Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR ILMU PEMERINTAHAN

Menurut saya fungsi yang dijalan kan birokrasi saat ini belumlah berjalan dengan maksimal seperti yang telah
diatur. Masih ada oknum penyeleggara pemerintah yang membuat jalan sendiri dalam menjalankan fungsi birokrasi
sehingga membuat birokrasi menjadi panjang.
HUKUM TATA PEMERINTAHAN
Dalam inisiasi 7 ini coba diskusikan dengan teman mahasiswa yang lain mengenai perbedaan Hukum Acara PTUN dengan
peradilan yang lain (Pidana maupun Perdata).
Ada beberapa perbedaan dalam PTUN dengan PERDATA yaitu:
1. Yang dapat digugat dihadapan Peradilan Tata Usaha Negara hanyalah badan atau pejabat tata usaha negara. Yang
dapat menggugat hanyalah orang atau badan hukum perdata. Sehingga tidak mungkin terjadi saling menggugat
antara sesama badan atau pejabat tata negara di peradilan tata usaha negara.
2. Sengketa yang dapat diadili oleh peradilan tata usaha negara adalah sengketa mengenai sah atau tidaknya suatu
keputusan tata usaha negara, bukan sengketa mengenai kepentingan hak.
3. Pada peradilan tata usaha negara, hakim berperan lebih aktif dalam proses persidangan guna memperoleh suatu
kebenaran materiil dan untuk itu undang-undang ini mengarah pada pembuktian bebas.
4. Suatu gugatan tata usaha negara pada dasarnya tidak bersifat menunda pelaksanaan keputusan tata usaha negara.
5. Gugat balik (gugat rekonvensi) tidak ada dalam hukum acara peradilan tata usaha negara.
6. Dalam proses pemeriksaan sengketa TUN terdapat adanya tahap pemeriksaan pendahuluan.
7. Putusan hakim tidak boleh melebihi tuntutan Penggugat, tetapi dimungkinkan membawa Penggugat ke dalam keadaan
yang lebih buruk sepanjang hal ini diatur dalam Undang-undang.
8. Dalam peradilan tata usaha negara, apabila tergugat tidak hadir maka hakim tidak dapat menjatuhkan putusan
verstek, tetapi tetap melanjutkan sidang dengan acara biasa. Putusan baru bisa dijatuhkan setelah pemeriksaan segi
pembuktian dilaksanakan secara tuntas. cara ini ditempuh dalam peradilan tata usaha negara, untuk menjaga jangan
sampai kepentingan negara dirugikan karena kelalaian tergugat. Hal ini berbeda dengan acara yang berlaku di
persidangan peradilan perdata, dalam hal demikian hakim dapat langsung menjatuhkan putusan verstek.
http://blackvertical.blogspot.co.id/2011/11/perbedaan-ptun-dengan-peradilan-perdata.html

PENGANTAR SOSIOLOGI
bagaimana menurut Anda dan bagaimana peran pers sebagai salah satu institusi sosial di masyarakat dalam
melakukan fungsinya untuk melakukan kontrol sosial. Apakah yang dilakukan oleh pers sudah tepat ?

Menurut saya apa yang dilakukan pers sudah tepat.


Menurut Undang-Undang Pers Nomer 40 Tahun 1999. Dinyatakan bahwa pers merupakan lembaga sosial dan
wahana kominukasi massa yang melakasanakan kegiatan jurnalistik. Sebagai pelaku media informasi, selain
memiliki fungsi pendidikan dan fungsi hiburan, pers juga memiliki fungsi Kontrol sosial. Setidaknya ada empat
fungsi pers sebagai Kontrol sosial , yang terkandung makna demokratis, didalamnya terdapat unsure-unsur sebagai
berikut
:
(1) sosial
participation (keikutsertaan
rakyat
dalam
pemerintahan), sosial
responsibility (pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat), sosial support (dukungan rakyat terhadap
pemerintah), dan sosial Kontrol (Kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah. Pers, pemerintahan,
persatuan dan kesatuan.
LOGIKA
1.Jelaskan perbedaan antara proposisi majemuk dengan proposisi tunggal dan proposisi katgeoris
dengan disertai contohnya!
2. Jelaskan perbedaan antara proposisi hipotesis, proposisi disjungtif dan proposisi konjungtif sebagai
proposisi majemuk dengan contoh-contohnya!

1. Proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.


Contoh : Unie menyanyi
Ayah membaca koran
Proposisi majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.
Contoh : Indra belajar bermain piano dan menyayi di studio
Adik Belajar bahasa indonesia dan membuat kalimat majemuk
Proposisi Kategoris adalah proposisi yang menyatakan secara langsung tentang cocok tidaknya hubungan yang ada di
antara term subjek dan term predikat.
Contoh : Semua orang akan mati,
Semua makhluk hidup bisa bernafas.
2. Proposisi Hipotesis
Pernyataan yang terdiri atas dua bagian, saling ketergantungan: satu sebagi anteseden (premis) satu sebagai konsekuen
(kesimpulan)
Proposisi hipotesis ada 3 (tiga):
a. Proposisi Hipotesis kondisional (implikasi);
b. Proposisi Hipotesis Bikondisional (ekuivalen atau biimplikasi).
a. Proposisi Hipotesis Kondisional
Ditandai dengan jika maka atau jika p maka q dan q belum tentu p.
Proposisi hipotesis kondisional bernilai salah jika nilai anteseden benar dan konsekuen salah.
b. Proposisi Hipotesis Bikondisional
a. Ditandai dengan jika dan hanya jikamaka atau jika p maka q dan jika q maka p.
b. Proposisi ini bernilai benar jika nilai kedua komponennya bernilai sama, yakni benar-benar atau salah-salah.
2. Proposisi Disjungtif
Ditandai dengan atau
Proposisi disjungtif dibagi menjadi 3 macam :
1. Disjungsi eksklusif;
2. Disjungsi inklusif;
3. Disjungsi alternatif.
a. Disjungsi Eksklusif
i. Ditandai dengan atau
ii. Dua bagian merupakan pilihan, tidak dapat menyatu dan ada kemungkinan ketiga;
iii.Proposisi ini bernilai benar kalau salah satu komponennya bernilai salah.
b. Disjungsi Inklusif
1. Ditandai dengan dan atau salah satu atau keduanya dapat benar.
2. Disjungsi inklusif bernilai benar jika salah satu komponennya bernilai benar.
c. Disjungsi Alternatif
1. Ditandai dengan atau tetapi dua bagian itu tidak dapat menyatu dan tidak ada kemungkinan ketiga;
2. Bernilai benar jika nilai kedua komponennya bernilai berbeda, yaitu benar-salah, atau salah-benar.
Contoh : Agus atau Erwin adalah pemimpin sejati
3. Proposisi Konjungtif
1. Proposisi majemuk yang menegaskan dua predikat dihubungkan dengan subjek yang sama.
2. Ditandai dengan dan
3. Bernilai benar jika nilai kedua komponennya bernilai benar.
Contoh : Agus adalah pemain sekaligus sutradara pada film tersebut

PENGANTAR ILMU POLITIK


Paradigma birokrasi pada masa reformasi adalah memaksimalkan pelayanan publik. Diskusikan reformasi pelayanan publik
di bidang kesehatan yang Anda ketahui atau Anda alami secara pribadi.

Jamkesmasda atau Jamkesda merupakan salah satu reformasi pelayanan publik di daerah saya. Dengan adanya
program ini masyarakat cukup hanya dengan membawa foto copy Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk bias
mendapatkan pelayanan dan pengobatan gratis baik di puskesmas maupun di rumah sakit.

PENGANTAR STATISTIK SOSIAL


1. Jelaskan perbedaan antara uji hipotesis dan uji statistik!
2. Elemen-elemen uji hipotesis!

1. Uji hipotesis yaitu metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol,
maupun dari observasi (tidak terkontrol). Sedangkan Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan
distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis.
2. Elemen-elemen uji hipotesis

Hipotesis Nol (H0)


Teori tentang nilai dari satu atau lebih parameter populasi. Teori ini biasanya menyajikan pernyataan status quo
(dianggap benar), yang kita terima, sampai pernyataan tersebut dibuktikan salah.

Hipotesis Alternatif (Ha/H1)


Teori yang kontradiktif/bertentangan dengan H0, dan menyajikan sesuatu yang kita terima apabila ada cukup bukti
untuk menyatakan kebenarannya. Hipotesis ini biasanya yang didukung oleh fakta atau percobaan yang dilakukan.

Statistik Uji
Statistik sampel yang digunakan untuk memutuskan apakah kita akan menolak atau menerima H0.

Daerah Penolakan
Nilai numerik dari statistik uji dimana hipotesis nol ditolak. Daerah penolakan dipilih sedemikian sehingga
probabilitas a akan memuat statistik uji bila H0 benar (sehingga bersesuaian dengan kesalahan tipe I). Nilai a
biasanya dipilih kecil (0.01 atau 0.05) dan dikenal sebagai tingkat signifikansi uji (level of sifnificance).

Asumsi
Pernyataan yang jelas mengenai asumsi-asumsi yang dibuat berhubungan dengan populasi.

Eksperimen dan Perhitungan Statistik Uji,


Penentuan nilai numerik dari statistik uji.

Kesimpulan
Hasil akhir yang diperoleh.
Saudara Mahasiswa, Anda dapat berdiskusi melalui forum ini materi tentang Pengujian hipotesis satu sampel dan dua
sampel
Pengujian hipotesis satu sampel memakai tes non-parametrik berskala ordinal dimana pengujian hipotesis ini dalam
prosesnya tidak berdasarkan pada syarat-syarat mengenai parameter populasi. Penarikan kesimpulan hipotesis ini tidak
memerlukan asumsi-asumsi tertentu mengenai sistribusi sampelnya dan juga tidak memerlukan uji hipotesis yang
berhubungan dengan parameter populasi. Sedangkan Pengujian dua sampel bisa memakai tes statistik parametrik pengujian
binominal yang digunakan untuk membandingkan dua proporsi , test untuk dua sampel independen, dan test untuk dua
sampel berpasangan.

Anda mungkin juga menyukai