Sunan Drajat kerap
berdakwah lewat tembang pangkur dengan iringan gending. Terakhir, ia juga
menyampaikan ajaran agama melalui ritual adat tradisional, sepanjang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
Empat pokok ajaran Sunan Drajat adalah:
Paring teken marang kang kalunyon lan wuta;
paring pangan marang kang kaliren;
paring sandang marang kang kawudan;
paring payung kang kodanan.
Artinya: berikan tongkat kepada orang buta;
berikan makan kepada yang kelaparan;
berikan pakaian kepada yang telanjang;
dan berikan payung kepada yang kehujanan.
4). Sunan bonang (makdum ibrahim). Anak dri sunan ampel. Menyiarkan islam di
tuban,lasem,dan rembang.
5). Sunan kalijaga (raden mas said/jaka said). Murid sunan bonang menyiarkan islam di
jawa tengah.
Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1455.[1] Beliau diberi nama Raden Mas Said atau yang
bergelar Sunan Kalijaga yang merupakan putra dari Ki Tumenggung Wilatikta yaitu Bupati
Tuban. Dan ada pula yang mengatakan bahwa nama lengkap ayah Sunan Kalijaga adalah
Raden Sahur Tumenggung Wilatikta. Selain mempunyai anak Sunan Kalijaga, beliau juga
mempunyai putri yang bernama Dewi Roso Wulan.
Beliau menikah dengan dewi Sarokah dan mempunyai 5 (lima) anak, yaitu:
1. Kanjeng Ratu Pembayun yang menjadi istri Raden Trenggono (Demak)
2. Nyai Ageng Penenggak yang kemudian kawin dengan Kyai Ageng Pakar
3. Sunan Hadi (yang menjadi panembahan kali) menggantikan Sunan Kaijaga sebagai
kepala Perdikan Kadilangu.
4. Raden Abdurrahman
5. Nyai Ageng Ngerang.
Peninggalan-peninggalan Sunan Kalijaga
1. Masjid Sunan Kalijaga
2. Masjid Kadilangu
3. Keris Kyai Clubuk
4. Keris Kyai Syiran
5. Kotang Ontokusumo
6. Sunan giri(raden paku) menyiarkan islam di luar jawa. Yaitu madura ,bawean,nusa
tenggara,maluku. Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri
kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Ia lahir
di Blambangan tahun 1442. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden
Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudra. Ia
dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.
8. Sunan muria(raden umar said) menyiarkan islam di lereng gunung muria, jawa
tengah.
Ia putra Dewi Saroh --adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak,
dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari
tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus. Gaya
berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan
sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat
kota untuk menyebarkan agama Islam. Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan
keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya.
Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di
Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan
berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat
diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu,
Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu
Sinom dan Kinanti.
2.
Pada tahun 1511 Malaka diduduki oleh bangsa Portugis. Selanjutnya mereka
ingin memperluas kekuasaannya ke pulau jawa. Pelabuhan sunda kelapa yang
jadi incaran mereka untuk menancapkan kuku penjajahan. Demak Bintoro tahu
bahaya besar yang mengancam kepulauan nusantara. Oleh karena itu Raden
Patah mengirim adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor untuk menyerang
Portugis di Malaka. Ada salah seorang pejuang Malaka yang ikut ke tanah jawa
yaitu Fatahillah. Ia bermaksud meneruskan perjuangannya di tanah jawa. Dan
dimasa Sultan Trenggana ia diangkat menjadi panglima perang.
Pengalaman adalah guru yang terbaik, dari pengalamannya bertempur di Malaka
tahulah Fatahillah titik-titik lemah tentara dan siasat Portugis. Itu sebabnya dia
dapat memberi komando dengan tepat dan setiap serangan Demak-Cirebon
selalu membawa hasil gemilang. Akhirnya Portugis dan Pajajaran kalah, Portugis
kembali ke Malaka, sedang tentara Pajajaran cerai berai tak menentuk arahnya.
Selanjutnya Fatahillah ditugaskan mengamankan Banten dari gangguan para
pemberontak yaitu sisa-sisa pasukan Pajajaran. Usaha ini tidak menemui
kesulitan karena Fatahillah dibantu putera Sunan Gunung Jati yang bernama
Pangeran Sebakingking. Dikemudian hari Pangeran Sebakingking ini menjadi
penguasa Banten dengan gelar Pangeran Hasanuddin.
Kurang lebih sekitar tahun 1479, Sunan Gunung Jati pergi ke daratan Cina dan
tinggal didaerah Nan King. Di sana ia digelari dengan sebutan Maulana Insanul
Kamil.
Daratan Cina sejak lama dikenal sebagai gudangnya ilmu pengobatan, maka
disanalah Sunan Gunung Jati juga berdakwah dengan jalan memanfaatkan ilmu
pengobatan. Beliau menguasai ilmu pengobatan tradisional. Disamping itu ,
pada setiap gerakan fisik dari ibadah Sholat sebenarnya merupakan gerakan
ringan dari terapi pijat atau akupuntur, terutama bila seseorang mau mendirikan
Sholat dengan baik, benar lengkap dengan amalan sunah dan tumaninahnya.
Dengan mengajak masyarakat Cina agar tidak makan daging babi yang
mengandung cacing pita, dan giat mendirikan sholat lima waktu, maka orang
yang berobat kepada Sunan Gunung Jati banyak yang sembuh sehingga nama
Gunung Jati menjadi terkenal di seluruh daratan Cina.
Di negeri naga itu Sunan Gunung Jati berkenalan dengan Jenderal Ceng Ho dan
sekretaris kerajaan bernama Ma Huan, serta Feis Hsin, ketiga orang ini sudah
masuk Islam. Pada suatu ketika Sunan Gunung Jati berkunjung ke hadapan kaisar
Hong Gie, pengganti kaisar Yung Lo dengan puteri kaisar yang bernama Ong
Tien. Menurut versi lain yang mirip sebuah legenda, sebenarnya kedatangan
Sunan Gunung Jati di negeri Cina adalah karena tidak sengaja. Pada suatu
malam, beliau hendak melaksanakan sholat tahajjud. Beliau hendak sholat di
rumah tetapi tidak khusu lalu beliau sholat di mesjid, di mesjid juga belum
khusu. Beliau heran padahal bagi para wali, sholat tahajjud itu adalah kewajiban
yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kemudian Sunan Gunung Jati
sholat diatas perahu dengan khusu. Bahkan dapat tidur dengan nyenyak setelah
sholat dan berdoa.
Ketika beliau terbangun beliau merasa kaget. Daratan pulau jawa tidak nampak
lagi. Tanpa sepengetahuannya beliau telah dihanyutkan ombak hingga sampai ke
negeri Cina. Di negeri Cina beliau membuka praktek pengobatan. Pendudu Cina
yang berobat disuruhnya melaksanakan sholat. Setelah mengerjakan sholat
mereka sembuh. Makin hari namanya makin terkenal, beliau dianggap sebagai
sinshe yang berkepandaian tinggi terdengar oleh kaisar. Sunan Gunung Jati
dipanggil keistana, kaisar hendak menguji kepandaian Sunan Gunung Jati
sebagai tabib dia pasti dapat mengetahui mana seorang yang hamil muda atau
belum hamil.
Dua orang puteri kaisar disuruh maju. Seorang diantara mereka sudah bersuami
dan sedang hamil muda atau baru dua bulan. Sedang yang seorang lagi masih
perawan namun perutnya diganjal dengan bantal sehingga nampak seperti
orang hamil. Sementara yang benar-benar hamil perutnya masih kelihatan kecil
sehingga nampak seperti orang yang belum hamil. Hai tabib asing, mana
diantara puteriku yang hamil? Tanya kaisar.
Sunan Gunung Jati diam sejenak. Ia berdoa kepada Tuhan.
Hai orang asing mengapa kau diam? Cepat kau jawab! Teriak kaisar Cina.
Dia! Jawab Sunan Gunung Jati sembari menunjuk puteri Ong Tien yang masih
Perawan. Kaisar tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban itu. Demikiann
pula seluruh balairung istana kaisar.
Namun kemudian tawa mereka terhenti, karena puteri Ong Tien menjerit keras
sembari memegangi perutya.
Ayah! Saya benar-benar hamil.
Maka gemparlah seisi istana. Ternyata bantal diperut Ong Tien telah lenyap
entah kemana. Sementara perut puteri cantik itu benar-benar membesar seperti
orang hamil.
Kaisar menjadi murka. Sunan Gunung Jati diusir dari daratan Cina. Sunan
Gunung Jati menurut, hari itu juga ia pamit pulau ke pulau jawa. Namun puteri
Ong Tien ternyata terlanjur jatuh cinta kepada Sunan Gunung Jati maka dia minta
kepada ayahnya agar diperbolehkan menyusul Sunan Gunung Jati ke pulau Jawa.
Kaisar Hong Gie akhirnya mengijinkan puterinya menyusul Sunan Gunung Jati ke
pulau Jawa. Puteri Ong Tien dibekali harta benda dan barang-barang berharga
lainnya seperti bokor, guci emas dan permata. Puteri cantik itu dikawal oleh tiga
orang pembesar kerajaan yaitu Pai Li bang seorang menteri negara. Lie Guan
Chang dan Lie Guan Hien. Pai Li Bang adalah salah seorang murid Sunan Gunung
Jati tatkala beliau berdakwah di Cina.
Dalam pelayarannya ke pulau jawa, mereka singgah di kadipaten Sriwijaya.
Begitu mereka datang para penduduk menyambutnya dengan meriah sekali.
Mereka merasa heran.
saja
yang
dikunjungi
masih
diperselisihkan,
kecuali
bagian
dari
umat
Islam.
Babad
Cirebon
mengambil
peranan
mambangun
menjadi