Abstrak
Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya.
Ketidaktahuan dan kurangnya informasi tentang menyusui dini membuat ibu kurang
termotivasi untuk melakukan inisiasi menyusui dini dan kurangnya dukungan bidan
membuat ibu tidak percaya atau takut untuk melakukan inisiasi menyusui dini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu, motivasi ibu,
dan dukungan bidan dengan inisiasi menyusui dini di Wilayah Kerja Puskesmas
Gajahan. Penelitian ini merupakan penelitian survei observasional dengan pendekatan
Cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang melahirkan di wilayah
Kerja Puskesmas Gajahan pada bulan Juli 2014 sebanyak 74 ibu. Sampel sebanyak
70 ibu yang diambil dengan Proporsional Random Sampling tiap kelurahan. Uji
Hipotesis menggunakan chi square test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan ibu (p=0,000), motivasi ibu (p=0,001), dan dukungan
bidan (p=0,009) dengan kesediaan ibu melakukan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah
Kerja Puskesmas Gajahan Kota Surakarta.
Kata kunci
ABSTRACT
Breastfeeding early have a positive impact for both mother and baby. Ignorance and
lack of information about the early stages of breastfeeding mothers are less motivated
to do the early initiation of breastfeeding and the lack of support for midwives make
mothers do not believe or are afraid to do the early initiation of breastfeeding. This
study aims to determine the relationship of maternal knowledge, maternal motivation,
and support the early initiation of breastfeeding midwife at the health center Gajahan
Work Area. This study is an observational survey with cross sectional approach. The
study population was all mothers who gave birth in Puskesmas Gajahan in July 2014
by 74 mothers. A sample of 70 mothers were taken with the Proportional Random
Sampling techniques for each village with Hypothesis Testing using the chi square
test. The results showed that there is a relationship between mothers knowledge
(p=0,000), maternal motivation (p=0,001) and support midwives (p=0,009) with a
willingness Early Initiation of Breastfeeding mothers do in the Work Area Health
Center Gajahan Surakarta City.
Keywords
midwife.
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan terbaik dan termurah yang dapat
diberikan ibu kepada bayinya, didalamnya terkandung zat-zat yang dibutuhkan bayi
sejak lahir sampai usia 24 bulan atau lebih. ASI sebagai makanan alami pertama
untuk bayi menyediakan energi dan nutrisi dalam jumlah tepat yang dibutuhkan
sesuai dengan umur bayi. Pemberian ASI merupakan salah satu upaya membentuk
generasi sehat, cerdas, serta berkualitas demi masa depan dirinya, keluarga,
masyarakat dan negara (Iis, 2010).
Hasil Riskesdas (2013) menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif
baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, menyusu mempunyai peran penting untuk
menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya
dengan zat gizi dan antibodi. Sedangkan bagi ibu, menyusui dapat mengurangi
morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang kontraksi uterus
sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (postpartum) (Riskesdas, 2013).
Pencapaian
pada
2015
merupakan
target
komitmen
global
tujuan
Pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya IMD pada bayi baru lahir
menjadi suatu kebutuhan bagi semua petugas kesehatan dan masyarakat luas terutama
ibu-ibu yang sedang hamil. Rendahnya cakupan ASI ekslusif di Indonesia disebabkan
karena kurangnya informasi pelaksanaan IMD kepada masyarakat dari pihak instansi
kesehatan. Demikian juga persepsi dan pendapat masyarakat yang salah tentang IMD
juga menjadi penghambat suksesnya program pemerintah ini, sehingga informasi
yang benar tentang program IMD hendaknya terus disosialisasikan pada masyarakat
luas agar apa yang menjadi tujuan program pemerintah ini dapat tercapai dengan baik
(Hikmawati, 2008).
Metode IMD diperkenalkan oleh Karen M. Edmon pada Bulan Maret 2006.
Metode ini dilandaskan pada refleks atau kemampuan bayi dalam mempertahankan
diri (Survival instinc). Bayi yang baru berusia 20 menit dengan sendirinya dapat
langsung mencari puting ibunya. Proses ini dapat berlangsung selama 1 jam atau
lebih. Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan langsung bayi yang baru lahir di
dada ibunya dan membiarkan bayinya merayap untuk menemukan sendiri puting susu
ibunya untuk menyusu. IMD harus dilakukan secara langsung setelah bayi dilahirkan
tanpa boleh ditunda. Begitu bayi dilahirkan dan dinilai bayi sehat, kemudian bayi di
IMD dengan terlebih dulu dikeringkan seluruh badannya, kecuali kedua tangannya.
Proses harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu (Widuri, 2013).
Bidan merupakan seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan
yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk di daftar (register) atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
3
pemberian
makanan
prelakteal
tidak
memungkinkan
ibu
untuk
sebanyak 844 ibu. Pelayanan persalinan ditangani oleh tenaga kesehatan khususnya
bidan. Untuk IMD di Puskesmas Gajahan sudah diterapkan, ibu yang melahirkan di
puskesmas diberi pelayanan dengan fasilitas rawat gabung. Fasilitas rawat gabung
tersebut sangat penting dalam upaya perawatan pasca persalinan dan memudahkan
kontak ibu dengan bayi dalam pelaksanaan IMD. Ketidaktahuan dan kurangnya
informasi tentang menyusu dini membuat ibu kurang termotivasi untuk melakukan
inisiasi menyusui dini dan kurangnya dukungan bidan membuat ibu tidak percaya
atau takut untuk melakukan inisiasi menyusui dini. Berdasarkan latar belakang di atas
penulis bermaksud melakukan penelitian di Puskesmas Gajahan, tentang Inisiasi
Menyusui Dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
ibu, motivasi ibu, dan dukungan bidan dengan inisiasi menyusui dini di Wilayah
Kerja Puskesmas Gajahan Kota Surakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi observasional dengan rancangan Cross
sectional karena mempelajari korelasi antar variabel bebas dengan terikat yang
diamati dalam satu titik waktu bersamaan (point time). Penelitian ini dilakukan pada
bulan Juli 2014. Tempat penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan
Kota Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di
Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Kota Surakarta. Sampel sebanyak 70 ibu hamil,
diambil dengan teknik proporsional random sampling tiap kelurahan.
Kategori
Kurang
Jumlah
6
Persentase %
8,6 %
Kesediaan ibu
Baik
Bersedia
64
64
91,4%
8,6%
Motivasi ibu
Tidak bersedia
Ada motivasi
6
63
91,4%
90,0%
Dukungan bidan
7
65
10,0%
92,9%
Tidak mendukung
7,1%
Variabel
Tingkat
pengetahuan ibu
Tingkat motivasi
Ibu
Kategori
Baik
Kesediaan IMD
Bersedia
Tidak
bersedia
n (%)
n (%)
62 (88,6%)
2 (2,9%)
64 (91,4%)
2 (2,9%)
60 (85,7%)
6 (8,6%)
63 (90,0%)
Total
p-value
0,000
Kurang
Ada
motivasi
4 (5,7%)
3 (4,3%)
0,001
Tingkat dukungan
Bidan
Tidak ada
motivasi
Mendukung
4 (5,7%)
3 (4,3%)
7 (10,0%)
61 (87,1%)
4 (5,7%)
65 (92,9%)
0,009
Tidak
mendukung
3 (4,3%)
2 (2,9%)
5 (7,1%)
10
2) Motivasi Ibu
Menurut Rahardjo (2006) motivasi merupakan salah satu mekanisme
bagaimana terbentuknya proses alami perubahan. Motivasi berarti dorongan
yang timbul dari dalam diri seseorang yang secara sadar atau tidak sadar
sehingga berperilaku untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa motivasi ibu tentang IMD di
wilayah kerja Puskesmas Gajahan sebagian besar termasuk dalam kriteria baik
63 (90,0%). Afifah (2008) menyimpulkan bahwa perlu ada motivasi yang
berupa penyuluhan atau pemberian informasi dari keluarga, masyarakat, dan
tenaga kesehatan kepada ibu agar kesadaran dan kemauan ibu timbul untuk
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Berdasarkan hasil penelitian
dengan kuesioner tentang motivasi ibu didapatkan jawaban ibu yang memiliki
motivasi sebesar 60 (90,0%) responden dengan jawaban ya, sedangkan 4
(10,0%) responden dengan jawaban tidak.
3) Dukungan bidan
Aisyaroh
(2010)
menyimpulkan
bahwa
bidan
yang
mempunyai
baik
dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang. Hal ini
disebabkan ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI, pada
umumnya mengetahui berbagai manfaat dari pelaksanaan IMD. Menurut Roesli
(2008), faktor utama yang menyebabkan kurang tercapainya pelaksanaan IMD
yang benar adalah kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang IMD
pada para ibu. Seorang ibu harus mempunyai pengetahuan baik dalam
menyusui. Seorang ibu yang kehilangan pengetahuan tentang IMD berarti
kehilangan sumber makanan yang paling penting dan cara perawatan yang
optimal pada bayi. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pengetahuan
ibu berhubungan dengan praktek inisiasi menyusu dini di wilayah kerja
Puskesmas Gajahan.
5) Hubungan antara Motivasi Ibu dengan Kesediaan Ibu Melakukan Inisiasi
Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan.
Responden yang memiliki motivasi untuk melakukan IMD sebesar 63
orang (90,0%). Sedangkan ibu yang tidak memiliki motivasi sebanyak 7 orang
(10,0%). Ada hubungan antara motivasi ibu dengan kesediaan ibu melakukan
IMD di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan (p=0,001). Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Afifah (2008) yang menyimpulkan bahwa perlu
ada motivasi yang berupa penyuluhan atau pemberian informasi dari keluarga,
masyarakat, dan tenaga kesehatan kepada ibu agar kesadaran dan kemauan ibu
13
14
pelukan ibunya segera setelah lahir. Berhasil atau tidaknya praktek IMD
tergantung pada petugas kesehatan baik perawat, bidan atau dokter karena
mereka yang pertama membantu ibu bersalin melakukan IMD. Dengan
memiliki sikap tanggap maka seorang bidan akan mampu memberikan
pelayanan yang terbaik bagi ibu dan bayi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Umur responden paling banyak pada usia 20-35 tahun sebesar 59 responden
(84,3%), Tingkat pendidikan responden paling banyak SMA/SMK yakni 43
responden (61,4%). Sedangkan pekerjaan yang paling banyak sebagai Ibu Rumah
Tangga (IRT) yaitu 48 responden (68,6%). Ibu yang berpengetahuan baik sebesar 64
orang (91,4%), yang mempunyai motivasi sebanyak 63 orang (90,4%), dan ibu yang
mendapat dukungan bidan untuk melakukan inisiasi menyusui dini terhadap ibu
sebanyak 65 orang (92,9%). lebih banyak dari pada bidan yang tidak mendukung
sebanyak 5 orang (7,1%). Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kesediaan
ibu melakukan IMD di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan p=0,000. Ada hubungan
antara motivasi ibu dengan kesediaan melakukan IMD di Wilayah Kerja Puskesmas
Gajahan p=0,001. Ada hubungan antara dukungan bidan dengan kesediaan
melakukan IMD di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan p=0,009.
15
Saran
Diharapkan
petugas
kesehatan
khususnya
bidan
dapat
memberikan
penyuluhan tentang IMD terutama pada ibu hamil serta tenaga kesehatan untuk
berupaya memfasilitasi pelaksanaan IMD, mengevaluasi dan koreksi tentang
pelaksanaan dan pengawasan kegiatan program tersebut. Bagi masyarakat khususnya
para ibu dapat meningkatkan pengetahuan akan pentingnya pemberian ASI sedini
mungkin dengan IMD dan ASI eksklusif pada bayinya. Bagi peneliti lain yang
mungkin berminat untuk melakukan dan mengembangkan penelitian ini diharapkan
menggunakan variabel penelitian seperti sikap dan perilaku, lebih luas pembahasan
materinya, menggunakan metode dan tehnik yang berbeda seperti kohort serta
memperluas ruang lingkup penelitian.
16
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, D N. 2008. Hubungan antara Motivasi dengan Pemberian ASI Eksklusif di
Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. STIKes Muhammadiyah
Lamongan. Vol. 1. No.2. Maret 2009:57-64
Aisyaroh, N. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) dengan Praktik Inisiasi Menyusui Dini di Puskesmas
Kota Semarang.
Deswani, 2007, Faktor-faktor yang Mempengeruhi Ibu dalam Pengambilan
Keputusan Untuk Menyusui Bayi Secara Dini di RB Puskesmas Kecamatan
Keramat Jati, Duren Sawit dan Cakung Jakarta Timur. Skripsi : Universitas
Indonesia
Hikmawati, I. 2008. Faktor-Faktor Resiko Kegagalan Pemberian ASI selama Dua
Bulan ( Studi Kasus pada Umur 3-6 Bulan di Kabupaten Banyumas). (Tesis).
FKM Universitas Diponegoro Semarang.
Iis S. 2010, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI dalam Satu Jam
Pertama Setelah Lahir di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat (Analisis
Survey Data Dasar Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esential di Kabupaten Garut Jawa Barat, Tahun 2007), Jurnal Kesehatan
Media Litbang Kesehatan Vol XX No 2 Tahun 2010
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010.Penuntun Hidup Sehat. Jakarta :
Bakti Husada.
Media Y, Rachmalina, dan Manula H. 2006. Pengetahuan, Presepsi dan perilaku Ibu
tentang Pemberian ASI Eksklusif. Media Litbang Kesehatan XVI No 3
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahardjo S, 2006, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Satu Jam
Pertama Setelah Melahirkan, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,Volume I
Nomor I Tahun 2006
Ratifah dan Chasanah U. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kelas Ibu
Hamil di Puskesmas 2 Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Prodi D3
Keperawatan Purwokerto. Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Jurnal
Ilmiah Kebidanan. Vol. 4 No. 1 Edisi Desember 2013. hal. 211-219
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Pedoman Pewawancara Petugas
Pengumpul Data. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI, 2013.
Roesli S. 2008, Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eklusif (Cetakan I) Jakarta :
Pustaka Bunda.
Safitri Y. 2009. Perilaku yang Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada ibu di
Wilayah Kerja Puskesmas Cibeber tahun 2009. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 3 No 3.
Desember 2012 : 161-169
Sari M C dan Wirawani. 2012. Perbedaan Pola Pemberian ASI antara Ibu yang
Melakukan dan tidak Melakukan Inisiasi Menyusui Dini. Progam Studi Ilmu
Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Journal of Nutrition
College Vol 1. Nomor 1. Tahun 2012, Halaman 1-10
Sunarsih, T .2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta selatan : Salemba
Medika.
Siregar, 2004, Pemberian ASI Ekslusif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Skripsi : Universitas Sumatra Utara.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Widuri, H. 2013. Cara Mengolah ASI Ekslusif Bagi Ibu Bekerja.Yogyakarta : Gosyen
Publising.
Yuntas, Djunaidi M D dan Sukmawati.2013. Perilaku Bidan dalam Pelaksanaan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Studi Kasus Di Puskesmas Batua Makassar.
FKM. Universitas Hasanuddin.