Anda di halaman 1dari 14

Hanna Luthfiani Azka

240210120085
Kelompok 4B
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Pengemasan adalah kegiatan untuk mengawetkan bahan pangan atau
makanan dengan menggunakan bahan-bahan pembungkus tertentu yang sesuai
dengan sifat masing-masing produk, sehingga terhindar dari kerusakan yang
diakibatkan oleh pengaruh dari luar (Herudiyanto, 2008).
Bahan atau produk pangan bila tidak dikemas dapat mengalami kerusakan
akibat serangan binatang (seperti tikus), serangga (seperti kecoa), maupun
mikroba (bakteri, kapang dan khamir). Kerusakan bisa terjadi mulai dari bahan
pangan sebelum dipanen, setelah dipanen, selama penyimpanan, pada saat
transportasi dan distribusi maupun selama penjualan. Adanya mikroba dalam
bahan pangan akan mengakibatkan bahan menjadi tidak menarik karena bahan
menjadi rusak, terjadi fermentasi atau ditumbuhi oleh kapang. Bakteri yang
tumbuh dalam bahan pangan akan mempengaruhi kualitasnya, disamping itu ada
kecenderungan menghasilkan senyawa beracun bagi konsumen (manusia),
sehingga menimbulkan sakit, bahkan bisa menyebabkan kematian (Syarief, dkk,
1989).
Kemasan yang diamati adalah kemasan plastik. Plastik dibuat dengan cara
polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk secarasambung menyambung
bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer. Misalnya,plastik jenis PVC
(Polivinil Chlorida), sesungguhnya adalah monomer dari vinilklorida.
Disamping bahan dasar berupa monomer, di dalam plastik juga terdapat
bahan non plastik yang disebut aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifatsifat plastik itu sendiri. Bahan aditif tersebut berupa zat-zat dengan berat molekul
rendah, yang dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar
ultraviolet, anti lekat, dan masih banyak lagi.
Kemasan plastik mulai diperkenalkan pada tahun 1900-an. Sejak itu
perkembangan nya berlangsung sangat cepat. Sesudah Perang Dunia II,
diperkenalkan berbagai jenis kemasan plastik dalam bentuk kemasan lemas
(fleksibel) maupun kaku. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal antara lain
polietilen, polipropilen, poliester, nilon, serta vinil film. Bahkan selama dua
dasawarsa terakhir, pangsa pasardunia untuk kemasan pangan telah direbut oleh
kemasan plastik.

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
Sebagai bahan pembungkus, plastik dapat digunakan dalam bentuk
tunggal, komposit atau berupa lapisan multilapis dengan bahan lain, (apakah itu
antara plastik dengan plastik yang beda jenis, plastik dengan kertas atau lainnya).
Kombinasi tersebut dinamakan aminasi. Dengan demikian, kombinasi dari
berbagai janis plastik dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan. (Anonimb,
2010)
Kelebihan plastik sebagai bahan kemasan dibandingkan bahan kemasan
yang lain adalah (1) relatif lebih ringan, (2) praktis dan fleksibel, (3) harga relatif
murah, (4) dapat diberi warna menarik, (5) dapat menghambat panas/listrik, dan
(6) tidak mudah pecah.
Sifat-sifat plastik antara lain tembus pandang (clarity) yang baik,
kekakuan (stiffnes), permeabel terhadap gas, ketahanan terhadap benturan/gesekan
(Marrresistance), dapat dilengkungkan / dibengkokan (warpage), ketahanan
terhadap benturan (impact strenght), ketahanan terhadap sobekan (tear strenght),
dan ketahanan terhadap tegangan (tensile strenght).
Jenis-jenis plastik pengemas yang banyak digunakan meliputi: polistiren
(PS) polietilen (PE), polipropilen (PP), polikarbonat (PC), polivinil khlorida/saran
(PVC), poliamida/nilon,z poliester (PET), cellophan (selofan) dan lain-lain
(Tjahjadi, 2011).
5.1. Pengenalan berbagai jenis kemasan plastik
Tabel 5.1. Hasil pengamatan deskripsi berbagai jenis plastik.
No
Jenis Plastik
1 P1(PET)
2 P2(PVC)

Deskripsi
Keras, kaku, tembus cahaya, transparan, bergelombang.
Tipis, kaku, tembus cahaya, transparan, ada bagian yang
bergelombang.
3 P3(PP tebal)
Tipis, agak keras, tembus cahya, transparan, kedua bagian
rata.
4 P4(PP tipis)
Tipis kaku, tembus cahaya, transparan, kedua bagian rata.
5 P5(HDPE)
Tipis, kaku, tidak tembu cahaya, kurang jernih, kedua
bagian rata.
6 P6(LDPE)
Tipis, kaku, tembus cahaya, transparan, kedua bagian rata.
Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2014)

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
Tabel 5.2. Hasil pengamatan perbandingan berbagai jenis plastik.
No.

Jenis Plastik

Kejerniha Kekakua
n
n
1
P1(PET)
Jernih +3
Kaku +4
2
P2(PVC)
Jernih +3
Kaku +3
3
P3(PP tebal)
Jernih +5
Kaku +2
4
P4(PP tipis)
Jernih +4
Kaku +
5
P5(HDPE)
Jernih +
Kaku +
6
P6(LDPE)
Jernih +2
Kaku +
Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2014)

Kilap
+2
+4
+5
+3
+
+3

Tekstur
Kasar +2
Kasar +
Halus +
Halus +3
Halus +4
Halus +2

Ketebala
n
Tebal +5
Tebal +4
Tebal +3
Tebal +2
Tebal +2
Tebal +

5.1.1 Polietilen
Polietilen adalah polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan
prosespolimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri
minyakdan batubara.Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan
fleksibel, mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek yang baik.
Pemanasan polietilen akan menyebabkan plastik ini menjadi lunak dan cair pada
suhu 110oC.
Berdasarkan densitasnya, maka plastik polietilen dibedakan atas :
a. Polietilen densitas rendah (LDPE= Low Density Polyethylene)
LDPE dihasilkan dengan cara polimerisasi pada tekanan tinggi, mudah dikelim
danharganya murah. Plastik ini mempunyai kekuatan terhadap kerusakan dan
ketahanan untuk putus yang tinggi. Digunakan untuk film, mangkuk, botol dan
wadah/kemasan.
b. Polietilen densitas menengah (MDPE = Medium Density Polyethylene)
c. Polietilen Densitas Tinggi (HDPE = High Density Polyethylene)
HDPE lebih kaku dibanding LDPE dan MDPE, tahan terhadap suhu tinggi
sehingga dapat digunakan untuk produk yang akan disterilisasi. Dalam
perdagangan dikenal dengan nama alathon, alkahtene, blapol, carag, fi-fax,
hostalon.
5.1.2 Poliester atau Polietilen Treptalat (PET)
PET adalah hasil kondensasi polimer etilen glikol dan asam treptalat,dan
dikenal dengan nama dagang mylar. Jenis plastik ini banyak digunakan dalam

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
laminasiterutama untuk meningkatkan daya tahan kemasan terhadap kikisan dan
sobekansehingga banyak digunakan sebagai kantung-kantung makanan.
Ada 3 (tiga) jenis plastik PE, yaitu :
- PET biasa tanpa laminasi
- PET yang mengkerut jika kena panas
- PET yang dilaminasi untuk kemasan vakum.
Sifat-sifat plastik PET adalah :
- tembus pandang (transparan), bersih dan jernih
- tahan terhadap suhu tinggi (300oC)
- permeabilitasnya terhadap uap air dan gas rendah
- tahan terhadap pelarut organik seperti asam-asam organik dari buah-buahan,
sehingga dapat digunakan untuk mengemas minuman sari buah.
- tidak tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzil alkohol.
- kuat dan tidak mudah sobek
- tidak mudah dikelim dengan pelarut
5.1.3 Polipropilen (PP)
Polipropilen adalah polimer dari propilen dan termasuk jenis plastik olefin,
dengan rumus bangun sebagai berikut :
(CH2 CH )n

CH3
Polipropilen mempunyai nama dagang Bexophane, Dynafilm, Luparen,
Escon,Olefane dan Profax.. Sifat-sifat dan penggunaannya sangat mirip dengan
polietilen, yaitu :
- ringan (densitas 0.9 g/cm3)
- mudah dibentuk
- tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tapi tidak transparan dalambentuk
kemasan kaku
- lebih kuat dari PE. Pada suhu rendah akan rapuh, dalam bentuk murninyamudah
pecah pada suhu -30oC sehingga perlu ditambahkan PE atau bahan lainuntuk

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
memperbaiki ketahanan terhadap benturan. Tidak dapat digunakanuntuk
kemasan beku.
- lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah dalam
penanganandan distribusi
- daya tembus (permeabilitasnya) terhadap uap air rendah, permeabilitasterhadap
gas sedang, dan tidak baik untuk bahan pangan yang mudah rusakoleh oksigen.
- tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150oC, sehingga dapat dipakai
untukmensterilkan bahan pangan.
- mempunyai titik lebur yang tinggi, sehingga sulit untuk dibentuk
menjadikantung dengan sifat kelim panas yang baik.
- polipropilen juga tahan lemak, asam kuat dan basa, sehingga baik untukkemasan
minyak dan sari buah. Pada suhu kamar tidak terpengaruh olehpelarut kecuali
oleh HCl.
- pada suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzen, siklen, toluen, terpentin
danasam nitrat kuat.
5.1.4 Polistiren
Polistiren ditemukan pada tahun 1839 oleh E.Simon, tapi secara komersial
barudiproduksi di Jerman tahun 1935 dengan nama dagang Bextrene, Carinex,
Dylene, Fostarene, Kardel, Vestyran, Lustrex, Restirolo, Luran dan Lorkalene.
Sifat-sifat umum polistiren adalah :
- kekuatan tariknya tinggi dan tidak mudah sobek
- titik leburnya rendah (88oC), lunak pada suhu 90-95oC
- tahan terhadap asam dan basa kecuali asam pengoksidasi
- terurai dengan alkohol pada konsnetrasi tinggi, ester, keton, hidrokarbon
aromatik dan klorin
- permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi, baik untuk kemasan bahan segar
- permukaan licin, jernih dan mengkilap serta mudah dicetak
- bila kontak dengan pelarut akan keruh
- mudah menyerap pemlastis, jika ditempatkan bersama-sama dengan plastik lainn
menyebabkan penyimpangan warna
- mempunyai afinitas yang tinggi terhadap debu dan kotoran
- baik untuk bahan dasar laminasi dengan logam (aluminium)

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
Oriented Polistiren (OPS) banyak digunakan untuk kemasan buah-buahan
dan sayuran yang memerlukan permeabilitas uap air dan gas yang tinggi.
5.1.5 Polivinil Klorida (PVC)
Reaksi polimerisasi vinil klorida ditemukan pada tahun 1835 oleh
Regnault, dan fabrikasinya dimulai tahun 1931. Nama-nama dagang PVC adalah
Elvax, Geon, Postalit, Irvinil, Kenron, Marvinol, Opalon, Rucoblend, Vinoflex.
Kemasan PVC dapat berupa kemasan kaku atau kemasan bentuk.
Beberapa jenis PVC adalah :
a. Plasticized Vinyl Chlorida
Bahan pemlastis yang digunakan adalah resin (poliester, epoksi) dan non resin
(ptalat dan posfat). Digunakan untuk kemasan daging segar, ikan, buah-buahan
dan sayuran.
b. Vinyl Copolymer
Vinyl copolimer mirip dengan plastized vinil klorida, hanya resinnya berupa
polimer, sehingga dapat digunakan untuk kemasan blister pack, kosmetika dan
sari buah.
c. Oriented Film
PVC jenis oriented film mempunyai sifat yang luwes (lunak) dan tidak mudah
berkerut.
Sifat-sifat umum kemasan PVC adalah sebagai berikut :
- tembus pandang, ada juga yang keruh
- permeabilitas terhadap uap air dan gas rendah
- tahan minyak, alkohol dan pelarut petrolium, sehingga dapat digunakan untuk
kemasan, mentega, margarin dan minyak goreng
- kekuatan tarik tinggi dan tidak mudah sobek
- dipengaruhi oleh hidrokarbon aromatik, keton, aldehida, ester, eter aromatik,
anhidrat dan molekul-molekul yang mengandung belerang, nitrogen dan fosfor.
Tidak terpengaruh oleh asam dan basa, kecuali asam pengoksidasi, akan tetapi
pemlastis akan terhidrolisa oleh asam dan basa pekat.
- densitas 1.35-1.4 g/cm3

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
Gambar 5.1. Kode Jenis Plastik yang Lazim Digunakan untuk Kemasan
Makanan.

Sumber: (Google,2014)
5.2. Mengukur Ketebalan berbagai jenis kemasan plastik.
Ketebalan merupakan karakteristik dan sifat yang penting bagi kemasan
plastik. Semakin tebal suatu plastik, maka akan semakin rendah permeabilitasnya,
artinya semakin sulit untuk terjadi perpindahan gas dan uap air.
Tabel 5.3 Hasil pengamatan ketebalan berbagai jenis kemasan plastik.
No
1

Jenis
Plastik
P1

Pengukuran
ke1
2

Tebal
(mm)
0,15
0,14

Rata-rata

Maksimum

Minimum

0,117

0,16

0,135

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
3
0,16
4
0,135
5
0,16
1
0,055
2
0,05
2
P2
3
0,055
4
0.045
5
0,07
1
0,031
2
0,04
3
P3
3
0,052
4
0,05
5
0,045
1
0,0047
2
0,0046
4
P4
3
0,00468
4
0,0045
5
0,0045
1
0,00445
2
0,0048
5
P5
3
0,0049
4
0,00479
5
0,0049
1
0,00481
2
0,00469
6
P6
3
0,00468
4
0,00468
5
0,0045
Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2014)

0,055

0,07

0,055

0,0436

0,052

0,031

0,047

0,045

0,0049

0,00445

0,00481

0,0045

Pada percobaan ini, dilakukan pengukuran terhadap setiap sampel masingmasing 5 kali untuk mendapat hasil yang lebih akurat. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan mikrometer sekrup. Dari hasil pengukuran dengan
menggunakan mikrometer sekrup, jenis plastik paling tebal adalah PET, diikuti
dengan PVC, PP tebal, PP tipis, HDPE kemudian LDPE.
5.3. Pengukuran Berat berbagai jenis kemasan plastik.
Tabel 5.4. Hasil pengamatan massa jenis masing-masing jenis plastik.
No.
1
2
3
4

Jenis Plastik
P1(PET)
P2(PVC)
P3(PP tebal)
P4(PP tipis)

Ketebalan(cm)
0,0117
0,0055
0,00436
4,596 x 10-4

Volume(cm3)
0,2925
0,375
0,109
0,0149

Density
2.325
2,69
2,497
6,565

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
5
P5(HDPE)
4,768 x 10-4
6
P6(LDPE)
4,672 x 10-4
Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2014)

0,001192
0,01168

6,4949
6,3664

Tabel 5.4 Berat Kertas/Satuan Luas


Jenis Pengukuran
Plastik
keP1

Berat RataRata

0,02788

278,8

0,027796

277,96

0,025096

250,96

0,027628

276,28

0,02964

296,4

0,027608

276,08

0,015216

152,16

0,01566

156,6

0,013852

138,52

0,013484

134,84

0,015768

157,68

0,014796

147,96

0,011228

112,28

0,010484

104,84

0,011128

111,28

0,010944

109,44

0,010672

106,72

0,01089

108,912

0,003472

34,72

0,002904

29,04

0,002916

29,16

0,002916

29,16

0,002912

29,12

0,6802

Rata-Rata

0,3699

Rata-Rata
P3

0,27228

Rata-Rata
P4

g/m2

P2

g/cm2

0,07544

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B

3,024 x 10-3

30,24

0,003564

35,64

0,00306

30,6

0,002952

29,52

0,002972

29,72

0,002936

29,36

3,0968 x 10-3

30,968

0,003436

34,36

0,00286

28,6

0,002744

27,44

0,0029

29

0,002932

29,32

2,9744 x 10-3

29,744

Rata-Rata
P5

0,07742

Rata-Rata
P6

0,07436

Rata-Rata
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)

Tabel 5.5. Hasil pengamatan berat rata-rata berbagai jenis plastik.


No.

Jenis Plastik

Berat Rata-Rata Kemasan


kg/m2
psf
1
P1(PET)
0,272
0,0557
2
P2(PVC)
0,1479
0,03029
3
P3(PP tebal)
0,1089
0,0223
4
P4(PP tipis)
3,06 x 10-2
6,18 x 10-3
5
P5(HDPE)
0,3096
0,0634
6
P6(LDPE)
2,9744 x 10-2
6,092 x 10-4
Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2014)
Pada percobaan ini, dilakukan pengukuran terhadap berat per satuan luas
dari tiap-tiap plastik. Setelah dilakukan penimbangan dan pengukuran berat per
satuan ternyata diketahui bahwa plastik paling berat dan massa jenis terbesar
adalah PET, diikuti dengan PVC, PP tebal, HDPE, PP tipis kemudian LDPE.
Nilai massa jenis inimenunjukkan seberapa rapat molekul yang menyusun
plastik ini. Semakin rapat susunan molekulnya (monomernya), maka semakin

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
besar nilai density/massa jenisnya. Semakin besar density plastik maka akan
semakin rendah pula permeabilitasnya.

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
VI. KESIMPULAN
1. Jenis-jenis plastik pengemas yang banyak digunakan meliputi polistiren
(PS) polietilen (PE), polipropilen (PP), polikarbonat (PC), polivinil
khlorida/saran (PVC), poliamida/nilon, poliester (PET), cellophan
(selofan) dan lain-lain
2. Setiap jenis plastik memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbedabeda tergantung permeabilitasnya.
3. Plastik paling tebal adalah PET, diikuti dengan PVC, PP tebal, PP tipis,
HDPE kemudian LDPE.
4. Plastik paling berat dan massa jenis terbesar adalah PET, diikuti dengan
PVC, PP tebal, HDPE, PP tipis kemudian LDPE.
5. Semakin tipis dan ringan plastik semakin rendah nilai permeabilitasnya.

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., dkk. 1987. Ilmu Pangan. UI-Press . Jakarta
Fellows,P.J. 2000. Food Processing Technology. Principles and Practice. 2nd
Ed.Woodhead Publishing Ltd., Cambridge, England.
Herudiyanto, Marleen,Ir.,M.S. 2003. Pengemasan. Program Studi Teknologi
Pangan Jurusan Teknologi Industri Pertanian Faperta UNPAD.
Miltz, J., 1992. Food Packaging. In : Handbook of Food Engineering,
D.R.Heldman and D.B.Lund (Ed). Marcel Dekker, Inc. New York.
Nurminah, Mimi. 2002.Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan
Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan yang Dikemas.Jurusan
Teknologi Pertanian. Faperta USU.
Sacharow. S. and R.C. Griffin. 1980. Principles of Food Packaging. The AVI
Publishing.Co. Inc. Westport. Connecticut.
Suyitno. 1990. Bahan-bahan Pengemas. PAU. UGM. Yogyakarta.
Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan
Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.

Hanna Luthfiani Azka


240210120085
Kelompok 4B
JAWABAN PERTANYAAN
1. Adakah perbedaan yang mencolok sesama contoh? Jika ya, terangkan
sebabnya!
Jawab:
Berdasarkan

hasil

pengamatan,

setiap

jenis

plastik

mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda, baik ditinjau dari tekstur, warna, sifat tembus
pandang, kekuatan, ketebalan, densitas, dll. Adanya perbedaaan-perbedaaan
tersebut pada setiap plastik dimungkinkan karena karakteristik plastik
bergantung pada jenis polimer yang menyusunnya dan bahan tambahan yang
digunakan pada proses pembuatan plastik tersebut. Proses polimerisasi yang
menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai tingkat polimerisasi yang
rendah dan kerangka dasar yang mengikat antar atom karbon dan ikatan antar
rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang dihasilkan dengan
tingkat polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras (Flinn dan Trojan, 1975).
Selain faktor bahan baku, penggunaan bahan tambahan pada proses
pembuatan plastik beraneka ragam bergantung pada bahan baku yang
digunakan dan mutu produk yang akan dihasilkan. Berdasarkan fungsinya,
maka bahan tambahan atau bahan pembantu proses dalam pembuatan plastik
dapat dikelompokkan menjadi bahan pelunak (plasticizer), bahan penstabil
(stabilizer), bahan pelumas (lubricant), bahan pengisi (filler), pewarna
(colorant), antistatic agent, blowing agent, flame retardant dan sebagainya
(Winarno, 1994).
Selain perbedaan bahan baku dan zat aditif yang digunakan dalam
pembuatannya, perbedaan karakteristik fisik plastik juga berhubungan erat
dengan tujuan penggunaannya dalam mengemas bahan pangan. Sebagai
contoh, plastik yang warnanya buram biasa digunakan untuk mengemas bahan
pangan yang mudah rusak jika terkena cahaya seperti minyak goreng, produk
susu dan makanan-makanan yang mengandung lemak. Untuk plastik yang
berwarna bening biasanya digunakan pada bahan pangan yang tidak mudah
rusak oleh cahaya.

Anda mungkin juga menyukai