Anda di halaman 1dari 2

Undang-udnang Pajak E-Comerce

Dasar Hukum Pajak E-Commerce


Dasar-dasar Hukum Pajak e-commerce yaitu :

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2009 dan peraturan pelaksanaannya.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dan peraturan
pelaksanaannya.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 dan peraturan pelaksanaannya.

Terkait dengan dasar hukum, aktivitas perdagangan di tanah air diatur dengan UndangUndang (UU) nomor 7 Tahun 2014 tentang perdagangan. Telah disebutkan secara jelas pada pasal
4 ayat 1 UU 7/2014 bahwa ruang lingkup perdagangan salah satunya meliputi Perdagangan
melalui Sistem Elektronik. Aktivitas perdagangan yang dijalankan oleh situs perdagangan di
Indonesia jelas memenuhi definisi ini karena secara operasional mereka menggunakan jaringan
internet dalam menjalankan aktivitas perdagangannya. Jaringan internet mereka fungsikan baik
sebagai marketplace yaitu tempat bertemunya konsumen dan pedagang sekaligus channel bagi
terjadinya proses transaksi. Artinya, situs perdagangan daring yang beroperasi di Indonesia terikat
dengan berbagai ketentuan yang termuat dalam UU 7/2014.
Kewajiban Pelaku Usaha E-Commerce
Lalu apa saja kewajiban pelaku usaha e-commerce di Indonesia? Dalam pasal 65 UU 7/2014 yang
mengatur tentang Perdagangan melalui Sistem Elektronik disebutkan pada ayat 4 bahwa pelaku usaha
Perdagangan melalui Sistem Elektronik wajib untuk menyediakan data tentang:
1.
2.
3.
4.
5.

Identitas dan legalitas Pelaku Usaha sebagai produsen atau Pelaku Usaha Distribusi.
Persyaratan teknis Barang yang ditawarkan.
Persyaratan teknis atau kualifikasi Jasa yang ditawarkan.
Harga dan cara pembayaran Barang dan/atau Jasa.
Cara penyerahan Barang.

Poin kedua hingga keempat pada umumnya dapat kita temui telah tersedia pada situs-situs
perdagangan daring yang beroperasi di Indonesia. Namun poin pertama yang sebagian besar datanya
belum tersedia bagi publik.
Dalam UU Perdagangan diatur bahwa setiap pelaku usaha yang memperdagangkan Barang
dan atau Jasa dengan menggunakan sistem elektronik wajib menyediakan data dan atau informasi
secara lengkap dan benar. Setiap pelaku usaha dilarang memperdagangkan Barang dan atau Jasa
dengan menggunakan sistem elektronik yang tidak sesuai dengan data dan atau informasi dan
penggunaan sistem elektronik tersebut wajib memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik.
Khusus untuk pelaku e-Commerce yang memiliki peredaran usaha tidak lebih dari 4,8 milyar
dalam satu tahun, pajak dapat menggunakan fasilitas PP Nomor 46/2013 yaitu menghitung PPH atas
transaksi e-Commerce dengan menggunakan tarif tunggal yaitu 1% dari penghasilan perbulan.
Sedangkan badan usaha yang berpenghasilan di atas angka itu per tahunnya, mekanismenya melalui
pembukuan yang lebih spesifik.

Anda mungkin juga menyukai