Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN
2.1

Gambaran Singkat Demokrasi


Istilah demokrasi pertama kali dipakai di Yunani Kuno, khususnya di kota Athena,
untuk menunjukkan sistem pemerintahan yang berlaku disana. Kota-kota di daerah Yunani
pada waktu itu kecil-kecil. Penduduknya tidak begitu banyak sehingga mudah dikumpulkan
oleh pemerintah dalam suatu rapat untuk bermusyawarah. Dalam rapat tersebut, diambil
keputusan bersama mengenai garis-garis besar kebijaksanaan pemerintah yang akan
dilaksanakan dengan segala permasalahan kemasyarakatan.
Dalam perjalanan sejarah, kota-kota terus berkembang dan penduduknya pun terus
bertambah sehingga demokrasi langsung tidak lagi diterapkan karena tempat yang dapat
menampung seluruh warga kota yang jumlahnya besar tidak mungkin disediakan. Dengan
kata lain, musyawarah yang baik dengan jumlah peserta yang besar tidak mungkin lagi
dilaksanakan. Hasil persetujuan secara bulat atau mufakat tidak mungkin tercapai karena
sulitnya memungut suara dari semua peserta yang hadir.
Bagi negara-negara besar yang pendudukannya berjuta-juta, yang tempat tinggalnya
bertebaran di beberapa daerah atau kepulauan, penerapan demokrasi langsung juga akan
mengalami kendala. Untuk memudahkan pelaksanaannya, setiap penduduk dalam jumlah
tertentu memilih wakilnya untuk duduk dalam suatu badan perwalikan. Wakil-wakil rakyat
yang duduk dalam badan perwakilan inilah yang menjalankan demokrasi. Rakyat tetap
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. Hal ini disebut demokrasi tidak langsung atau
demokrasi perwakilan. Bagi negara-negara modern, demokrasi tidak langsung dilaksanakan
karena hal-hal berkut :
a. Penduduk yang selalu bertambah seingga suatu musyawarah pada suatu tempat tidak
mungkin dilakukan.
b. Masalah yang dihadapi oleh suatu pemerintahan makin rumit dan tidak sederhana lagi,
berbeda dengan masalah yang dihadapi oleh pemerintahan desa yang tradisional.
c. Setiap warga negara mempunyai kesibukan dan aktivitas masing-masing sehingga
masalah pemerintahan cukup diserahkan kepada orang yang berminat dan mempunyai
keahlian di bidang pemerintahan negara.

Istilah demokrasi yang berarti pemerintah rakyat itu sesudah zaman Yunani Kuno tidak
disebut lagi. Baru setelah meletusnya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis, istilah
demokrasi muncul kembali sebagai lawan sistem pemeintahan yang absolute (monarki
muthlak) yang menguasai pemerintahan di dunia Barat sebelumnya. Dalam kenyataannya
sekarang, demokrasi dalam arti sisem pemerintahan yang baru ini mempunyai arti luas
sebagai berikut :
a. Mula-mula demokrasi berarti politik yang mencakup pengertian tentang pengakuan
hak-hak asasi manusia, seperti hak kemedekaan pers, hak berapat, serta hak memiliki
dan dipilih untuk badan-badan perwakilan.
b. Kemudian digunakan istilah demokrasi dalam arti luas, selain meliputi sisetm
politik,juga mencakup system ekonomi dan system sosial.
c. Dengan demikian, demokrasi dalam arti luas, selain mencakup pengertian demokrasi
pemerintahan, juga meliputi demokrasi ekonomi dan sosial. Namun, pengertian
demokrasi yang paling banyak dari dahulu sampai sekarang ialah demokrasi
pemerintahan.
Landasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintah demokrasi ialah yang pengakuan
hakikat manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu mempunyai kemampuan yang
sama dalam hubungan antara yang satu dan yang lain. Berdasarkan gagasan dasar itu, dapat
ditarik dua buah asas pokok sebagai berikut :
a. Pengakuan partisipasi di dalam pemeritahan. Misalnya, pemilihan wakil-wakil rakyat
untuk lembaga perwakilan rakyat secara bebas dan rahasia.
b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia. Misalnya, tindakan pemerintah untuk
melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.
Sebagai suatu sistem sosial kenegaraan, USIS (1995:6) mengintisarikan demokrasi
sebagai sistem yang memiliki 11 (sebelas) pilar atau soko guru, yakni kedaulatan rakyat;
pemerintah berdasarkan persetujuan dari yang dipilih; kekuasaan mayoritas; hak-hak
minoritas; jaminan HAM; pemilihan yang bebas dan jujur; persamaan hokum; proses
hukum yang wajar; pembatasan pemerintah secara konstitusional; pluralisme sosial;
ekonomi dan politik; nilai-nilai toleransi; pragmatisme, serta kerja sama dan mufakat.

2.2

Definisi Demokrasi

Kata demokrasi berasal dari kata Yunani yaitu demos dan kratos. Demos berarti
rakyat dan kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi memiliki arti pemerintahan rakyat,
yaitu pemerintahan dimana rakyatnya memegang peranan penting yang sangat
menentukan.
Di dalam The Advanced Learners Dictionary of Current English (Hornby,dkk,; 261)
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan demokrasi (democracy) adalah :
(1) country with principles of government in which all adult citizen share through their
elected representatives; (2) country with government which encounrages and allows rigts
of citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and association, the assertion
of rule of law, majority rule, accompanied by respect for the rights of minorities; (3)
society in which there is treatment of each other by citizens as equals.
Dari kutipan pengertian diatas, tampak bahwa demokrasi merujuk pada konsep
kehidupan negara atau masyarakat tempat warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih. Lalu pemerintahannya mendorong dan
menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, serta menegakkan
aturan hukum (rule of law). Selain itu didukung pula dengan adanya pemerintahan
mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas dan masyarakat itu sendiri
sehingga warga negaranya saling memberi peluang yang sama. Beberapa ahli
mendefiniskan beberapa definisi demokrasi sebagai berikut :
a. Aristoteles mengemukakan bahwa demokrasi ialah suatu kebebasan atau prinsip.
Demokrasi ialah kebebasan, karena hanya melalui kebebasanlah setiap warga negara
bisa saling berbagi kekuasaan di dalam negaranya. Aristoteles pun mengatakan apabila
seseorang hidup tanpa kebebasan dalam hal memilih cara hidupnya, maka ia sama saja
seperti budak.
b. H. Harris Soche menjelaskan bahwa demokrasi ialah suatu bentuk pemerintahan rakyat,
karenanya kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat dan juga merupakan HAM
bagi rakyat untuk mempertahankan, mengatur dan melindungi diri dari setiap paksaan
dalam suatu badan yang diserahkan untuk memerintah.
c. Abraham Lincoln mengartikan demokrasi itu ialah pemerintah dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat.
d. Kranemburg mengemukakan demokrasi sesuai dengan pengertian dasarnya yakni
memerintah rakyat.

e. Henry B. Mayo menjelaskan dalam menjalankan sistem politik demokratis,


pemerintahan yang mengambil suatu kebijakan umum ditetapkan oleh kebanyakan dari
wakil rakyat dan diawasi secara efektif oleh masyarakat atau rakyat.
f. Koentjoro Poerbopanoto mengartikan bahwa demokrasi ialah suatu sistem dimana
rakyat harus ikut berpartisipasi dalam suatu pemerintahan negara secara aktif.
g. Charles Costello berpendapat bahwa demokrasi ialah suatu sistem polotik pemerintahan
dan sosial dengan kekuasaan pemerintah yang dibatasi oleh hukum juga merupakan
suatu kebebasan bagi warga negara dalam melindungi hak-haknya.
h. Samuel Huntington mengatakan bahwa demokrasi ada bila para pembuat keputusan
terkuat dalam suatu sistem dipilih lewat pemilu yang jujur, adil, dan berkala serta
adanya kebebasan bersaing bagi setiap calon dalam memperoleh suara.
2.3

Jenis-Jenis Demokrasi
Pembagian jenis-jenis demokrasi dapat digolongkan ke dalam empat garis besar, yaitu :
a. Demokrasi berdasarkan cara penyampaian pendapat
1. Demokrasi langsung
Dalam demokrasi langsung, rakyat diikutsertakan dalam pengambilan keputusan
terkait pelaksanaan kebijakan pemerintahan.
2. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
Dalam demokrasi ini, pengambilan keputusan dijalankan oleh rakyat melalui wakil
rakyat yang dipilihnya melalui Pemilihan Umum. Rakyat memilih wakilnya sendiri
untuk membuat keputusan politik. Dengan kata lain, dalam demokrasi tidak
langsung, aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
3. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat
Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi
perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk didalam lembaga perwakilan
rakyat, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi oleh rakyat melalui
referendum dan inisiatif rakyat. Demokrasi jenis ini dijalankan di Swiss.
b. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritasnya
1. Demokrasi formal
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang
sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Individu diberi
kebebasan yang luas sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.
2. Demokrasi material

Demokrasi material memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang


sosial ekonomi sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas.
3. Demokrasi campuran
Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua jenis demokrasi sebelumnya.
Demokrasi ini berupa menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan
menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.
c. Demokrasi berdasarkan prisip ideologi
1. Demokrasi liberal
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan
pemeritah diminimalkan, bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah
terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas kostitusi (hukum dasar).
2. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar
Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak
mengenal perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam
hukum dan politik.
d. Demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara
1. Demokrasi sistem parlementer
Jenis demokrasi ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
DPR lebih kuat dari pemerintah
Menteri bertanggung jawab pada DPR
Program kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota
parlemen
Kedudukan kepala negara sebagai simbol tidak dapat diganggu gugat

2. Demokrasi sistem pemisahan/pembagian kekuasaan (presidensil)


Jenis demokrasi ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Negara dikepalai presiden
Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih
dari dan oleh rakyat melalui badan perwakilan
Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri
Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR tetapi kepada presiden
Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga Negara
dan tidak dapat saling membubarkan
2.4 Ciri-ciri Demokrasi
a. Segala keputusan yang dilakukan pemerintah berdasarkan kehendak dan kepentingan
rakyat.

b. Memiliki ciri kontitusional, yakni mengenai kehendak, kekuasaan atau kepentingan


rakyat yang dituliskan dalam suatu undang-undang negera.
c. Memiliki ciri perwakilan, yakni ketika mengatur segala urusan negera, kedaulatan dan
kekuasaan rakyat sudah diwakilkan kepada beberapa orang yang sebelumnya sudah
dipilih oleh rakyat itu sendiri.
d. Ciri pemilihan umum, yakni segala kegiatan politik dilakukan untuk memilih pihak
yang akan menjalankan pemerintahan.
e. Ciri kepartaian, yakni partai menjadi suatu media atau sarana sebagai bagian
pelaksanaan sistem demokrasi.
2.5

Nilai-Nilai Demokrasi
Sebenarnya pengertian pokok demokrasi ialah adanya jaminan hak-hak asasi
manusia dan partisipasi rakyat. Akan tetapi, dalam pertumbuhanya, pengertian pokok
itu telah mengalami banyak perubahan, terutama karena faktor politik, ekonomi, sosial,
dan kebudayaan. Suatu negara dapat memberikan isi dan sifat pada demokrasi yang
berbeda dari isi dan sifat demokrasi di negara lain. Dengan demikian, bentuk
demokrasi negara yang satu akan berbeda dengan bentuk demokrasi negara lain.
Disamping itu, bentuk demokrasi itu pada suatu masa akan berbeda dari bentuk
demokrasi masa yang lain. Misalnya, bentuk demokrasi pada masa sekarang berbeda
dari bentuk demokrasi pada masa UUD RIS tahun 1949 dan masa UUD sementara
tahun 1950. Adapun yang paling utama dalam menentukan berlakunya sistem
demokrasi di suatu negara ialah ada atau tidaknya asas demokrasi pada sistem itu
sebagaimana yang akan diuraikan dalam poin-poin berikut :
a.Pengakuan hak-hak asasi manusia sebagai penghargaan terhadap martabat manusia
dengan tidak melupakan kepentingan umum.
b. Adanya partisipasi dan dukungan rakyat pada pemerintah. Jika dukungan rakyat
tidak ada, sulitlah dikatakan bahwa pemerintah itu adalah suatu pemerintahan
demokrasi.
Di dunia Barat, demokrasi berkembang dalam suatu sistem masyarakat yang liberal
(bebas dan merdeka). Oleh karena itu, lahirlah suatu bentuk demokrasi yang

dinamakan demokrasi liberal, yang menjunjung hak-hak asasi manusia setinggitingginya, bahkan kadang-kadang diatas kepetingan umum. Sebagai akibat demokrasi
liberal ini, lahirlah sistem-sistem pemerintahan yang liberal. Di dalam sistem
pemerintahan ini, peranan dan campur tangan pemerintah tidak terlalu banyak di dalam
kehidupan bermasyarakat. Karena sistem ini sesuai dengan aspirasi rakyat di dunia
Barat, sistem pemerintahan yang liberal ini mendapat dukungan penuh dari rakyat.
Atas dasar itu, berikut akan dibahas tentang demokrasi yang didasari oleh beberapa
nilai (value). Henry B. Mayo telah mencoba untuk memerinci nilai-nilai ini, dengan
catatan tentu saja tidak berarti bahwa setiap masyarakat demokratis memiliki semua
nilai-nilai ini, tetapi bergantung pada perkembangan sejarah, aspirasi, dan budaya
politik masing-masing. Berikut adalah nilai-nilai yang diutarakan Henry B. Mayo :
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga;
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah;
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur;
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai munimum;
e. Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman;
f. Menjamin tegaknya keadilan
Dengan demikian, untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu diselenggarakan
beberapa lembaga berikut :
a.Pemerintahan yang bertanggung jawab.
b. Satu dewan perwakilan rakyat yang mewakil golongan-golongan dan kepentingankepentingan dalam masyarakat yang diplih melalui pemilahan umum secara bebas
dan rahasia. Dewan ini harus mempunyai fungsi pengawasn terhadap penerintah.
Tentu saja pengawasan yang konstruktif (titik membangun) dan sesuai normatif
(akuran yang berlaku).

c.Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik. Parpol ini
menjaling hubungan yang rutin dan berkesinambungan, juga menghubungkan
antara rakyat dan pemerintah
d. Pers dan media masa yang bebas untuk menyatakan pendapat
e.Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak dan mempaertahankan
keadilan
Bergulirnya era reformasi di Indonesia, yang ingin mengubah tatanan kehidupan
berbangsa

dan

bernegara

sebagai

akibat

kegagalan

masa-masa

sebelumnya,

menciptakan banyak hal yang harus diperbaiki. Berdasarkan UUD 1945 negara
Indonesia adalah negara demokrasi. Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat
dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan oleh mereka atau
wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas.
Abraham Lincoln menyebutkan, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat (democracy is a government of the people, by the people, and
for the people). Hampir semua negara di dunia ini mengklaim negara mereka adalah
negara demokrasi walaupun pelaksanaan demokrasi di setiap negara sudah beraneka
ragam. Misalnya, ada demokrasi liberal, seperti di Amerika Serikat dan ada demokrasi
Pancasila, seperti di Indonesia. Dalam demokrasi liberal, pemerintah dipegang oleh
partai yang menang dalam pemilihan umum dan partai yang kalah menjadi pihak
oposisi.
Dengan adanya suatu kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan
yang dibuat berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban diharapkan akan
lebih mudah diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi pacasila dilandaskan atas
mekanisme konstitusional karena penyelenggaraan pemerintahan negara Republik
Indonesia berdasarkan konstitusi. Kegagalan demokrasi Pancasila zaman orde baru,
tidak berasal dari konsep dasar demokrasi Pacasila, tetapi lebih pada praktik atau
pelaksanaannya yang mengingkari keberadaan demokrasi Pancasila itu.
Demokrasi Pancasila hanya akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya dapat dipahami dan dihayati sependukungnya.
Pelaksanaan demokrasi pancasila harus disertai dengan pembangunan bangsa secara

keseluruhan karena pembangunan adalah proses perubahan ke arah kemajuan dan


proses pendidikan bangsa untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Kegagalan demokrasi pancasila pada zaman orde baru membuat banyak penafsiran
mengenai asas demokrasi. Belajar dari pengalaman tersebut, dalam era reformasi perlu
penataan ulang dan penegasan kembali arah dan tujuan demokrasi pancasila;
menciptakan prasarana dan sarana yang diperlukan bagi pelaksanaan demokrasi
pancasila; membuat dan menata kembali progrm-program pembangunan di tengahtengah berbagai persoalan yang dialami masyarakat sekarang ini; serta bagaimana
program-program itu dapat menggerakkan partisipasi seluruh masyarakat.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sekaligus akan menjadi kontrol bagi
pelaksanaan pembangunan yang lebih efektif, khususnya bagi pemerintah, baik dipusat
maupun daerah. Dengan demikian, dapat dicegah hal-hal yang negatif dalam
pembangunan seperti korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan lain-lain.
Dengan telah diletakkannya dasar-dasar pelaksanaan demokrasi pancasila,
persoalan berikutnya adalah bagaimana menggerakkan rakyat untuk berpartisipasi
secara penuh dalam pelaksanaan pembangunan politik. Keberhasilan pelaksanaan suatu
sistem demokrasi dapat ditunjukkan dengan tingkat partisipasi rakyat pendukungnya.
Partisipasi yang dibutuhkan bukan hanya karena adanya hasil pembangunan yang dapat
dinikmati melainkan karena adanya pertisispasi yang timbul berdasarkan kesadaran
dan pengertian terhadap hak-hak dan kewajiban masyarakat.
Kunci semua pelaksanaan demokrasi tersebut adalah bagaimana pancasila dan
UUD 1945 dapat dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Usaha tersebut telah
dilakukan oleh pemerintah orde baru tetapi dalam pelaksanaannya banyak yang
mengingkarinya sehingga menimbulkan KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme).
Sebagaimana telah dijelaskan, meski orde baru jatuh, demokrasi pancasila tidak ikut
jatuh. Hal ini karena pemerintahan orde reformasi tetap menjalankan pemerintahannya
dengan demokrasi pancasila. Penegakan kehidupan yang lebih demokratis pada orde
reformasi telah banyak diupayakan, antara lain sebagai berikut :
a.Diselenggarakannya pemilu tahun 1999 dengan berazaskan prinsip langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, serta adil dan beradab

b. Diberikannya kebebasan bagi warga negara untuk mendirikan partai politik pemilu
1999 yang diikuti oleh 48 partai politik.
c.Pers diberi kebebasan sehingga banyak sekali bermunculan media massa (cetak dan
elektronik) baru.
d. Kedudukan ketua MPR terpisah dari ketua DPR
e.Amandemen UUD 1945 yang banyak membatasi kekuatan Presiden
f. Refungsional lembaga-lembaga tinggi negara.
g. Diselenggarakannya pemilu 2004, dengan pemilihan langsung anggota DPR,
DPRD, dan Presiden/Wakil Presiden
Dengan demikian, dalam tahap awal reformasi ini, pemerintah baru menata bidang
politik dan hukum (konstitusi), sedangkan bidang lainnya masih terus dalam tahap
penataan. Pelaksanaan demokrasi pancasila pada Orde Reformasi ini tetap harus
bersumberkan pada hukum yang berlaku di Indonesia.
2.6 Demokrasi di Indonesia
2.6.1 Sejarah
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat di bagi empat periode yaitu; periode 19451959, periode 1959-1965, periode 1965-1998, dan periode pasca Orde Baru. Demokrasi
pada periode 1945-1959 dikenal dengan sebutan parlementer. Sistem ini berlaku sebulan
setelah kemerdekaan diproklamasikan. Namun demikian, model demokrasi ini dianggap
kurang cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikan
demokrasi model barat ini telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik
mendominasi kehidupan sosial politik. Ketiadaan budaya demokrasi yang sesuai dengan
sistem demokrasi parlementer ini akhirnya melahirkan fragmentasi politik berdasarkan
afiliasi kesukuan dan agama. Akibatnya pemerintahan yang berbasis pada koalisi politik
pada masa ini jarang dapat bertahan lama. Hal ini mengakibatkan destabilitas politik
nasional yang mengancam integrasi nasional yang sedang dibangun.

Demokrasi pada periode 1959-1965 dikenal dengan sebutan demokrasi terpimpin. Ciriciri demokrasi ini adalah dominan politik presiden dan berkembangnya pengaruh komunis
dan peranan tentara (ABRI) dalam panggung politik Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari
kebuntuan politik melalui kepemimpinan personal yang kuat.
Demokrasi pada periode 1965-1998 merupakan masa pemerintahan presiden Soeharto
dengan Orde Barunya. Orde baru merupakan kritik tehadap periode sebelumnya, Orde
lama. Seiring pergantian kepemimpinan nasional, demokrasi Presiden Soekarno telah
diganti oleh elite Orde Baru Demokrasi Pancasila.
Demokrasi pasca Orde Baru sering disebut dengan era reformasi sampai dengan
sekarang. Periode ini erat hubunganya dengan gerakan reformasi rakyat yang menuntut
pelaksaan demokrasi dan HAM secara konsekuen. Tuntunan ini di tandai oleh lengsernya
rezim Orde Baru pada Mei 1998, setelah lebih dari tiga puluh tahun berkuasa dengan
demokrasi pancasilanya. Penyelewengan atas dasar Negara Pancasila oleh penguasa Orde
Baru berdampak pada sikap antipati sebagian masyarakat terhadap dasar Negara atau
Pancasila.
Demokrasi di negara Indonesia bersumber dari Pancasila dan UUD 1945 sehingga
sering disebut demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila berintikan musyawarah untuk
mufakat, dengan berpangkaltolak pada paham kekeluargaan dan gotong royong yang
ditujukan kepada kesejateraan yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius
berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur. Dalam demokrasi Pancasila
kebebasan individu tidak bersikap mutlak, tetapi harus dengan tanggung jawab sosial.
Pemerintahan demokrasi merupakan pemerintahan yang dilakukan oleh rakyat dan untuk
rakyat, maka persoalan tentang sistem pemerintahan demokrasi itu langsung mengenai
soal-soal rakyat sebagai penduduk dan warga dalam hak dan kewajibanya. Dengan kata
lain paham tersebut memiliki makna bahwa suatu pemerintahan yang memegang
kekuasaan tertinggi adalah rakyat. Artinya dalam setiap pemerintah akan mengambil
keputusan yang akan dijadikan kebijakan maka rakyat selalu diikutsertakan dalam agenda
tersebut melalalui perwakilan yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Demokrasi pada
masa lalu dipahami hanya sebagai bentuk pemerintahan. Demokrasi adalah salah satu
bentuk pemerintah. Akan tetapi, sekarang ini demokrasi di pahami lebih luas lagi sebagai

sistem pemerintahan atau politik. Konsep demokrasi sebagai bentuk pemerintah berasal
dari filsuf yunani. Dalam pandangan ini demokrasi merupakan salah satu bentuk
pemerintah.
2.6.2 Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan Negara
Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila pancasila atau nilai-nilai luhur
pancasila. Secara luas, demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang berdasarkan
pada nilai-nilai Pancasila pada bidang politik, ekonomi, dan sosial. Secara sempit,
demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Menurut Darji Darmodihardjo, S.H. dalam Budiyanto (2005:54), mengatakan bahwa
Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan
falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudanya adalah seperti yang termasuk dalam
ketentuan-ketentuan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berkembang di Indonesia. Pancasila
adalah ideologi nasional, yaitu seperangkat nilai yang dianggap baik, sesuai, adil, dan
menguntungkan bangsa. Sebagai ideologi nasional, pancasila berfungsi sebagai:
a.

Cita-cita masyarakat yang selanjutnya menjadi pedoman dalam membuat dan menilai

b.

keputusan politik
Alat pemersatu masyarakat yang mampu menjadi sumber nilai bagi prosedur
penyelesaian konflik yang terjadi
Nilai-nilai demokrasi yang tejabar dari nilai-nilai Pancasila tersebut adalah negara
berdasar kedaulatan rakyat, republik, azas hukum, pemerintahan yang konstitusional,
sistem perwakilan, dan prinsip ketuhanan.
Baik dari sudut pandang ideologi maupun konstitusi, demokrasi pancasila memiliki
prinsip-prinsip yaitu persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia; keseimbangan antara hak
dan kewajiban; pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara normal kepada
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain; mewujudkan rasa keadilan sosial;
pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat; mengutamakan persatuan nasional
dan kekeluargaan; dan menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Ada beberapa sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia, yaitu
sebagai berikut:
a. Ide kedaulatan rakyat
Bahwa yang berdaulat di negara demokrasi adalah rakyat. Ide ini menjadi gagasan
pokok dari demokrasi. Tercermin pada pasal 1 ayat (2) UndangUndang Dasar 1945
yang berbunyi Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut ketentuan UndangUndang Dasar 1945.
b. