Dalam hal kepemimpinan (Point 85), bagi saya telah dialami sejak duduk
di bangku SLTP/MTs saat itu sudah diberikan kepercayaan menjadi Ketua OSIS,
begitu juga saat duduk di bangku SLTP/MA, saat menjadi mahasiswa menjadi
Ketua Umum Pertama bagi Forum Mahasiswa Kepulauan Seribu masa bhakti
2003-2005 dan juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Forum Pengkajian
dan Ppemberdayaan Ummat (FP2U) Tahun 2007-2009 yang organisasi mencakup
3 (tiga) Provinsi yaitu DKI Jakarta, Lampung dan Jawa Barat. Selain itu juga saya
pernah menjabat Ketua KIPP (komite Independen Pemantau Pemilu ) Kepulauan
Seribu pada tahun 2008-2010. Selama menjadi sebagai ketua di semua organisasi
dan lembaga, pembagian tugas dan kerja secara langsung merupakan gaya saya
dalam menjalankan kegiatan organisasi dan lembaga tersebut.
Untuk Integritas (point 85), saya akan menyampaikan beberapa
pengalaman, pertama saat menjabat sebagai Ketua Umum FMKS tahun 2004
melakukan unjuk rasa dalam upaya peningkatan kinerja pemerintahan Kabupaten
Kepulauan Seribu, saat itu saya ditawarkan oleh pemerintah untuk bisa bekerja
sama maka saya menolak ajakan tersebut karena akan berdampak pada hilangnya
idealisme perjuangan bagi masyarakat Kepulauan Seribu. Kedua, Ketika saya
menjadi Pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
yang akan berakhir masa baktinya Tahun 2010, saat itu saya ditunjuk sebagai
Ketua Tim Seleksi Calon Anggota Dewan Pendidikan Tahun 2010 2015 yang
dibantu oleh beberapa orang pengurus dewan pendidikan yang lama, karena saya
sebagai tim Seleksi maka bagi saya kalo saya mencalonkan kembali maka secara
etik dan komitmen, maka saya tidak mencalonkan diri menjadi calon anggota
dewan Pendidikajn Kepulauan Seribu sedangkan yang lain mencalonkan kembali,
karena menurut saya itu tindakan kurang etis.
Adapun independensi (point 80), banyak pengalaman yang telah saya
lakukan sejak menjadi Ketua Umum FMKS, saat itu kegiatan yang berhubungan
erat dengan masyarakat terutama dalam pendampingan pembagian santuan dan
bibit pohon, bagi saya mengutamakan yang berhak sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam pembagian tersebut, dengan tidak memberikan hak istimewa
bagi keluarga dekat, saudara dan sahabat untuk diutamakan atau diberikan.
Dalam hal pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu harus sesuai dengan
aturan berlaku, selain itu juga harus mengutamakan proses penyelenggaraan
pemilu sesuai dengan aturan dan persamaan hak sebagai peserta pemilu, jika ada
partai politik yang ingin kepentingannya minta diakomodasi selama sesuai dengan
aturan yang berlaku dan sesuai dengan asas persamaan sebagai peserta pemilu
maka sudah sepatutnya untuk diakomodasi. Jika tidak sesuai dengan aturan yang
berlaku dan prinsip persamaan maka kepentingannya tidak dapat diakomodasi.
Sistem partai ini sesuai dengan keadaan Indonesia yang beraneka ragam. Tetapi
perlu diperhatikan pula pertumbuhan partai maupun partai yang sudah ada, harus
diusahakan tidak terlalu banyak karena bila terlalu banyak, tidak akan efektif
untuk pemerintahan (terlalu banyak partai, terlalu banyak koalisi, maka terlalu
banyak kepentingan yang dibawa partai, sehingga kadang kepentingan rakyat
akan dikalahkan oleh kepentingan kepentingan partai tsb).
Dalam kajiannya Sistem multipartai (sistem banyak partai) adalah suatu
sistem manakala mayoritas mutlak dalam lembaga perwakilan rakyatnya dibentuk
atas krajasama dari dua kekuatan atau lebih atau eksekutifnya bersifat heterogen.
Sistem multipartai ini tumbuh disebabkan oleh dua hal yaitu:
1) Kebebasan yang tanpa restriksi untuk membentuk partai-partai politik,
seperti halnya di Indonesia setelah adanya Maklumat Pemerintah Tanggal
3 November 1945.
2) Dipakainya sistem pemilihan umum yang proporsionil
Jadi, sistem multipartai serta sistem pemilu proporsional merupakan
sistem yang tepat untuk bangsa Indonesia yng heterogen, Karena multipartai maka
dipakailah suatu sistem pemilu yang proporsional.
Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau yang berada di utara Jakarta,
sebagai bagian dari wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sejak tahun
2001 seiring bergulirnya otonomi daerah. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 55 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu, oleh karena sejak saat itu Kepulauan Seribu meningkat
statusnya meningkat dari kecamatan menjadi Kabupaten Administrasi. Sehingga
banyak perubahan baik secara sarana dan prasarana maupun peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia di Kepulauan Seribu.
Pemilihan umum baik Legislatif, Presiden maupun Gubernur bagi
masyarakat Kepulauan Seribu merupakan momentum dalam memperbaiki
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, hal ini dikarenakan suara masyarakat
kepulauan seribu menentukan keberpihakan anggota dewan dan gubernur dalam
pembangunan masyarakat Kepulauan Seribu.
Adapun dalam tahapan penyelenggaraan pemilu sebagai berikut:
1. Tahapan penyelenggaraan Pemilu meliputi:
2. Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih;
3. Pendaftaran Peserta Pemilu;
4. Penetapan Peserta Pemilu;
5. Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan;