Iskandar
Sejarah membuktikan bahwa saat ini telah banyak lahir ilmu baru yang
menelaah sesuatu dengan spesialisasinya masing-masing. Ilmu ekonomi membahas
bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya, ilmu hukum membahas manusia dari
tata formal tingkah laku, sosiologi membahas manusia dari sudut interaksi sosialnya,
antropologi membahas manusia dari sudut fisik atau budayanya dan lainnya. Ilmu-
ilmu baru ini hanya membahas hal yang khusus saja, sementara ilmu filsafat
membahas secara holistik tentang keilmuan tersebut. Lebih jelasnya akan dibahas
oleh aliran filsafat yang mendukung landasan filosofis pendidikan.
1. Perenialisme
Aliran ini didasarkan pada pandangan yang fundamental dan tidak fleksibel,
yang berkaitan dengan Tuhan dan kebenaran ajarannya. Setiap siswa dalam
pembelajaran di sekolah dipandu sesuai dengan kehendak Tuhan. Hal ini
menjadi penting, asalkan tidak dibelenggu dengan pemikiran yang dogmatis
secara berlebihan. Berdoa itu penting, tapi usaha juga tidak kalah pentingnya.
2. Idealisme
Aliran ini memandang realita sebagai abstraksi yang tidak akan pernah mencapai
titik final. Nilai-nilai yang ditanamkan bersifat permanen, seperti cantik, indah,
baik, buruk, benar, salah dan sebagainya, Tujuan belajar diasumsikan sebagai
perubahan tingkahlaku, namun belajar tidak pernah dibatasi oleh waktu untuk
terus melakukannya.
3. Realisme
Aliran ini menekankan pada akurasi, rincian dan gambaran apa adanya, dengan
menolak pandangan idealisme yang hanya memandang dari luarnya saja
Penganut aliran realisme antara lain berpendapat bahwa pengetahuan yang
benar diperoleh manusia melalui pengalaman dia. Implikasinya, penganut
Realisme mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman
langsung (melalui observasi, praktikum, dsb.) atau pengalaman tidak langsung
(melalui membaca laporan-laporan hasil penelitian, dsb).
4. Experimentalisme
Aliran ini mempercayai bahwa semua hal atau fenomena bisa terus berubah atau
diubah dengan perlakuan tertentu. Pengembangan experimen dimaksudkan
untuk penelitian yang objektif dan ilmiah terhadap perilaku manusia khususnya
siswa. Penggunaan model pembelajaran yang selalu mengalami perubahan dan
penambahan, merupakan hasil dari pengembangan aliran experimentalisme.
5. Eksistensialisme
Aliran ini menafsirkan manusia yang mengerti untuk berkehendak dan berkarsa
bebas,
serta
memiliki
paham
kesusilaan
dan
berupaya
membangun
(2) yang bunyinya:Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya. Selanjutnya pada ayat (3) dituangkan pernyataan
yang berbunyi:Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
Dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang
layak terutama pendidikan dasar.
Permasalahannya di lapangan, belum semua warga negara Indonesia
menikmati pendidikan sebagai hak dasar mereka. Hal ini disebabkan oleh beberapa
hal, diantaranya adalah kurangnya pembangunan prasarana dan sarana pendidikan
terutama di daerah terbelakang. Prasarana dan sarana pendidikan ini merupakan salah
satu komponen pendidikan yang sangat penting keberadaaannya.
Terdapat berbagai alasan mengapa daerah-daerah pelosok hingga kini masih
sulit untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dari mulai masalah biaya sampai
akses tempat yang tidak memungkinkan untuk dijangkau pendidikan modern.
Sampai kapanpun kita tidak akan pernah bisa menerapkan pendidikan yang lebih
baik, jika tidak pernah ada penyelesaian untuk pemerataan distribusi prasarana dan
sarana pendidikan ke sekolah-sekolah di pelosok Indonesia.
Lebih lanjut Pasal 34 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa, fakir miskin dan
anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Secara tidak langsung dapat dikatakan
bahwa, pelihara yang dimaksud yaitu diberikan segala kebutuhan dasarnya. Tempat
tinggal, konsumsi dan pakaian merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh
masyarakat. Sama halnya seperti kita memlihara hewan, yang harus kita sediakan
yaitu kandang dan makanan hewan tersebut. Akan tetapi Indonesia belum mampu
merealisasikan semua makna yang terkait dengan undang-undang tersebut.
Upaya pemecahan masalah ini dapat ditempuh dengan beberapa cara, yaitu
dengan menerapkan kembali landasan filosofis yang sebenar-benarnya. Setiap
elemen masyarakat baik golongan elit politik maupun kaum duafa, wajib menjunjung
tinggi pancasila dan undang-undang dasar 1945 sebagai falsafah negara. Filternisasi
budaya barat yang sifatnya dapat merusak, dirasakan perlu diterapkan secara kritis.
Perlunya pengimbangan antara Iptek dan Imtak, pada setiap lembaga pendidikan.
Setiap
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, landasan filosofis
pendidikan merupakan asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak dalam rangka studi
dan praktek pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: idealisme, realisme,
pragmatisme, pancasila dan lainnya. Peranan landasan filosofis pendidikan adalah
memberikan rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan.
Rambu-rambu tersebut bertolak pada kaidah metafisika, epistemologi dan aksiologi
pendidikan sebagaimana studi dalam filsafat pendidikan.
Aliran filsafat yang menjadi landasan filosofis pendidikan yaitu, 1)
Perenialisme yang berkaitan dengan Tuhan dan kebenaran ajarannya, 2) Idealisme
yang berkaitan dengan nilai-nilai bersifat permanen, seperti cantik, indah, baik,
buruk, benar, salah dan sebagainya, 3) Realisme yang menekankan pada akurasi,
rincian dan gambaran apa adanya, dengan menolak pandangan idealisme yang hanya
memandang dari luarnya saja, 4) Experimentalisme yang percaya bahwa semua hal
atau fenomena bisa terus berubah atau diubah dengan perlakuan tertentu, 5)
Eksistensialisme yang menafsirkan manusia mengerti untuk berkehendak dan
berkarsa bebas.
Rujukan
Hasan Basri. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia. Dalam Anas
Salahudin. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Putri Bety Kristinawati. 2006. Tesis Implementasi Pasal 34 Ayat 1 Undang-undang
Dasar 1945. Jakarta: Fakultas Hukum Unika Atma Jaya.