Anda di halaman 1dari 3

Diabetes

Definisi:
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak cukup dalam
memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan insulin itu sendiri (WHO,
2016).

Klasifikasi
Diabetes dapat diklasifikasikan ke dalam kategori umum berikut :
1. Diabetes tipe 1 (kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta
pancreas).
2. Diabetes tipe 2 (insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal,
rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada /
kurang)
3. Gestational diabetes mellitus (GDM) (diabetes yang terjadi pada trimester kedua atau ketiga
kehamilan) Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengendalian dan
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, PB. PERKENI. Jakarta. 2015

4. Tipe tertentu dari diabetes karena penyebab lain, misalnya: sindrom diabetes monogenik
(seperti diabetes neonatal), penyakit pankreas eksokrin (cystic fibrosis), dan pengaruh obat atau
kimia seperti dalam pengobatan HIV / AIDS atau setelah transplantasi organ (ADA, 2015).

Faktor resiko
Penyebab pasti diabetes tipe 1 tidak diketahui secara pasti, pada umumnya tipe 1diabetes adalah
hasil dari kompleks
interaksi antara gen dan faktor lingkungan.Faktor resiko lingkungan tertentu telah terbukti
menyebabkan sejumlah besar kasus diabetes tipe 1.Mayoritas diabetes tipe 1 terjadi pada anakanak dan remaja (ADA, 2016).
Pada diabetes tipe 2 faktor resikonya ialah kurangnya beraktifitas, keturunan, ras, riwayat
hipertensi, obesitas, dan riwayat penyakit jantung. Faktor resiko GDM meliputi usia saat terjadi
kehamilan, kelebihan berat badan atau kegemukan
selama masa kehamilan, riwayat keluarga diabetes, GDM kehamilan sebelumnya, riwayat lahir
mati atau melahirkan bayi dengan kelainan kongenital dan kelebihan glukosa dalam urin selama
kehamilan. Diabetes pada kehamilan dan
GDM meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2 pada keturunannya (ADA, 2016).

Diagnosis
HbA1C
HbA1C adalah tes yang mengukur kadar glukosa darah rata-rata seseorang selama 2 sampai 3
bulan terakhir. Dapat dilakukan tanpa puasa ataupun meminum sesuatu.
Hasil
HbA1C
Normal
5.7%
Gula darah puasa
(GDP)
Prediabetes
5.7% - 6.4%
Diabetes
6.5%
Tes ini untuk melihat
kadar gula darah dalam
keadaan puasa kurang lebih 8 jam tanpa makan dan hanya boleh meminum air putih. Tes ini
biasa dilakukan pada pagi hari sebelum sarapan.
Hasil
Normal
Prediabetes
Diabetes

Gula Darah Puasa


100 mg/dl
100 mg/dl - 125 mg/dl
126 mg/dl

Tes Toleransi Glukosa (TTGO)


digunakan untuk mengukur glukosa darah setelah seseorang puasa minimal 8 jam dan 2 jam
setelah seseorang diberi minuman yang mengandungi glukosa. Tes ini dapat digunakan untuk
mendiagnosa diabetes dan pre-diabetes

Hasil
Normal
Prediabetes
Diabetes

Tes Toleransi Glukosa (TTGO)


140 mg/dl
140 mg/dl - 199 mg/dl
200 mg/dl

Gula Darah Sewaktu (GDS)


Tes yang dapat dilakukan kapan saja ketika terdapat gejala atau tanda diabetes yang berat.
Diabetes apabila GDS 200 mg/dl (ADA, 2014).

Penatalaksanaan DM
Dimulai dengan pola hidup sehat, dan bila perlu dilakukan intervensi farmakologis dengan obat
antihiperglikemia secara oral dan/atau suntikan.
1. Edukasi Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian
dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara
holistik.
2. Terapi Nutrisi Medis (TNM) Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai
pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang
menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
3. Latihan Jasmani Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-5 hari
seminggu selama sekitar 30-45 menit , dengan total 150 menit perminggu, dengan jeda antar
latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan
jasmani yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal)
seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Denyut jantung maksimal dihitung
dengan cara = 220-usia pasien.
4. Intervensi Farmakologis Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan
dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan. a. Obat Antihiperglikemia Oral Berdasarkan cara kerjanya, obat antihiperglikemia oral
dibagi menjadi
5 golongan: 1) Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue): Sulfonilurea dan Glinid
2) Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin: Metformin dan Tiazolidindion (TZD) (Perkeni, 2015).

-American Diabetes Association. 2014. Diagnosing Diabetes and Learning About Prediabetes.
http://www.diabetes.org/diabetes-basics/diagnosis/?
referrer=https://www.google.co.id/#sthash.4vpix8IB.dpuf
-American Diabetes Association. 2015. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.
Diabetes Care, 38:8-16: http://dx.doi.org/10.2337/dc15-S005
-American Diabetes Association. Standards of medical care in diabetes2016. Diabetes Care.
2016;39(suppl 1):S1-S106.
-World Health Organization. 2016. Global Report On Diabetes.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204871/1/9789241565257_eng.pdf
-Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Indonesia, PB. PERKENI. Jakarta. 2015

Anda mungkin juga menyukai