Anda di halaman 1dari 4

Pengertian

Beberapa istilah penting yang perlu diketahui dalam UU RI No. 22 Th 1997 antara lain :
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan

Penggolongan
Berdasarkan UU RI No. 22 Th 1997, narkotika dibagi atas 3 golongan :
1.

Golongan I
Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh terdiri dari 26 macam, antara lain :
a. Tanaman Papaver somniferum L dan semua bagian-bagiannya termasuk
buah dan jeraminya, kecuali bijinya.
b. Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah
tanaman Papaver somniferum L yang hanya mengalami pengolahan
sekedar untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa memperhatikan
kadar morfinnya.
c. Opium masak terdiri dari :
candu, hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan pengolahan khususnya
dengan pelarutan, pemanasan dan peragian dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain,
dengan maksud mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok untuk pemadatan.
Jicing, sisa sisa candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan apakah candu itu dicampur
dengan daun atau bahan lain.
Jicingko, hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing.
d. Tanaman koka seperti Erythroxylon coca, semua tanaman dari genus
Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae termasuk buah dan bijinya.
e. Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk
serbuk dari semua tanaman genus Erythroxlyon dari keluarga
Erythroxylaceae yang menghasilan kokain secara langsung atau melalui
perubahan kimia.
f. Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang
dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina.
g. Kokaina, metil ester-I-bensoil ekgonina.
h. Tanaman ganja (Cannabis indica), semua tanaman genus cannabis dan
semua bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan
tanaman ganja atau bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan
hashis.
i. Tetrahydrocannabinol, dan semua isomer serta semua bentuk stereo
kimianya.
j. Delta 9 tetrahidrocannabinol dan semua bentuk stereo
kimianya.
k. Asetorfina
l. Etorfina
m. Heroina
n. Tiofentanil

2.

Golongan II
Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh terdiri dari 87 macam, antara lain :
Alfasetilmetadol
Morfina
Difenoksilat
Opium
Dihidromorfina
Petidina
Ekgonina
Tebaina
Fentanil
k. Tebakon
Metadona

3. Golongan III
Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh antara lain terdiri dari :
Asetildihidrokodeina
Nikodikodina
Dekstropropoksifena
Nikokodina
Dihidrokodeina
Norkodeina
Etilmorfina
Polkodina
Kodeina
Propiram
Penyimpanan dan Pelaporan
1.

Penyimpanan
Narkotika yang berada dalam penguasaan importir, eksportir, pabrik obat, pedagang besar
farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, balai
pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu pengetahuan wajib disimpan secara khusus.
Pabrik farmasi, importir dan PBF yang menyalurkan narkotika harus memiliki gudang
khusus untuk menyimpan narkotika dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Dinding terbuat dari tembok dan hanya mempunyai satu pintu
dengan dua buah kunci yang kuat dengan merk yang berlainan.
b. Langit-langit dan jendela dilengkapi dengan jeruji besi.
c. Dilengkapi dengan lemari besi yang beratnya tidak kurang dari 150
kg serta harus mempunyai kunci yang kuat.
Apotek dan rumah sakit harus memiliki tempat khusus untuk menyimpan narkotika dengan
persyaratan sebagai berikut :
a. Harus terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat (tidak boleh
terbuat dari kaca)
b. Harus mempunyai kunci yang kuat

c. Dibagi dua bagian, masing-masing dengan kunci yang berlainan.


Bagian pertama untuk menyimpan morfina, petidina serta persediaan narkotika,
sedangkan bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang dipakai
sehari-hari.
2.

Pelaporan
Importir, eksportir, pabrik obat, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan
farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu
pengetahuan wajib membuat, menyampaikan dan penyimpan laporan berkala, pemasukan dan /
atau pengeluaran narkotika.
Laporan dibuat secara rutin setiap bulan oleh pabrik, PBF, apotek dan rumah sakit yang
dikirimkan/ditujukan kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan Kotamadya/ Kabupaten / Dati II
dengan tembusan kepada :
Kepala BPOM setempat
Kepala Dinas Kesehatan Tingkat Provinsi
Arsip ybs.
Bentuk laporan narkotika sebagai berikut :
LAPORAN PEMAKAIAN NARKOTIKA
Nama apotek
No. izin apotek
Alamat
No. telpon
No.

Nama
Sediaan

Sediaan
Awal
bulan

:
:
:
:
Penambahan
Pembelian

Bulan :
Tahun :

Jumlah
(3+4+5)

Pembuatan

Pengurangan
Pembuatan R/

Jumlah
(7+8)

Persediaan
Akhir bulan
(69)

Ket

Lain-lain

10

11

Tempat, tanggal, bulan, tahun


Apoteker Pengelola Apotik

Pengertian
Berdasarkan UU RI No. 5 Th 1997 psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau
sintetis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada SSP yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Penggolongan
Menurut UU RI No. 5 Th 1997, psikotropika dibagi menjadi 4 golongan :
1. Golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Psikotropika Golongan I terdiri
dari 26 macam, antara lain Lisergida (LSD), MDMA (Metilen Dioksi Meth
Amfetamin), Meskalina, Psilosibina, Katinona.
2. Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan / atau ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat

mengakibatkan sindroma ketergantungan. Psikotropika Golongan II terdiri dari 14


macam, antara lain Amfetamina, Metakualon, Sekobarbital, Metamfetamin,
Fenmetrazin.
3. Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Psikotropika Golongan III terdiri dari 9 macam, antara lain Amobarbital,
Flunitrazepam, Pentobarbital, Siklobarbital, Katina
4. Golongan IV, berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan /
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Psikotropika Golongan IV terdiri dari
60 macam, antara lain Allobarbital, Barbital, Bromazepan, Diazepam,
Fencamfamina, Fenobarbital, Flurazepam, Klobazam, Klordiazepoksida,
Meprobamat, Nitrazepam, Triazolam.
Penyimpanan Psikotropika
Diletakan pada lemari yang terbuat dari kayu(atau bahan lain yang kokoh).Harus mempunyai
kunci yang dipegang oleh Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab yang diberi kuasa
oleh APA.lemari harus mempunyai dua pintu.
Pelaporan Psikotropika
Laporan Penggunaan psikotropika dilakukan setiap bulannya melalui SIPNAP (system
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika).Asisten apoteker setiap bulannya menginput data
penggunaan psikotropika melaalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data tersebut di
import.Laporan meliputi laporan pemakaian narkotika untuk bulan bersangkutan (meliputi
nomor urut,nama bahan/sediaan,satuan, persediaan awal bulan).Pasword dan user name
didapatkan setelah melakukan registrasi pada DINKES setempat.

Anda mungkin juga menyukai