Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN PERITONITIS


A. PENDAHULUAN
Peritonitis adalah radang pada peritonium. Penyakit ini biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri atau penyebaran dari penyakit pada saluran
pencernaan, organ reproduksi wanita, akibat dari trauma atau luka dari luar dan
radang dari ekstra peritonial seperti ginjal.
Peritonitis akan menimbulkan manifestasi klinis anata lain berupa nyeri
abdomen yang dapat menyebar ke bahu, distensi abdomen, anoreksia, mual,
muntah, penurunan bising usus, tidak bisa flatus, peningkatan suhu tubuh, denyut
nadi dan lekosit. Peritonitis juga dapat menyebabkan ansietas, pernapasan
torakal, cepat dan dangkal.
Keterlambatan deteksi dini dan penatalaksanaan yang kurang adekuat,
dapat mengakibatkan septikemia, gangguan respiratorik, obstruksi usus dan syok.
Kematian disebabkan kira-kira 10% karena obstruksi usus.
Peran perawat sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah keperawatan
pada klien dengan peritonitis yang meliputi perubahan volume cairan, ketidakefektifan pola napas, perubahan nutrisi, nyeri dan ansietas.
Penatalaksanaan peritonitis berdasar masalah yang dihadapi meliputi
pemberian cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik, vitamin dan analgetik
untuk mengatasi nyeri. Penghisapan nasogastrik, puasa, terapi oksigen, lavase
peritonial dengan antibiotik dan bila perlu dilakukan intervensi bedah.

B. KONSEP DASAR PERITONITIS


1. DEFINISI
Peritonitis adalah peradangan rongga peritoneal yang merupakan
penyebaran peradangan dari saluran pencernaan, organ reproduksi wanita dan
lingkungan luar melalui perforasi, trauma dan pembuluh darah.
2. ETIOLOGI
Peritonitis disebabkan oleh kontaminasi rongga peritoneal oleh bakteri
atau bahan kimia. Penyebab paling sering adalah invasi bakteri ke dalam
rongga peritoneal melalui perforasi traktus gasrointestinal atau melalui
pembuluh darah

yang berhubungan dengan

keadaan-keadaan

sebagai

berikut :
a. Appendisitis
b. Ulkus Peptikum
c. Divertikulitis
d. Gangreneous gallbladder
e. Gangren obstruksi usus kecil
f. Hernia
g. Volvulus
h. Ruptur ginjal
i. Dan lain-lain.
Biasanya terdapat campuran berbagai jenis kuman yang menyebabkan
peritonitis seperti : E. Coli, Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus dan
Gonokokus. Di samping itu peradangan juga dapat disebabkan oleh agen
kimiawi seperti : asam lambung, enzim-enzim pankreas, digestive juices dan
jaringan nekrotik.

3. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan etiologinya, patofisiologi terjadinya peritonitis dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Peritonitis Primer.
Peritonitis primer merupakan infeksi akut bakteri yang menyebar melalui
sistem vaskuler tanpa adanya perforasi traktus gastrointestinal. Biasanya
terjadi pada anak-anak dengan sindrom nefrotik atau sirosis hati dan pada
wanita dengan infeksi organ reproduksi interna.
b. Peritonitis Sekunder
Peritonitis sekunder terjadi dengan masuknya kuman dan agen kimiawi ke
rongga peritonium karena adanya perforasi pada traktus gastointestinal.
c. Peritonitis karena adanya benda asing dalam rongga peritonium seperti :
1) Kateter ventrikulo-peritoneal yang dipasang pada terapi hidrosefalus.
2) Kateter peritoneo-jugular untuk mengurangi asietas.
3) Continuous ambulatory peritoneal dialysis.

4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis peritonitis bervariasi tergantung kepada penyebabnya,
cepat-lambatnya perkembangan penyakit dan kemampuan tubuh melokalisasi
peradangan. Selengkapnya dapat ditemukan gambaran klinis sebagai berikut :
a. Nyeri abdomen (terlokalisir, atau menyebar ke pundak dan dada)
b. Kekakuan abdomen
c. Distensi abdomen
d. Peristaltik usus menurun sampai hilang.
e. Nausea, anorexia, vomitus
f. Tidak dapat mengeluarkan flatus atau feses
g. Demam tinggi.

h. Takikardia
i. Dehidrasi, turgor kulit menurun, volume urine menurun.
j. Cegukan
k. Pernapasan dangkal

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Dari pemerikasaan diagnostik dapat diperoleh data sebagai berikut :
1. Jumlah lekosit 20.000/mm3 dengan jumlah netrofil yang tinggi.
2. Foto abdomen (x ray) mungkin menggambarkan adanya perforasi, dilatasi
dan edema usus, udara atau cairan dalam rongga peritonium.
3. Bila klien muntah-muntah dan dehidrasi, mungkin terjadi gangguan
kesimbangan cairan dan elekrolit.

6. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi medis meliputi :
a. Pemberian cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin.
b. Analgesik
c. Penghisapan nasogastrik, puasa
d. Terapi oksigen
e. Lavase peritoneal dengan antibiotik
f. Intervensi bedah.

ASKEP PERITONITIS
A. PENGKAJIAN
Dari pengkajian dapat ditemukan data sebagai berikut :
1. Nyeri abdomen dan kekakuan di atas area inflamasi
a. Nyeri lepas
b. Dapat menyebar ke bahu
2. Distensi abdomen
3. Anoreksia
4. Mual, muntah
5. Biing usus menurun samapai hilang
6. Tidak dapat mengeluarkan feses atau flatus
7. Menggigil, demam
8. Takikardia
9. Hipotensi
10. Leukositosis
11. Ansietas
12. Pernapasan torakal, cepat dan dangkal
13. Emesis fekal.
Pemeriksaan diagnostik meliputi :
1. Jumlah darah lengkap :
Lekosit meningkat samapi 20.000/mm3
2. Pemeriksaan radiologis abdomen.
3. Aspirasi peritoneal.

B. DIAGNOSA, INTERVENSI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


1. Perubahan volume cairan yang berhubungan dengan peningkatan aliran
darah ke peritonium, muntah, dan atau perforasi gastrointestinal.
a. Intervensi :
1) Pertahankan puasa, kaji status hidrasi
2) Pantau tanda vital dan CVP setiap jam, observasi tanda syok.
3) Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan
vitamin.
4) Timbang berat badan setiap hari dengan waktu, pakaian dan
timbangan yang sama.
5) Ukur masukan dan haluaran setiap 8 jam, ukur haluaran urine
setiap jam, bila kurang dari 30 sampai 50 ml/jam beritahu dokter.
6) Bantu dalam aspirasi/lavase peritoneal.
7) Pantau elektrolit, gas darah, Hb dan Ht.
8) Lakukan latihan rentang gerak pasif atau bantu dan ajarkan.
b. Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi :
Pasien akan menunjukkan :
1) Hidrasi yang adekuat dengan turgor kulit normal dan membran
mukosa lembab.
2) Tanda vital stabil.
3) Masukan dan haluaran seimbang.
2. Ketidakefektifan pola napas sekunder terhadap nyeri abdomen dan
distensi.

a. Intervensi :
1) Kaji status pernapasan, pantau terhadap adanya pernapasan
dangkal dan cepat.
2) Pertahankan tirah baring dalam lingkungan yang tenang dengan
kepala ditinggikan 350 450 .
3) Pantau terapi oksigen
4) Bantu dan ajarkan pasien untuk membalik dan batuk setiap 4 jam
dan napas dalam setiap 1 samapi 2 jam.
5) Auskultasi bunyi napas setiap 4 jam.
b. Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi :
Pasien akan :
1) Menunjukkan pernapasan dan bunyi napas normal.
2) Mendemonstrasikan

kemampuan

untuk

melakukan

latihan

pernapasan.
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan muntah dan kurang masukan.
a. Intervensi :
1) Pantau selang nasogastrik atau selang usus naso-oral; sambungkan
ke alat penghisap rendah intermitten.
2) Pantau karakter, jumlah, warna dan bau drainase.
3) Pantau terhadap keluarnya flatus
4) Auskultasi abdomen terhadap bising usus setiap 8 jam.
5) Pantau NPT sesuai indikasi.

6) Bila bising usus kembali dan selang nasogastrik-usus diangkat,


berikan diet cairan jernih sesuai toleransi.
b. Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi :
Pasien akan :
1) Mengungkapkan tidak ada mual/muntah.
2) Mentoleransi diet dengan adekuat.
4. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan ditensi.
a. Intervensi :
1) Kaji tipe, lokasi dan beratnya nyeri.
2) Berikan analgesik setelah diagnosis dibuat
3) Kaji keefektifan tindakan penghilang nyeri.
4) Pertahankan posisi nyaman untuk meminimalkan stres pada
abdomen dan ubah posisi dengan sering.
5) Berikan periode istirahat yang terencana
6) Diskusikan dan ajarkan pilihan teknik penatalaksanaan nyeri.
b. Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi :
Pasien akan :
1) Mengungkapkan tidak ada nyeri atau nyeri berkurang.
2) Menunjukkan kemampuan melaksanakan teknik penatalaksanaan
nyeri.

5. Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasi.


a. Intervensi :
1) Kaji tingkat ansietas.
2) Kaji keterampilan koping saat ini
3) Jelaskan semua tindakan dan prosedur
4) Beri penguatan atas penjelasan dokter tentang penyakit dan
tindakan.
5) Bantu dan ajarkan teknik relaksasi
6) Diskusikan dan ajarkan pilihan teknik penatalaksanaan nyeri.
b. Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi :
Pasien akan :
1) Mengekspresikan perasaan dan pemahaman cara koping positif.
2) Menunjukkan lebih relaks dan nyaman.

DAFTAR PUSTAKA
Hugh A. F. Dudley (Ed), Hamilto Bailey, Ilmu Bedah, Edisi XI, Gajah Mada
University Press, 1992.
Diane C. Baugman, Joann C. Hackley, Medical Surgical Nursing, Lippincott,
1996
Donna D. Ignatavicius, at al., Medical Surgical Nursing : A Nursing Process
Approach, 2nd Edition, WB. Saunders Company, Philadelphia, 1991.
Susan Martin Tucker, at al., Standar Perawatan Pasien : Proses keperawatan,
Diagnosis dan Evaluasi, Edisi V, Volume 2, EGC, Jakarta, 1998.
Joice M. Black, Esther Matassarin Jacobs, Medical Surgical Nursing : Clinical
Management for Contuinity of Care, 5th Edition, WB. Saunders
Company, Philadelphia, 1997.
Soeparman, Sarwono Waspadji, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta, 199

Anda mungkin juga menyukai