Anda di halaman 1dari 20

1.

Bagaimana mekanisme terjadinya mata merah pada kasus?

Uveitis anterior : Mata merah pengelihatan turun mendadak


Akibat melebarnnya pembuluh darah perikornea (a.siliaris anterior) atau injeksi siliar
atau injeksi perikornea terjadi akibat radang kornea, tukak kornea, benda asing pada
kornea, radang jaringan uvea (uveitis), glaukoma, endftalmitis ataupun panoftalmitis.
Injeksi siliar bersifat:
* Berwarna lebih ungu dibanding dengan pelebaran pembuluh darah konjungtiva
* Pembuluh darah tidak tampak
* Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva bila digerakkan, karena menempel
erat degan jaringan perikornea.
* Lakrimasi
* Fotofobia
Pada uveitis anterior terjadi proses radang akut sehingga mata akan terlihat
hifema/hipopion. Selain itu mata merah juga terjadi akibat melebarnya pembuluh
siliar serta perilimbus.
2.

3.

Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan fisik?


Pemeriksaan

Hasil

Fisik
Keadaan Umum
BMI
Suhu
PR
RR

Pemeriksaan
Tampak sakit
21,34 kg/m2
37oC
90 bpm
18x/menit

Nilai Normal

Interpretasi

Sehat
18,5-22,9
36,5o-37,5oC
60-100 bpm
16-24 x/menit

Tidak normal
Normal
Normal
Normal
Normal

Bagaimana hubungan tidak ada riwayat alergi dengan diagnosis pada kasus?

Untuk menyingkirkan diagnosis keratitis, karena Gejala keratitis sama dengan uveitis
yaitu menimbulkan rasa nyeri dan fotofobia, rasa nyeri karena kornea memiliki
banyak serat nyeri, fotofobia pada penyakit kornea merupakan akibat kontraksi dari
iris yang meradang. Pada anamnesis keratitis sering ditemukan adanya riwayat
trauma seperti terkena benda asing, adanya keruakan epitel, musim panas dan daerah
yang lembab, adanya riwayat penyakit kornea sebelumnya, riwayat penggunaan obat
topical karena kortokosteroid yang dipakai dapat menjadi predisposisi penyakit
bakteri, jamur atau virus, khususnya keratitis herpes simpleks, serta riwayat alergi.
4.

Bagaimana patofisiologi dan patogenesis penyakit pada kasus?

Peradangan pada iris dan badan ciliary menyebabkan kerusakan pada sawar darahokular. Kondisi ini memungkinkan protein dan leukosit untuk ekstravasasi , sehingga
timbul tanda-tanda uveitis anterior yang khas seperti sel dan flare.Penyebab tersering
dari uveitis anterior adalah idiopatik, tetapi trauma pada mata dan penyakit sistemik
(seperti Reiter, Sindrom Behcet, Sindrom Posner Schlosman), infeksi adenovirus,
parotitis, klamidia dan influenza juga dapat menjadi penyebab uveitis anterior.
Uveitis mungkin disebabkan oleh kondisi autoimun, infeksi, trauma, tetapi 50%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa kasus-kasus inflamasi intraocular dapat
menyebabkan uveitis, keganasan (misalnya ocular-sistem saraf pusat). Uveitis
akibat infeksi limfoma hampir selalu menyebabkan penyebaran hematogen dari
bagian lain dari tubuh. Patofisiologi dari uveitis tergantung pada etiologi. Sawar
darah mata, mirip dengan sawar darah -otak biasanya mencegah sel-sel dan protein
besar memasuki mata. Peradangan menyebabkan penghalang ini kehilangan fungsi
untuk mencegah sel-sel dan protein besar masuk ke mata, dan sel darah putih
terutama neutrofil dapat memasuki mata.
Penyebab infeksi sekitar 20% dari semua kasus uveitis, dengan infeksi yang paling
umum yang infeksi herpes dan toksoplasma
Pada uveitis anterior, kebanyakan kasus ini tidak diketahui penyebabnya
(40%) atau dikaitkan dengan kondisi rheumatologic (45%), seperti seronegative
arthropathies, HL A-B27- penyakit terkait. Reiter's syndrome dan juvenile
rheumatoid artritis.Penyakit di Behcet, lupus eritematosus, multifocal sistemik
choroiditis, dan panuveitis, atau di idiopathic Penyebab infeksi yang paling umum
adalah herpetic uveitis anterior untuk 10% kasus - kasus, sedangkan karena sifilis,
TBC, dan penyakit Lyme menyebabkan kurang dari 1%.Intermediate uveitis
idiopatik

(69%) atau karena

sarcoidos

adalah

(22%) atau multiple

sclerosis(8%);merupakan infeksi sangat jarang .Posterior uveitis memiliki etiologi


menular dalam lebih dari 40% kasus - kasus.terhadap toksoplasma menyebabkan
25% sampai 40% kasus - kasus, sedangkan kurang umum etiologi termasuk
cytomegalovirus infeksi(CMV) retinitis, retinal necrosis(ARN akut), Toxocara,
karena sifilis, dan Candida .non- diagnosis infeksi utama dalam sebuah studi AS
telah lupus eritematosus, sarkoidosis, dan birdshot retinochoroidopathy, penyakit

mata yang tidak diketahui pula etiologi(8% ), Infeksi menyebabkan 10% kasus dan
termasuk karena sifilis,TB,dan Candida.
(nanti dicari lagi)
http://www.iosrphr.org/papers/v4i12/E04012042047.pdf

5.

Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada kasus?

Penegakan diagnosis dari uveitis anterior dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan tambahan.
Anamnesis
Pasien uveitis anterior umumnya datang dengan keluhanmata memerah dengan visus yang
turun mendadak. Keluhan tersebut dapat disertai nyeri pada mata, gangguan pengelihatan,
dan sensitif terhadap cahaya. Perlu ditanyakan mekanisme kajadian trauma, objek yang
mengenai mata, arah terjadinya benturan, riwayat penyakit dahulu, riwayat infeksi dan
penggunaan pelindung mata saat kejadian. Riwayat penyakit mata perlu ditanyakan, terutama
yang berhubungan dengan tekanan intraokuler. Riwayat tindakan pembedahan juga perlu
ditanyakan. Selain itu, riwayat penyakit lain seperti diabetes, parotitis, infuenza, herpes
simpleks, diare kronis, sindrom behcet, sindrom posner schlosman, dan penyakit reiter juga
perlu ditanyakan untuk menentukan etiologi dan tatalaksana.
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Oftalmologis
Pemeriksaan oftalmologis dilakukan secara menyeluruh, meliputi pemeriksaan visus,
lapangan pandang, gerakan bola mata, mata bagian anterior dan posterior, serta tekanan
intraokuler.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengetahui etiologi dan untuk menyingkirkan
diagnosis banding. Pemeriksaan yang umum diperiksa berupa ultrasonografi (USG) dan CTScan Orbita.

6.

Bagaimana prognosis penyakit pada kasus?

Ad vitam: Dubia ad malam


Ad functionam: Dubia ad malam
Ad sanationam: Dubia ad malam
Ilyas ,Sidarta, dkk. 2014. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit
FK-UI.
Tanto, Chris, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Keempat. Jakarta: Media
Aesculapius.

LI
1.

Anatomi dan Fisiologi mata

Anatomi Mata
Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkasberkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus,
mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan.
Adapun anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
Bagian Luar

a.
Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata.
b.
Alis Mata (Supersilium)
Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata.
c.
Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di depan
bulbus okuli.

d.
e.

Kelenjar Air Mata


Kelenjar Meibom

Bagian Dalam

Anatomi Bagian Dalam pada Mata


a.

Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak
mata dan dan menutupi bagian depan sklera (bagian putih mata), kecuali kornea.

Konjungtiva mengandung banyak sekali pembuluh darah.


b. Sklera
Sklera yaitu lapisan berwarna putih di bawah konjungtiva serta merupakan bagian
dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata
c. Kornea
Kornea disebut juga selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat
mengganggu penglihatan. Kornea bekerja sebagai jendela bening yang melindungi
struktur halus yang berada dibelakangnya, serta membantu memfokuskan bayangan
pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah. Kornea merupakan lapisan
jaringan yang menutupi bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis, yaitu:
1.

Epitel
Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang saling

tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.

Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan

menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal

berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di
depannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran
air, eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.

Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi

gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

Epitel berasal dari ektoderm permukaan

2.

Membran Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang

tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.

Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi

3.

Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan

lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan dibagian perifer
serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu
lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea
yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah
trauma.
4.

Membran Descement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea

dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya

Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40

m.
5.

Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40 m.

Endotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom dan zonula
okluden (H. Sidarta Ilyas, 2004).
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar
longus, saraf nasosiliar, saraf V. saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke
dalam stroma kornea, menembus membran Boeman melepaskan selubung
Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi samapai kepada kedua lapis terdepan
tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah
limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu

3 bulan. Trauma atau panyakkit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem
pompa endotel terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi edema kornea.
Endotel tidak mempunya daya regenerasi. Kornea merupakan bagian mata yang
tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat
dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk
kornea dilakukan oleh kornea.
d.

Uvea

Uvea terdiri dari 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan koroid. Iris adalah lapisan yang
dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Badan
siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata, sedangkan koroid
merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi
pada bagian mata.
e.

Pupil

Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya
yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi
ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang.
f.

Lensa

Lensa mata adalah suatu struktur biologis yang tidak umum. Lensa berbentuk
lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan
dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa.
Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan
memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa.
Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat
lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus
embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang
lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan
nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan dibelakangnya korteks
posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa
yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang
menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar.
g.

Retina

Retina terdiri atas pars pigmentosa luar dan pars nervosa di dalamnya. Permukaan
luarnya melekat pada choroidea dan permukaan dalamnya berkontak dengan corpus

vitreum. Tiga perempat posterior retina merupakan organ reseptornya. Ujung anterior
membentuk cincin berombak, yaitu ora serrata, di tempat inilah jaringan syaraf
berakhir. Bagian anterior retina bersifat non-reseptif dan hanya terdiri atas sel-sel
pigmen dengan lapisan epitel silindris di bawahnya. Bagian anterior retina ini
menutupi procesus ciliaris dan bagian belakang iris.
h.

Aqueous humor

Aqueous Humor
Aquaeous humor
atau cairan berair
terdapat

dibalik

kornea.
Strukturnya sama
dengan cairan sel,
mengandung
nutrisi

bagi

kornea dan dapat


melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea. Aqueous humor
mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak memiliki pasokan
darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu lewatnya
cahaya ke fotoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh
jaringan kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah
anterior. Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke
darah. Jika aqueous humor tidak dikeluarkan sama cepatnya dengan pembentukannya
(sebagai contoh, karena sumbatan pada saluran keluar), kelebihan cairan akan
tertimbun di rongga anterior dan menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler (di
dalam mata). Keadaan ini dikenal sebagai glaukoma. Kelebihan aqueous humor
akan mendorong lensa ke belakang ke dalam vitreous humor, yang kemudian
terdorong menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menyebabkan
kerusakan retina dan saraf optikus yang dapat menimbulkan kebutaan jika tidak
diatasi (Lauralee Sherwood, 1996).
i.

Vitreus humor (Badan Bening)

Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan seperti
jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat bola mata

membulat. Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur ini
merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen,
dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous mengandung
sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat. Peranannya mengisi
ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous
disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak
terdapatnya kekeruhanbadan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada
pemeriksaan oftalmoskopi.
j.

Bintik Kuning

Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena
merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan batang
k.

Saraf Optik

Anatomi Saraf Optik


Saraf yang memasuki
sel tali dan kerucut
dalam

retina,

untuk

menuju ke otak.
l.

Otot Mata

Anatomi Otot Mata


Otot-otot

yang

melekat pada mata :

Muskulus

levator

palpebralis

superior inferior.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata)
Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata)
Muskulus obliques okuli inferior
Muskulus obliques okuli superior.
Origo dan Insersion Otot-Otot Ekstraokular

Vaskularisasi Bola Mata


Pemasok utama orbita dan bagian-bagiannya berasal dari arteri ophtalmica, yaitu
cabang besar pertama arteri karotis interna bagian intrakranial. Cabang ini berjalan di
bawah nervus optikus dan bersamanya melewati kanalis optikus menuju ke orbita.
Cabang intraorbital pertama adalah arteri sentralis retina, yang memasuki nervus
optikus sebesar 8-15 mm di belakang bola mata. Cabang-cabang lain arteri oftalmika
adalah arteri lakrimalis, yang memvaskularisasi glandula lakrimalis dan kelopak mata
atas, cabang-cabang muskularis ke berbagai otot orbita, arteri siliaris posterior longus
dan brevis, arteri palpebra medialis ke kedua kelopak mata, dan arteri supra orbitalis
serta supra troklearis.

Vaskularisasi pada Bola Mata


Arteri siliaris posterior brevis memvaskularisasi koroid dan bagian nervus optikus.
Kedua arteri siliaris longus memvaskularisasi badan siliar, beranastomosis satu
dengan yang lain, dan bersama arteri siliaris anterior membentuk sirkulus arteriosus
major iris. Arteri siliaris anterior berasal dari cabang-cabang muskularis dan menuju
ke muskuli rekti. Arteri ini memvaskularisasi sklera, episklera, limbus, konjungtiva,
serta ikut membentuk sirkulus arteriosus major iris.
Drainase vena-vena di orbita terutama melalui vena oftalmika superior dan inferior,
yang juga menampung darah dari vena verticoasae, vena siliaris anterior, dan vena

sentralis retina. Vena oftalmika berhubungan dengan sinus kavernosus melalui fisura
orbitalis superior dan dengan pleksus venosus pterigoideus melalui fisura orbitalis
inferior.

Vaskularisasi pada Segmen Anterior


Fisiologi Mata
1.

Bagian Luar
No

Bagian Mata

Struktur/Gambar

Fungsi
Bulu mata

1.

Bulu Mata

berfungsi untuk

melindungi mata dari bendabenda asing.

Alis mata berfungsi mencegah


2.

Alis Mata

masuknya air atau keringat dari


dahi ke mata

Kelopak

mata

berfungsi

pelindung mata sewaktu-waktu


3.

Kelopak Mata

kalau

ada

gangguan

pada

mata(menutup dan membuka


mata)

Berfungsi untuk menghasilkan


4.

Kelenjar Air

air mata yang bertugas untuk

Mata

menjaga

mata

agar

tetap

lembab (tidak kekeringan).

2.

Bagian Dalam
No

Bagian Mata

Struktur/Gambar

Fungsi
Konjungtiva
melindungi

1.

Konjungtiva

berfungsi
kornea

gesekan,

dari

memberikan

perlindungan pada sklera dan


memberi pelumasan pada bola
mata.
Skelera berfungsi melindungi
bola

2.

Sklera

mata

dari

kerusakan

mekanis dan menjadi tempat


melakatnya otot mata.
Berfungsi sebagai pelindung
mata gar tetap bening dan

3.

Kornea

bersih, kornea ini dibasahi oleh


air mata yang berasal dari
kelenjar air mata.
Memberi nutrisi ke retina dan

4.

Koroid

5.

Iris

badan kaca, dan mencegah


refleksi internal cahaya.
Iris terdapat di belakang kornea
dan berpigmen. Pigmen ini
menentukan warna pada mata
seseorang. Iris juga mengatur
jumlah cahaya yang masuk ke
mata dan dikendalikan oleh

6.

Pupil

saraf otonom.
Pupil berfungsi sebagai tempat
untuk

mengatur

banyak

sedikitnya cahaya yangmasuk


kedalam

mata.

Pupil

juga

Lubang di dalam Iris yang


dilalui berkas cahaya. Pupil
merupakan tempat lewatnya
7.

Lensa

cahaya menuju retina.


Lensa berfungsi memfokuskan
pandangan dengan mengubah
bentuk lensa. Lensa berperan
penting
cahaya.

pada

pembiasan

8.

Retina

Retina

berfungsi

menerima

untuk
cahaya,

mengubahnya menjadi impuls


saraf

dan

menghantarkan

impuls ke saraf optik(II).

Aqueous

Aqueous humor(humor berair)

humor

berfungsi

menjaga

bentuk

kantong depan bola mata.

9.

Vitreus
10.

humor
(Badan
Bening)

Vitreous humor(humor bening)


berfungsi

menyokong

lensa

dan menolong dalam menjaga


bentuk bola mata.

Fungsi bintik kuning yang


Bintik

terdapat di retina pada mata

Kuning

adalah untuk menerima cahaya


dan meneruskan ke otak.
Saraf optik memiliki fungsi
untuk

meneruskan

sebuah

rangsang cahaya hingga ke


Saraf Optik

otak. Semua informasi yang


akan

dibawa

oleh

saraf

nantinya diproses di otak. Dan


Dengan demikian kita bisa
melihat suatu benda.

a). Muskulus orbikularis okuli


otot lingkar mata, fungsinya
untuk menutup mata.
b). Muskulus orbikularis okuli
otot lingkar mata, fungsinya
untuk menutup mata.
c).

Muskulus

rektus

okuli

inferior(otot disekitar mata),


fungsinya untuk menutup
mata.
d).
Otot Mata

Muskulus

medial(otot

rektus

disekitar

okuli
mata),

fungsinya menggerakkan
mata dalam(bola mata).
e). Muskulus obliques okuli
inferior,

fungsinya

menggerakkan bola mata ke


bawah dan kedalam.
f). Muskulus obliques okuli
superior, fungsinya memutar
mata ke atas ke bawah
dan keluar.

Fisiologi Melihat

Fisiologi aquos Humor


Humor aqueous mengalir ke dalam bilik posterior kemudian masuk diantara
permukaan posterior iris dan selanjutnya masuk ke bilik anterior. HA keluar dari bilik
anterior melalui dua jalur, yaitu jalur konvensional (jalur trabekula) dan jalur
uveosklera (jalur non trabekula). Jalur trabekula pada bilik anterior dibentuk oleh
dasar iris dan kornea perifer, melewati trabekular meshwork (TM) dari sklera, masuk
ke kanal schlemn (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena aqueous). Melalui kanal
kolektor, HA dibawa ke pembuluh darah sklera dimana HA bercampur dengan darah.
Pada jalur uveosklera, HA mengalir melalui korpus siliaris ke ruang supra arakhnoid
dan masuk ke dalam sirkulasi pada vena.

Anda mungkin juga menyukai