PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peradaban tinggi dunia tidak pernah lepas dari yang namanya
perairan (sungai) karena itulah pusatnya kehidupan sebuah daerah,
negara bahkan dunia. Setiap peradapan didunia ini memiliki ciri khas
masing-masing. Lembah peradaban meliputi ide yang berkaitan dengan
filosofi, simbol kepercayaan, sistem dan lain-lain. Kemudian physic (yang
berkaitan dengan istana, pusat kekuasaan, tempat ibadah, kuil / obelisk,
makam, irigasi, tempat tinggal, alat pertanian / rumah tangga / senjata,
dan lain-lain. Science (astronomi, arsitektur, pengobatan, dan lain-lain).
Setiap peradaban pasti mempunyai hasil physic maupun science yang
berbeda-beda. Untuk mengetahui lebih mendalam maka akan dikaji
dalam makalah ini dengan judul Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada
Masyarakat Lembah sungai Nil dan Eufrat serta Tigris (Mesopetamia)
3000 SM
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
masyarakat lembah sungai Nil ?
2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
masyarakat lembah sungai Eufrat dan Tigris ( Mesopetamian ) ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pada masyarakat lembah sungai Nil
2. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pada masyarakat lembah sungai Eufrat dan Tigris
BAB II
PEMBAHASAN
Masyarakat Lembah Sungai Nil
Sungai Nil (bahasa Arab: an-nl atau bahasa Mesir/Koptik iteru), di Afrika, adalah
sungai terpanjang di dunia. Sungai Nil mengalir sepanjang 6.650 km atau 4.132 mil dan
membelah tak kurang dari sembilan negara yaitu : Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania,
Rwanda, Burundi, Sudan dan Mesir. Nama sungai Nil berasal dari bahasa Yunani Neilos
yang artinya secara harafiah adalah "lembah sungai".
Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika
Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah (Laut
Mediteran).
Karena sungai Nil memiliki nilai sejarah bagi bangsa Mesir (terutama Mesir kuno), maka
bila menyebut sungai Nil selalu diidentikkan dengan Mesir. Sungai Nil mempunyai perangan
sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah bangsa Mesir, sejak ribuan tahun yang
lalu. Salah satu sumbangan dari sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah
subur sebagai hasil sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungainya. Dengan adanya tanah
subur ini menjadikan penduduk Mesir mengembangkan pertaniannya dan peradaban Mesir
berkembang sejak ribuan tahun yang lalu.
Sungai nil menjadi satu-satunya sungai yang menghidupi semua rakyat Mesir. Mesir yang
sebagian besar tanahnya berupa shohro atau padang pasir ini, hanya mengandalkan dari sungai
ini dan hampir semua penduduknya juga bermukim di sekitarnya.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peradaban Mesir Kuno
Kehidupan agraris banga Mesir memengaruhi terhadap pengetahuannya yang tinggi.
Untuk mengetahui waktu bercocok tanam, panen atau berdagang dilihat dari siklus musim yang
datang setiap tahunnya.
(pijat refleksi).
Mengutamakan penyembuhan penyakit secara gaib(magic).
Orang yang bisa mengobati diberikan kedudukan yang tinggi oleh masyarakatnya
Orang yang bisa mengobati patuh pada firaun dan masyarakatnya
Satu bidang pengobatan Masyarakat mesir yang terkenal adalah proses
bangunan, pemahat, pelukis, arsitek dan budak). Piramida yang paling besar adalah
piramida Raja Khufu yang dikerjakan oleh 20.000 pekerja selama puluhan tahun.
Piramida Khufu terbentuk dari 2 juta batu (masing-masing beratnya 15.000 kg). Piramida
berfungsi sebagai kuburan raja Mesir yang sangat megah, mewah, mahal dan rumit secara
ilmu arsitektur.
Pada zaman ketika pembangunan piramida-piramida, logam perak dan emas
sudah dapat dicairkan (Zaman Logam). Emas dan perak tersebut diolah menjadi
perhiasan-perhiasan serta patung-patung. Di dalam piramida berisi banyak perhiasan dan
patung-patung dari emas, perak, dan permata sehingga menjadi incaran para perampok
dan para penjajah. Biasanya para firaun dan keluarganya sudah mulai membangun
piramida mereka pada saat mereka sudah dewasa. Semua dinding dihias dengan gambar
dan tulisan yang mengaggung-agungkan diri mereka sendiri. Bentuk piramida yang
melancip melambangkan sinar matahari yang menyorot, sehingga firaun yang dikubur di
sana dipercaya dapat naik ke surga.
Kompleks pekuburan besar ini menyediakan sangat banyak informasi tentang
masyarakat dan kebudayaan Mesir Kuno. Pembangunan piramida tidak dilakukan lagi
setelah ujung Kerajaan Tengah. Para raja Mesir selanjutnya menunjukkan kekuatan
mereka dengan membangun kuil, yang mereka tunjukan dengan pahatan dan ukiran
monumental.
Hal lain yang menarik di Mesir adalah mumi (mayat yang diawetkan). Ketika raja
meninggal, badannya dimumikan. Segala organ tubuh bagian dalam dikeluarkan
termasuk otak (kecuali hati). Sesudah itu bahan-bahan kimia alami digunakan untuk
mengawetkan tubuh kosong firaun. Proses pengawetan memerlukan waktu 70 hari.
Tubuh dibungkus dengan kain-kain yang berisi jimat sebagai benda kramat yang dapat
menghindari segala peristiwa buruk. Sesudah diupacarai oleh para pendeta Mesir, mumi
ditempatkan dalam satu peti mayat yang biasanya berisi ukiran emas dan permata. Ini
memastikan bahwa badan raja yang utuh berlanjut sebagai sebuah rumah untuk jiwanya.
Mayat raja dengan khidmat dikebumikan di kamar penguburan, tepat di pusat piramida.
Dinding bagian dalam piramida telah diukir dengan teks suci dan mantra, dan
kamar telah dilengkapi dengan harta yang mewah untuk digunakan oleh raja di alam baka
(gerobak-perang, makanan, minuman, emas, permata, pakaian. Setelah pemakaman raja,
jalan lintasan pintu masuk ke kamar disegel dengan batu untuk melindunginya dari
perampok.
Pada masa ini, Mesir sudah mengenal kepercayaan yaitu ada kehidupan setelah
mati. Kepercayaan ini dapat diteliti berkat peninggalan berbentuk batu-batu dan lukisan
di dinding piramida yang berisi huruf hieroglif. Ternyata mereka percaya pada istilah
surga sebagai wilayah yang mirip dengan keadaan tepi sungai Nil, disebut Ladangladang ber-Papirus (Fields of Reeds), yang segala tanaman tumbuh berlimpah. Dewa
Osiris menjaga pintu masuk surge dan hanya mengizinkan masuk roh-roh yang sepanjang
hidupnya berkelakuan baik. Sebelum roh-roh mendapat izin masuk surga mereka harus
melewati perjalanan dan siksaan yang dahsyat di neraka. Untuk memungkinkan
perjalanan ini dapat dilewati dengan baik, banyak upacara dan mantra-mantra harus
dikumandangkan.
Orang Mesir percaya hidup setelah mati. Awalnya, hanya Firaun dan keluarga
dekatnya saja yang dianggap dapat hidup abadi. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya
semua orang dapat hidup abadi setelah mati.
Masyarakat Mesir menyembah banyak dewa-dewi (politeisme). Dewa-dewi Mesir
kebanyakan merupakan manifestasi dari alam. Tetapi terkadang memiliki kepercayaan
animisme, dan kadang-kadang totemisme, yaitu memuja dewa-dewa, roh-roh, dan
binatang yang dianggap suci. Bangsa Mesir Kuno sangat memuliakan matahari yang
disebut dewa Ra. Matahari dipandang dewa yang sangat berkuasa yang menentukan nasib
bangsa Mesir pada saat itu.
Peninggalan-peninggalan Mesir berupa patung dan bangunan yang besar
menunjukkan adanya teknologi pembuatannya, apalagi semua ukuran patung dan
bangunan tersebut berukuran besar, seperti piramid (makam para firaun), sphinx (singa
berkepala manusia sebagai lambang kekuatan dan kebijaksanaan) dan obelisk (tugu batu
untuk memuja Dewa Amon Ra).
Pembutan piramida diawali oleh Imhotep yang menjadi penasihat penting firaun
Piramida tertua
Ditujukan untuk Firaun Djoser
4. Sistem Pendidikan
Pendidikan dikhususkan untuk keluarga kalangan atas
Pendidikan diberikan sejak dini
Institusi pendidikan biasanya terletak pada rumah ibadah yang ajar oleh pendeta dan
sungai Nil
Perubahan dari daun papyrus menuju kertas
Kertas digunakan untuk menggantikan kepingan batu bata
Hasil sistem tulis menulis masyarkat sungai nil yaitu hieroglif. Pengaplikasiaannya
terlihat pada pahatan makam batu. Hieroglyph adalah nama huruf kebudayaan Mesir
Kuno. Bentuk hurufnya dalah piktograf dimana setiap gambar mewakili satu huruf.
Hieroglyph ini ditulis pada sebuah media kertas dari papirus, tumbuhan, atau dipahat.
Sistem penulisan ini berkembang menjadi tulisan hieratic (tulisan berangkai) dan
5. Listrik
Masyarakat mesir memiliki beberapa bentuk dalam memahami fenomena listrik
dari mengamati petir dan berinteraksi dengan ikan listrik (seperti Malapterurus electricus)
atau hewan lain (seperti belut listrik). Komentar tentang petir tampaknya berasal dari
kesalahpahaman dari teks mengacu pada "tiang tinggi ditutupi dengan pelat tembaga",
tetapi Dr. Bolko Stern telah menulis secara rinci menjelaskan mengapa puncak tembaga
tertutup tiang (yang lebih rendah dari yang terkait tiang) yang tidak berhubungan dengan
listrik atau petir. Itu menunjukkan bahwa tidak ada bukti apa pun yang digunakan untuk
memanipulasi listrik telah ditemukan di Mesir sehingga yang dimaksudkan terebut adalah
gaib dan tidak instalasi teknis.
Representasi tunggal dari gambar, yang disebut "Lampu Dendera " oleh beberapa
saran alternatif, ada di dinding sebelah kiri sayap kanan di salah satu kriptus dari kuil
Hathor. Teori-teori pinggiran mengeksplorasi teknologi kuno telah menyarankan bahwa
ada lampu listrik yang digunakan di Mesir Kuno. Insinyur telah membangun sebuah
model kerja berdasarkan interpretasi mereka dari bantuan yang ditemukan di kuil Hathor
di kompleks Candi Dendera.
Lampu Dendera " adalah teknologi pencahayaan listrik seharusnya yang ada di
Mesir kuno, yang diusulkan oleh beberapa penulis pinggiran. Para pendukung
berpendapat bahwa teknologi digambarkan dalam kuil Hathor di kompleks Candi
Dendera yang terletak di Mesir pada tiga relief batu (satu dan representasi ganda), yang
menyerupai beberapa sistem pencahayaan listrik modern. Mesir Kuno menolak teori dan
menjelaskan relief sebagai set khas gambar simbolis dari mitologi masyarakat mesir.
Penulis (seperti Peter Krassa dan Reinhard Habeck) telah menghasilkan teori dasar
operasi perangkat. Penjelasan standar, namun, untuk lampu Dendera, yang terdiri dari tiga
relief batu (satu dan representasi ganda) adalah bahwa gambar yang ditampilkan
merupakan daun teratai dan bunga dari mana ular suci melahirkan sesuai dengan
keyakinan mitologis masyarakat Mesir. Ular suci ini kadang-kadang diidentifikasi sebagai
Bima Sakti (ular) di langit malam (daun, bunga teratai, atau "bola") yang menjadi identik
dengan Hathor karena hubungannya sama dia dalam penciptaan.
Tabung sinar katoda atau "Crookes 'tube" seperti objek digambarkan dalam adeganadegan dari kuil Hathor di Dendera mungkin menggambarkan sumber relativistik
elektron berat - yang secara drastis dapat mempercepat proses magis yang melibatkan
tabung-tabung tertentu.
Dindingnya dihiasi dengan tokoh-tokoh manusia di samping benda bola-seperti
mengingatkan lampu besar. Di dalam ini "lampu" ada ular di garis bergelombang. Ular
'menunjuk ekor masalah dari bunga teratai, yang, tanpa banyak imajinasi, dapat diartikan
sebagai socket bohlam. Sesuatu yang mirip dengan kawat mengarah ke sebuah kotak
kecil yang dewa udara berlutut. Berdekatan dengan berdiri pilar djed dua bersenjata
sebagai simbol kekuasaan, yang terhubung ke ular. Juga luar biasa adalah setan babonseperti memegang dua pisau di tangannya, yang diartikan sebagai kekuatan pelindung dan
defensif.
Dalam bukunya The Eyes of Sphinx, Erich Von Daniken menulis bahwa bantuan
tersebut ditemukan dalam "crypt rahasia" yang "hanya dapat diakses melalui lubang kecil.
Kamar memiliki langit-langit rendah. Udara basi dan dicampur dengan bau urin kering
dari para penjaga yang kadang-kadang menggunakannya sebagai urinoir. " Ruangan ini
tidak begitu rahasia, namun, banyak wisatawan mengunjungi dan memotret ruangan
setiap tahun. Von Daniken melihat ular sebagai filamen, pilar djed sebagai isolator, dan
mengklaim "monyet dengan pisau tajam melambangkan bahaya yang menanti mereka
yang tidak mengerti perangkat." Ini "perangkat" adalah, pembaca terjamin, sebuah bola
lampu listrik kuno.
6. Ilmu Penerbangan
Piramida dan artefak canggih lainnya dari Mesir kuno terus membeuat
kagum arkeolog dan penggemar arkeologi. Sebuah ukiran kayu dari abad ke3 SM ditemukan di sebuah makam di Sakkara (juga dieja Saqqara), Mesir,
pada tahun 1898. Ini diklasifikasikan sebagai sosok burung dan ditempatkan
dengan ukiran burung lainnya di Museum Kairo, sampai Dr. Khalil Massiha,
seorang dokter dan Egyptologist, melihat ukuran burung tersebut di tahun
1969 dan menyadari itu tampak seperti pesawat terbang model yang
dibuatnya jika diposisikan sebagai seorang anak.
7. Metalurgi
Metalurgi dilakukan dengan teknik yang rumit dan organisasi bisnis tidak layak dari
dunia modern, sedangkan eksploitasi sistematis tambang adalah industri penting yang
mempekerjakan ribuan pekerja. Bahkan pada awal 3400 SM, pada awal periode sejarah,
masyarakat mesir memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bijih tembaga dan
proses penggalian logam. Selama dinasti keempat dan selanjutnya (yaitu dari sekitar 2900
SM dan seterusnya), logam tampaknya telah sepenuhnya memonopoli Mahkamah,
pengelolaan tambang dan tambang yang dipercayakan kepada pejabat tertinggi dan
kadang-kadang bahkan untuk anak-anak Firaun.
yang - ditambah dengan fakta bahwa itu berkarat sehingga mudah - mungkin menjelaskan
mengapa relatif beberapa objek besi usia dinasti awal telah ditemukan.
Salah satu yang telah berhasil menyajikan beberapa poin yang menarik: itu adalah
alat besi dari batu dari Piramida Besar Khufu di Giza, dan dengan demikian mungkin
berasal dari waktu ketika Piramida sedang dibangun, yaitu sekitar 2900 SM Alat ini
menjadi sasaran analisis kimia dan ditemukan mengandung karbon gabungan, yang
menunjukkan bahwa mungkin telah terdiri dari baja.
Dengan 666 SM proses casehardening telah digunakan untuk tepi alat besi, tapi
cerita bahwa Mesir memiliki beberapa cara rahasia pengerasan tembaga dan perunggu
yang sejak itu telah hilang mungkin tanpa dasar. Desch telah menunjukkan bahwa
perunggu dipalu, mengandung 10,34 persen timah, jauh lebih sulit daripada tembaga dan
terus ujung tombak yang jauh lebih baik.
Dari logam non-mulia lainnya, timah digunakan dalam pembuatan perunggu, dan
kobalt telah terdeteksi sebagai zat pewarna pada spesimen tertentu kaca dan glasir. logam
tidak terjadi secara alami di Mesir, dan tampaknya mungkin bahwa pasokan bijih diimpor
dari Persia. Memimpin, meskipun tidak pernah menemukan aplikasi yang luas, adalah
salah satu logam yang paling awal dikenal, spesimen yang telah ditemukan di kuburan
kali pra-dinasti. Galena (PbS) ditambang di Mesir pada Gebel Rasas ( 'Gunung Lead'),
beberapa mil dari pantai Laut Merah, dan pasokan harus telah cukup baik, karena ketika
kabupaten itu kembali bekerja dari 19I2 ke 1915 itu menghasilkan lebih dari I8,000 ton
bijih.
Membut tembok pengairan sepanjang 123 Km untuk mengairi sampai padang pasir
Pembinaan pembuatan tembok berlanjut untuk mengairi kawasan seluas 10.000
hektar
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, bahwa :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat lembah sungai nil
terdapat beberapa kemajuan yaitu dalam ilmu hitung, sistem pengelolaan sungai nil,
piramida, sistem pendidikan, dan astronomi serta penanggalan. Masing-masing
kemajuan
2.
memiliki
proses
tersendiri
yang
bermanfaat
untuk
kehidupan
DAFTAR PUSTAKA
http:///amblas.com_%20Sejarah%20perkembangan%20ilmu%20astronomi_https/amblas.com_
%20Sejarah%20perkembangan%20ilmu%20astronomi.html
http:///dunia%20ku_%20Materi%20Sejarah%20Dunia%20I_https/dunia%20ku_%20Materi
%20Sejarah%20Dunia%20I.html
http:///LATAR%20BELAKANG%20LAHIRNYA%20MESOPOTAMIA%20_
%20History_https/LATAR%20BELAKANG%20LAHIRNYA%20MESOPOTAMIA%20_
%20History.html
http:///Peradaban%20Asia%20dan%20Afrika%20kuno%20_
%20Kennycandra22.blogspot.com_https/Peradaban%20Asia%20dan%20Afrika%20kuno%20_
%20Kennycandra22.blogspot.com.html
http:///Peradaban%20Mesir_%20Dari%20Mesir%20Kuno%20sampai%20Kedatangan
%20Islam_https/Peradaban%20Mesir_%20Dari%20Mesir%20Kuno%20sampai%20Kedatangan
%20Islam.html
http:///Sejarah%20Peradaban%20Mesir%20Kuno%20%28Lembah%20Sungai%20Nil%29%20_
%20Materi%20SMA%20Online_https/Sejarah%20Peradaban%20Mesir%20Kuno
%20%28Lembah%20Sungai%20Nil%29%20_%20Materi%20SMA%20Online.html
http:///dunia%20ku_%20Materi%20Sejarah%20Dunia%20I_https/dunia%20ku_%20Materi
%20Sejarah%20Dunia%20I.html