A. Judul
B. Tujuan
bagian
mikroskop.
cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa
kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop ada yang berlensa tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Lensa kondesor berperan untuk
menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop lain. Dengan pengaturan yang
tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. (Winarsih, A. 2009)
2. Mikroskop Stereo
1. Lensa okuler
Yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat, lensa ini berfungsi
untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa
objektif. (Indriani, S. 2010)
2. Lensa objektif
4
Lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk
bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Di mana lensa ini di atur oleh
revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif. (Indriani, S. 2010)
3. Tabung mikroskop (tubus)
Tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungkan lensa
objektif dengan lensa okuler. (Indriani, S. 2010)
4. Makrometer (pemutar kasar)
Makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop
secara cepat. (Indriani, S. 2010)
5. Mikrometer (pemutar halus)
Pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop
secara lambat, dan bentuknya lebih kecil dari pada makrometer.
(Indriani, S. 2010)
6. Revolver
Revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan
cara memutarnya. (Indriani, S. 2010)
7. Reflektor
Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke
meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata
pengamat. Reflektor terdiri dar 2 jenis cermin, yaitu cermin datar dan
cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan
cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari
yang menembus ruangan, gunakan cermin datar. (Indriani, S. 2010)
8. Diafragma
Diafragma befungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk. (Indriani, S. 2010)
9. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat
ini dapat di putar dan di naik turunkan. (Indriani, S. 2010)
10. Meja mikroskop
Meja mikroskop berfungsi sebagai tempat meletakan objek yang akan
5
(Indriani, S. 2010)
13. Kaki mikroskop
Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga atau menopang
mikroskop. (Indriani, S. 2010)
14. Sendi inklinasi (pengatur sudut)
Sendi inklinasi berfungsi untuk mengatur sudut atau tegaknya
mikroskop. (Indriani, S. 2010)
Preparat
Preparat adalah suatu objek yang di amati yang di buat dari benda
hidup. Preparat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Preparat kering
Preparat kering yaitu preparat objek yang dibuat dari objek hidup
dan diawetkan, preparat kering di gunakan dalam jangak waktu yang lama.
Preparat kering dikerjakan pada waktu melakukan praktikum mikroteknik
tumbuhan dan preparat yang dihasilkan dapat disimpan cukup lama.
(Anonim, 2011)
2) Preparat basah
Preparat basah yaitu preparat objek yang dibuat dari objek hidup dan
tidak diawetkan, preparat basah digunakan hanya sekali pakai. Dalam
pengamatan sel hidup, biasanya kita menggunakann metode preparat basah.
Metode ini juga memiliki kekurangan yaitu kurang praktis, dalam
pembuatannya harus dihindarkan adanya gelembung-gelembung dan jika
ada gelembung harus diulang pembuatannya dari langkah pertama. Karena
keadaan yang basah, preparat ini harus dijaga agar gelas penutupnya tidak
bergerak. Penetesnya bisa digunakan air, petroleum jelly, ataupun gliserol.
Langkah-langkah dalam penyiapan preparat basah sebagai berikut.
1. Pastikan keadaan aseptis terjaga meliputi tempat kerja, tangan, dan
peralatan.
2. Teteskan gliserol 10% pada preparat/glass slide (gelas objek). Gliserol
berguna untuk memberi nutrisi pada biakan murni dan mencegah
terjadinya lisis sel karena gliserol bersifat isotonik, sehingga tidak
mempengaruhi permeabilitas sel. Gliserol dapat digantikan dengan
cairan lain. (Winarsih, A. 2009)
Stuktur anatomi tumbuhan
1.Struktur anatomi daun
Daun tersususn dari tiga tipe jaringan yaitu epidermis, mesofil, dan
jaringan pembuluh. (Prabowo, JH. 2011)
a. Epidermis
Umumnya terdiri dari satu lapisan sel, kloroplas sedikit atau tidak
7
Struktur anatomi rimpang Curcuma heyneana Val. & Van Zijp. (C.
heyneana) yang ditanam dari planlet hasil kultur in vitro pada berbagai
media kemungkinan dapat mengalami perubahan.
6. Umbi lapis
Alat
: - Gabus
- Kaca Objek
- Kaca Penutup
- Mikroskop
- Silet
11
- Pipet tetes
2. Bahan
13
- Bambu ( Bambusa sp )
E. Cara Kerja
Secara umum menggunakan mikroskop adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Menaikan tubus, sehingga jarak antara lensa objektif dengan meja preparat
cukup lapang.
6.
Mengatur
posisi
cermin
untuk
menangkap
cahaya
(menggunakan
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
berhadapan ditahan dengan pinset atau jarum, kemudian diturunkan perlahanlahan sampai seluruh objek tertutup. Apabila tetesan terlampau besar, maka
kelebihan air harus di serap segera densgan kertas isap dan bila tidak air akan
menempel pada lensa objektif dan berlaku sebagai lensa-lensa kecil yang
mengganggu pemandangan. Apabila zat yang dipakai bukan air maka dapat
merusak lensa.
F. Pembahasan
Praktikum pengenalan mikroskop dan percobaan preparat, pertama kali yang di
lakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan akan di teliti. Penelitian preparat ini
menggunakan mikroskop eklektron yaitu mikroskop yang mempunyai perbesaran
sampai100 ribu. Mikroskop Elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Ada dua
tipe pada mikroskop elektron, yaitu mikroskop elektroscening (SEM) dan mikroskop
elektron transmisi (TEM). Dari hasil pengenalan yang telah dilaksanakan dapat
diketahui mikroskop terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing, bagian tersebut
mempunyai fungsi tersendiri. Setelah mengenali bagian-bagian dari mikroskop
selanjutnya di laksanakan pada tahap penelitian preparat. Pada praktikum kali ini yang
dilakukan yaitu membuat preparat basah, Preparat basah dibuat dari objek hidup dan
tidak diawetkan. Bahan yang dijadikan preparat pada kali ini yaitu wortel (Daucus
carota),
(Bougenvillea
glabra
coice),
kelapa
(Cocos
nucifera),
mayana
(Coleus
scutellarioides), kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis), lidah buaya (Aloe vera),
cocor bebek (Kalanchoe pinnata L), bambu
disiapkan. Maka akan di lanjutkan dengan penelitian preparat, yaitu dengan cara
pertama, mengambil salah satu bagian tanaman yang disediakan, misalnya daun, akar,
batang, rimpang, ataupun umbi. Kemudian salah satu dari tanaman yang telah di pilih,
diiris dengan menggunakan silet yang tajam. Hasil dari irisan tersebut dilakukan
secara membujur atau melintang. Irisan dari tanaman tersebut diiris setipis mungkin
sehingga akan mendapatkan hasil yang akan di inginkan. Diletakkan diatas kaca objek,
kemudian ditetesi air dengan menggunakan pipet, preparat yang telah didapatkan
kemudian ditutupi dengan penutup kaca objek. Seperti preparat yang kita dapatkan
16
yaitu meneliti bawang merah, pertama yang kita lakukan yaitu mengupas bawang
merah yang telah disediakan, kemudian bawang merah yang telah dikupas diiris setipis
mungkin, kemudian hasil dari irisan bawang tersebut diletakan diatas kaca preparat,
kemudian ditetesi air sedikit, setelah ditetesi air, langkah selanjutnya tutup dengan
kaca penutup, setelah semuanya selesai preparat basah siap digunakan (diteliti).
Setelah kita akan mengamati dengan mikroskop tersebut, maka kita akan melihat
secara jelas stomata pada makhluk hidup yang kita amati dan struktur anatomi
tumbuhan dikotil dan monokotil. Setelah gambar hasil dari pengamatan yang kita
lakukan tampak jelas, kemudian hasil dari pengamatan tersebut difoto dengan
menggunakan kamera digital. Kegunaan dari preparat basah yaitu untuk mengamati sel
hidup, biasanya kita menggunakann metode preparat basah. Metode ini juga memiliki
kekurangan yaitu kurang praktis, dalam pembuatannya harus dihindarkan adanya
gelembung-gelembung dan jika ada gelembung harus diulang pembuatannya dari
langkah pertama, karena keadaan yang basah preparat ini harus dijaga agar gelas
penutupnya tidak bergerak. Penetesnya bisa menggunakan air, dan kegunaann dari
preparat basah bisa dibuat secara independen. Kita tinggal memotong bagian dari
makhluk hidup yang kita amati lalu ditetesi air dan tutup dengan kaca penutup.
Kegunaannya hampir sama seperti preparat kering. Contohnya pada bawang merah
tadi yaitu preparat bawang merah itu biasanya berupa sayatan melintang tipis dari
umbi akar bawang merah yang diletakkan di atas kaca preparat untuk diamati di bawah
mikroskop. Biasanya sayatannya berupa sayatan vertikal yang digunakan untuk
mengetahui lapisan-lapisan pada umbi akar dari bawang merah. Sedangkan preparat
batang dikotil (misalnya dengan menggunakan bayam) itu berupa sayatan horizontal
tipis dari bagian batang tersebut. Biasanya preparat ini dibandingkan dengan preparat
batang monokotil untuk membandingkan perbedaan struktur batang (baik dari posisi
xylem, floem, empulur, dll). Adapun kegunanaan dari air pada preparat kaca
mikroskop yaitu untuk melekatkan dan mengisi ruangan antara gelas objek (object
glass) dengan kaca penutup (cover slip) sehingga bayangan pada mikroskop bisa
sempurna. Dan kegunaan air terhadap preparat basah yaitu karena tumbuhan, hewan,
dll selalu mengandung air, dengan kata lain air tidak asing lagi. Penggunaan cairan
selain air (pelarut organik) mungkin bisa melarutkan zat-zat (kristal, bentukan) dalam
17
preparat sehingga tidak lagi sesuai dengan aslinya. Setelah kita mendapatkan hasil dari
pengamatan tersebut, gambar dari stuktur anatomi tumbuhan dan gambar dari stomata
daun difoto menggunakan kamera digital, setelah itu kita lanjutkan dengan
membersihkan mikroskop dan mengembalikannya ke tempat semula, dan selanjutnya
membersihkan LAB.
G. Kesimpulan
Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan
penelitian dalam bidang botani khususnya pada struktur anatomi tumbuhan, karena
dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil yang tidak dapat
di lihat dengan mata telanjang.
Dalam praktikum pertama kita dapat macam-macam mikroskop serta bagianbagiannya dengan fungsinya masing-masing, serta cara kerja mikroskop dan langkahlangkah pembuatan preparat basah, serta dapat mengetahui bentuk-bentuk stomata
dan struktur anatomi tumbuhan.
H. Hasil pengamatan
Kembang sepatu
Daun bambu
18
Akar bambu
kunyit
Bawang putih
19
Cocor bebek
Bawang merah
Bawang bombay
20
Lidah buaya
kunyit
21
DAFTAR PUSTAKA
Anshory, I. 1984. Biologi umum. Genesa Exact. Bandung.
Kamajaya.1996. Sains Biologi. Ganesa Exact. Bandung.
Pramesti, Hening Tjaturina. 2000. Mikroskop dan Sel FK. Unlam. Banjarbaru.
Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Winatasasmita, Djamhur. 1986. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Universitas Indonesia.
Jakarta.
Indriani, S. 2010. Bagian-bagian mikroskop dan fungsinya. (online),
(http://sulistiyaindriani.wordpress.com.2010/07/12.html diakses pada 26 Oktober
2010)
22