Anda di halaman 1dari 28

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Bayi
1. Pengertian Bayi
Bayi adalah makhluk yang hadir kedunia dengan sebuah mekanisme
bawaan untuk menyenangkan orang lain, dan hanya meminta balasan
berupa kondisi lingkungan yang tepat, yang memungkinkan bertumbuh
kembangnya "benih sifat pengasih" yang secara alami telah ada dalam
dirinya.Bayi

merupakan individu dengan pola pertumbuhan dan

perkembangan yang unik . Bayi merupakan suatu tahap perkembangan


manusia setelah dilahirkan.8
2. Tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan dan stimulasi pendukungnya
Berikut gambaran umum tumbuh kembang bayi umur 0-6 bulan:8
a. Tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan
Mulai

mampu

mengontrol

gerakan-gerakan

otot-ototnya,

menggerakkan tangan dan kakinya, ketika dia bergerak seolah-olah


kejang itu adalah cara dia belajar mengendalikan diri.
b. Tumbuh kembang bayi usia 1,5 3 bulan
Umumnya sudah mulai mampu mengangkat kepala di posisi
telungkup. Aktif belajar mengontrol dan mengendalikan gerakan otot
tangan dan kaki, menggenggam benda-benda kecil disekitar atau yang
diberikan kepadanya.

c. Tumbuh kembang bayi usia 3 6 bulan


Motorik kasar
Mampu mengangkat dan menahan kepalanya beberapa saat
lamanya. Mampu menggunakan kedua tangan untuk menahan
tubuhnya sambil bergerak maju pada posisi ditelungkupkan.
Motorik halus
Mampu

menggunakan

kedua

tangan

untuk

meraih

dan

menggenggam sebuah benda. Mulai memasukkan semua benda yang


dipegangnya ke dalam mulut untuk mengenal benda-benda/mainannya

2.2.

ASI
1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) menurut WHO Geneva merupakan pemberian air
susu kepada bayi yang langsung berasal dari kelenjar payudara ibu.9
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan
garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, berguna
bagi makanan bayi. ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh
kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui.10

2. Pengertian ASI Eksklusif


Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada
enam bulan pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping
lain.33 ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan,

10

tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan
air putih serta tanpa tambahanmakanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim.11
3. Komposisi gizi dalam ASI
ASI mengandung lebih dari 200 unsur pokok,antara lain zat putih telur,
lemak,

karbohidrat,

vitamin,

mineral,

faktor

pertumbuhan,

hormon,enzim,zat kekebalan dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat
secara proporsional

dan

seimbang

dengan

yang

lainnya.

Cairan

hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia ini sangat tepat bagai


suatu simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi sehingga tidak mungkin ditiru
oleh buatan manusia.11
Komposisi ASI antara lain :
a. Karbohidrat
Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang
jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari, dan lebih banyak
dari PASI. Rasio jumlah dalam laktosa dalam ASI dan PASI adalah
7:4, sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan PASI. Hal ini
menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung
tidak mau minum PASI. Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi
penting yang berperan dalam pertumbuhan sel saraf otak, serta
pemberian energi untuk kerja sel-sel saraf, mencegah pertumbuhan
bakteri yang berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan

11

mineral-mineral lain.12
b. Protein
Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi. Protein yang terdapat
pada ASI dan susu sapi terdiri atas protein whey dan casein. Didalam
ASI lebih banyak terdapat protein whey yang lebih mudah diserap
oleh usus bayi. Sedangkan casein cenderunglebih susah dicerna oleh
usus bayi, yang banyak terkandung dalam susu sapi. ASI mempunyai
jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi,
yaitu taurin. Asam amino jenis ini banyak ditemukan di dalam ASI
yang sangat penting perannya bagi perkembangan otak. ASI juga kaya
nukleotida yang berperan meningkatkan pertumbuhan dan kematangan
usus, meningkatkan penyerapan besi, dan meningkatkan daya tahan
tubuh.10
c. Lemak
Lemak pada ASI merupakan lemak penghasil energi utama. ASI
lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Lemak adalah
zat gizi yang berperan penting dalam proses metabolisme. Kadar
lemak dalam ASI juga lebih mudah diuraikan dan diserap oleh tubuh
dibandingkan lemak yang terdapat di dalam air susu sapi. Lemak ASI
terdiri dari beberapa jenis antara lain: DHA, ALA, AA dan lain
sebagainya. DHA merupakan zat yang penting untuk membantu
pertumbuhan, perkembangan, serta mempertahankan fungsi kerja
jaringan otak. Selain itu, lemak dalam ASI juga berpengaruh untuk

