Disusun oleh :
1. Andy p
2. Eko saputra
3. Muh akbar ramadhan
4. Fitri andriani N
5. Novita adelia
6. Nurhikma amelia M
7. Winda sari
Kementrian perindustrian RI pusdiklat industri
SMK-SMTI MAKASSAR
2016
Daftar Isi :
Bab I
Pendahuluan
A. latar belakang
B. Rumusan masalah
Bab II
Pembahasan
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Bangsa belanda datang ke indonesia pertama kali pada tahun 1596. Rombongan
bangsa belanda yang dipimpinoleh Cornelis de Houtman dan Pieter Keyzer ini
membawa empat buah kapal. Setelah menempuh perjalanan selama empat belas
bulan, pada 22 Juni 1596, mereka berhasil mendarat di Pelabuhan Banten. Inilah titik
awal kedatangan Belanda diNusantara.. Kunjungan pertama tidak berhasil karena
sikap arogan Cornelis de Houtman. Pada 1 Mei 1598, Perseroan Amsterdam
mengirim kembali rombongan perdagangannya ke Nusantara di bawah pimpinan
Jacobvan Neck, van Heemskerck, dan van Waerwijck. Dengan belajar dari kesalahan
Cornelis de Houtman, mereka berhasil mengambil simpati penguasa Banten sehingga
parapedagang Belanda ini diperbolehkan berdagang di Pelabuhan Banten.
Tujuan kedatangan belanda ke indonesia adalah untuk berdagang rempah-rempah.
Setelah berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan keuntungan yang
besar, belanda berusaha untuk mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah
dan menjajah.
B.
1.
2.
3.
4.
C.
D.
Hampir 2 abad VOC mengalami kejayaan dan berkuasa mutlak di Indonesia (abad
ke-17 dan ke-18) banyak keuntungan dari monopoli perdagangan rempah-rempah dan
campur tangan secara politis di berbagai wilayah.
Pada akhir abad ke-18 organisasi ini mengalami kebangkrutan,dan tanggal 31
Desember 1799 VOC di bubarkan. Bangkrutnya VOC itu ditandai oleh buruknya
kondisi keuangan serikat dagang tersebut. Dengan kas yang kosong dan utang yang
menumpuk,VOC kemudian tidak dapat lagi menjalankan kegiatannya. Berikut ini
faktor-faktor penyebab bangkrutnya VOC :
1.
2.
Banyak pegawai VOC yang tidak cakap sehingga pengendalian monopoli
perdagangan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3. VOC banyak menanggung utang akibat peperangan yang dilakukan baik dengan
rakyat Indonesia maupun dengan Inggris.
4.
Kemrosotan moral dikalangan para penguasa akibat sistem monopoli
perdagangan.
5. Tidak berjalannya verplichte leveranti (penyerahan wajib) dan preanger stelsel
(aturan pringan) yang di maksudkan untuk mengisi kas VOC yang kosong.
6.
E.
b.
Sebagai bangsa pendatang yang ingin menguasai wilayah nusantara, baik secara
politik maupun ekonomi, pemerintah kolonial menyadari bahwa keberadaannya tidak
selalu aman. untuk itu pemerintah kolonial menjalin hubungan politik dengan
pemerintah kerajaan yang masih disegani, hal ini bertujuan untuk menanamkan
pengaruh politiknya terhadap elite politik kerajaan.
Terjadi dualisme sistem birokrasi pemerintahan pada saat pemerintahan kolonial
berlangsung, yaitu mulai diperkenalkannya sistem administrasi kolonial
(Binnenlandsche Bestuur) yang memperkenalkan sistem administrasi dan birokrasi
modern yang puncaknya pada ratu Belanda dan sistem administrasi tradisional
(inheemche Bestuur) masih dipertahankan oleh pemerintah kolonial.
Dalam struktur pemerintahan di nusantara, Belanda menempatkan Gubernur Jenderal
yang dibantu oleh gubernur dan residen. Gubernur merupakan wakil pemerintah pusat
yang berkedudukan di batavia, setingkat wilayah propinsi. Sedangkan untuk tingkat
kabupaten terdapat asisen residen dan pengawas (Controleur). keberadaan asisten
residen diangkat oleh gubernur jenderal untuk mengawasi bupati dan wedana dalam
menjalankan pemerintahan sehari-hari. Pengawasan dari raa hanya ditunjukkan pada
saat-saat tertentu, seperti pengiriman upeti kepada raja. bupati tidak memiliki
kekuasaan yang otonom lagi, akan tetapi selalu mendapat kontrol dari pengawas yang
ditunjuk pemerintah pusat. perubahan birokrasi pemerintahan tersebut mendorong
Belanda untuk mengadakan perubahan hak pemakaian tanah.
Struktur administrasi pemerintah kolonial belanda di indonesia sebagai berikut.
gubernur jenderal memegang kekuasaan tertinggi sebagai wakil dari Ratu Belanda
yang berkedudukan di propinsi. dikabupaten diperintah oleh gubernur, sub kabupaten
oleh residen, dibawahnya ada asisten residen yang mengawasi para patih dan bupati,
dibawahnya ada pengawas yang bertugas mengawasi wedana dan asisten wedana.
2.
a.
2)
3)
4)
5)
Beberapa cara yang di lakukan Daendels untuk mendapatkan dana agar dapat
menjalankan tugasnya antara lain :
1)
Contingenten : mewajibkan penduduk untuk menyerahkan sebagian hasil
buminya sebagai pajak.
2)
Verplichte Leverentie : mewajibkan penduduk menjual hasil buminya kepada
pemerintahan Belanda dengan harga yang di tentukan.
3)
4)
Pringer Stelsel : mewajibkan penduduk priangan untuk menanam kopi yang
hasilnya di serahkan kepada pemerintahan Belanda.
Pemerintahan Daendels di Indonesia menimbulkan penderitaan rakyat karena
Daendels bertindak kejam terhadap rakyat. Daendels mengeksploitasi kekayaan alam
dan tenaga rakyat Indonesia yang menimbulkan kebencian rakyat. Selain itu Daendels
melakukan kesalahan dengan menjual tanah pemerintahan kepada para pengusaha
swasta. Akibatnya pada tahun 1811 Daendels di tarik kembali ke Belanda dan di
gantikan oleh Janssens.
b.
c.
2)
3) Pajak sewa tanah harus dibayar dengan uang,padahal rakyat belum mengenal
sistem peredaran uang.
Pemerintahan Raffles berakhir tahun 1816 dikarenakan berdasar perjanjian London
yang di tandatangani Inggris dan Belanda tahun 1814, Inggris harus menyerahkan
kembali tanah jajahan yang di rebut dari Belanda termasuk Indonesia. Pada tanggal
19 Agustus 1816 Inggris di wakili John Fendell dan pihak Belanda di wakili oleh
Boyskes,Elout,dan Van Der Cappelen.
Dalam pemerintahannya yang singkat Raffles juga berjasa,yaitu :
1)
2)
3)
d.
2)
Banyaknya biaya yang dikeluarkan pemerintahan Belanda untuk perang
melawan rakyat Indonesia dan pemberontakan rakyat Belgia yang ingin
memerdekaan diri dari Belanda.
Untuk mengatasi Van Den Bosch mengusulkan pelaksanaan sistem tanam paksa /
Cultur Stelsel di Indonesia.
Dalam pelaksanaan tanam paksa telah diatur beberapa pokok ketentuaan ,akan tetapi
dalam pelaksanaan sistem tanam paksa menyimpang dari aturan yang telah
ditetapkan. Penyimpangan itu disebabkan oleh adanya culture proceten yang
diberlakukan pemerintah Belanda. Culture procentan adalah hadiah / persen bagi
setiap pegawai tanam paksa yang dapat menyetorkan hasil tanaman melebihi
ketentuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut mengakibatkan para pegawai tanam
paksa berusaha memaksa dan memeras rakyat.
Pelaksanaan sistem tanam paksa menimbulkan akibat yaitu :
1)
Bagi Indonesia , menimbulkan penderitaan ,kelaparan,kemiskinan bagi rakyat
Indonesia terutama di daerah Demak, Grobogan, dan Cirebon.
2)
Bagi Belanda, sistem tanam paksa menyebabkan pemerintahan Belanda
mengalami surplus keuangan.
Pelaksanaan sistem tanam yang menimbulkan penderitaan rakyat Indonesia mendapat
kritik keras dari tokoh liberal dan humanis Belanda.
Tokoh-tokoh penentang sistem tanam paksa adalah :
1)
Douwes Dekker dengan nama samaran Empu Tatuli yang melukiskan
penderitaan rakyat Indonesia akibat sistem tanam paksa.
2)
Frans Van der Putte yang menentang sistem tanam paksa dengan menulis buku
berjudul Suiker Contraction. Bersama dengan Baron Van Hoevel berjuang
menghapus sistem tanam paksa melalui parlemen Belanda.
Adanya kritikan-kritikan terhadap pelaksanaan sistem tanam paksa akhirnya
mendorong pemerintahan Belanda menghapus sistem tanam paksa secara resmi tahun
1870.
e.
Sistem tanam paksa secara resmi dihapus tahun 1870 sejak saat itu perekonomian
Hindia-Belanda memasuki zaman liberal. Menurut kaum liberal kehidupan
perekonomian dan pihak swasta bebas melakukan tindakan ekonomi.
3)
Tanah milik pemerintah antara lain hutan yang belum dibuka,tanah yang
berada diluar wilayah milik desa,tanah milik adat.
4)
Tanah milik penduduk antara lain semua sawah,ladang dan sejenisnya yang
dimiliki oleh penduduk desa,boleh disewa pihak swasta jangka panjang waktu 5
sampai 20 tahun.
Dengan adanya politik pintu terbuka tersebut berarti bangsa Indonesia terbuka untuk
penanaman modal asing. Pelaksanaan politik pintu terbuka di Indonesia menimbulkan
akibat atau dampak yang luas antara lain :
1)
2)
3)
4)
5)
G.
a.
2)
3)
c.
d.
e.
Perjuangan rakyat Indonesia melawan Kolonial Belanda tidak hanya dilakukan dalam
bentuk perang, tetapi juga dalam bentuk gerakan protes petani. Gerakan protes petani
adalah gerakan yang dilakukan para petani sebagai ungkapan protes kebijakan
pemerintah kolonial.
Faktor-faktor pendorong timbulnya gerakan protes petani antara lain :
1)
2)
3)
4)
2)
3)
H.
banyak bermunculan pada masa ini. Dimulai dari masa pembentukan (1908-1920)
berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam dan Indische Partij, masa
radikal/nonkooperasi (1920-1930) berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia
(PKI), Perhimpunan Indonesia (PI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI) serta pada
masa moderat/kooperasi (1930-1942) berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo,
dan GAPI. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan
organisasi perempuan.
Pihak Hindia Belanda mulai menjalankan tingkat penindasan baru untuk menanggapi
perkembangan tersebut. Dalam masalah politik, gerakan anti penjajahan melanjutkan
langkah-langkah yang tidak menghasilkan apa-apa. Pemerintahan Hindia Belanda
memasuki tahapan yang paling menindas dan paling konservatif dalam sejarahnya
pada abad XX.
Tanda-tanda runtuhnya pemerintahan Hindia Belanda semakin menguat ketika
berkobar Perang Dunia II di Eropa yang ditandai dengan penyerbuan Jerman atas
Polandia pada tanggal 1 September 1939, kemudian Jerman yang pada saat itu
dipimpin oleh Hitler menyerbu negeri Belanda pada tanggal 10 Mei 1940 yang
menyebabkan pemerintah Belanda lari ke pengasingan ke London. Pada bulan
September 1940, Pakta Tiga Pihak mengesahkan persekutuan Jepang-Jerman Italia.
Prancis dikalahkan oleh Jerman pada bulan Juni 1940. Pada bulan September,
pemerintah Prancis di Vichy yang bekerja sama dengan pihak Jerman
memperbolehkan Jepang membangun pangkalan-pangkalan militer di Indo-Cina yang
merupakan jajahan Prancis. Pada saat itu pemimpin-pemimpin Jepang mulai terangterangan tentang pembebasan Indonesia. Di Den Haag sebelum jatuhnya negeri
Belanda dan di Batavia sesudah itu, Jepang mendesak agar Belanda memperbolehkan
memasuki Indonesia seperti mereka diperbolehkan di Indocina, tetapi perundinganperundingan itu akhirnya mengalami kegagalan pada bulan Juni 1941 dan pada bulan
Juli balatentara Jepang di Indocina diperkuat. Bulan Oktober 1941, Jenderal Hideki
Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri. Sebenarnya, sampai akhir tahun
1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki melawan beberapa negara
sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka melihat, bahwa Amerika
Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus, apabila mereka ingin
menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah Amerika
melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka butuhkan, baik untuk
industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
Kini peperangan di Asia sudah diambang pintu. Admiral Isoroku Yamamoto,
Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang yang sangat berani
yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Seluruh
potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk (pengangkut pesawat
tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4
kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274
pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal
perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur dan pada akhirnya pada tanggal 8
Desember 1941 (7 Desember di Hawaii), Jepang menyerang basis perang Amerika
Serikat di Pearl Harbour, mereka juga menyerang Hongkong, Filipina dan Malaysia
yang dilakukan oleh kekuatan kedua yaitu sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka
miliki yang mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan atau Filipina dan
Malaysia tersebut yang kemudian penyerangan itu akan dilanjutkan ke Jawa.
Karena penyerangan itu pulalah negeri Belanda mengikuti jejak sekutu-sekutunya
menyatakan perang terhadap Jepang. Pada tanggal 10 Januari 1942 penyerbuan
Jepang ke Indonesia dimulai. Pada tanggal 15 Februari, pangkalan Inggris di
Singapura juga menyerah. Pada akhir bulan Februari tepatnya tanggal 27 Februari
1942 balatentara Jepang berhasil menghancurkan armada gabungan Belanda, Inggris,
Australia dan Amerika dalam pertempuran di laut Jawa. Tanggal 28 Februari 1942,
Tentara ke 16 di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di tiga
tempat di Jawa Banten, Eretan Wetan dan Kragan dan segera menggempur
pertahanan tentara Belanda. Setelah merebut Pangkalan Udara Kalijati, Letnan
Jenderal Imamura membuat markasnya di sana. Imamura memberikan ultimatum
kepada Belanda, bahwa apabila tidak menyerah, maka tentara Jepang akan
menghancurkan tentara Belanda.
Kemudian pada 8 Maret 1942, pihak Belanda di Jawa menyerah dan Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer ditawan oleh pihak
Jepang. Dengan demikian, bukan saja de facto, melainkan juga de jure, seluruh
wilayah bekas Hindia Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan dan administrasi
Jepang. Dann pada saat itulah kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia berakhir.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596-1811,dan yang kedua
kalinya pada tahun 1814-1904. Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk
memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Dan untuk melancarkan
usahanya, Belanda menempuh beberapa cara yaitu membentuk VOC pada tahun 1902
dan membentuk pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Setelah masa penjajahan itu
usai, Belanda meninggalkan kebudayaan dan kebijakan-kebijakan yang sebagian
masih di pakai oleh Indonesia.
Indonesia pada masa pemerintahan Hindia-Belanda abad XIX sudah mengalami
berbagai pergantian Gubernur Jendral tetapi yang paling menyengsarakan rakyat
yaitu pada masa Gubjen, Rafles, Daendels, Van den Bosch, dan van Hogendrop. Yang
menerapkan system tanam paksa, penyerahan wajib hasil pertanian, penyewaan tanah
kepada rakyat, penyewaan desa pada pihak swasta dan pembuatan jalan dari Anyer
sampai Panarukan.
2.
Analisis
Indonesia pernah merasakan dijajah oleh negara lain, seperti Portugis dan Inggris.
Akan tetapi penjajahan itu tidak begitu lama. Baru setelah itu bangsa Indonesia mulai
dijajah kembali oleh bangsa barat yaitu Belanda yang kurang lebih selama 300 tahun
lamanya. Pada awalnya Belanda hanya ingin melakukan perdagangan rempah-rempah
di Indonesia. Akan tetapi melihat kondisi Indonesia yang begitu kaya akan rempahrempah VOC berniat melakukan monopoli perdagangan. VOC merupakan persatuan
dari berbagai perseroan dan disahkan dengan suatu piagam yang memberi hak khusus
untuk berdagang, berlayar dan memegang kekuasaan. Jadi pada saat pemerintahan
Hindia-Belanda, masyarakat sangat tertindas karena adanya sistem tanam paksa dan
kerja rodi dan pemerintahan yang hanya mengntungka pemerintahan Belanda, tidak
memperhatikan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA