Anda di halaman 1dari 2

Tujuan utama semua hukum stratigrafi adalah untuk penentuan umur relatif, yaitu untuk

memperkirakan batuan mana yang terbentuk lebih dulu dan batuan mana yang terbentuk terakhir.
Juga penentuan umur absolut kapan tepatnya batuan itu terbentuk?. Ini bisa diketahui melalui
metoderadiometri/datting dengan mengukur kadar unsur radioaktif batuan sehingga diketahui

umur batuan secara tepat. Hukum-hukum stratigrafi tersebut yaitu:


Hukum Superposisi (Steno, 1669)
Hukum Horizontalitas (Steno, 1669)
Original Continuity (Steno, 1669)
Uniformitarianism (Hutton, 1785)
Faunal Succession (Abble Giraud-Soulavie, 1778)
Strata Identified by Fossils (Smith, 1816)
Facies Sedimenter (Selley, 1978)
Cross-Cutting Relationship
Law Of Inclusion
Mari kita bahas berdasarkan urut-urutan penemu dan tahun penemuan hukum-hukum tersebut
1. Hukum Superposisi (Nicolas Steno,1669): Dalam suatu urutan perlapisan batuan, maka
lapisan batuan yang terletak di bawah umurnya relatif lebih tua dibanding lapisan diatasnya
selama lapisan batuan tersebut belum mengalami deformasi.
2. Hukum Horizontalitas (Nicolas Steno,1669): Pada awal proses sedimentasi, sebelum
terkena gaya atau perubahan, sedimen terendapkan secara horizontal
3. Original Continuity (Nicolas Steno,1669): Batuan sedimen melampar dalam area yang luas
di permukaan bumi.
4. Uniformitarianism (James Hutton, 1785) : Uniformitarianisme adalah peristiwa yang terjadi
pada masa geologi lampau dikontrol oleh hukum-hukum alam yang mengendalikan peristiwa pada
masa kini. Hukum ini lebih dikenal dengan semboyannya yaitu The Present is the key to the
past.Maksudnya

adalah

bahwa

proses-proses

geologi

alam

yang

terlihat

sekarang

ini

dipergunakan sebagai dasar pembahasan proses geologi masa lampau.


5.

Faunal

Succession

(Abble

Giraud-Soulavie,

1778): Pada

setiap

lapisan

yang

berbeda umur geologinya akan ditemukan fosil yang berbeda pula. Secara sederhana bisa juga
dikatakan Fosil yang berada pada lapisan bawah akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya.
Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan digantikan (terlindih) dengan fosil yang ada
sesudahnya, dengan kenampakan fisik yang berbeda (karena evolusi). Perbedaan fosil ini bisa
dijadikan sebagai pembatas satuan formasi dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi.
6. Strata Identified by Fossils (Smith, 1816) : Perlapisan batuan dapat dibedakan satu dengan
yang lain dengan melihat kandungan fosilnya yang khas
7. Facies Sedimenter (Selley, 1978): Suatu kelompok litologi dengan ciri-ciri yang khas yang
merupakan hasil dari suatu lingkungan pengendapan yang tertentu. Aspek fisik, kimia atau biologi
suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua tubuh batuan yang diendapakan pada waktu yang

sama dikatakan berbeda fsies apabila kedua batuan tersebut berbeda fisik, kimia atau biologi
(S.S.I.)
8. Cross-Cutting Relationship (A.W.R Potter & H. Robinson): Apabila terdapat penyebaran
lap. Batuan (satuan lapisan batuan), dimana salah satu dari lapisan tersebut memotong lapisan
yang lain, maka satuan batuan yang memotong umurnya relatif lebih muda dari pada satuan
batuan yang di potongnya.
9. Law of Inclusion: Inklusi terjadi bila magma bergerak keatas menembus kerak, menelan
fragmen2 besar disekitarnya yang tetap sebagai inklusi asing yang tidak meleleh. Jadi jika ada
fragmen batuan yang terinklusi dalam suatu perlapisan batuan, maka perlapisan batuan itu
terbentuk setelah fragmen batuan. Dengan kata lain batuan/lapisan batuan yang mengandung
fragmen inklusi, lebih muda dari batuan/lapisan batuan yang menghasilkan fragmen tersebut.

Anda mungkin juga menyukai