A. Konsep Dasar
1. Definisi Konsep Diri
persepsi baru. Citra tubuh yang diterima secara realistis akan meningkatkan
keyakinan diri sehingga dapat mantap dalam menjalani kehidupan.
b. Ideal diri (Self Ideal)
Persepsi individu tentang perilaku yang harus dilakukan sesuai dengan standar,
aspirasi, tujuan atau nilai yang ditetapkan. Ideal diri diperlukan oleh individu untuk
memacu pada tingkat yang lebih tinggi.
c. Harga diri (Self Esteem)
Penilaian tentang nilai individu dengan menganalisa kesesuaian perilaku dengan
ideal diri. Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
sebagai individu yang penting dan berarti. Harga diri diperoleh dari penghargaan
diri sendiri dan orang lain. Faktor yang mempengaruhi harga diri tinggi adalah
perasaan diterima, dicintai, dihormati serta frekuensi kesuksesan.
Penilaian individu terhadap dirinya sebagai satu kesatuan yang utuh, berlanjut,
konsisten dan unik. Ini berarti individu tersebut otonom, berbeda dengan orang
lain, termasuk persepsinya terhadap jenis kelamin. Pembentukan identitas dimulai
sejak lahir dan berkembang melalui siklus kehidupan dan terutama pada periode
remaja.
Konsep diri dapat berkembang dengan baik apabila budaya dan pengalaman di
keluarga dapat memberikan perasaan positif, memperoleh kemampuan yang berarti
bagi individu / lingkungan dan dapat beraktualisasi, sehingga individu menyadari
potensi diri.
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan tingkah laku
dan cita cita. (Fk.UNDIP , 2001 )
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.(Stuart dan Sundeen, 2005)
Harga diri rendah adalah penilaian negative seseorang terhadap diri dan kemampuan
yang diekspresikan secara langsung dan tidak langsung (Bawlis,2002)
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang percayaan
diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri
serta gagal dalam menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.
c. Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif
akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung kemunduran
perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, difungsi system keluarga
serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998 : 366).
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan
dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan
dalam mengalami stessor internal atau lingkungan dengan adekuat karena
ketidakkuatan sumber-sumber (fisik, psikologi, perilaku atau kognitif).
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis
2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai dengan
jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai dengan
kebudayaan.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak percaya
pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial yang berubah.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau luar individu (
internal or eksternal sources ), yang dibagi dalam 5 (lima) katagori sebagai berikut
:
1) Ketegangan peran
Adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu dalam
peran atau posisi yang diharapkan seperti konsep berikut ini :
(a) Konflik Peran
Ketidaksesuaian peran antara yang dijalankan dengan yang diinginkan
(b) Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang dilakukannya.
(c) Peran yang berlebihan
Kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan seperangkat peran yang
kompleks.
2) Perkembangan transisi
Adalah perubahan norma yang berkaitan dengan nilai untuk menyesuaikan diri.
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai suami,
putus sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga
diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan: pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang
tidak menghargai.
b. Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons
yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis
atau pada pasien gangguan jiwa.
d. Dampak harga diri rendah terhadap kebutuhan manusia
Menurut teori Abraham Maslow kebutuhan dasar manusia terbagi kedalam 5
bagian yang berbentuk piramid dengan semakin ke atas bentuknya semakin
meruncing/mengecil. Adapun dampak terjadinya gangguan konsep diri : HDR
terhadap kebutuhan dasar tersebut adalah :
1) Kebutuhan Fisiologis
a) Kebutuhan Nutrisi
Tidak semua klien dengan HDR mengalami gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi. Sebagian memang ada, dikarenakan klien selalu asyik
dengan dunianya.
b) Istirahat dan Tidur
Pada klien dengan HDR ada kalanya mengalami gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur dikarenakan aktifitas fisiknya yang
hiperaktif atau karena pikirannya yang fokus pada suatu masalah
sehingga klien tidak bisa tidur.
c) Perawatan Diri
Klien dengan HDR hampir semuanya mengalami defisit perawatan diri,
hal ini disebabkan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan tidak ada minat.
Tetapi ada juga yang bisa merawat dirinya sendiri dengan baik.
d) Aktivitas
Klien dengan HDR cenderung menarik diri, kurang bergaul dengan
orang lain tetapi ada juga yang menjadi hiperaktif sehubungan dengan
adanya perubahan isi pikir.
e) Eliminasi
BAB dan BAK tidak mengalami gangguan karena intake makanan
cukup dan aktifitas fisik meningkat.
Rasionalisasi
(1)
(2)
1) Hubungan
saling
percaya
merupakan dasar terjalinnya
komunikasi terbuka.
2) Pertahankan agar lingkungan
klien pada tingkat stimulus yang
rendah (penyinaran rendah, 2) Tingkat ansietas akan meningkat
sedikit orang, dekorasi yang
dalam lingkungan yang penuh
sederhana, tingkat kebisingan
stimulus yang dirasakan sebagai
yang rendah).
ancaman
3) Salurkan perilaku merusak diri
ke
kegiatan
fisik
untuk
menurunkan ansietas.
4) Pertahankan penampilan dan 3) Latihan fisik adalah cara yang
aman
dan
efektif
untuk
perilaku perawat yang tenang di
menghilangkan ketegangan yang
hadapan klien.
terpendam.
4) Ansietas dapat ditransper dari
perawat pada klien.
Rasionalisasi
(1)
(2)
3) Klien dapat
halusinasi-nya
mengenal
mengendalikan
4) Klien
mendapat
dukungan
keluarga untuk mengendalikan
halusinasinya
5) Klien menggunakan obat untuk
mengendalikan halusinasinya
1) Hubungan
saling
percaya
merupakan dasar terjalinnya
komunikasi terbuka
2) Untuk memberikan intervensi
yang tepat pada saat klien
menunjukkan perilaku halusinasi
3) Mengajarkan kepada klien untuk
memilih tindakan yang positif
pada saat halusinasi terjadi
4) Memberikan motivasi kepada
keluarga untuk berperan serta
dalam perawatan.
5) Membantu mencegah terjadinya
halusinasi
c. Isolasi sosial
Intervensi
Rasionalisasi
(1)
(2)
1) Hubungan
saling
percaya
merupakan dasar terjalinnya
komunikasi terbuka
2) Luangkan waktu dengan klien
2) Kehadiran
perawat
dapat
meningkatkan persepsi diri klien
sebagai seorang pribadi yang
3) Ajarkan teknik assertif interaksi
berharga
dengan orang lain
3) Dapat meningkatkan hubungan
4) Berikan penghargaan positif bila
klien dengan orang lain
klien
secara
sukarela
4) Penghargaan
positif
akan
berinteraksi dengan orang lain
meningkatkan harga diri dan
mendorong
pengulangan
perilaku yang diharapkan
Rasionalisasi
(1)
(2)
3)
4)
5)
1) Hubungan
saling
percaya
merupakan dasar terjalinnya
komunikasi terbuka
Jangan menyangkal keyakinan
2) Menyangkal keyakinan klien
klien
tidak akan bermanfaat dan akan
menghalangi
perkembangan
hubungan saling percaya
Bantu klien untuk mencoba
3) Jika klien dapat belajar untuk
menghubungkan keyakinan yang
menghentikan ansietas yang
salah
tersebut
dengan
meningkat, pikiran wahamnya
peningkatan
ansietas
yang
mungkin dapat dicegah
dirasakan oleh klien
4) Diskusi yang berfokus pada ide
Bicarakan tentang kejadian dan
ide yang ada tidak akan
orang orang yang nyata
mencapai tujuan dan mungkin
akan menjadi lebih buruk
perasaan
secara
Bantu dan dukung klien dalam 5) Ungkapan
verbal
dalam
lingkungan
yang
usahanya
mengungkapkan
tidak
mengancam
akan
perasaannya secara verbal
menolong
klien
untuk
mengungkapkan
perasaannya
yang mungkin sudah terpendam
cukup lama
Rasionalisasi
(1)
(2)
1) Hubungan
merupakan
dasar
percaya
terjalinnya
komunikasi terbuka
2) Meningkatkan perasaan makna
negativismenya
3) Luangkan waktu bersama klien
4) Dorong
saling
klien
berpartisipasi
dalam
diri
untuk 3) Untuk
penerimaan
terapi
aktifitas kelompok
memperlihatkan
dan
perhatian
5) Bantu
klien
mengidentifikasi
menyelesaikan
masalah.
6) Umpan
balik
positif
f. Berduka disfungsional
Intervensi
Rasionalisasi
(1)
(2)
1) Hubungan
merupakan
saling
dasar
komunikasi terbuka
percaya
terjalinnya
membolehkan
klien
mengekspresikan perasaannya
3) Dorong klien untuk meninjau
proses berdukanya
kepada
klien
bahwa
ia
harus
menghentikan
negatif
dari
proses
berdukanya
4) Membantu meringankan beban
yang dihadapi oleh klien
Rasionalisasi
(1)
(2)
bantu
klien
menangani masalahnya
2) Untuk
sepanjang hari
memmemberi
kesempatan
kenyamanan
latihan
5) Batasi
minuman
mengandung kaffein
yang
5) Kaffein
untuk
merupakan
SSP
stimulan
sehingga
3. Pelaksanaan / Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan yang telah ditetapkan. Pada saat akan dilaksanakan tindakan
keperawatan maka perlu adanya kontrak dengan klien untuk menjelaskan apa yang
akan dikerjakan dan peran serta klien yang diharapkan.
Beberapa petunjuk pada pelaksanaan / implementasi adalah :
a.