12

membentuk kulit sehat.13


d. Mineral
Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan mudah
diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat dalam susu sapi.
Mineral utama yang terdapat dalam susu sapi adalah kalsium yang
berguna bagi pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi
jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium dalam
ASI lebih rendah dari pada susu sapi, namun penyerapannya lebih
besar. Bayi yang mendapat ASI esklusif sangat kecil resikonya
kekurangan zat besi, meskipun kadar zat besi dalam ASI rendah.
Hal ini dikarenakan zat besi yang terkandung dalam ASI lebih
mudah diserap dari pada susu sapi. Mineral yang cukup tinggi terdapat
dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah selenium,
yang berfungsi mempercepat pertumbuhan anak.10
e. Vitamin
Apabila makanan yang dikonsumsi oleh ibu memadai, berarti
semua vitamin yang diperlukan bayi selama 6 bulan pertama
kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Vitamin D yang larut air
terdapat dalam susu. Mengenai hal ini, perlu diketahui bahwa
vitamin D yang larut lemak dan jumlah vitamin A, tiamin, dan vitamin
C bervariasi sesuai makanan yang dikonsumsi oleh ibu.12
f. Air
Kira-kira 88% ASI terdiri dari air, yang berguna untuk melarutkan

13

zat-zat yang terdapat didalamnya yang sekaligus juga dapat meredakan


rangsangan haus dari bayi.11
4. Pola pemberian ASI
a. Persiapan menyusui
Meskipun pada masa kehamilan ibu belum menyusui, namun ibu
tetap perlu mengikuti management laktasi. Ibu perlu melakukan
pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu,
apakah ada kelainan atau tidak. Managemen laktasi dimulai sejak umur
enam bualan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang
cukup. Ibu hamil juga memperhatikan gizi makanan dari mulai
kehamilan trimester kedua. Peran keluarga dalam laktasi sangat
diperlukan.13
b. Cara menyusui
Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan
posisi menyusui sambil duduk yaitu sangat sering dilakukan oleh
sebagian besar ibu sebab posisi ini menguntungkan bagi bayi dan ibu,
posisi menyusui sambil berdiri dengan cara berdiri menggendong bayi
dan menyusui bayinya, posisi menyusui sambil berbaring dengan
berbaring bersama

bayi

ditempat

tidur dengan perut saling

bersentuhan, dada ibu kemulut bayi ketika mulut bayi terbuka lebar
tarik kepalanya kearah payudara.13
5. Manfaat pemberian ASI

14

a. Manfaat bagi bayi10


1) ASI mengandung komposisi yang tepat
Yaitu dari berbagai bahan makanan untuk bayi yaitu terdiri
dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat
gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.
2) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu
formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat
menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini.
3) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
Lemak tak jenuh pada ASI mengandung omega 3 untuk
pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang
mendapat ASI esklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari
rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan
terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.
b. Manfaat bagi ibu10
1) Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung syaraf
sensorik, sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin.
Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen
akibatnya tidak ada ovulasi dan menjarangkan kehamilan bila
diberikan hanya ASI esklusif dan belum terjadi menstruasi
kembali.

15

2) Aspek kesehatan ibu


Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi
uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan
mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.
3) Aspek Psikologis
Keuntungan menyusui Ibu akan merasa bangga dan diperlukan,
rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
c. Manfaat pemberian ASI bagi keluarga10
ASI tidak perlu dibeli sehingga dana yang seharusnya digunakan
untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain dan
karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga
mengurangi biaya berobat
d. Manfaat pemberian ASI bagi negara11
1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
2) Menghemat devisa negara dan subsidi untuk rumah sakit
3) Peningkatan kualitas generasi penerus

2.3.

Susu Formula
1. Pengertian Susu Formula

16

Susu Formula menurut WHO adalah susu yang sesuai dan bisa
diterima oleh sistem tubuh pada bayi. Susu formula yang baik tidak
menimbulkan gangguan saluran pencernaan seperti diare,muntah,atau
kesulitan buang air besar dan gangguan lainnya seperti batuk,sesak,dan
gangguan kulit.11
Secara definisi formula bayi adalah makanan yang ditujukan secara
khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sebagai pengganti
sebagian atau hampir semua dari ASI yang karena sesuatu hal ASI tidak
bisa diberikan secara penuh atau sebagian.11
2. Jenis-jenis susu formula10
a. Susu formula adaptasi
Susu

formula

adaptasi

(adapted

berarti

disesuaikan

dengan

kebutuhan bagi bayi baru lahir) digunakan untuk bayi baru lahir
sampai umur 6 bulan.
b. Susu formula awal lengkap
Susu formula awal lengkap (complete starting formula) berarti
susunan zat gizinya lengkap dan pemberiannya dapat dimulai setelah
bayi dilahirkan.
c. Susu formula follow-up
Formula follow-up (follow-up diartikan lanjutan,mengganti formula
bayi yang sedang dipakai dengan formula tersebut).
d. Susu formula prematur

17

Susu

formula

prematur

digunakan

untuk

bayi

yang

lahir

prematur, memiliki komposisi zat gizi yang lebih besar dibandingkan


dengan formula biasa
e. Susu Hipoalergenik (Hidrolisat)
Susu formula hipoalergenik atau hidrolisat diberikan kepada bayi yang
mengalami gangguan pencernaan protein. Protein yang masuk melalui
makanan tidak dapat diserap oleh usus dan dikeluarkan lagi melalui
feses.
f. Susu Soya
Susu soya bebas laktosa untuk bayi dan anak yang mengalami alergi
terhadap protein susu sapi. Soya menggunakan isolat protein kedelai
sebagai bahan dasar dan memiliki kandungan protein tinggi yang
setara dengan susu sapi.
g. Susu rendah laktosa atau tanpa laktosa
Susu bagi bayi yang tidak mampu mencerna laktosa karena tidak
memiliki enzim untuk mengolah laktosa.
3. Kandungan nutrisi susu formula10
a. Lemak
Kadar lemak yang disarankan susu formula adalah antara 2,7-4,1
gr/100 ml.

b. Protein

18

Kadar protein dalam susu formula harus berkisar antara 1,2-1,9 gr/100
ml.
c. Karbohidrat
Kandungan karbohidrat yang disarankan susu formula antara 5,4-8,2
gr/100 ml.
d. Mineral
Kandungan berbagai mineral harus diturunkan hingga jumlahnya
berkisar antara 0,25-0,34 g tiap 100 ml.
e. Vitamin
Biasanya, berbagai vitamin ditambahkan pada susu formula.

4. Faktor-faktor ibu memilih pemberian susu formula


a. Faktor predisposisi (predisposing factor)
Faktor predisposisi (predisposing factor),yang terwujud dalam
pengetahuan,

sikap,kepercayaan,

keyakinan,

nilai-nilai

dan

sebagainya.12
1) Putting susu datar/terbenam
Masalah yang sering terjadi pada menyusui terutama terdapat pada
ibu primipara. Masalah menyusui pada masa antenatal yaitu
putting susu datar/terbenam. Oleh karena itu perlu diberikan
penjelasan tentang pentingnya perawatan payudara, cara menyusui
yang benar, dan hal-hal yang erat hubungannya dengan proses
menyusui.11

19

Ada beberapa bentuk puting susu, panjang, pendek, dan datar


atau terbenam. Dengan kehamilan,biasanya puting menjadi lentur.
Namun,memang kerap terjadi sampai sesudah bersalin,puting
belum juga menonjol keluar. Banyak ibu langsung menganggap
hilang

peluangnya

untuk

menyusui. Padahal, puting hanya

kumpulan muara saluran ASI dan tidak mengandung ASI. ASI


di simpan di sinus laktiferus yang terletak di daerah aerola mamae.
Jadi, untuk mendapatkan ASI, aerola mamae yang perlu
dimasukkan ke dalam mulut bayi

agar isapan dan gerakan lidah

dapat memerah ASI keluar.14


Walaupun 97% wanita dapat menyusui, ada situasi tertentu yang
membuat menyusui menjadi sulit dilakukan. Sekitar 2% wanita
memiliki putting susu yang masuk kedalam ketika areola ditekan.
Sementara 5-8% wanita, memiliki putting susu rata yang tidak
mencuat keluar saat distimulasi. Banyak wanita dengan putting
susu rata tetap bisa menyusui bayinya dengan efektif. Yang penting
bukan ukuran, melainkan kelenturan kulit disekelilingnya dan
semudah apa bayi dapat menariknya sebagai dot untuk dihisap.14
Sejak kehamilan trimester terakhir, ibu yang tidak mempunyai
resiko kelahiran prematur, dapat diusahakan mengeluarkan putting
susu datar atau terbenam dengan tekhnik atau gerakan Hoffman
yang dikerjakan 2x sehari.11
Bila terjadi puting susu terbenam, puting akan masuk kedalam

20

areola sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini seharusnya sudah


diketahui sejak dini, paling tidak pada saat kehamilan, sehingga
dapat diusahakan perbaikannya.15

b. Faktor pendukung (enabling factor)


Faktor pendukung (enabling factor),yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau saranasarana

kesehatan,

misalnya

puskesmas,obat-obatan,

alat-alat

kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.16


1) Kurang tersedianya sarana kesehatan
Salah satu kendala mensukseskan program ASI eksklusif adalah
meningkatnya tenaga kerja wanita, sedangkan cuti melahirkan
hanya

12 minggu dan 4 minggu harus diambil sebelum

melahirkan. Selama cuti ibu hanya memberikan ASI, jangan


memperkenalkan susu formula dengan alasan agar terbiasa karena
akan ditinggal kerja, tempat kerja disiapkan menjadi motherfriendly working place dimana terdapat fasilitas untuk memerah
dan menyimpan ASI, bila fasilitas mengizinkan disediakan tempat
penitipan bayi.
Ada faktor yang membuat sebagian ibu muda tidak menyusui
bayinya karena mendapat informasi yang salah yaitu kurangnya
program kesejahteraan sosial yang terarah, yang dijalankan oleh
beberapa instansi pemerintahan di negara-negara berkembang.
Kebiasaan para ibu yang bekerja, mendukung rendahnnya tingkat

21

ibu yang menyusui. Demikian halnya dengan kekhawatiran ibu


yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi
kebutuhan makanan bayi. Anggapan ini sering menjadi kendala
bagi ibu, yang akhirnya mencari alternatif lain dengan memberi
susu

pendamping

manakala

bayi

lapar.

Hal-hal

tersebut

menyebabkan terjadinya perubahan dari pola dasar pemberian ASI


menjadi pemberian susu formula.12
Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja
tetap harus memberi ASI kepada bayinya karena banyak
keuntungannya. Jika memungkinkan bayi dapat dibawa ketempat
ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilakukan apabila ditempat
kerja atau disekitar tempat bekerja tidak tersedianya sarana
penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat kerja dekat dengan
rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya pada waktu
istirahat atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayinya
ketempat kerja. Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari
rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya. Berikan
ASI secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti
melahirkan.11
c. Faktor pendorong (reinforcing factor)
Faktor pendorong (reinforcing factor), yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.16

22

1) Kurangnya petugas kesehatan


Petugas kesehatan mempunyai peranan yang sangat istimewa
dalam menunjang pemberian ASI. Peran petugas dapat membantu
ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalahmasalah umum terjadi.15
Sebagian ibu muda tidak menyusui bayinya karena mendapat
informasi yang salah yaitu ketiadaan perhatian yang sungguhsungguh dari para ahli kesehatan untuk menggalakkan kebiasaan
menyusui anak.12
Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang
mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian
ASI dan penerangan tentang ASI 8
Petugas kesehatan pun masih banyak yang tidak memberikan
informasi

pada

saat

pemeriksaan

kehamilan

atau

saat

memulangkan bayi. Seorang dokter atau tenaga kesehatan yang


berkecimpung dalam bidang laktasi, seharusnya mengetahui bahwa
walaupun menyusui itu merupakan suatu proses alamiah, namun
untuk

mencapai

suatu

keberhasilan

menyusui

diperlukan

pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar.16


Petugas kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan proses
menyusui, dengan

cara

memberikan

konseling

tentang

ASI sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD)


pada saat persalinan dan mendukung pemberian ASI dengan

23

langkah kebehasilan menyusui. Beberapa hambatan kurang


berperannya petugas kesehatan dalam menjalankan kewajibannya
dalam kontek ASI ekslusif lebih banyak karena kurang
termotivasinya

petugas

untuk

menjalankan

peran

mereka

disamping pengetahuan konseling ASI yang masih kurang.


Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa di dalam
penatalaksanaan

pemberian

ASI.

Sebagian

besar

aspek

penatalaksanaan kebidanan dari pemberian ASI adalah didasarkan


pada pemahaman atas perubahan anatomis dan fisiologis yang
terjadi dalam wanita yang sedang berlaktasi post partum. Para
bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang
pemberian ASI. Bukti menunjukkan bahwa bila ibu tahu cara yang
benar untuk memposisikan bayinya pada payudaranya, menyusui
pada waktu yang diinginkan bayinya (on demand) dan memperoleh
dukungan serta memperoleh percaya diri tentang kemampuannya
memberi ASI, berbagai penyulit yang umum dapat dihindari atau
dicegah.11

2.4.

Peran ibu terhadap pemberian susu formula


Rendahnya pengetahuan tentang
informasi

manfaat

ASI dan

gencarnya

susu formula membuat masa depan banyak anak Indonesia

dikorbankan. pemberian ASI secara benar dapat mengurangi risiko ibu


menderita berbagai penyakit, mulai dari kanker payudara, kanker rahim,

24

kanker indung telur, rematik, keropos tulang, hingga kencing manis.


Pemberian ASI yang benar terdiri atas beberapa tahap, mulai dari inisiasi
menyusui dini, pemberian ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan,
pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berumur 6 bulan yang
dibuat sendiri, dan menyusui hingga bayi berumur 2 tahun.16
Peran ibu, sebagai pelopor peningkatan kualitas sumber daya Indonesia,
patut menyadari dan meningkatkan pengetahuannya untuk menunjang
gerakan ini. Pada dasarnya, segera setelah melahirkan, secara naluri ibu
mampu

menjalankan

tugasnya

untuk

menyusui.

Namun,

untuk

mempraktekkan bagaimana menyusui yang baik dan benar, setiap ibu perlu
mempelajarinya.15
Banyak sekali masalah-masalah pada ibu menyusui yang timbul karena
berbagai sebab. Masalah menyusui pasti akan datang menghampiri para ibu
saat para ibu sedang menyusui bayinya. Dengan mendapat informasi yang
tepat, masa menyusui diharapkan menjadi masa menyenangkan bagi ibu
maupun bayi .10
Pada dasarnya, pemberian makanan pengganti ASI diperbolehkan bila
ibu benar- benar kekurangan ASI pada masa menyusui. Ketika kondisi
seperti itu, hendaknya berkonsultasi dengan dokter. Jika bayi terpaksa
meminum susu formula, dokter dapat memberikan saran mengenai susu
formula yang dianggap cocok untuk bayi berdasarkan komposisi makanan
tambahan atau pengganti ASI.12
2.5 Cara Penyajian dan Pemberian Susu Formula

25

1. Mempersiapkan Dot dan Botol Susu


Dot botol dapat dengan mudah terkontaminasi. Harus terbuat dari
bahan yang bermutu

tinggi dan tahan terhadap

proses pendidihan.

Lubang pada dot harus dapat mengeluarkan air susu dengan kecepatan
yang tetap (konstan)

bila botol dibalikkan. Bila memungkinkan, ibu

harus mempunyai persediaaan dot, agar yang telah usang atau rusak
segera diganti. Penggunaan
terkontaminasi. Penggunaan

sendok membawa sedikit kemungkinan


mangkuk

dengan alat penghisap

hanya

direkomendasikan bila dapat dengan mudah dibersihkan (terutama pada


bagian penghisapan). Penggunaan cangkir hanya dianjurkan bila bayi
telah dapat minum (sekitar umur 4-5 bulan).
Semua alat minum

bayi dicuci

segera

setelah digunakan,

menggunakan air dingin dan sabun atau detergen dengan memakai


sikat botol. Dot botol dilumuri dengan garam untuk menghilangkan
gumpalan

susu, Lalu semuanya

dicuci

dengan baik. Setelah itu

disterilisasi dengan air mendidih. Letakkan peralatan termasuk dot


botol dalam

satu wadah yang berisi

penuhi dengan air. Didihkan


keringkan,

dan

simpan

selama

dalam

air sepertiganya,
5-10 menit.

kemudian

Tiriskan

dan

keadaan tertutup sampai saatnya

digunakan. Apabila dirasakan tidak peraktis untuk mendidihkannya


setiap habis digunakan, didihkanlah sedikitnya satu atau dua kali
sehari.

Apabila rnempunyai dua atau tiga buah dot,

pendidihan dapat dikurangi.

frekuensi

26

Bila sterilisasi dengan cara pendidihan

tidak mungkin dilakukan,

cucilah alat seperti diatas tetapi menggunakan air panas, la1u bilas dengan
air minum (air matang yang telah dingin). Setelah itu ditiriskan dan
dikeringkan, taruh pera1atan dalam keadaan tertutup. Usahakan untuk
rnelakukan pendidihan paling tidak sekali dalam sehari.18
2. Cara Memberi Minum Susu Formula
Cara memberi minum susu formula kepada bayi dapat dilakukan
sebagai berikut. Bayi dipangku pada posisi seperti menyusui bayi.
Dagu

bayi ditarik ke bawah

terbuka

dot

dimasukkan.

perlahan-lahan,
Dot

dan

jangan dipegang

setelah
karena

mulut
akan

terkontaminasi, dan bayi akan mudah diare. Perlu pula diperhatikan,


bahwa pada waktu minum susu, dot dan bagian botol sebelah atas harus
penuh berisi susu. untuk menghindarkan bayi menelan udara, sehingga
muntah dapat , dicegah.
Lebih baik apabila ibunya sendiri yang memberikan susu formula,
dengan cara mendekap bayi untuk mempercepat perkembangan hubungan
yang erat antara keduanya. Setiap kali menyiapkan air susu segera diberikan
kepada bayi. Air susu yang tersisa hanya dapat tahan 1-2 jam dalam
keadaan tertutup pada suhu ruang, kecuali bi1a disimpan dalam lemari es.
Kesabaran yang
susu

tinggi

diperlukan

bila

bayi

harus

diberi

dengan menggunakan sendok, karena gerakan bibir bayi akan

menyebabkan air susu keluar lagi. Sendok yang berlengan panjang

27

lebih baik digunakan daripada yang berukuran normal. Cangkir dapat


digunakan untuk memberi susu kepada bayi yang telah berumur 45 bulan Bila memberikan susu formula dalam botol, perhatikan
bahwa air susu dan bukan udara yang dihisap oleh bayi. Seorang bayi
tidak boleh ditinggalkan sendirian menghisap botol susunya. Ia akan
mudah tersedak,

dan dan ia membutuhkan hubungan dengan orang

lain.
Pemberian susu harus berdasarkan "permintaan"

bayi. Untuk

bulan-bulan pertama biasanya bayi menunjukkan keinginan menyusu


setiap 2-3 jam. Kemudian bayi biasanya cukup diberi susu setiap 4
jam, yang dapat diatur waktunya menurut kemudahan ibunya.
susu diperlukan pada malam hari,

Bila

air susu harus dipersiapkan

segar atau bila ada lemari es dapat dibuat pada sore hari clan
ditaruh dalam

lemari

es tersebut dalam keadaan tertutup.

Susu

formula yang tersisa harus dibuang keesokan harinya, kecuali bila


disimpan dalam lemari es.
Beberapa sendok

air matang diperlukan oleh

bayi untuk

mengencerkan air susu formula yang diminumnya. Air ini diberikan


dengan menggunakan sendok, setiap kali sehabis menyusu, Air matang
tambahan diperlukan bila suhu udara terlalu panas atau bila bayi
menderita diare atau terkena penyakit kuning.

28

Biasanya bayi

yang

diberi

susu

botol/formula, selain

menghisap susu ia juga menghisap udara sehingga perlu dikeluarkan


lagi dari perutnya setiap kali menyusu. Caranya adalah dengan
meletakkan bayi

tegak pada

bahu

selama

beberapa menit. Bayi

diangkat agak ke atas perut, rapat ke dada kiri ibu, dagu menempel
pada pundak ibu, dan punggung ditepuk pelan-pelan sampai
bersendawa, Kemudian tidurkan miring kekanan

bayi

dan sering-sering

dilihat kalau-kalau bayi muntah.18

2.6. Diare
1. Definisi Diare
Diare merupakan suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang cair dan frekuensi buang air
besar lebih dari biasanya (3 kali dalam sehari), namun tak selamanya
mencret dikatakan diare. Misalnya pada bayi yang berusia kurang dari
sebulan, yang bisa buang air hingga lima kali sehari dan fesesnya lunak.19
Biasanya ibu akan mengetahui kapan anaknya menderita diare.
Bila diare timbul, ibu bisa mengatakan bahwa tinjanya sangat bau atau
dikeluarkan dengan banyak suara angin atau seperti air. Diare sering
didefenisikan sebagai buang air encer tiga kali atau lebih dalam sehari.
Diare sering terjadi pada anak terutama antara usia 6 bulan sampai 2
tahun atau pada bayi berusia dibawah 6 bulan yang minum susu sapi atau

29

formula makanan bayi.19


2. Etiologi
Penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi:
a. virus : rotavirus (40-60%), adenovirus.
b. Bakteri: echerichia coli (20-30%), shigella sp. (1-2%), vibriao
cholerae, dan lain-lain.
c. Parasit:
entamoeba
d.
e.
f.
g.

histolitica

(<1%),

giardia

lamblia,

crytossporidium (4- 11%).


Keracunan makanan.
Malabsorpsi: karbohidrat, lemak, dan protein.
Alergi: makanan, susu sapi.
Imunodefisiensi: AIDS.

3. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik

dalam rongga

usus

meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga


usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.19
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.19
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan

berkurangnya

kesempatan

usus

untuk

menyerap

30

makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun


akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.19
Selain

itu

diare

mikroorganisme hidup ke

juga

dapat

dalam usus

terjadi,

akibat

masuknya

setelah

berhasil

melewati

rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak,


kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.19

4.

Manifestasi Klinis19
a. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja
menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah
turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun
(apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
g. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
h. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan
pernafasan cepat dan dalam.

31

5. Komplikasi19
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
g.
Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita
juga mengalami kelaparan.

6. Penatalaksanaan Diare Pada Bayi 0-6 Bulan


Dasar pengobatan diare pada bayi usia 0-6 bulan adalah:19
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan
peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO 3 dan
glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan
kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan
dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l.
Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan
tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak
mengandung NaCl dan sukrosa

2) Cairan parentral

32

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat,


dengan rincian sebagai berikut:
Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
-

1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt


(infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit

(set infus 1 ml=20 tetes).


7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set

infus 1 ml=20 tetes).


16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg


-

Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250


ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1

bagian NaHCO 3 1 %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6
tts/kgBB/menit (1 ml= 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

Untuk bayi berat badan lahir rendah


Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan
4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO 3 1 %) .

7. Pencegahan Penyakit Diare


Cara mencegah diare pada bayi yang benar dan efektif yang
dapat dilakukan adalah memberikan ASI sebagai makanan yang

33

paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan tersedia dalam bentuk
yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh
bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan bayi sampai
umur 4-6 bulan.20
ASI steril, berbeda dengan sumber susu lain, susu formula atau
cairan lain disiapkan dengan air atau bahan-bahan yang terkontaminasi
dalam botol yang kotor.
makanan

lain

dan

Pemberian

ASI

saja

tanpa

cairan

atau

tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak

dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare.
ASI mempunyai khasiat mencegah secara imunologik dengan adanya
antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI turut memberikan
perlindungan terhadap diare.20

34

2.7. Kerangka Teori


Kerangka teori merupakan gambaran dari teori dimana suatu problem
riset berasal atau dikaitkan.21

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Faktor Perilaku
1. pemberian ASI
Eksklusif
2. Susu Formula
3. kebiasan mencuci
tangan
4. kebiasaan membuang
tinja
5. menggunakan
air minum
Faktor
Lingkungan
yang tercemar
6. Sumber
1.
pemberian
air imunisasi
minum
2. jenis tempat
pembuangan tinja

Kejadian diare Pada Bayi 0-6


Bulan

35

2.8. Kerangka Konsep


Kerangka konsep dalam suatu penelitian adalah kerangka yang
berhubungan antara konsep-konsep yang akan diteliti atau diukur melalui
penelitian yang akan dilakukan21
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Variabel Independen

Variabel Dependen

Cara Pemberian Susu


Formula

Kejadian Diare Pada Bayi

Dari kerangka konsep tersebut peneliti ingin mengetahui hubungan cara


pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di
Puskesmas Tulang Bawang Tahun 2015.

2.9. Hipotesis
Ho :

Tidak ada hubungan cara pemberian susu formula dengan kejadian


diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Talang Padang Tahun
2015.

Ha :

Ada hubungan cara pemberian susu formula dengan kejadian diare


pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Talang Padang Tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai