Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara yang giat melakukan pembangunan di segala
bidang, misalnya pertanian, pertambangan, perindustrian, dan lain-lain. Kegiatan
tersebut telah menghasilkan nilai positif dalam aspek ekonomi, dan diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai sektor kehidupan.
Namun selain berdampak positif pada aspek ekonomis, dampak negatif juga
dirasakan yakni dengan meningkatnya jumlah logam berat yang dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan.1 (1SARJONO) Walaupun telah diketahui
secara umum bahwa logam berat mempunyai banyak efek buruk terhadap
kesehatan, pajanan logam berat tetap berlanjut dan terus bertambah di banyak
negara di dunia. Logam berat adalah polutan yang mempengaruhi lingkungan
secara signifikan dan toksisitasnya mempengaruhi aspek ekologi, evolusi, nutrisi,
dan lingkungan.2 (2 Jaishankar et al., 2013; Nagajyoti et al., 2010) Rahman tahun
2012 menyatakan bahwa Muara Sungai Kuin dan Alalak di Banjarmasin
merupakan salah satu kawasan yang memiliki berbagai aktivitas pembangunan
yang diikuti dengan pembuangan limbah ke sungai. Perairan di daerah tersebut
memiliki status mutu air B yaitu tercemar ringan (Baku Mutu Air menurut
Peraturan Gubernur Kalsel No.05/2007 dan Peraturan Pemerintah RI No.82/2001)
dengan parameter berupa logam berat seperti kadmium (Cd), timbal (Pb), tembaga
(Cu), dan raksa (Hg).1 Pembuangan limbah yang mengandung logam berat dimana

pada tingkat daya dukung dan daya tampung tertentu dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan.3
Kadmium (Cd) adalah logam berat yang berbahaya bagi kesehatan karena
dapat bersifat racun dalam konsentrasi kecil.4 Kadmium tercantum oleh Badan
Perlindungan Lingkungan AS sebagai salah satu dari 126 polutan prioritas. 5
Kadmium digunakan untuk kepentingan macam-macam bahan industri, seperti
senyawa CdS dan CdSeS digunakan sebagai pewarna cat dan plastik, senyawa
CdSO4 digunakan dalam industri baterai.6
Berdasarkan penelitian Rahman pada tahun 2006, kandungan kadmium di
perairan pantai Batakan dan Takisung adalah 0,06 ppm dan 0,074 ppm. Peraturan
Pemerintah RI No.82/2001 dan Keputusan Gubernur Kalsel No.28/1995
menyatakan kandungan kadmium tidak boleh melebihi 0,01 ppm pada suatu
perairan.7 Keberadaan kadmium dapat berasal dari hasil aktivitas yang dilakukan
manusia, terutama oleh hasil limbah industri. Limbah industri dapat masuk ke
dalam laut melalui sungai dan saluran pembuangan. Limbah tersebut pada
permulaan akan diencerkan dan kekuatan pencemarannya secara perlahan akan
diperlemah sehingga menjadi tidak berbahaya, namun apabila buangan tersebut
semakin banyak dan melampaui daya dukung lingkungan, maka bahan buangan
tersebut akan menumpuk dan menyebabkan pencemaran yang serius terhadap
lingkungan laut.4
Kadmium dapat menyebabkan gangguan fisiologis dan biokimia secara luas
pada manusia maupun hewan coba.9 Kadmium dapat merusak jaringan melalui
mekanisme

stres

oksidatif.10

Pajanan

jangka

panjang

kadmium

dapat

Universitas Lambung Mangkurat

menyebabkan efek toksik pada berbagai sistem organ seperti kardiovaskular,


ginjal, otak, ovarium, dan hati.11

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang diajukan adalah
bagaimana efek ekstrak tanaman sirih sebagai anti-metalotoxic pada organ hepar
yang diinduksi kadmium?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak tanaman sirih
sebagai anti-metalotoxic pada organ hepar yang diinduksi kadmium.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
masyarakat mengenai tanaman sirih sebagai terapi keracunan logam berat, serta
bermanfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran terapan
sebagai data untuk penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian baru karena penelitian sebelumnya oleh
Priyanka Sharma and Pradeep K.Goyal, yang berjudul Anti-oxidative and Antimetalotoxic properties of catechin: a preliminary study, penelitian tersebut
menggunakan tanaman greentea sebagai anti-metalotoxic terhadap kadmium,
sedangkan pada penelitian ini menggunakan tanaman sirih sebagai antimetalotoxic pada organ hepar yang diinduksi kadmium. Penelitian oleh Swaran

Universitas Lambung Mangkurat

J.S Flora and Vidhu Pachauri, yang berjudul Chelation in Metal Intoxication,
penelitian tersebut menggunakan tanaman selasih sebagai antioksidasi terhadap
logam berat, sedangkan pada penelitian ini menggunakan tanaman sirih sebagai
anti-metalotoxic pada organ hepar yang diinduksi kadmium.

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai