Anda di halaman 1dari 4

Pencegahan ispa

Penyelenggaraan Program Pemberantasan ISPA dititik beratkan pada


penemuan dan pengobatan penderita sedini mungkin dengan
melibatkan peran serta aktif masyarakat terutama kader, dengan
dukungan pelayanan kesehatan dan rujukan secara terpadu di
sarana kesehatan yang terkait.
1) Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention).
Intervensi yang ditujukan bagi pencegahan faktor risiko dapat
dianggap sebagai strategi untuk mengurangi kesakitan (insiden)
pneumonia. Termasuk disini ialah:
a. Penyuluhan, dilakukan oleh tenaga kesehatan dimana kegiatan ini
diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku masyarakat
terhadap hal-hal yang dapat meningkatkan faktor resiko penyakit
ISPA
b. Imunisasi, untuk mengurangi angka kesakitan (insiden)
pneumonia.
c. Usaha di bidang gizi, untuk mengurangi malnutrisi, defisiensi
vitamin A.
d. Program KIA yang menangani kesehatan ibu dan bayi berat badan
lahir rendah.
e. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP), menangani
masalah polusi di dalam maupun di luar rumah.
2) Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention).
Upaya penanggulangan ISPA dilakukan dengan upaya pengobatan
sedini mungkin.
3) Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention).
Ditujukan kepada balita penderita ISPA agar tidak bertambah parah
dan mengakibatkan kematian. [1]
Upaya pencegahan ISPA juga dapat dilakukan dengan:
a. Imunisasi yang lengkap pada anak
b. Perbaikan gizi anak
c. Menjauhkan anak dari penderita ISPA
d. Menjaga agar lingkungan tempat tinggal tetap bersih dan
menjaga kebersihan perorangan.[2]
1. Depkes RI, 1992. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Dirjen PPM & PLP. Jakarta
2. Depkes RI. 2005. Rencana Kerja Jangka Menengah Nasional
Penanggulangan Pneumonia Balita Tahun 2005-2009. Jakarta.

penatalaksanaan

Gambar 1. Penatalaksaan ISPA menurut WHO


Penatalaksanaan meliputi pengobatan penunjang dan
antibiotika. Penyebab ISPA atas yang terbanyak adalah infeksi virus
maka pemberian antibiotika pada infeksi ini tidaklah rasional kecuali
pada sinusitis, tonsilitis eksudatif, faringitis eksudatif dan radang
telinga
tengah.

Pengobatan penderita penyakit ISPA dimaksud untuk


mencegah berlanjutnya ISPA ringan menjadi ISPA sedang dan ISPA
sedang menjadi ISPA berat serta mengurangi angka kematian ISPA
berat. Adapun jenis pengobatannya :
a.
Pneumonia berat: dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik
parenteral, oksigendan sebagainya.
b.
Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila
penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan
pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat
dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau
penisilin prokain.
c.
Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan
perawatan dirumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk
tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang
merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila
demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita
dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan
didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran
kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang
tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik
(penisilin) selama 10 hari.
Pengobatan penyakit ISPA juga dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu, salah satunya dengan merawat penderita di
rumah sakit. Apabila perawatan untuk semua anak dengan
penarikan dinding dada tidak memungkinkan, dapat
dipertimbangkan untuk diberikan terapi antibiotik dirumah dengan
pengawasan yang ketat pada anak yang tidak mengalami penarikan
dinding dada hebat, sianosis, atau tanda penyakit yang sangat
berat.
Pengobatan selanjutnya yaitu memberikan oksigen, jika frekuensi
pernapasan lebih dari 70, terdapat penarikan dinding dada hebat,
atau gelisah. Penggunaan terapi antibiotik juga merupakan salah
satu pengobatan dimana di berikannya bencil penisilin secara
intramoskular setiap 6 jam paling sedikit selama 3 hari.(ampisilin
secara intramoskular, walaupun mahal dapat digantikan
bencilpenisilin). Pengobatan antibiotik sebaiknya diteruskan selama
3 hari setelah keadaan membaik.

Depkes RI.(2000). Informasi Tentang ISPA pada Balita.


Jakarta : Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai