Anda di halaman 1dari 6

PENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAP

ANALISIS TAPAK DAN PERENCANAAN TAPAK

Disusun Oleh
Kelas B

Kelompok 7
Rahmi Ahadiah

115040101111122

Ivan Hasanudin W.

115040101111163

Renata Dio R.

115040101111087

Irene Putri Y.

125040101111157

Nanda Yudha P.

125040100111181

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

Bagian 7: ANALISIS TAPAK DAN PERENCANAAN TAPAK


Analisis dan Penafsiran Tapak
Bagi seorang penyelenggara real estate, sebuah tapak adalah sebidang lahan,
sebidang kapling bangunan dengan ukuran dan batas batas yang sah, kelandaian
permukaan, dan kadang kadang dengan ciri istimewa yang sangat khas. Akan tetapi,
meskipun bidang bing tersebut mungkin terlihat serupa pada sebuah peta atau pada
pembagian peta bidang bidang lahan, sebenarnya masing masing memiliki perbedaan
perbedaan. Perbedaan perbedaan tersebut pada lokasi, topografi, dan fasilitas fasilitas
dapat dikenali dan membuat lahan tersebut lebih bernilai atau kurang sebagai hasilnya.
Lahan yang dapat dibangung yang berhubungan dekat dengan jalur jalur transportasi
utama dan sumber sumber jelas cocok untuk pembangunan industri. Pada dasarnya
perbedaan tersebut di atas yang menyebabkan perbedaan harga lahan yang satu dengan
yang lainnya.
Penyesuaian atas suatu program tertentu untuk sebuah proyek (sekolah, pembagian
wilayah, atau proyek lainnya) dengan sebuah tapak yang sesuai adalah fungsi dari analisis
tapak. Pemilihan tapak dapat dilakukan dengan melakukan suatu analisis perbandingan
pada beberapa tapak yang tersedia untuk program yang sama yang telah ditentukan
sebelumnya. Faktor faktor kepentingan meliputi lokasi tapak dalam wilayahnya,
kemudahan pencapaiannya, perhubungannya dengan pertokoan, industri, transportasi, dll
tergantung pada kegunaan yang diusulkan.
Pada analisis tapak spesifik, terdapat dua tahap kegiatan. Pertama, tahap
penyelidikan, dimana seluruh data tapak yang memiliki hubungan, peta peta, dan
informasi lainnya digabungkan dan digambar pada skala yang sama. Kedua, adalah suatu
tahap penialaian tapak dimana nilai nilai dan perhubungan perhubungan visual,
perasaan, dan suana hati dicatat.
Kategori kategori data dalam analisis tapak serupa dengan data yang terdapat
untuk survei kawasan lahan. Meskipun demikian, informasinya lebih spesifik dan
penafsirannya dihunbungkan dengan proyek yang diusulkan. Beberapa hal yang menjadi
perhatian yaitu :

Bentukan bentukan lapisan geologi di bawah permukaan adalah yang


menentukan bentuk lahan terlihat, yaitu topografi.dari segi pondasi bangunan, daya
dukung lapisan geologi dapat berbeda dari tapak satu dengan tapak lainnya. Misal:
batu batuan keras dapat memiliki daya dukung 60 ton per kaki persegi,

sedangkan daya dukung tanah berupa campuran pasir-lempung yaitu 1 ton per kaki
persegi. Hal tersebut menjadi pertimbangan sebelum sebuah bangunan besar

direncanakan dan ditempatkan.


Drainase permukaan juga berkaitan dengan geologi bawah permukaan. Adanya
lapisan lapisan kedap air akan membatasi penggunaan tangki septik dan
memerlukan perlindungan terhadap pencemaran air pemukaan dari sumber

sumber lain.
Peta tanah adalah suatu gambaran dari berbagai jenis tanah, masing masing
dengan sifat sifat kepentingannya pada perencanaan tapak. Hal tersebut
sehubungan dengan kestabilan lahan, kecocokan tipe pondasi, penggalian

penggalian, bahaya erosi, pengaliran air, dan pertumbuhan tanaman.


Pada permukaan tapak, topografi merupakan faktor yang paling penting yang harus
dinilai. Ciri ciri topografis dapat sangat berpengaruh dalam menentukan susunan
rencana tapak, kita harus peka dalam segala hal (karakteristik kawasan lahan yang
ada). Misal: dari segi visual, gambaran topografi yang diperoleh juga dapat
menunjukkan tempat tempat yang memiliki pemandangan yang baik dan bagian
bagian tapak yang terlihat atau tersembunyi bila dilihat dari suatu tempat tertentu,

baik dalam maupun luar tapak.


