Anda di halaman 1dari 3

Intruksi presiden

Berdasarkan instruksi Presiden RI No 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang


Berkeadilan yakni, meliputi; pertama, pro rakyat dalam bentuk penanggulangan kemiskinan
berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro dan kecil; kedua, keadilan
untuk semua meliputi keadilan untuk anak, perempuan, ketenagakerjaan, hukum serta
kelompok miskin dan termaginal; ketiga, pencapaian tujuan millenium dengan 8 sasaran
MDGs, terutama pengentasan kemiskinan.

4 program untuk MDGs


Pengabdian masyarakat tematik posdaya berbasis masjid diikuti oleh mahasiswa dan dosen
untuk melakukan kerja bersama dengan berbagai pihak yang terkait secara gotong royong
dalam pencapaian 8 indikator millenium development goals (MDGs) tahun 2015 melalui
pendekatan keagamaan. Delapan indikator dimaksud diwujudkan dalam empat konsentrasi
program kegiatan yaitu; pertama, pengentasan kemiskinan melalui kewirausahaan dan
pengembangan ekonomi produktif; kedua, kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana;
ketiga, pendidikan melalui bina balita, pendidikan anak usia dini (PAUD), ketuntasan wajib
belajar sembilan tahun serta pembinaan TPQ dan madrasah diniyah; keempat, menciptakan
lingkingan yang sehat, asri dan produktif. Melalui empat program kegiatan ini diharapkan
dapat mengantarkan setiap keluarga mandiri, dalam nuansa sakinah, mawaddah dan rahmah
MASJID
Berdasarkan kamus Al-Munawwir kata masjid berasal dari akar kata bahasa Arab sajadayasjudu yang berarti membungkuk dengan hormat dalam posisi sujud pada waktu shalat.
Dari akar kata tersebut berubah menjadi masjid yang merupakan kata benda yang
menunjukkan arti tempat sujud (isim makan dari fiil sajadah). M. Quraish Shihab dalam
Tafsir Al-Misbah menulis bahwa pengertian sehari-hari masjid merupakan bangunan tempat
shalat kaum muslimin. Tetapi karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh,
hakikat masjid adalah tempat melakukan segala aktifitas yang mengandung kepatuhan
terhadap Allah semata.
Masjid merupakan instrumen pemberdayaan umat yang memiliki peranan sangat strategis
dalam upaya peningkatan kualitas masyarakat. Namun hal ini harus didukung oleh
pengelolaan manajemen masjid yang baik dan terpadu. Masjid dilihat dari funfsinya tidak
hanya tempat bagi orang muslim untuk melaksanakan ibadah sholat saja, namun lebih dari itu
masjid juga berfungsi sebagai pusat empowering (pemberdayaan) berbagai aspek kehidupan
masyarakat sebagai mana telah dijadikan Rasulullah SAW selama hidupnya. Menurut Prof
Nazaruddin Umar, Rasulullah SAW tidak hanya menjadikan masjid sebagai tempat untuk
pelaksanaan ibadah khusus, namun masjid juga dijadikan tempat sebagai sarana melakukan
pemberdayaan umat seperti tempat untuk pembinaan dan penyebaran agama Islam, kemudian
sebagai orang yang bertikai, tempat untuk latihan perang (militer) , tempat untuk
menyampaikan pengumuman penting dan lain sebagainya. Bahkan dalam masa keemasan

islam Dulu universitas ada didalam masjid, sekarang masjid didalam universitas. Apa yang
disampaikan oleh Nasarudin Umar tersebut tentunya dapat menjadi acuan bagi
pengembangan peran dan fungsi masjid sebagai holistic dan beradaptasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guna mewujudkan masyarakat yang berdaya
dan mandiri.
Ketika sebagian besar masjid dewasa ini bergeser dari peran-peran historis dalam konteks
perubahan sosial kemasyarakatan menuju bentuk penyelenggara kegiatan ibadah murni
berupa sholat lima waktu, maka peran-peran yang bersifat sosial mengecil dan hanya
beberapa masjid tertentu yang mencoba membangun sinergi dengan masyarakat dalam
memberdayakan potensi lokal yang ada. Masjid pada perkembangannya lebih berfokus
semata-mata sebagai penyelenggara ritual keagamaan. Padahal masjid memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan masyarakat. Selain konsep peran, kredibilitas masjid hingga saat ini
masih memiliki trust sebagai lembaga sentral bagi kehidupan masyarakat di sekitar.
Posdaya dan mahasiswa
Hubungannya dengan mahasiswa, Pengabdian kepada Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis
Masjid yang berperan untuk pembentukan dan pengembangan posdaya adalah bentuk
manifestasi dari kegiatan mahasiswa yang dilaksanakan dalam rangka penyebaran informasi
dan implementasi produk IPTEK serta menyelesaikan pendidikan tinggi melalui proses
pembelajaran dengan cara tinggal, bergaul, serta beradaptasi dengan masyarakat khususnya
dilingkungan masjid.

Posdaya dan masyarakat


Dari sudut masyarakat penerima manfaat, pengabdian padamasyarakat ini mampu
membentuk, mengisi dan mengembangkan posdaya pada masyarakat secara sistematis.
Posdaya yang dibentuk iu merupakan wadah keluarga dan masyarakat melalui media masjid,
untuk bersama-sama mengatasi permasalahan yang dihadapi keluarga melalui kegiatan
wirausaha, pendidikan dan keterampilan, peningkatan kesehatan serta dukungan pelestarian
lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia.
Lahkah-langkah posdaya
Langkah awal yang dilakukan dalam pengabdian masyaratakt berbasis masjid ini adalah
membuka ruang konsultasi dan advokasi untuk meningkatkan kesadaran dan komitment para
pejabat daerah, camat, lurah, beberapa instansi terkait serta tamir masjid akan pentingnya
kebersamaan dalam pemberantasan kemiskinan dan pembangunan SDM melalui
pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga ( POSDAYA) pada tingkat kecamatan, desa, atau
unit daerah lainnya secara mandiri.
Langkah selanjutnya, dilakukan pendataan dan observasi seluruh sasaran keluarga yang
tinggal di wilayah masjid. Pendataan yang seksama itu bertujuan untuk mengidentifikasi dan

menempatkan keluarga sasaran dan memetakannya dalam kondisisi atau posisi sesuai dengan
indikator yang dipergunakan.
Setelah Posdaya terbentuk dan pendataan serta pemetaan keluarga selesai dilakukan, maka
para mahasiswa mengajak seluruh keluarga di sekitar Posdaya untuk mengadakan pertemuan
guna membentuk pengurus Posdaya. Selanjutnya mahasiswa mendampingi serta membantu
pengurus Posdaya untuk menyususn program kerja dengan mengembangkan gagasan inovatif
dan kreatif melalui penerapan IPTEK guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar
Posdaya.
Karena posdaya diarahkan untuk menjadi lembaga pedesaan yang mandiri, maka program
kerja utama yang dianjurkan adalah pemberdayaan ekonomi keluarga, utamanya kegiatan
ekonomi mikro dalam bentuk usaha bersama.
Antara masjid, posdaya yang indonesia
Dengan menggerakkkan masjid sebagai pengembangan basis posdaya, maka pencapaian
kualitas indeks pembangunan manusia melalui pengukuran indikator MDGs dapat ditopang
melalui kearifan lokal yang mengakar secara tradisi, budaya, agama dan spiritualitas di
masyarakat sekitar masjid. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat berbasis masjid sangat
cocok diterapkan dewasa ini agar SDM Indonesia berkembang yang dibentuk melalui
instrumen tradisi, budaya, agama dan spiritual.
PENDEKATAN POSDAYA
pengabdian masyarakat tematik posdaya berbasis masjid difokuskan pada bentuk pendekatan
partisipatoris. Pendekatan ini mengutamakan pendekatan berbasis komunitas. Oleh karena
itu, prinsisp pengabdiannya lebih mementingkan kebutuhan masyarakat daripada kebutuhan
pelaksana pengabdian yaitu mahasiswa. Pendekatan ini menunjukkan bahwa perubahan sosial
hanya dapat dilakukan dan dicapai oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakatlah yang tahu
masalah mere dan mereka pulalah yang mampu menyelesaikannya. Para mahasiswa selaku
pelaksana pengabdian hanya memfasilitasi masyarakat, memediasi dan memberi dorongan
untuk mencapai perubahan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai