Anmal Blok 19
Anmal Blok 19
3.
Hasil
Fisik
Keadaan Umum
BMI
Suhu
PR
RR
Pemeriksaan
Tampak sakit
21,34 kg/m2
37oC
90 bpm
18x/menit
Nilai Normal
Interpretasi
Sehat
18,5-22,9
36,5o-37,5oC
60-100 bpm
16-24 x/menit
Tidak normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Bagaimana hubungan tidak ada riwayat alergi dengan diagnosis pada kasus?
Untuk menyingkirkan diagnosis keratitis, karena Gejala keratitis sama dengan uveitis
yaitu menimbulkan rasa nyeri dan fotofobia, rasa nyeri karena kornea memiliki
banyak serat nyeri, fotofobia pada penyakit kornea merupakan akibat kontraksi dari
iris yang meradang. Pada anamnesis keratitis sering ditemukan adanya riwayat
trauma seperti terkena benda asing, adanya keruakan epitel, musim panas dan daerah
yang lembab, adanya riwayat penyakit kornea sebelumnya, riwayat penggunaan obat
topical karena kortokosteroid yang dipakai dapat menjadi predisposisi penyakit
bakteri, jamur atau virus, khususnya keratitis herpes simpleks, serta riwayat alergi.
4.
Peradangan pada iris dan badan ciliary menyebabkan kerusakan pada sawar darahokular. Kondisi ini memungkinkan protein dan leukosit untuk ekstravasasi , sehingga
timbul tanda-tanda uveitis anterior yang khas seperti sel dan flare.Penyebab tersering
dari uveitis anterior adalah idiopatik, tetapi trauma pada mata dan penyakit sistemik
(seperti Reiter, Sindrom Behcet, Sindrom Posner Schlosman), infeksi adenovirus,
parotitis, klamidia dan influenza juga dapat menjadi penyebab uveitis anterior.
Uveitis mungkin disebabkan oleh kondisi autoimun, infeksi, trauma, tetapi 50%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa kasus-kasus inflamasi intraocular dapat
menyebabkan uveitis, keganasan (misalnya ocular-sistem saraf pusat). Uveitis
akibat infeksi limfoma hampir selalu menyebabkan penyebaran hematogen dari
bagian lain dari tubuh. Patofisiologi dari uveitis tergantung pada etiologi. Sawar
darah mata, mirip dengan sawar darah -otak biasanya mencegah sel-sel dan protein
besar memasuki mata. Peradangan menyebabkan penghalang ini kehilangan fungsi
untuk mencegah sel-sel dan protein besar masuk ke mata, dan sel darah putih
terutama neutrofil dapat memasuki mata.
Penyebab infeksi sekitar 20% dari semua kasus uveitis, dengan infeksi yang paling
umum yang infeksi herpes dan toksoplasma
Pada uveitis anterior, kebanyakan kasus ini tidak diketahui penyebabnya
(40%) atau dikaitkan dengan kondisi rheumatologic (45%), seperti seronegative
arthropathies, HL A-B27- penyakit terkait. Reiter's syndrome dan juvenile
rheumatoid artritis.Penyakit di Behcet, lupus eritematosus, multifocal sistemik
choroiditis, dan panuveitis, atau di idiopathic Penyebab infeksi yang paling umum
adalah herpetic uveitis anterior untuk 10% kasus - kasus, sedangkan karena sifilis,
TBC, dan penyakit Lyme menyebabkan kurang dari 1%.Intermediate uveitis
idiopatik
sarcoidos
adalah
mata yang tidak diketahui pula etiologi(8% ), Infeksi menyebabkan 10% kasus dan
termasuk karena sifilis,TB,dan Candida.
(nanti dicari lagi)
http://www.iosrphr.org/papers/v4i12/E04012042047.pdf
5.
Penegakan diagnosis dari uveitis anterior dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan tambahan.
Anamnesis
Pasien uveitis anterior umumnya datang dengan keluhanmata memerah dengan visus yang
turun mendadak. Keluhan tersebut dapat disertai nyeri pada mata, gangguan pengelihatan,
dan sensitif terhadap cahaya. Perlu ditanyakan mekanisme kajadian trauma, objek yang
mengenai mata, arah terjadinya benturan, riwayat penyakit dahulu, riwayat infeksi dan
penggunaan pelindung mata saat kejadian. Riwayat penyakit mata perlu ditanyakan, terutama
yang berhubungan dengan tekanan intraokuler. Riwayat tindakan pembedahan juga perlu
ditanyakan. Selain itu, riwayat penyakit lain seperti diabetes, parotitis, infuenza, herpes
simpleks, diare kronis, sindrom behcet, sindrom posner schlosman, dan penyakit reiter juga
perlu ditanyakan untuk menentukan etiologi dan tatalaksana.
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Oftalmologis
Pemeriksaan oftalmologis dilakukan secara menyeluruh, meliputi pemeriksaan visus,
lapangan pandang, gerakan bola mata, mata bagian anterior dan posterior, serta tekanan
intraokuler.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengetahui etiologi dan untuk menyingkirkan
diagnosis banding. Pemeriksaan yang umum diperiksa berupa ultrasonografi (USG) dan CTScan Orbita.
6.
LI
1.
Anatomi Mata
Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkasberkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus,
mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan.
Adapun anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
Bagian Luar
a.
Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata.
b.
Alis Mata (Supersilium)
Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata.
c.
Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di depan
bulbus okuli.
d.
e.
Bagian Dalam
Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak
mata dan dan menutupi bagian depan sklera (bagian putih mata), kecuali kornea.
Epitel
Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang saling
tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan
menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal
berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di
depannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran
air, eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.
Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi
2.
Membran Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang
tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
3.
Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan
lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan dibagian perifer
serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu
lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea
yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah
trauma.
4.
Membran Descement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea
Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40
m.
5.
Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40 m.
Endotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom dan zonula
okluden (H. Sidarta Ilyas, 2004).
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar
longus, saraf nasosiliar, saraf V. saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke
dalam stroma kornea, menembus membran Boeman melepaskan selubung
Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi samapai kepada kedua lapis terdepan
tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah
limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu
3 bulan. Trauma atau panyakkit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem
pompa endotel terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi edema kornea.
Endotel tidak mempunya daya regenerasi. Kornea merupakan bagian mata yang
tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat
dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk
kornea dilakukan oleh kornea.
d.
Uvea
Uvea terdiri dari 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan koroid. Iris adalah lapisan yang
dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Badan
siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata, sedangkan koroid
merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi
pada bagian mata.
e.
Pupil
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya
yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi
ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang.
f.
Lensa
Lensa mata adalah suatu struktur biologis yang tidak umum. Lensa berbentuk
lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan
dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa.
Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan
memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa.
Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat
lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus
embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang
lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan
nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan dibelakangnya korteks
posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa
yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang
menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar.
g.
Retina
Retina terdiri atas pars pigmentosa luar dan pars nervosa di dalamnya. Permukaan
luarnya melekat pada choroidea dan permukaan dalamnya berkontak dengan corpus
vitreum. Tiga perempat posterior retina merupakan organ reseptornya. Ujung anterior
membentuk cincin berombak, yaitu ora serrata, di tempat inilah jaringan syaraf
berakhir. Bagian anterior retina bersifat non-reseptif dan hanya terdiri atas sel-sel
pigmen dengan lapisan epitel silindris di bawahnya. Bagian anterior retina ini
menutupi procesus ciliaris dan bagian belakang iris.
h.
Aqueous humor
Aqueous Humor
Aquaeous humor
atau cairan berair
terdapat
dibalik
kornea.
Strukturnya sama
dengan cairan sel,
mengandung
nutrisi
bagi
Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan seperti
jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat bola mata
membulat. Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur ini
merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen,
dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous mengandung
sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat. Peranannya mengisi
ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous
disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak
terdapatnya kekeruhanbadan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada
pemeriksaan oftalmoskopi.
j.
Bintik Kuning
Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena
merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan batang
k.
Saraf Optik
retina,
untuk
menuju ke otak.
l.
Otot Mata
yang
Muskulus
levator
palpebralis
superior inferior.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata)
Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata)
Muskulus obliques okuli inferior
Muskulus obliques okuli superior.
Origo dan Insersion Otot-Otot Ekstraokular
sentralis retina. Vena oftalmika berhubungan dengan sinus kavernosus melalui fisura
orbitalis superior dan dengan pleksus venosus pterigoideus melalui fisura orbitalis
inferior.
Bagian Luar
No
Bagian Mata
Struktur/Gambar
Fungsi
Bulu mata
1.
Bulu Mata
berfungsi untuk
Alis Mata
Kelopak
mata
berfungsi
Kelopak Mata
kalau
ada
gangguan
pada
Kelenjar Air
Mata
menjaga
mata
agar
tetap
2.
Bagian Dalam
No
Bagian Mata
Struktur/Gambar
Fungsi
Konjungtiva
melindungi
1.
Konjungtiva
berfungsi
kornea
gesekan,
dari
memberikan
2.
Sklera
mata
dari
kerusakan
3.
Kornea
4.
Koroid
5.
Iris
6.
Pupil
saraf otonom.
Pupil berfungsi sebagai tempat
untuk
mengatur
banyak
mata.
Pupil
juga
Lensa
pada
pembiasan
8.
Retina
Retina
berfungsi
menerima
untuk
cahaya,
dan
menghantarkan
Aqueous
humor
berfungsi
menjaga
bentuk
9.
Vitreus
10.
humor
(Badan
Bening)
menyokong
lensa
Kuning
meneruskan
sebuah
dibawa
oleh
saraf
Muskulus
rektus
okuli
Muskulus
medial(otot
rektus
disekitar
okuli
mata),
fungsinya menggerakkan
mata dalam(bola mata).
e). Muskulus obliques okuli
inferior,
fungsinya
Fisiologi Melihat