Anda di halaman 1dari 4

Tugas 4 Seismologi Ekplorasi dan Produksi

Nama : Rey Fariz Irwansyah


Npm : 1606841452
Teori
Konvolusi didefinisikan sebagai cara untuk mengkombinasikan dua buah deret angka yang
menghasilkan deret angka yang ketiga. Secara matematis, konvolusi adalah integral yang mencerminkan
jumlah lingkupan dari sebuah fungsi a yang digeser atas fungsi b sehingga menghasilkan fungsi c.
Konvolusi dilambangkan dengan asterisk (*).
Sehingga, a*b = c; berarti fungsi a dikonvolusikan dengan fungsi b menghasilkan fungsi c.
Konvolusi menggabungkan tiga buah sinyal, sinyal masukan, sinyal keluaran, dan respon impuls.
Konvolusi adalah cara matematik untuk mengkombinasikan dua buah sinyal menjadi sinyal dalam bentuk
lain.
Notasi Konvolusi :
y[n]= x[n] * h[n] bersifat komutatif, sehingga bisa juga menjadi y[n]= h[n] * x[n]

Langkah-langkah Konvolusi :
1. Pencerminan (folding). Cerminkan h[k] pada k=0 untuk memperoleh h[-k]
2. Pergeseran (shifting). Geser h[-k] dengan n0 ke kanan (kiri) jika n0 positif (negatif) untuk
memperoleh h[n0-k]
3. Perkalian (multiplication). Kalikan x[k] dengan h[n0-k] untuk memperoleh produk
4. Penjumlahan (summation). Jumlahkan seluruh nilai deret produk Vn0[k] untuk memperoleh nilai
pada waktu n=n0
Banyak gejala yang dipelajari terkait dengan dinamika yang berulang ulang secara periodik, seperti
getaran dan osilasi. Contoh yang paling sederhana adalah geakan berulang pada gerak harmonik seerhana
oleh pegas yang membentuk fungsi sinusoidal jika kita gambarkan hubungan antara posisi dengan waktu.
Akan tetapi kita dihadapkan pada permasalahan yang terkait dengan struktur yang memiliki periodisitas,
seperti contohnya perambatan gelombang seismik ketika melalui medium berlapis-lapis yang memiliki
struktur lapisan periodik.
Secara umum gejala atau struktur periodik yang diamatai tidak memiliki bentuk sesederhana fungsi
sinusoidal, bahkan seringkali tidak memiliki bentuk ungkapan analitik yang kita kenal. Untuk menangani
permasalahan ini maka kita dapat menggunakan uraian deret dengan fungsi fungsi sinusoidal.
Analisis Fourier adalah metoda untuk mendekomposisi sebuah gelombang seismik menjadi
beberapa gelombang harmonik sinusoidal dengan frekuensi berbeda-beda. Dengan kalimat lain, sebuah
gelombang seismik dapat dihasilkan dengan menjumlahkan beberapa gelombang sinusoidal frekuensi
tunggal. Sedangkah sejumlah gelombang sinusoidal tersebut dikenal dengan Deret Fourier.
Adapun formulasi dari deret fourier dengan periode yang sebarang sbb:

Filter adalah sebuah rangkaian yang diranacang agar melewatkan suatu pita frekuensi tertentu seraya
memperlemah semua isyarat di luar pita ini. Atau dengan kata lain adalah suatu rangkaian pemilih
Program Pasca sarjana FMIPA Univeristas Indonesia
Geofisika dan Reservoar

frekuensi agar dapat melewatkan frekuensi yang diinginkan dan menahan (couple) atau membuang (by
pass) frekuensi lainnya.
Dalam seismik, kita sering mendengar istilah wavelet. Wavelet adalah tubuh gelombang dari
gelombang yang menjadi sumber dalam eksplorasi seismik refleksi. Ada dua properti penting dalam
sebuah wavelet, yaitu polaritas dan fase.
Terdapat dua jenis polaritas dalam wavelet, yaitu polaritas normal (normal polarity) dan terbalik
(reverse polarity). Pada polaritas normal, kenaikan impedansi akustik akan digambarkan sebagai lembah
(trough) pada trace seismik, sedangkan pada polaritas negatif, kenaikan impedansi akustik akan
dilambangkan dengan puncak (peak) pada trace seismik (berdasarkan konvensi SEG, Yilmaz, O., 1990).
Terdapat empat macam jenis fase dalam wavelet, yaitu fase minimum (minimum phase), fase nol
(zero phase), fase maksimum (maximum phase) dan fase campuran (mix phase). Tapi yang paling banyak
dipakai didalam pengolahan data dan interpretasi seismik adalah wavelet fase minimum dan fase nol
(Prihadi, S, 2004).
Wavelet fase nol lebih menguntungkan dibandingkan dengan wavelet fase minimum. Wavelet fase
nol dengan puncak tunggal pada arrival time, dengan ekor seminim mungkin, akan memudahkan
interpreter dalam penentuan waktu refleksi sehingga proses interpretasi kecepatan (picking) dalam
rekaman hiperbolik reflektor pada gather menjadi lebih mudah dan akurat. Wavelet fase nol simetri
pada waktu sama dengan nol dan amplitudo maksimum umumnya berimpit dengan spike refleksi. Ciri
dari Fasa nol adalah energi amplitudo wavelet berada simetris di tengah tengah. Sedangkan Fasa
minimum dicirikan jika sebagian besar energi amplitudo wavelet berada diawal.
Analisis
Dalam analisis kali ini kita akan menganalisis mengenai hasil dari konvolusi antara wavelet yang
mempunyai variasi gelombang yaitu (5,0,-1) dikonvolusikan dengan (0,0,0,0,1,0,0,0,0,0,-5,0,0,0,0,2,0,0,0,0,0,3,0,0,0,0,0) seperti yang terlihat pada table A di bawah ini :
A
5
0
-1

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

1
5
0
-1

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

-5
-25
0
5

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

-2
-10
0
2

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

3
15
0
-3

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

Hasil konvolusi dari (5,0,-1) dengan (0,0,0,0,1,0,0,0,0,0,-5,0,0,0,0,-2,0,0,0,0,0,3,0,0,0,0,0)


menghasilkan angka baru dengan hasil (0,0,0,0,5,0,-1,0,0,0,0,-25,0,5,0,0,0,-10,0,2,0,0,0,15,0,-3,0,0,0,0,0).
Hasil yang di dapat memiliki angka yang berbeda dengan sebelumnya, hasil yang diatas didapatkan
dengan menggunakan metode folding sebagaimna ditunjukan pada table diatas dengan menjumlahkan
warna yang sama secara menyilang ke kanan. Hal ini membuktikan bahwa konvolusi dari dua buah fungsi
yang berbeda akan menghasilkan fungsi ketiga yang berbeda, akan tetapi dalam hal ini yang kita
konvolusikan adalah berupa titik, sehingga hasilnya pun dalam bentuk titik. Hasil dari konvolusi sendiri
adalah menunjukan bahwa keluaran yang didapatkan adalah termasuk ke dalam linier system. Konvolusi
sendiri menyatakan bahwa masukan yang masuk pada suatu sitem linier maka akan direspon dengan
keluaran yang dikeluarkan dari system linier tersebut.
Adapun hasil konvolusi pada (5,0,-1) seperti pada grafik hasil konvolusi pada (5,0,-1). Hasil
konvolusi yang didapat adalah membentuk wavelet dengan fase minimum. Hal ini dapat terlihat dari ciri
ciri fase minimum yaitu terjadi puncak dulu sebelum lembah, seperti yang ditunjukan di grafik Hasil
Konvolusi Pada (5,0,-1). Fase minimum ini terbentuk dikarenakan wavelet sumber yang dikonvolusikan
tidak simetri.

Program Pasca sarjana FMIPA Univeristas Indonesia


Geofisika dan Reservoar

0
0
0
0

0
0
0
0

Hasil Konvolusi Pada (5,0,-1)


12
10
8
6
4
2
0
0

10

12

Sedangkan hasil konvolusi dari (-1,0,5,0,-1) dengan (0,0,0,0,1,0,0,0,0,0,-5,0,0,0,0,2,0,0,0,0,0,3,0,0,0,0,0) menghasilkan angka baru dengan hasil (0,0,0,0,-1,0,5,0,-1,0,0,5,0,-25,0,5,0,2,0,10,0,2,0,-3,0,15,0,-3,0,0,0,0,0).
B
-1
0
5
0
-1

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

1
-1
0
5
0
-1

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

-5
5
0
-25
0
5

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

-2
2
0
-10
0
2

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

3
-3
0
15
0
-3

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

Hasil yang didapat pada table diatas (B) juga merupakan hasil dengan mnggunakan metode folding.
Hasil yang di dapat yaitu konvolusinya menghasilkan wavelet fase nol. Wavelet fase nol lebih
menguntungkan dibandingkan dengan wavelet fase minimum. Wavelet fase nol dengan puncak tunggal
pada arrival time, dengan ekor seminim mungkin, akan memudahkan interpreter dalam penentuan waktu
refleksi sehingga proses interpretasi kecepatan (picking) dalam rekaman hiperbolik reflektor pada
gather menjadi lebih mudah dan akurat. Pada konvolusi ini terjadi fase nol dikarenakan wavelet sumber
bentuknya simetri.
Konvolusi sendiri merupakan respon sistem linier terhadap sinyal masukan yang diberikan yang bisa
dianggap sebagai pemfilteran pada suatu gelombang.

Program Pasca sarjana FMIPA Univeristas Indonesia


Geofisika dan Reservoar

0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0

Hasil Konvolusi pada (-1,0,5,0,-1)


12
10
8
6
4
2
0
0

Fase nol ( terdapat satu


puncak
dan 10
dua
8
12
lembah)

Kesimpulan
Konvolusi merupakan respon sistem linier terhadap sinyal masukan yang diberikan. Konvolusi juga
bisa digunakan sebagai pemfilteran suatu gelombang. Hasil konvolusi dengan wavelet sumber (5,0,-1)
menghasilkan fase minimum, hal ini terlihat karena terjadi puncak sebelum lembah pada grafik yang
terbentuk. Sedangkan hasil konvolusi pada (-1,0,5,0,-1) menghasilkan fase nol yang mana terjadi puncak
dan dua lembah. Untuk mendapatkan fase yang minimum maka sumber gelombang harus simetri.

Program Pasca sarjana FMIPA Univeristas Indonesia


Geofisika dan Reservoar

Anda mungkin juga menyukai