Tahap Kerja
1. D untuk Danger
Saat seorang penolong tiba di tempat kejadian makan
penilaian pertama yang harus dilakukan adalah menilai
potensi bahaya pada lokasi yang mungkin mengancam
pasien, penolong ataupun orang lain disekitar tempat
kejadian.
2. R untuk response.
Periksa kesadaran pasien, respon pasien dinyatakan dengan
derajat AVPU (Alert, Verbal/Voice, Pain dan Unresponsif).
NILAI
1 2
mengubah
posisi
pasien
bila
alergi,
pengobatan,
riwayat
penyakit
makanan/minuman
dan
yang
bantuan
yang
kali/menit.
Bila tidak ada denyut nasi atau ada
keraguan maka mulailah kompresi dada:
Berlutut disamping pasien
Letakkan telapak salah satu
tangan
tepat
ditengan
dada
dada
pasien
dengan
sepenuhnya
tanpa
kontrak
antara
melepaskan
pasien,
ulangi
dengan
Head-tilt
dan
Chin-lift
bila
ada
menegadahkan dahi.
Pertahankan mulut tetap terbuka, tapi pertahankan
chin-lift.
Ambil nafas normal dan rapatkan bibir penolong
menutupi seluruh bibir pasien, pastikan seluruhnya
tertutup dengan baik (untuk bayimulut penolong
memperthatikan
naiknya
dinding
dada,
30 kompresi dada.
Lanjutkan dengan rasio kompresi dada dan bantuan
miring mantap)
Aktifkan EMS (seperti pada poin 3A).
Nilai ulang spontanitas nafas.
sebagai
suatu
kerja
tim
dan
jalan
nafas
terbuka
dan
datang
dan
spontan.
Penolong kelelahan
Pasien ternyata diketahui menderita penyakit
stadium terminal.
Resusitasi jantung paru harus dilakukan dengan
tepat untuk menghindari komplikasi yang mungkin
muncul seperti cedera pada tulang iga, fraktur
sternum atas dan klavikula, rupture hepar, lien.
Diagfragma, distensi lambung dan infeksi.
Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan yang dilakukan dalam catatan keperawatan,
.
.
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2= dikerjakan dengan sempurna