Anda di halaman 1dari 13

Model Model Pembelajaran

D
i
s
u
s
u
n
Oleh :
1.
2.
3.
4.

Nur Jannah Harahap


Putri Alvi Husna
Riva Rivelyanti S.
Annarita Buaton

(NIM
(NIM
(NIM
(NIM

7143342029)
7143342030)
7143342032)
7133142008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
A. Model Pembelajaran PQ4R

A.
Pengertian
Strategi
PQ4R
Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian strategi elaborasi. Strategi ini digunakan
untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses
belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku.
Kegiatan membaca buku bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab
suatu buku pelajaran. Oleh karena itu keterampilan pokok pertama yang harus
dikembangkan dan dikuasai oleh para siswa adalah membaca buku pelajaran dan
bacaan tambahan buku lainnya. Dengan keterampilan membaca itu setiap siswa akan
dapat memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona, memahami khasanah kearifan
yang banyak hikmat dan mengembangkan berbagai keterampilan lainnya yang amat
berguna untuk kelak mencapai sukses dalam hidup. Aktivitas membaca yang terampil
akan membukakan pengetahuan yang luas, gerbang kearifan yang dalam serta
keahlian di masa yang akan datang.
Kegiatan dan keterampilan membaca itu tidak dapat diganti dengan metodemetode pengajaran lainnya.Dengan membaca kita dapat berkomunikasi dengan orang
lain melalui tulisan. Membaca dapat dipandang sebagai sebuah proses interaktif
antara bahasa dan pikiran. Sebagai proses interaktif, maka keberhasilan membaca
akan dipengaruhi oleh factor pengetahuan yang melatarbelakangi dan strategi
pembaca ( Gie, 1998:12). Karena konsep ekosistem peran dan interaksinya dapat
dilatihkan dengan cara membaca buku teks maka peneliti mencoba menerapkan
strategi PQ4R untuk memudahkan siswa memahami konsep tersebut.
Salah satu strategi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan
mengingatkan materi yang mereka baca adalah strategi PQ4R Thomas dan ROinson
(1972) dalam Arends (1997:257). Strategi ini didasarkan pada strategi PQRST dan
strategi
SQ3R
(
Arends,
1997).
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi membaca PQ4R adalah
sebagai berikut:
a.Preview
Langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa, membaca selintas dengan cepat
sebelum mulai membaca bahan bacaan siswa yang memuat tentang materi ekosistem
peran dan interaksinya. Siswa dapat memulai dengan membaca topic-topik, sub topic
utama, judul dan sub judul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu paragraph,
atau ringkasan pada akhir suatu bab. Apabila hal itu tidak ada, siswa dapat memeriksa
setiap halaman dengan cepat membaca satu atau dua kalimat disana-sini sehingga
diperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan dipelajari. Perhatikan ide pokok
yang akan menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan siswa. Dengan ide pokok ini
akan memudahkan mereka member keseluruhan ide yang ada.

b.Question

Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri


untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa. Pergunakan judul atau sub
judul atau topic dan sub topic utama . Awala pertanyaan dengan menggunakan kata
apa, siapa, mengapa dan bagaimana. Kalau pada akhir bab telah ada daftar
pertanyaan yang dibuat oleh pengarang, hendaklah baca terlebih dahulu. Pengalaman
telah menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah
pertanyaan, maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati serta seksama serta
akan dapat membantu mengingat apa yang dibaca dengan baik.
c.Read
Baca karangan itu secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan
reaksi terhadap apa yang dibacanya. Janganlah membuat catatan-catatan panjang.
Cobalah mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
sebelumnya.

d.Reflect
Reflect bukanlah suatu langkah terpisah dengan langkah ketiga ( read ), tetapi
merupakan suatu komponen esensial dari langkah ketiga tersebut. Selama membaca,
siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi cobalah untuk memahami
informasi yang dipresentasikan dengan cara:
Menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah anda ketahui
Mengaitkan subtopic-subtopik didalam teks dengan konsep-konsep atau
prinsip-prinsip utama
Cobalah untuk memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan
Cobalah untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah
yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut
e.Recite
Pada langkah kelima ini, siswa diminta untuk merenungkan ( mengingat ) kembali
informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan
nyaring dan dengan menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa dapat
melihat kembali catatan yang telah dibuat dan menggunakan kata-kata yang
ditonjolkan dalam bacaan. Dari catatan-catatan yang telah dibuat pada langkah
terdahulu dan berlandaskan ide-ide yang ada pada siswa, maka mereka diminta
membuat intisari materi dari bacaan. Usahakan intisari ini merupakan inti dari
pembahasan konsep ekosistem peran dan interaksinya.
f.Review
Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat ( intisari )
yang telah dibuatnya,mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan sekali lagi
jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Telah banyak dilakukan penelitian
tentang strategi-strategi belajar jenis PQ4R, dan metode ini telah terbukti efektif

dalam membantu siswa menghafal informasi dari bacaan ( Nur, 2000:25. Melakukan
preview dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum pembaca mengaktifkan
pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi baru
dan apa yang telah diketahui.
Mempelajari judul-judul dan topic-topik utama membantu pembaca sadar
akan organisasi bahan-bahan baru tersebut, sehingga memudahkan perpindahannya
dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Dari langkah-langkah strategi
belajar SQ4R yang telah diuraikan diatas, dapat dilihat bahwastrafegi belajar ini dapat
membantu siswa dapat memahami materi pembelajaran, terutama terhadap materimateri yang lebih sukar dan menolong siswa untuk berkonsentrasi lebih lama.
B. Langkah-langkah pemodelan pembelajaran dengan penerapan Strategi
Belajar
PQ4R:
Langkah-langkah Tingkah laku guru Aktivitas Siswa

Langkah 1
Preview
Memberikan bahan bacaan kepada siswa untuk dibaca
Menginformasikan kepada siswa bagaimana menemukan ide pokok atau
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
Membaca selintas dengan cepat untuk menemukan ide pokok atau tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai
Langkah 2
Question
Menginformasikan kepada siswa agar memperhatikan makna dari bacaan
Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari ide pokok
yang ditemukan dengan menggunakan kata-kata apa, mengapa, siapa dan
bagaimana
Memperhatikan penjelasan guru
Menjawab pertanyaan yang telah dibuatnya
Langkah 3
Read
Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan menanggapi atau
menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya
Membaca secara aktif sambil memberikan tanggapan terhadap apa yang telah
dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya

Langkah 4
Reflect
Mensimulasikan atau menginformasikan
Bukan hanya sekedar menghafal dan mengingat materi pelajaran tapi
mencoba memecahkan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan
pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan
Langkah 5
Recite
Meminta siswa membuat intisari dari seluruh pembahasan pelajaran yang
dipelajari hari ini
Menanyakan dn menjawab pertanyaan-pertanyaan
Melihat catatan-catatan atau intisari yang telah dibuat sebelumnya
Membuat intisari dari seluruh pembahasan
Langkah 6
Review
Menugaskan siswa membaca intisari yang dibuatnya dari rincian ide, pokok
yang ada dalam benaknya
Meminta siswa membaca kembali bahan bacaan jika masih belum yakin
dengan jawabannya
Membaca intisari yang telah dibuatnya
Membaca kembali bahan bacaan siswa jika masih belum yakin akan jawaban
yang telah dibuatnya.

Langkah-langkah

penerapan

pembelajaran

strategi

PQ4R

1 PENDAHULUAN
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengaitkan pelajaran yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal siswa
Memotivasi siwa
Dalam pelaksanaan KBM guru menginformasikan tujuan pembelajaran secara
lisan, dan menuliskan TPK yang akan dicapai
Guru mengingatkan kembali materi-materi sebelumnya yang relevan dengan
materi yang akan disampaikan
Guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan fenomena tervisualisasi.
Misalnya dalam mempelajri ekosistem guru memperlihatkan sebuah akuarium mini
ekosistem dan menanykan kepada siswa komponen-komponen apa saja yang terdapat
pada gambar tersebut.

II KEGIATAN INTI
Mempresentasikan materi
Pemodelan Strategi Belajar metode PQ4R
Pemberian Latihan terbimbing
Umpan balik
Pemberian Latihan Mandiri
Sebelum pelaksanaan pengajaran strategi belajar, guru mempresentasikan
sedikit gambaran umum dari materi yang akan dipelajari
Guru memodelkan keterampilan strategi belajar metode PQ4R langkah
perlangkah pada tiap-tiap tahapnya, dengan memakai sedikit materi dari bacaan
Siswa dibawah bimbingan guru melakukan keterampilan strategi belajar
PQ4R dengan mengerjakan Kertas Kerja Siswa
Pada tahap umpan balik guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
untuk mereka jawab. Guru menunjuk beberapa siswa
Guru memberikan latihan mandiri kepada siswa untuk membaca kelanjutan
dari isi bacaan pada buku siswa dengan memakai keterampilan strategi belajar
metode PQ4R
III PENUTUP
Merangkum pelajaran
*****Catatan Guru bersama-sama dengan siswa merangkum materi pelajaran
dengan cara membaca kesimpulan yang telah dibuat secara klasikal.
Guru selama KBM jangan membuat kesan yang monoton
Guru hendaknya menentukan waktu, kapan tiap-tiap tahap dilaksanakan
Tetap mempertahankan motivasi siswa
Guru hendaknya memakai kata-kata yang mudah dipahami siswa
Guru hendaknya membimbing siswa satu per satu pada saat melakukan
pelatihan
C.

Kelebihan dan Kekurangan PQ4R

Kelebihan:
Dapat membantu siswa mengingat apa yang mereka baca
Dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan
kegiatan membaca buku
Dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran terutama terhadap
materi-materi yang lebih sukar
Dapat menolong siswa untuk berkonsentrasi lebih lama
Memacu siswa untuk aktif dalam kegiatan membaca

Kegiatan CBSA berhasil karena dalam metode ini siswa yang berperan aktif
yang berkontribusi sekitar 70% sedangkan guru 30%
Kekurangan:
Hanya dapat digunakan pada saat pembelajaran yang dilaksanakan dengan
kegiatan membaca buku
Kegiatan dan keterampilan membaca buku tidak dapat diganti dengan metodemetode pengajaran lainnya.

B. MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)


Model Discovery Learning mengacu kepada teori belajar yang didefinisikan sebagai
proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Sebagai model
pembelajaran, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri
(inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah
ini.Pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.
Perbedaan inkuiri dan problem solving dengan Discovery Learning ialah
bahwa pada discovery learning masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam
masalah yang direkayasa oleh guru. Dalam mengaplikasikan model
pembelajaran Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana
pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar
yang teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli
matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut
untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta
membuat
kesimpulan-kesimpulan.
Discovery

Learning dapat:

Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilanketerampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam
proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh
karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki
dan berhasil.

Model pembelajaran ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan


sesuai dengan kecepatannya sendiri.
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
Model pembelajaran discovery learning ini dapat membantu siswa
memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan
yang lainnya.
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan
gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai
peneliti di dalam situasi diskusi.
Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses
belajar yang baru;
Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi
lebih terangsang;
Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan
manusia seutuhnya;
Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar;
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Model pembelajaran discovery learning ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan
pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan
abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. Model
pembelajaran discovery learning ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang
banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan
teori
atau
pemecahan
masalah
lainnya.
Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama. Model
pembelajaran discovery learning lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara
keseluruhan
kurang
mendapat
perhatian.

Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan
yang dikemukakan oleh para siswa. Model pembelajaran discovery learning tidak
menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa
karena
telah
dipilih
terlebih
dahulu
oleh
guru.
Langkah-Langkah
Learning

Pelaksanaan

Model

Pembelajaran

Discovery

1. Langkah Persiapan

Langkah persiapan model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah


sebagai berikut:
Menentukan tujuan pembelajaran
Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya
belajar, dan sebagainya)
Memilih materi pelajaran.
Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi)
Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan
PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini
berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan
dan
membantu
siswa
dalam
mengeksplorasi
bahan.
b. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah
yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan

dalam

bentuk

hipotesis

(jawaban

sementara

atas

pertanyaan

masalah)

c. Data collection (Pengumpulan Data).


Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa
untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis,
dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut
Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan
atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan
hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
Penilaian Pada Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan tes maupun non
tes.
Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau
penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka
dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika

bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja
siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan

C. Model Pembelajaran Sciencetific Based Learning


Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas
kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui),
merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mencoba/mengumpulkan data
(informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data
(informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari
kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkahlangkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.

Kurikulum 2013 mengembangkan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan


keterampilan peserta didik. (Permendikbud Nomor 54/2013) Bagaimana Kurikulum
2013 memfasilitasi peserta didik memperoleh nilai-nilai, pengetahuan, dan
keterampilan secara berimbang?, bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan?

1.
2.
3.
4.

Prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum


2013, yakni :
peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
pembelajaran berbasis kompetensi;

5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.
12.
13.
14.

pembelajaran terpadu;
pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran
multi dimensi;
pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hardskills dan soft-skills;
pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat;
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (Ing
Ngarso Sung Tulodo), membangun kemauan (Ing Madyo Mangun Karso),
danmengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (Tut
Wuri Handayani);
pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran;
pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik; dan
suasana belajar menyenangkan dan menantang.
Berikut contoh kegiatan belajar dan deskripsi langkah-langkah pendekatan
saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013 adalah:

1. Mengamati: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)


untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui - Mengamati dengan indra
(membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau
tanpa alat.
2. Menanya: mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati - Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang
informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau
sebagai klarifikasi.
3. Mencoba/mengumpulkan data (informasi): melakukan eksperimen, membaca
sumber lain dan buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan
narasumber - Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru
bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,
mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/
menambahi/mengembangkan.
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi: SISWA mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun
hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi - mengolah

informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat


kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam
rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
5. Mengkomunikasikan: SISWA menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya - menyajikan
laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan
menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.
6. (Dapat dilanjutkan dengan) Mencipta: SISWA menginovasi, mencipta, mendisain
model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang dipelajari.
.

Anda mungkin juga menyukai