Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MATERI GEOMETRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA


Imam Zubaidi1), Anisa Fatwa Sari2)
1
STKIP Al Hikmah Surabaya
email: Imamzubaidi1996@gmail.com
2
STKIP Al Hikmah Surabaya
email: anisa.fatwasari@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran geometri yang konsepnya selalu diberikan oleh
guru tanpa adanya inisiatif dari siswa sehingga siswa kurang aktif dalam belajar geometri dan
rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang ditempuh oleh peneliti adalah dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa
Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dan dengan
meningkatnya partisipasi siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mereka terhadap
pembelajaran matematika. Metode penelitian adalah eksperimen kuantitatif. Desain penelitian yang
digunakan One Shot Case Study yang melakukan treatmen pada awal pertemuan dan melihat hasil
pada akhir pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dengan soal uraian yang
dilakukan pada sesi akhir . Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan pembelajaran
geometri dengan Problem Based-Learning meningkatkan hasil belajar siswa.
Keywords: Problem Based-Learning, Kuantitatif, Hasil Belajar, Geometri.
memecahkan permasalahan hidup. Hal ini sesuai
dengan pendapat Mahar, dkk. (2015:14) bahwa
Salah satu permasalahan yang dialami oleh Dalam pembelajaran matematika, siswa sering
Negeri ini sejak dulu hingga sekarang adalahkali menyelesaikan permasalahan dengan
pendidikan. Menurut Sudarman (2007:68)menggunakan rumus atau aturan yang umum atau
mengenai realita yang ada bahwa dalam prosessifat penalaran matematika yang terdapat pada
pembelajaran siswa kurang didorong dalambuku pegangan siswa dan siswa terkadang tidak
mengembangkan keterampilan berpikir mereka, dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu
melainkan sekedar terjadinya proses mentransfer permasalahan karena siswa sudah terpaku dengan
informasi dari guru ke siswa padahal seperti yang rumus yang ada.
kita ketahui bahwa proses pembelajaran
Dalam pembelajaran matematika biasanya
merupakan sebuah komponen yang sangat didominasi oleh metode ceramah, langsung, tanya
penting dalam menentukan suatu hasil dari jawab, dan pemberian tugas. Model pembelajaran
kegiatan belajar mengajar.
seperti ini belum memberikan kesempatan kepada
Menurut Bungel (2014:1) Mengungkapkansiswa dalam mengembangkan interaksi mereka
bahwa matematika merupakan pelajaran yang terhadap guru. Karena interaksi siwa terhadap
dapat menumbuhkan cara berpikir logis,guru diperlukan agar guru dapat mengecek
sistematis, kritis, dan rasional. Namun pada pemahaman siswa.
kenyataannya
siswa
kurang
dalam
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
mengembangkan kemampuan berpikir merekapada tanggal 21 Maret 19 April 2016 di kelas X
secara kritis, sistematis, kreatif dan inovatif, IIS 2 di salah satu SMA yang ada di Sidoarjo,
karena kebanyakan dalam proses pembelajaran diketahui bahwa dari 20 siswa hanya terdapat 5
penggunaan strategi berpikir sangat kurang di siswa yang aktif bertanya dan menjawab
dalam kelas. Siswa hanya diajarkan bagaimana pertanyaan atau sekitar 25% dari total
cara dalam menghafal sebuah teori dalam konsep keseluruhan, sedangkan siswa yang aktif
matematika namun kurang dalam pengajaran menyatakan ide hanya ada 3 dari 20 siswa, atau
terkait pemahaman siswa mengenai konsep yang sekitar 15% dari total keseluruhan. Hal ini
erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari, agar menunjukkan bahwa tingkat partisipasi dan daya
siswa memiliki keterampilan berpikir dalamberpikir kritis siswa masih kurang.

1;

PENDAHULUAN

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2016

Menurut Happy (2014:49) Mengatakanpengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah


bahwa lemahnya kemampuan berpikir kritis danlaku organisme tersebut. (Hintzman : 1978). Jadi,
kreatif matematis siswa dapat disebabkan oleh perubahan yang ditimbulkan akibat pengalaman
beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah dikatakan belajar apabila mempengaruhi tingkah
proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan.laku suatu organisme.
Pembelajaran matematika haruslah melibatkan
Belajar juga dapat diartikan sebagai proses
siswa secara aktif serta memfasilitasi siswa untuk
perubahan yang bersifat menetap pada diri
dapat menggunakan kemampuan berpikir kritis
seseorang yang diperoleh dari perjalanannya
dan kreatifnya.
sendiri serta interaksi aktif antar individu dan
Menurut Nurafiah, dkk (2013:3) Mengatakanlingkungan. Perubahan yang dimaksudkan adalah
bahwa untuk mengembangkan kemampuanperubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah
berpikir kritis matematis pada kegiatan belajar laku,
serta keterampilan. Purwanto (dalam
mengajar, maka harus dikembangkan model Nanik : 2005).
pembelajaran yang tidak hanya sekadar
Dari penjelasan di atas maka dapat ditarik
meningkatkan pengetahuan saja untuk siswa
sebuah kesimpulan bahwa belajar adalah proses
tetapi juga untuk membantu siswa menganalisis
terjadinya perubahan tingkah laku suatu individu
dan mengevaluasi langkah-langkah pengerjaan
ke arah yang lebih baik yang sifatnya relatif tetap
dalam mencari solusi yang benar dari
akibat adanya suatu interaksi dan latihan yang
permasalahan yang dihadapi. Salah satu cara
dialaminya. Ciri khas bahwa seseorang telah
untuk mengatasinya adalah pemilihan model
melakukan kegiatan belajar ialah dengan adanya
pembelajaran dengan memperhatikan kondisi
perubahan pada diri orang tersebut, yaitu dari
pembelajaran sehingga mampu meningkatkan
belum mampu menjadi mampu.
kemampuan berpikir kritis siswa.
2.2; Ketuntasan Belajar
Salah satu alternatif pembelajaran untuk
mendorong partisipasi dan daya berpikir kritis
Belajar tuntas (mastery learning) adalah suatu
siswa adalah dengan menggunakan modelsistem belajar yang mengharapkan sebagian besar
pembelajaran Problem Based Learning. Model inisiswa dapat menguasai tujuan instruksional umum
dapat meningkatkan interaksi siswa dengan siswa dari suatu satuan atau unit pelajaran secara tuntas.
lain dan juga terhadap guru melalui eksplorasi Sadirman (2007:167).
masalah. Dengan meningkatnya partisipasi siswa
Yamin Fakihuddin (2007:52) menjelaskan
diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil
belajar tuntas merupakan proses pembelajaran
belajar mereka.
yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur,
Oleh karena itu dalam artikel ini akan bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran
diuraikan hasil pengaruh model pembelajaran pada siswa kelompok besar (pengajaran klasikal),
problem based learning materi geometri terhadap membantu perbedaan-perbedaan yang terdapat
hasil belajar siswa.
pada siswa, dan berguna untuk menciptakan
kecepatan belajar (rate of program).

2;

Batas ketuntasan minimum yang diterapkan


oleh beberapa ahli berbeda-beda. Oleh karena itu
pemerintah menerapkan suatu kurikulum yang
2.1; Belajar
didalamnya
termuat
unsur-unsur-unsur
pelaksanaan
pendekatan
belajar
tuntas.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai
Kurikulum
tersebut
adalah
kurikulum
2013.
definisi belajar memiliki banyak perbedaan
Dalam
K-13
acuan
penilaian
yang
digunakan
pendapat. Namun semua itu apabila kita taris
garis secara implisit ataupun eksplisit terdapat adalah berbentuk huruf layaknya pada perguruan
beberapa kesamaan. Menurut Hintzman dalam tinggi, namun lebih bervariasi yakni A, A-, B+, B,
bukunya The Psychology of Learning and B-, C+, C, C-, D+, dan D, dengan ketentuan batas
Memory, mengatakan bahwalearning is a minimal kelulusan (ketuntasan) adalah B- atau
change in organism due to experience which can 2,66 atau rentang dari 66-70.
affect the organisms behavior. Artinya belajar2.3;
Hasil Belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh
KAJIAN LITERATUR DAN
PEGEMBANGAN HIPOTESIS

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2016

Menurut Sudjana (2001:22), menjelaskanmenguasai suatu konsep dan juga terjadinya


bahwa hasil belajar adalah suatu yang telah kenaikan hasil belajar siswa.
dicapai siswa sesuai dengan kemampuan yang
Guru dalam pembelajaran Problem Baseddimilikinya melalui suatu usaha belajar yang
Learning ini berperan sebagai penyaji masalah,
dikerjakan pada saat tertentu.
penanya, mengadakan dialog, memberi fasilitas
Sedangkan menurut Djamarah (1994:21), penelitian. Selain itu juga memberikan dukungan
hasil belajar adalah penilaian pendidikan tentang dan dorongan yang dapat meningkatkan
perkembangan dan kemajuan siswa yang intelektual siswa. Lingkungan kelas yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran diperlukan harus terbuka dan adanya pertukaran
yang diberikan kepada siswa serta nilai-nilai yang gagasan antar siswa.
terdapat pada kurikulum.
2.5 Penelitian yang Relevan
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
Penggunaan model Problem Based-Learning
merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah
ini juga pernah digunakan oleh beberapa peneliti,
melakukan kegiatan belajar mengajar.
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
2.4; Pembelajaran Berdasarkan Masalah Achmat Efendi (2009) dengan hasil penelitian
yang diperoleh bahwa penggunaan model
(Problem Based Learning)
Problem Based-Learning dapat meningkatkan
Pembelajaran berdasarkan masalah secara keaktifan belajar siswa kelas XI Pemasaran 1 di
garis besar merupakan kegiatan menyajikanSMK Negeri 2 Kediri.
situasi masalah yang bermakna dan dapat
memberikan kemudahan kepada siswa untuk 2.6 Pengembangan Hipotesis
melakukan penyelidikan dan inkuiri untuk Berdasarkan uraian kajian literatur di atas,
memberikan sebuah gambaran tentang materi maka hipotesis awal yang diajukan dalam
yang dibahas. Pembelajaran ini memiliki ciri penelitian ini adalah penerapan model
utama yakni pengajuan pertanyaan atau masalah, pembelajaran Problem Based-Learning dapat
memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
penyelidikan
autentik,
kerjasama
danSehingga hipotesis akhir menyatakan Pengaruh
menghasilkan karya atau hasil peraga.
model pembelajaran Problem Based-Learning
Model ini bercirikan penggunaan masalah (PBL) dalam materi geometri terhadap hasil
kehidupan nyata sebagai hal yang harus dipelajari belajar siswa.
siswa dalam melatih dan meningkatkan
kemampuan berfikir kritis dan menyelesaikan
METODE PENELITIAN
masalah, serta mendapat pengetahuan konsepkonsep penting. Hal ini dikuatkan oleh pendapat 3.1;
Jenis Penelitian
Fatimah (2012:251) bahwa model pembelajaran
Penelitian ini termasuk penelitian dengan
ini memiliki ciri khas yaitu selalu dimulai dan
mengunakan
design pre-experiment atau weak
berpusat pada masalah. Sehingga pendekatan ini
mengutamakan proses belajar dimana tugas guru experimental dengan desain secara spesifik adalah
hanya membantu dan mengarahkan siswa padaOne Shoot Case Study. Dalam desain One Shoot
Case Study (Studi kasus satu tembakan)
keterampilan yang akan dicapai.
digunakan untuk mengetahui nilai ilmiah dalam
Penggunaan model pembelajaran Problem suatu pengukuran dalam penelitian eksperimen.
Based-Learning ini dapat membuat siswa terlibat Dimana dalam desain ini, ada satu kelompok yang
secara aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan diberi perlakuan yang kemudian hasil dari
siswa dapat membuat siswa dapat menggunakan perlakuan tersebut diobservasi, perlakuan dalam
keterampilan berpikir mereka. Hal ini sesuai hal ini merupakan variabel bebas dan hasilnya
dengan teori belajar konstruktivistik (Budiningsih adalah variabel terikat. Adapun bagan dari One
: 2007) yang mengatakan bahwa siswa aktif Shoot Case Study yakni:
melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun
X = Perlakuan terhadap variabel bebas
konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang
(treatment).
sedang dipelajari. Dengan menggunakan model
Problem Based-Learning ini, harapannya siswa
O2 = Observasi atau pengukuran terhadap
tidak mudah lupa dan dapat memahami dan
variabel terikat (Observation).

3;

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2016

Dengan pola seperti berikut:

X O 2
Contohnya:
X = Pengaruh model pembelajaran Problem
Based-Learning
O = Terhadap aktivitas belajar siswa.

Teknik pengujian data dilakukan dengan


menggunakan teknik uji-t satu pihak kanan
dengan mempertimbangkan penerimaan hipotesis
awal dengan acuan taraf signifikansi ( ) dan
t hitung >t tabel .

4;

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk memperjelas mengenai data dan analisis


data yang telah di paparkan sebelumnya pada
Peneliti memilih sekolah dan berkoordinasibagian penyajian dan analisis data, maka berikut
dengan pihak sekolah dalam menentukan ruang merupakan pembahasan dari analisis dan
lingkup atau obyek penelitian. Kelas yang dipilih penyajian data:
oleh peneliti untuk dijadikan lingkungan
penelitian adalah kelas X IIS 2. Alasan peneliti 4.1;
Ketuntasan Belajar Siswa Dalam
memilih kelas ini karena kelas tersebut memiliki
Penggunaan Model Pembelajaran Problem
kapasitas siswa yang ideal yakni 20 siswa dengan
Based-Learning.
6 siswa putra dan 14 siswi putri. Kelas tersebut
juga memiliki tingkat hasil belajar yang rendah Hasil test akhir siswa dalam penggunaan model
terutama dalam bidang matematika.
pembelajaran
Problem
Based-Learning

3.2;

Subjek Penelitian

menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil


belajar. Patokan yang digunakan oleh peneliti
Metode
dalam
pengumpulan
dandalam menentukan ketuntasan hasil belajar siswa
pengambilan data dilakukan dengan cara:
adalah KKM yakni 70. Data yang telah dianalisis
menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa dalam
1; Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukanmodel pembelajaran problem based-learning ini
dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas adalah 77,44 yang bila dipandang secara langsung
belajar siswa, hasil belajar siswa, dan memenuhi hipotesis awal dengan nilai rata-rata
perencanaan penggunaan model pengajaran lebih dari nilai kriteria ketuntasan minimum.
PBL di kelas tersebut.
Untuk memperjelas hasil dari analisis tersebut
2; Dokumentasi
maka peneliti menggunakan serangkaian uji yakni
Dalam penelitian ini dokumen yang didapatdengan uji-t atau (Distribusi Student). Uji-t
adalah jadwal pelajaran, rekapan presensi dilaksanakan
dengan
menentukan
taraf
siswa, nilai hasil belajar siswa dalam PBL. signifikansi ( ) sebesar 0,01 dengan t tabel
3; Test
sebesar 2,60. Kemudian data hasil test akhir 16
Test adalah salah satu metode dalam siswa dalam tabel yang telah diperoleh peneliti
mengumpulkan
data
dimana
penelitidiuji dengan rumus umum uji-t dan berdasarkan
memperoleh informasi dari nilai siswa. Data perhitungan didapatkan bahwa t hitung sebesar
diperoleh dari nilai siswa untuk mengetahui2,67. Sehingga apabila kita bandingkan antara t
ketuntasan hasil belajar siswa dalamhitung dengan t tabel maka dapat disimpulkan
penggunaan model PBL. Dalam hal ini bahwa
t hitung >t tabel
. Dengan demikian
peneliti melakukan test akhir (UH) materi hipotesis awal peneliti diterima, bahwa adanya
geometri bangun ruang yang dilaksanakan pengaruh pemberian model pembelajaran PBL
setelah
pemberian
treatment
modeldalam bidang matematika terhadap ketuntasan
pembelajaran Problem Based-Learning padahasil belajar siswa.
materi tersebut.
Berikut ini tabel data penilaian akhir.
3.4; Teknik Analisis Data

3.3;

Teknik Pengumpulan Data

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2016

Efendi, Achmat. 2009. Penerapan Problem Based


Learning (PBL) Sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas XI
Pemasaran 1 Di SMK Negeri 2 Kediri.
(Artikel Online). Diakses pada tanggal 22
Februari 2016.
Fakihuddin, L. 2007. Pengajaran Remedial dan
Pengayaan (Sebuah Tuntutan Ideal dalam
KTSP).Malang : Bayumedia.
Fatimah, Fatia. 2012. Kemampuan Komunikasi
Matematis dan Pemecahan Masalah Melalui
Problem Based Learning. Jurnal Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan. Tahun 16, Nomor
1, 2012.
Gambar tabel.1
Happy, Nurina dan Djamilah Bondan Widjajanti.
2014. Keefektifan PBL Ditinjau Dari
KESIMPULAN DAN SARAN
Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif
Matematis Serta Self-Esteem Siswa SMP.
Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis
Jurnal Riset Pendidikan Matematika.
diperoleh sebuah hasil yakni terdapat peningkatan
Volume 1, Nomor 1, Mei 2014.
hasil belajar siswa setelah mendapatkan
Hintzman,
Douglas L. 1978. Psychology of
pembelajaran dengan model PBL ini meskipun
learning
and memory. New York: W.H.
mereka
belum
mengetahui
sebelumnya.
Freeman.
Berdasarkan uji-t yang telah dilakukan oleh peneliti
Mahar,
Harmei, dkk. 2015. Eksperimentasi Model
menunjukkan sebuah nilai yang lebih besar pada t
Pembelajaran
Berbasis Masalah Dan
hitung daripada t tabel yakni sebesar 2,67. Hal ini
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe Think Pair
juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara
Share
Pada
Materi
Bangun
Ruang Sisi Datar
model pembelajaran PBL ini dengan peningkatan
Ditinjau
Dari
Kreativitas
Siswa
Kelas Viii
hasil belajar siswa.
Smp Negeri Se-Kabupaten Pacitan Tahun
Penelitian ini hanya melihat hasil belajar siswa
Pelajaran 2013/2014. Jurnal Elektronik
dalam penggunaan model pembelajaran Problem
Pembelajaran Matematika. Vol.3, No.1, hal
Based Learning. Penelitian ini belum meneliti
12-26, Maret 2015.
tentang komponen lain dalam model pembelajaran
Nana. 1989. Dasar- dasar poses belajar mengajar.
Problem Based Learning seperti tingkat partisipasi
Bandung. Sinar baru.
siswa dan motivasi siswa dalam belajar
Nurafiah, Fifi, dkk. 2013. Perbandingan
matematika.
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa SMP Antara Yang Memperoleh
REFERENSI
Pembelajaran MENS-ENDS ANALYSIS
(MEA) Dan Problem Based Learning (PBL).
Budiningsih,
Asri.
(2007).
Belajar
dan
Jurnal Pengajaran MIPA. Volume 18, Nomor
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
1, April 2013, hlm. 1-8.
Bungel, Moh. Fikri. 2014. Penerapan Model
Sardiman.2003.
Interaksi dan Motivasi Belajar
Pembelajaran Problem Based Learning
Mengajar.
Jakarta: PT.Raja Grafindo
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Persada.
Kelas VIII SMP Negeri 4 Palu Pada Materi
Sudarman, 2007. Problem Based Learning: Suatu
Prisma. Jurnal Elektronik Pendidikan
Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan
Matematika Tadulako. Volume 2, Nomor 1,
Dan
Meningkatkan
Kemampuan
September 2014.
Memecahkan
Masalah.
Jurnal
Pendidikan
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan. 2006. Strategi
Inovatif.
Volume
2,
Nomor
2,
Maret
2007.
Belajar Mengajar. Jakarta: PT.RINEKA

5;

6;

CIPTA.

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2016

Anda mungkin juga menyukai