Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM 1

A. Judul

Pengenalan Mikroskop dan Percobaan Preparat

B. Tujuan

1) Mengetahui pengertian mikroskop dan jenis-jenis mikroskop.


2) Mengetahui bagian-bagian dari mikroskop beserta fungsi dari
masing-masing

bagian

mikroskop.

3) Mengetahui cara kerja Mikroskop.


4) Mengetahui langkah-langkah pembuatan Preparat.
5) Mengetahui stuktur anatomi tumbuhan.
C. Dasar Teori
Pengertian Mikroskop
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh
mata, yang pertama kali di temukan oleh Antony Van Leuwenhoek.
Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan
dan penelitian, untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil yang tidak
dapat di lihat dengan mata telanjang. Dalam pengamatan dan penelitian terhadap
benda-benda yang berukuran kecil dapat di lakukan dengan menggunakan
beberapa jenis mikroskop. (Winarsih, A. 2009)
Jenis-jenis mikroskop yang di gunakan yaitu:
1. Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop


1

cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa
kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop ada yang berlensa tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Lensa kondesor berperan untuk
menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop lain. Dengan pengaturan yang
tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. (Winarsih, A. 2009)
2. Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya biasa


digunakan untuk benda yang relative besar dengan perbesaran 7 hingga 30
kali. Benda yang dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi.
Komponen pada mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya.
Perbedaannya pada ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk
tiga dimensi benda yang diamati. (Winarsih, A. 2009)
3. Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron mempunyai perbesaran objek sampai 2 juta kali,


2

yang menggunakan elektron statik dan elektron maknetik untuk mengontrol


pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran
objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya.
(Winarsih, A. 2009)
4. Mikroskop Ultraviolet

Ultraviolet yaitu suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa, dan


memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat
dilihat. (Winarsih, A. 2009)
5. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)

Mikroskop vender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing


atau antigen (seperi bakteri, virus) dalam jaringan. (Winarsih, A. 2009)
6. Mikroskop Medan-Gelap

Digunakan untuk mengamati bakteri hidup, khususnya bakteri yang


begitu tipis yang hamper mendekati batas daya mikroskop majemuk.
7. Mikroskop Fase Kontras

Yaitu cara ideal untuk mengamati benda hidup dalam keadaan


alamiahnya, yaitu tidak diberi warna dalam keadaan hidup.
(Winarsih, A. 2009)
Bagian-bagian mikroskop

1. Lensa okuler
Yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat, lensa ini berfungsi
untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa
objektif. (Indriani, S. 2010)
2. Lensa objektif
4

Lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk
bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Di mana lensa ini di atur oleh
revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif. (Indriani, S. 2010)
3. Tabung mikroskop (tubus)
Tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungkan lensa
objektif dengan lensa okuler. (Indriani, S. 2010)
4. Makrometer (pemutar kasar)
Makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop
secara cepat. (Indriani, S. 2010)
5. Mikrometer (pemutar halus)
Pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop
secara lambat, dan bentuknya lebih kecil dari pada makrometer.
(Indriani, S. 2010)
6. Revolver
Revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan
cara memutarnya. (Indriani, S. 2010)
7. Reflektor
Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke
meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata
pengamat. Reflektor terdiri dar 2 jenis cermin, yaitu cermin datar dan
cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan
cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari
yang menembus ruangan, gunakan cermin datar. (Indriani, S. 2010)
8. Diafragma
Diafragma befungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk. (Indriani, S. 2010)
9. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat
ini dapat di putar dan di naik turunkan. (Indriani, S. 2010)
10. Meja mikroskop
Meja mikroskop berfungsi sebagai tempat meletakan objek yang akan
5

di amati. (Indriani, S. 2010)


11. Penjepit kaca
Penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar
tidak mudah bergeser. (Indriani, S. 2010)
12. Lengan mikroskop
Lengan mikroskop berfungsi

sebagai pegangan pada mikroskop.

(Indriani, S. 2010)
13. Kaki mikroskop
Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga atau menopang
mikroskop. (Indriani, S. 2010)
14. Sendi inklinasi (pengatur sudut)
Sendi inklinasi berfungsi untuk mengatur sudut atau tegaknya
mikroskop. (Indriani, S. 2010)
Preparat
Preparat adalah suatu objek yang di amati yang di buat dari benda
hidup. Preparat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Preparat kering

Preparat kering yaitu preparat objek yang dibuat dari objek hidup
dan diawetkan, preparat kering di gunakan dalam jangak waktu yang lama.
Preparat kering dikerjakan pada waktu melakukan praktikum mikroteknik
tumbuhan dan preparat yang dihasilkan dapat disimpan cukup lama.
(Anonim, 2011)
2) Preparat basah

Preparat basah yaitu preparat objek yang dibuat dari objek hidup dan
tidak diawetkan, preparat basah digunakan hanya sekali pakai. Dalam
pengamatan sel hidup, biasanya kita menggunakann metode preparat basah.
Metode ini juga memiliki kekurangan yaitu kurang praktis, dalam
pembuatannya harus dihindarkan adanya gelembung-gelembung dan jika
ada gelembung harus diulang pembuatannya dari langkah pertama. Karena
keadaan yang basah, preparat ini harus dijaga agar gelas penutupnya tidak
bergerak. Penetesnya bisa digunakan air, petroleum jelly, ataupun gliserol.
Langkah-langkah dalam penyiapan preparat basah sebagai berikut.
1. Pastikan keadaan aseptis terjaga meliputi tempat kerja, tangan, dan
peralatan.
2. Teteskan gliserol 10% pada preparat/glass slide (gelas objek). Gliserol
berguna untuk memberi nutrisi pada biakan murni dan mencegah
terjadinya lisis sel karena gliserol bersifat isotonik, sehingga tidak
mempengaruhi permeabilitas sel. Gliserol dapat digantikan dengan
cairan lain. (Winarsih, A. 2009)
Stuktur anatomi tumbuhan
1.Struktur anatomi daun

Daun tersususn dari tiga tipe jaringan yaitu epidermis, mesofil, dan
jaringan pembuluh. (Prabowo, JH. 2011)
a. Epidermis
Umumnya terdiri dari satu lapisan sel, kloroplas sedikit atau tidak
7

ada sama sekali. Sel terlihat transparan sehingga memungkinkan cahaya


matahari menembus lapisan sel tersebut. Terdapat kutikula untuk
mengurangi penguapan air yang terlalu berlebihan. Struktur daun
biasanya pipih, jaringan epidermis atas berbeda dengan epidermis
bawah. Permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan
permukaan bawah daun disebut dengan permukaan abaksial. Dalam
permukaan abaksial terdapat stomata, sel penutup mengandung
kloroplas, berfungsi untuk mengatur membuka dan menutupnya
stomata mengendalikan pertukaran gas.
b. Mesofil
Mesofil pada Nerium oleander terdiri dari sel parenkim palisade
yang bentuknya memanjang dengan ukuran yang sama tampak seperti
batang yang terssusun dalam deretan sehingga tidak terdapat rongga
antar sel. Sel parenkim palisade tersusun atas satu lapisan yang terletak
di bawah epidermis multilateral. Sedangkan parenkim spons bentuk dan
ukurannya berbeda, letaknya tidak beraturan sehingga terdapat ronggan
anatarsel satu dengan yang lainnya. Sel-sel dari jarinagn disekitar vena
yang kompak diatur untuk memberikan kekuatan mekanik. Sel-sel ini
juga menyimpan makanan dalam bentuk pati dan protein.
c. Berkas pengangkut
Pada Nerium oleander mempunyai pertulangan daun menyirip
dengan tulang daun yang ukurannya berbeda, tergantung pada tingkat
percabangannya. Pertulangan sejajar ini saling berhubungan dengan
ikatan yang sangat tipis dan tersebar melewati bagian tengah daun dan
membentuk ibutulang, dan disini bercabang menjadi tulang daun yang
lebih kecil yang tersebar diseluruh helaian daun. Tulang daun yang
lebih ingan parenkim yang kecil dibentuk oleh jaringan parenkim yang
miskin kloroplas dan jaringan penyokongnya berupa kolenkim. Oleh
karena itu tulang dsaun yang besar tidak mempunyai kontak langsung
dengan mesofil.

2. Struktur anatomi batang

Batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang


terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan
sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem.
Pada ujung batang terdapat tunas yang belum berkembang yang disebut
tunas ujung. Selain itu dijumpai juga tunas aksilar/tunas lateral/tunas
samping yang terdapat di ketiak daun, tunas ini biasanya dorman. Pada
banyak tumbuhan, tunas ujung menghasilkan auksin yang dapat
menghambat pertumbuhan tunas aksilar. (Hamid, AA. 2011)
3.Struktur anatomi akar
Akar memiliki struktur luar yang meliputi : tudung akar, batang
akar, cabang akar (pada dikotil), dan bulu akar. Secara anatomi akar
terdiri dari empat bagian, epidermis, korteks, endodermis, dan stele. Di
luar itu ada lapisan piliferous yaitu epidermis yang berada pada daerah
bulu akar. (Riesmayadi, T. 2009)
4. Struktur anatomi bunga

Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif


atau fertil yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau
reseptakulum. Bagian sumbu merupakan ruas batang yang diakhiri
dengan tangkai bunga atau pedisel. Bagian steril dari bunga terdiri atas
sejumlah helai daun kelopak atau sepala dan sejumlah helai daun
mahkota atau petala. Keseluruhan sepala dalam bunga disebut kaliks, dan
keseluruhan petala disebut korola. Kaliks dan korola bersama-sama
disebut perhiasan bunga atau periantium. Jika periantium tidak terbagi
menjadi kaliks dan korola, maka setiap helainya disebut tepala.
Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan
daun buah atau karpela (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut
androesium dan keseluruhan karpela disebut ginoesium. (Anonim, 2010)
5.

Struktur anatomi rimpang

Struktur anatomi rimpang Curcuma heyneana Val. & Van Zijp. (C.
heyneana) yang ditanam dari planlet hasil kultur in vitro pada berbagai
media kemungkinan dapat mengalami perubahan.
6. Umbi lapis

Umbi lapis merupakan umbi yang terbentuk dari tunpukan


(pangkal) daun yang tersusun rapat, biasanya dihasilkan oleh Alliaceae,
Amaryllidaceae, dan Liliaceae. (Riesmayadi, T. 2009)
10

D. Alat dan Bahan


1.

Alat

: - Gabus

- Kaca Objek

- Kaca Penutup

- Mikroskop

- Silet

11

- Pipet tetes

2. Bahan

: - Wortel ( Daucus carota )

- Bawang putih ( Allium sativum )

- Bawang merah ( Allium cepa )

- Bugenvil ( Bougenvillea glabra coice )


12

- Kelapa ( Cocos nucifera )

- Mayana ( Coleus scutellarioides )

- Kembang sepatu ( Hibiscus rosa sinensis )

- Lidah buaya ( Aloe vera )

- Cocor bebek ( Kalanchoe pinnata L )

13

- Bambu ( Bambusa sp )

E. Cara Kerja
Secara umum menggunakan mikroskop adalah sebagai berikut:
1.

Mikroskop dikeluarkan dengan hati-hati dari tempatnya dan angkat dengan


tangan kanan berpegang pada tangkai, sedangkan tangan kiri menompang
pada alasnya.

2.

Meletakannya pada posisi dengan baik sehingga cermin dapat menangkap


cahaya dengan mudah dan dapat memantulkanya kearah kondensor.

3.

Memeriksa semua bagian-bagian dan alat-alat yang terdapat pada kotak


microskop.

4.

Membersikan microskop dengan menggunakan kain halus bersih.

5.

Menaikan tubus, sehingga jarak antara lensa objektif dengan meja preparat
cukup lapang.

6.

Mengatur

posisi

cermin

untuk

menangkap

cahaya

(menggunakan

permukaan cekung atau rata).


7.

Mengatur kondensor dan diafragma sehingga bagian tersebut dapat


meneruskan cahaya dengan baik ke arah lubang meja preparat.

8.

Memasang preparat di atas meja preparat dan jepit dengan sinkling.


14

9.

Memperhatikan agar benda/objek tepat berada lurus antara meja preparat


dengan lensa objektif.

10.

Menurunkan tubus (dengan memutar skrup makrometer atau mikrometer)


dan memperhatikan supaya tidak terjadi saling menyentuh antara deck glaas
dengan lensa objektif.

11.

Meneropong dengan mata kiri, putarlah pengarah secara perlahan - lahan


sehingga jarak objek dengan lensa objek semakin jauh.

12.

Setelah bayangan objek nampak, usahakanlah sejelas mungkin dengan


memutar pengarah mikroskop (pengarah halus atau mikrometer). Apabila
lensa objektif dengan objek atau dengan preparat sudah semakin jauh, maka
memutar atau menurunkan kembali tubus dan ulangi meneropong seperti
nomor 10 sampai bayangan benda kelihatan.

13.

Meggambar sambil meneropong bayangan benda, mulai dengan pembesaran


lemah kemudian pindah ke pembesaran kuat.

14.

Setelah pindah ke pembesaran kuat dengan memutar revolver, putarlah


mikrometer untuk memperjelas gambar.

15.

Setelah mengamati atau bekerja dengan mikroskop , maka sebelum


menyimpannya kembali hendaknya dibersihkan dan mengatur posisi tubus
dengan baik

Langkah-langkah pembuatan preparat basah adalah sebagai berikut:


1. Meletakan setetes reagen atau air dengan pipet pada kaca objek yang bersih
tidak berlemak atau berdebu (dibersihkan dengan air kemudian dengan
alkohol 70 % yang tersedia).
2. Membuat sayatan dari objek yang hendak di lihat setipis mungkin.
3. Menggunakan pinset atau jarum untuk meletakan sayatan atau objek yang
akan di amati didalam tetes reagen pada kegiatan 1.
4. Menutup objek atau sayatan dengan deck glass yang telah di bersihkan, tidak
berlemak dan berdebu yang dilakukan dengan cara sebagai berikut yaitu satu
sisi ditaruh pada tetesan sehingga cairan melekat pada sepihak saja, sisi
15

berhadapan ditahan dengan pinset atau jarum, kemudian diturunkan perlahanlahan sampai seluruh objek tertutup. Apabila tetesan terlampau besar, maka
kelebihan air harus di serap segera densgan kertas isap dan bila tidak air akan
menempel pada lensa objektif dan berlaku sebagai lensa-lensa kecil yang
mengganggu pemandangan. Apabila zat yang dipakai bukan air maka dapat
merusak lensa.
F. Pembahasan
Praktikum pengenalan mikroskop dan percobaan preparat, pertama kali yang di
lakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan akan di teliti. Penelitian preparat ini
menggunakan mikroskop eklektron yaitu mikroskop yang mempunyai perbesaran
sampai100 ribu. Mikroskop Elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Ada dua
tipe pada mikroskop elektron, yaitu mikroskop elektroscening (SEM) dan mikroskop
elektron transmisi (TEM). Dari hasil pengenalan yang telah dilaksanakan dapat
diketahui mikroskop terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing, bagian tersebut
mempunyai fungsi tersendiri. Setelah mengenali bagian-bagian dari mikroskop
selanjutnya di laksanakan pada tahap penelitian preparat. Pada praktikum kali ini yang
dilakukan yaitu membuat preparat basah, Preparat basah dibuat dari objek hidup dan
tidak diawetkan. Bahan yang dijadikan preparat pada kali ini yaitu wortel (Daucus
carota),

bawang putih (Allium sativum), bawang merah (Allium cepa), bogenvil

(Bougenvillea

glabra

coice),

kelapa

(Cocos

nucifera),

mayana

(Coleus

scutellarioides), kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis), lidah buaya (Aloe vera),
cocor bebek (Kalanchoe pinnata L), bambu

(Bambusa sp). Setelah semuanya

disiapkan. Maka akan di lanjutkan dengan penelitian preparat, yaitu dengan cara
pertama, mengambil salah satu bagian tanaman yang disediakan, misalnya daun, akar,
batang, rimpang, ataupun umbi. Kemudian salah satu dari tanaman yang telah di pilih,
diiris dengan menggunakan silet yang tajam. Hasil dari irisan tersebut dilakukan
secara membujur atau melintang. Irisan dari tanaman tersebut diiris setipis mungkin
sehingga akan mendapatkan hasil yang akan di inginkan. Diletakkan diatas kaca objek,
kemudian ditetesi air dengan menggunakan pipet, preparat yang telah didapatkan
kemudian ditutupi dengan penutup kaca objek. Seperti preparat yang kita dapatkan
16

yaitu meneliti bawang merah, pertama yang kita lakukan yaitu mengupas bawang
merah yang telah disediakan, kemudian bawang merah yang telah dikupas diiris setipis
mungkin, kemudian hasil dari irisan bawang tersebut diletakan diatas kaca preparat,
kemudian ditetesi air sedikit, setelah ditetesi air, langkah selanjutnya tutup dengan
kaca penutup, setelah semuanya selesai preparat basah siap digunakan (diteliti).
Setelah kita akan mengamati dengan mikroskop tersebut, maka kita akan melihat
secara jelas stomata pada makhluk hidup yang kita amati dan struktur anatomi
tumbuhan dikotil dan monokotil. Setelah gambar hasil dari pengamatan yang kita
lakukan tampak jelas, kemudian hasil dari pengamatan tersebut difoto dengan
menggunakan kamera digital. Kegunaan dari preparat basah yaitu untuk mengamati sel
hidup, biasanya kita menggunakann metode preparat basah. Metode ini juga memiliki
kekurangan yaitu kurang praktis, dalam pembuatannya harus dihindarkan adanya
gelembung-gelembung dan jika ada gelembung harus diulang pembuatannya dari
langkah pertama, karena keadaan yang basah preparat ini harus dijaga agar gelas
penutupnya tidak bergerak. Penetesnya bisa menggunakan air, dan kegunaann dari
preparat basah bisa dibuat secara independen. Kita tinggal memotong bagian dari
makhluk hidup yang kita amati lalu ditetesi air dan tutup dengan kaca penutup.
Kegunaannya hampir sama seperti preparat kering. Contohnya pada bawang merah
tadi yaitu preparat bawang merah itu biasanya berupa sayatan melintang tipis dari
umbi akar bawang merah yang diletakkan di atas kaca preparat untuk diamati di bawah
mikroskop. Biasanya sayatannya berupa sayatan vertikal yang digunakan untuk
mengetahui lapisan-lapisan pada umbi akar dari bawang merah. Sedangkan preparat
batang dikotil (misalnya dengan menggunakan bayam) itu berupa sayatan horizontal
tipis dari bagian batang tersebut. Biasanya preparat ini dibandingkan dengan preparat
batang monokotil untuk membandingkan perbedaan struktur batang (baik dari posisi
xylem, floem, empulur, dll). Adapun kegunanaan dari air pada preparat kaca
mikroskop yaitu untuk melekatkan dan mengisi ruangan antara gelas objek (object
glass) dengan kaca penutup (cover slip) sehingga bayangan pada mikroskop bisa
sempurna. Dan kegunaan air terhadap preparat basah yaitu karena tumbuhan, hewan,
dll selalu mengandung air, dengan kata lain air tidak asing lagi. Penggunaan cairan
selain air (pelarut organik) mungkin bisa melarutkan zat-zat (kristal, bentukan) dalam
17

preparat sehingga tidak lagi sesuai dengan aslinya. Setelah kita mendapatkan hasil dari
pengamatan tersebut, gambar dari stuktur anatomi tumbuhan dan gambar dari stomata
daun difoto menggunakan kamera digital, setelah itu kita lanjutkan dengan
membersihkan mikroskop dan mengembalikannya ke tempat semula, dan selanjutnya
membersihkan LAB.

G. Kesimpulan
Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan
penelitian dalam bidang botani khususnya pada struktur anatomi tumbuhan, karena
dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil yang tidak dapat
di lihat dengan mata telanjang.
Dalam praktikum pertama kita dapat macam-macam mikroskop serta bagianbagiannya dengan fungsinya masing-masing, serta cara kerja mikroskop dan langkahlangkah pembuatan preparat basah, serta dapat mengetahui bentuk-bentuk stomata
dan struktur anatomi tumbuhan.
H. Hasil pengamatan
Kembang sepatu

Daun bambu

18

Akar bambu

kunyit

Bawang putih

19

Cocor bebek

Bawang merah

Bawang bombay

20

Lidah buaya

kunyit

21

DAFTAR PUSTAKA
Anshory, I. 1984. Biologi umum. Genesa Exact. Bandung.
Kamajaya.1996. Sains Biologi. Ganesa Exact. Bandung.
Pramesti, Hening Tjaturina. 2000. Mikroskop dan Sel FK. Unlam. Banjarbaru.
Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Winatasasmita, Djamhur. 1986. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Universitas Indonesia.
Jakarta.
Indriani, S. 2010. Bagian-bagian mikroskop dan fungsinya. (online),
(http://sulistiyaindriani.wordpress.com.2010/07/12.html diakses pada 26 Oktober
2010)

22

Anda mungkin juga menyukai