Kelandaian permuakaan lahan. Pengaturan ekonomis dan peletakan banguan juga
akan dipengaruhi oleh kelandaian permukaan. Peta penggolongan kelandaian
permukaan

tanah

yang

digunakan

mempengaruhi

tataguna

lahan

yang

direncanakan, dan kelandaian yang diizinkan untuk kegunaan yang cocok, berikut
beberapa penggolongn kelandaian yang terkait dengan hal tersebut :
a. Kelandaian di bawah 4%, cukup datar dan memiliki daya pengaliran air yang
baik sehingga cocok untuk segala macam kegunaa : lapangan olah raga,
bangunan, dll.
b. Kelandaian antara 4 10% dapat untuk jalur jalan dan jalan kecil dengan
sedikit perubahan dilakukan.
c. Untuk pertimbangan ekonomi, kelandaian 6% dapat juga dipilih sebagai
kelandaian maksimum untuk perubahan yang berkepadatan tinggi.
d. Kelandaian yang lebih besar dari 10% biasanya terlalu curam, kurang cocok
untuk jalan dan jalan kecil tanpa adanya perataan (grading) dan sangat cocok
untuk lapangn permainan yang bebas dan untuk penanaman tumbuh-tumbuhan.
e. Kelandaian 15% dianggap maksimum untuk jalur kendaraan dan 25% sebagai
maksimum untuk daerah halaman berumput yang masih dapat dipotong dengan
menggunakan mesin pemotong rumput.

f. Untuk alasan alasan pengendalian erosi, kelandaian 25% merupakan dataran

tercuram yang dapat diubah.


Aspek selanjutnya dari analisa tapak adalah vegetasi. Penting untuk mencatat jenis
jenis tanaman yang terdapat pada lahannya, baik usia maupun kondisinya, karena
merupakan faktor penting di dalam mempertimbangkan jenis tanaman atau semak
mana yang perlu dilestarikan. Vegetasi juga memberi suatu petunjuk mengenai

jenis tanah dan mikro iklim tapaknya.


Dalam kaitannya dengan vegetasi, terdapat juga margasatwa. Posisi tapak dan
vegetasinya dalam konteks dunia serangga, burung dan binatang mamalia yang
lebih luas harus dipertimbangkan secara hati hati terutama pada situasi pedesaan

(rural), sebelum vegetasi yang sudah ada sebelumnya ditebang atau dirubah.
Mikroiklim tercipta oleh topografi, tumbuh tumbuhan, dan vegetasi penutup
permukaan, keterbukaan terhadap angin, ketinggian dari permukaan laut, dan
perhubungan tapak terhadap suatu kawasan air yang luas. Sehingga kita dapat
memanfaatkan dan mengatur mikroiklim yang terdapat pada suatu tapak agar
tercipta suatu keseimbangan yang nyaman bagi penggunanya. Mikroiklim adalah
suatu faktor penting dalam hal bagaimana dan seberapa jauh daerah daerah luar

ruangan dapat dipakai.


Terakhir , harus terdapat suatu analisis visual guna mencatat pemandangan
pemandangan yang menarik dan daerah daerah yang berbatasan yang harus
disekat. Warna tanah dan vegetasi yang ada, pola pola khas pada cahaya dan
bayangan, langit dan awan, intensitas sinar matahari, dan karakteristik
karakteristik ruang pada kawasan lahan meropakan faktor faktor yang pantas
untuk dicatat. Suatu rancangan yang paling berhasil adalah yang peka terhadap
kualitas kualitas semacam ini. Terdapat dua tujuan di dalamnya, yaitu: untuk
mengembangkan program dengan perhubungan perhubungan visual yang
menyenangkan di dalam tapaknya sendiri, dan yang kedua, untuk menyesuaikan
proyek secara harmonis ke dalam lingkungan di sekitarnya.

Perencanaan Tapak
Perencanaan tapak adalah suatu proses dimana persyaratan persyaratan pada
programnya dilengkapi , ditempatkan, dan dihubungkan satu sama lainnya dan ke bagian
luarlain dengan kerusakan pada tapak yang minimum (jika tapak memiliki ciri ciri fisik
yang istimewa), dibarengi imaginasi, serta kepekaan terhadap implikasi implikasi pada
analisis tapak. Hasilnya tidak hanya harus dapat dilaksanakan tetapi juga mudah dalam
perawatan dan menarik untuk dipandang serta dihuni.

Pada perencanaan tapak kita dilibatkan kemudian dengan perhubungan


perhubungan diagramatis antara bangunan bangunan dengan ruang luar dan dengan
pengaturan elemen elemen dan penyebaran daerah daerah untuk suatu kebutuhan dan
fungsi ruang yang beraneka ragam, semuanya dalam batas batas dan sebuah tapak
tunggal yang luas bersama program programnya untuk pengembangan atau perubahan.
Basis dari proses ini adalah pemecahan konflik demi konflik. Masalah atau konflik
pada perencanaan tapak berasal dari dua bidang penyelidikan utama dan jaringan
perhubungan timbal balik yang timbul. Pertama, kita memiliki fungsi fungsi bangunan
atau kegunaan kegunaan lahan yang diusulkan atau yang sebenarnya, yang dapat disebut
faktor faktor sosial. Kedua,tapak yang spesifik atau kawasan lahan, perhubungannya
dengan tataguna lahan di sekitarnya, dan kualitas kekhasan yang dimiliki oleh kelandaian,
tanah, vegetasi, mikroiklim, dan seterusnya.
Macam macam konflik yang harus kita pecahkan dalam keterkaitan dengan lahan
yang akan kita gunakan, yaitu:
a. Konflik dalam bidang faktor faktor sosial
Misal: suatu keinginan pada orang tua untuk merasakan ketenangan dan
beristirahat di luar ruangan mungkin akan bertentangan dengan keinginan kaum
remaja untuk melakukan olah raga aktif, membunyikan musik dengan volume
keras, karamaian, spontanitas pada situasi dimana kedua kelompok tersebut harus
ditampung.
b. Konflik antara faktor sosial dan faktor lahan
Misal: keterbukaan sebuah tapak terhadap angin musim panas yang amat kuatdapat
bertentangan dengan suatu tingkat kenyamanan manusia yang dikaitkan dengan
istirahat santai di luar ruangan.
c. Konflik faktor lahan
Misal: kita harus memperhatikan erosi tanah yang berlebihan sebagai suatu konflik
yang timbul dari interaksi serangkaian variabel veriabel alam (kelandaian
permukaan, vegetasi penutup dan hujan).
Rencana tapak, sekali dirumuskan harus secara mantap dilaksanakan dan dapatlah
terlihat bahwa kemungkinan pemecahan kembali beberapa konflik pada tahap
perancangan yang terperinci mempengaruhi bentuk rencana tapak.
Studi Kasus: FOOTHILL COLLEGE
Foothill College direncanakan pada tahun 1959 oleh Kump Marsten dan Hurt
bekerjasama dengan arsitek pertamanan Sasaki, dan Walker. Lokasi sekolah terletak di
daerah pesisir pantai Los Altos, California, seluas 60 Ha. dari segi topografi, tapak
meliputi dua buah bukit kecil yang dipisahkan oleh sebuah jurang. Kawasan di sekitarnya

merupakan daerah yang mengalami peralihan dari daerah perkebunan buah buahan dan
pertanian ke daerah pembangunan perumahan suburban.
Panitia pembangunan menggariskan kriteria perancangan konseptual umum: [1]
rencana yang dibuat harus merupakan suatu pemecahan yang berkaitan dengan latar
belakang dan tradisi daerah tersebut, dan [2] rencana tersebut harus menghindarkan bentuk
bentuk formal yang kaku ataupun keteraturan geometris yang tegas meskipun
menghasilkan suatu suasana megah dan canggih (sophistication) yang cocok untuk sebuah
sekolah.
Penataan Foothill College mirip sebuah skema acropolis. Kedua bukit yang lebih
besar dipergunakan untuk bangunan akademik dan bangunan lainnya. Gimnasium
ditempatkan pada bukit yang kecil.
Tipe rencana tapaknya, dengan bangunan berada di pusat dan sirkulasi di bagian
luarnya, ternyata sangat sesuai dengan kondisi tapaknya. Sebuah konflik penting antara
kendaraan dengan lalulintas pejalan kaki dipecahkan dengan dibuatnya sebuah jembatan
yang menghubungkan daerah akademis dengan Gimnasium. Lainnya dihindarkan dengan
cara menempatkan jalan melingkar (loop) di luar pinggiran lapangan lapangan parkir.
Arsitektur bangunan berupa rangka rangka kayu. Atap atapnya berupa
lempengan lempengan kayu (cladding) yang disusun sedemikian rupa, dengan garis
bentuk atapnya yang menunjang suatu bentuk khas dan menjadi identitas yang kuat pada
perguruan tinggi tersebut.
Lokasi bangunan bangunan telah ditentukan tidak hanya oleh pertimbangan
fungsional dan faktor kemudahan, tetapi juga fari sudut pandang suatu konsep estetika.
Bangunan ini juga terdapat suuatu konsep pertamanan di dalamnya.
Foothill College adalah sebuah contoh klasik dari perencanaan tapak. Di sana
terdapat suatu persyaratan persyaratan yang terperinci dan tertentu mengenai: jumlah
murid dan kelas, fasilitas fasilitasnya dan tempat parkir. Tapaknya telah dipilih sebagai
tapak yang cocok dalam ukuran dan lokasi. Rencana tapak yang logis dan efisien yang
telah dibuat mencerminkan program untuk sekolah tersebut dan sekaligus tanggap
terhadap lingkungan sekitar dan faktor faktor sosialnya.

Anda mungkin juga menyukai