Oleh :
Fadiah Azmi Rahmasari
K2313022/ A
Siswa yang mengalami kesulitan belajar perlu diidentifikasi terlebih dahulu untuk
menentukan indikator masalah. Pada penelitian ini untuk menentukan indikator masalah
menggunakan nilai sumatif atau sub sumatif. Perolehan nilai masing-masing siswa
dibandingkan dengan PAN dan PAP. Hasil diagnosis dapat diketahui faktor penyebab siswa
kesulitan belajar baik dari segi internal maupun eksternal. Segi internal berasal dari siswa
sendiri seperti minat, bakat, tingkat kecerdasan, gangguan panca indera, maupun gangguan
emosional. Dari segi eksternal seperti sarana dan prasarana, beban belajar yang berat, dan
situasi belajar mengajar kurang interaktif. Mengetahui faktor penyebab secara spesifik dapat
memberikan alternatif bantuan secara tepat pula. Pemberian alternatif bantuan diberlakukan
prioritas siswa mana yang harus dibantu terlebih dahulu, bukan berarti siswa lain yang
mengalami kesulitan belajar tidak diberi bantuan.
Peneliti mencoba mendiagnosis kesulitan belajar pada siswa kelas 5 SD Negeri
Purwoprajan II melalui nilai MID Semester Genap Tahun 2015/2016. Siswa kelas 5 terdiri
dari 31 siswa dan terdapat tujuh mata pelajaran yang diujikan. Data tersebut diperoleh ratarata kelas yaitu 72 dan disajikan dalam dalam grafik 1. Dari grafik yang ditunjukkan terdapat
beberapa siswa di bawah nilai rata-rata kelas.
Nilai Re sponde n
6
4
2
0
0
10
12
Re sponde n
dengan nilai 64
dengan nilai 66
4
7
dengan nilai 58
dengan nilai 65
3
9
10
16
19
20
dengan nilai 63
dengan nilai 52
dengan nilai 69
dengan nilai 61
dengan nilai 67
24
28
29
31
dengan nilai 68
dengan nilai 71
dengan nilai 63
dengan nilai 53
dengan deviasi 8
dengan deviasi 6
dengan deviasi 14
dengan deviasi 7
dengan deviasi 9
dengan deviasi 20
dengan deviasi 3
19
20
24
28
29
31
dengan deviasi 11
dengan deviasi 5
dengan deviasi 4
dengan deviasi 1
dengan deviasi 9
dengan deviasi 19
Kedua, disusun daftar kasus mulai dengan siswa yang angka selisihnya paling
besar yaitu:
10
31
4
19
29
9
1
dengan deviasi 20
dengan deviasi 19
dengan deviasi 14
dengan deviasi 11
dengan deviasi 9
dengan deviasi 9
dengan deviasi 8
7
2
20
24
16
28
dengan deviasi
dengan deviasi
dengan deviasi
dengan deviasi
dengan deviasi
dengan deviasi
7
6
5
4
3
1
Dari rangking tersebut siswa yang mendapat prioritas adalah siswa nomor 10,
31, dan 4.
b. Melokalisasi jenis dan letak kesulitan yang dialami
Siswa nomor 10, 31, dan 4 diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
Kemudian dilakukan lokalisasi yaitu untuk menspesifikasikan masalah di mata
pelajaran mana siswa mengalami kesulitan belajar.
SISWA
10
31
4
MATA PELAJARAN RATARATA
NILA
NILA
SELISI
NILA
SELISIH
SELISIH
KELAS
I
I
H
I
75
62
-13
47
-28
68
-7
PEND. AGAMA
85
67
-18
75
-10
64
-21
PKN
71
62
-9
60
-11
60
-11
BHS INDONESIA
60
20
-40
25
-35
30
-30
MATEMATIKA
83
55
-28
70
-13
77
-6
IPA
70
50
-20
43
-27
60
-10
IPS
62
50
-12
50
-12
50
-12
BAHASA JAWA
Tabel 1. Perbandingan nilai siswa kasus dengan rata-rata kelas setiap mata pelajaran
Menggunakan metode PAN yaitu membandingkan nilai siswa dengan nilai rata-rata
kelas setiap mata pelajaran. Siswa nomor 10, 31, dan 4 memiliki kesulitan pada semua
mata pelajaran karena semua nilai yang diperoleh berada di bawah nilai rata-rata di bidang
studi. Dari tabel 1 ketiga siswa kasus tersebut memiliki kesulitan belajar pada mata
pelajaran matematika.
SISWA
MATA PELAJARAN KKM
10
31
4
NILAI NILAI NILAI
1 PEND. AGAMA
70
62
47
68
2 PKN
70
67
75
64
3 BHS INDONESIA
70
62
60
60
4 MATEMATIKA
70
20
25
30
5 IPA
70
55
70
77
6 IPS
70
50
43
60
7 BAHASA JAWA
70
50
50
50
Tabel 2. Perbandingan nilai siswa kasus dengan KKM setiap mata pelajaran
NO
.
Menggunakan metode PAP yaitu membandingkan nilai siswa dengan KKM setiap
mata pelajaran. Kriteria minimum ketuntasan pada setiap mata pelajaran sama yaitu
bernilai 70. Hasil tuntas dan tidak tuntas dari metode PAN dan PAP dapat ditabulasikan
seperti pada tabel 3.
NO
.
1
2
3
4
5
6
7
SISWA
31
4
PAP
PAN
PAP
PAN
PAP
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
TUNTAS
Tabel 3. Kesimpulan PAN dan PAP setiap siswa kasus
10
PAN
TIDAK
TUNTAS
TIDAK
TUNTAS
TIDAK
TUNTAS
TIDAK
TUNTAS
TIDAK
TUNTAS
TIDAK
TUNTAS
TIDAK
TUNTAS
Siswa nomor 10 tidak tuntas semua mata pelajaran baik dari nilai PAN maupun
PAP. Siswa nomor 31 semua mata pelajaran tidak tuntas dari nilai PAN dan mata pelajaran
PKN dan IPA tuntas dari nilai PAP sedangkan 5 mata pelajaran lain tidak tuntas. Siswa
nomor 4 semua mata pelajaran tidak tuntas dari nilai PAN dan mata pelajaran IPA tuntas
dari nilai PAP sedangkan 6 mata pelajaran lain tidak tuntas. Dari data yang diperoleh
semua siswa kasus tersebut tidak tuntas dari nilai PAN dan mata pelajaran IPA dan PKN 1
siswa kasus tuntas dari nilai PAP serta 1 siswa kasus tuntas mata pelajaran IPA.
Cara melokalisasi dapat juga dengan cara mendeteksi ruang lingkup bahan
pelajaran yang mana siswa mengalami kesulitan belajar. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan memeriksa hasil pekerjaan tes siswa. Apabila siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan atas soal mengenai suatu pokok bahasan tertentu menunjukkan bahwa siswa
tersebut mengalami kesulitan dalam mempelajari pokok bahasan tertentu. Hasil lokalisasi
ini perlu tindak lanjut berupa menganalisis dan menentukan faktor penyebab kesulitan
belajar sehingga siswa kasus tersebut dapat ditangani secara tepat.
c. Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar
Menentukan faktor penyebab dapat melakukan wawancara kepada siswa, guru,
wali kelas, atau orangtuanya. Faktor penyebab terbagi menjadi dua macam yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa sendiri misalnya, minat,
tingkat kecerdasan, dan gangguan fisik. Faktor eksternal berasal dari luar siswa misalnya
saran prasaran, situasi rumah kurang mendukung, beban belajar terlalu berat.
c. Minat siswa
Setiap siswa mempunyai minat yang berbeda. Terdapat siswa yang suka
dengan hitungan ada pula yang suka dengan hafalan. Siswa kasus tersebut diduga
kurang memiliki minat di bidang matematika. Hasil yang didapat dari lokalisasi
ketiga siswa kasus memiliki rentang nilai yang jauh dari nilai rata-rata kelas. Hal
ini bisa diduga siswa tidak memahami aturan operasi bilangan untuk bilangan bulat
maupun pecahan.
d. Manajemen waktu
Siswa sekolah dasar perlu diajarkan untuk memanajemen (membagi) waktu
kapan untuk bermain, belajar, dan tidur. Siswa kasus tersebut diduga tidak dapat
membagi waktu untuk belajar waktu mereka dominan untuk bermain atau sekedar
menonton televisi. Ada faktor lain hingga siswa mengabaikan waktu untuk belajar
dirumah misalnya siswa membantu orang tuanya untuk berdagang, selain itu
kegiatan diluar sekolah misalnya taekwondo yang menguras tenaga dan siswa
cenderung malas belajar.
2. Faktor eksternal
a. Penentuan KKM yang kurang tepat
Penentuan KKM seharusnya tidak semua mapel sama yaitu nilai 70.
Penentuan KKM seharusnya disesuaikan dengan kondisi siswa serta tingkat
kesulitan materi di kelas V. KKM yang tidak sesuai salah satu dugaan yang
memunculkan beban kepada siswa.
b. Buku yang tidak disediakan dari sekolah
Buku yang digunakan di sekolah tersebut tidak disediakan dari sekolah.
Siswa disuruh membeli sendiri buku pelajarannya. Hal ini juga menjadi faktor
penyebab apabila orangtua siswa mengalami kesulitan ekonomi sehingga siswa
tidak memiliki buku sendiri. Selain itu fasilitas seperti koleksi buku perpustakan
yang kurang memadai dan kurang menunjang materi.
c. Cara mengajar guru yang kurang menarik
Faktor eksternal yang paling mendasari siswa kasus memiliki kesulitan
belajar yaitu suasana kelas yang kurang menyenangkan sehingga siswa cenderung
tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar bahkan mengantuk. cara
mengajar yang salah seperti ketika siswa sedang maju guru menyampaikan konsep.
Hal ini membuat siswa yang maju ketinggalan materi yang disampaikan oleh guru
karena siswa SD sulit untuk melakukan multitasking yaitu menulis dan
mendengarkan. Selain itu penekanan dan pengulangan konsep tidak diterapkan
oleh guru sehingga siswa tidak tahu apa yang dia pelajari saat itu. Hal inilah yang
memunculkan siswa kesulitan belajar.
d. Situasi belajar dirumah yang kurang mendukung
Situasi sangat berpengaruh pada daya konsentrasi siswa. Siswa memiliki
cara belajar sendiri-sendiri ada yang suka belajar ditempat sepi dan ada yang dapat
belajar pula disituasi ramai. Ketiga siswa kasus tersebut diduga kondisi rumah yang
kurang mendukung, seperti orang tuanya suka bertengkar dihadapan mereka,
rumahnya selalu ramai karena orangtuanya buka warung hingga tengah malam,
mungkin pula tetangga yang mengganggu kenyamanan untuk belajar.
d. Memperkirakan alternatif bantuan dan cara mengatasi
Siswa kasus tersebut dapat diperkirakan alternatif bantuan yang tepat dan cara
mengatasinya. Perkiraan alternatif bantuan untuk siswa kasus yaitu:
1.
Siswa yang mengalami cacat mata seperti rabun jauh dapat ditolong dengan
diperlukan seorang dokter mata dan pemberian kaca mata. Apabila cacat mata
yang sulit ditangani diperlukan seorang psikolog untuk menumbuhkan rasa
percaya diri siswa. Rentang waktu yang dibutuhkan kurang lebih 3 hari untuk
pemeriksaan dan pembuatan kacamata. Sedangkan siswa yang membutuhkan
penanganan psikolog memerlukan waktu yang relatif lama dan dibutuhkan
2.
beberapa tahapan.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam bidang minat dan tingkat
kecerdasan diperlukan adanya motivasi dari guru kelas maupun bidang studi,
seperti manfaat apa yang didapat ketika belajar matematika. Motivasi ini bersifat
kontinu disetiap pembelajaran matematika. Kedua hal ini saling berhubungan
satu sama lain dimana motivasi belajar yang tinggi dapat meningktakan
kemampuan siswa dalam menyerap materi. Jika motivasi belajar tinggi siswa
waktu belajar. Serta menciptakan kondisi yang kondusif untuk siswa belajar di
4.
rumah.
Penentuan KKM perlu diskusikan dengan kepala sekolah dan sebaiknya
guru mengevaluasi hasil belajar yang diperoleh supaya tepat menentukan nilai
KKM. Waktu yang diperlukan tidak terlalu lama karena pekerjaan dimudahkan
dengan komputer. Prasarana seperti buku sebaiknya pihak sekolah meminjami
buku mata pelajaran bagi siswa yang kurang mampu yang disebabkan faktor
ekonomi keluarga.
5.
Penyebab masalahnya guru
maupun
supervisor
yang
dapat
memberikan
penilaian
terhadap
guru
bersangkutan ketika pembelajaran. Melalui metode ini guru mata pelajaran dapat
mengevaluasi pembelajaran yang selama ini dilakukan sudah baik atau belum.
Perlu kerjasama dan kejujuran antara guru satu dengan yang lain supaya tercipta
pembelajaran yang ideal di dalam kelas. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat
tergantung waktu pelaksanaan yang menyesuaikan kepala sekolah, guru, maupun
supervisor.
Penetapan cara mengatasinya yaitu dengan kerjasama berbagai pihak guru, sekolah,
maupun orang tua siswa. Kesulitan belajar diharapkan tidak terulang kembali yaitu
dengan pemantauan dari keadaan awal sebelum diberikan bantuan dansetelah
diberikan bantuan.
e. Menetapkan pemberian bantuan
Penetapan ini dimaksudkan untuk mengadakan perbaikan terhadap keadaan yang
diderita anak. Artinya mengusahakan agar sebab-sebab kesulitan menjadi hilang sama
sekali atau kalau tidak mungkin mengurangi kelemahan-kelemahan dalam belajar. Juga
sebaliknya, mengusahakan agar anak menjadi kebal dan adaptasi terhadap keadaan yang
mengganngunya hingga keadaan yang mengganggu tersebut tidak terasa menyulitkan.
Teknik-teknik yang dapat dilakukan adalah:
1. Melalui program remidiasi (non psikologis)
2. Melalui bimbingan konseling (psikologis)
3. Program reveral
f. Melakukan tindak lanjut
Apabila pelayanan yang telah diberikan oleh penyuluh pendidikan berhasil, agar
hasil yang dicapai tidak mundur atau rusak kembali maka diusahakan pelayanan lebih
lanjut. Tehadap pelayanan bantuan yang belum berhasil apababila berada dalam
kemampuan penyuluh maka dapat diadakan usaha-usaha umpan balik. Usaha-usaha umpan
balik ini dapat berupa:
1. Pengumpulan data kembali untuk mendapatkan yang lebih lengkap atau
mengecek data tentang latar belakang masalah.
2. Perumusan-perumusan kemungkinan masalah
kembali
sebab
mungkin
Lampiran
NILAI ULANGAN TENGAH SEMESTER II (GENAP)
KELAS V SDN PURWOPRAJAN II
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
NAMA
Bagus Aldi Ramanjaya
Gilbert Lintang
Albertus Raditya WP
Alda Septiana Haryani
Angga Yuda P
Anggara Desectio C
Anung Panca Prakoso
Aulia Nur Adinda
Brian Alesandro
David Wibowo Purnomo
Diego Milano Dewa P
Edward Lion Chandra
Ellyza Natalia
Emanuella Nathalie W
Fathoni Nur Habibi
Febriana Sukma Dewi
Firdaus Mahendratama
Florencia Lovy
Floren Rifdah Indayati
Gabriella Evani Jehova
Ilham Jaya Kusuma
Madinah Noer Mutia
Resilia Diva Prameswari
Rhesnandya Wendy A P
Salim Abdullah
Zahra Maharani
Callista Rheina
Martha Jasmine S
Naila Putri Agista
Febriana Eka Elsagi
Isnan Klaylana AP
RATA-RATA KELAS
KKM
JML
BJ
55
60
50
50
60
75
55
60
55
50
65
65
75
65
90
65
75
60
50
60
65
60
70
60
65
65
65
50
60
65
50
62
70
447
460
528
409
509
621
457
530
444
366
537
540
603
510
661
483
555
538
427
471
532
535
598
475
535
523
546
500
438
546
370
506
RT2
64
66
75
58
73
89
65
76
63
52
77
77
86
73
94
69
79
77
61
67
76
76
85
68
76
75
78
71
63
78
53
72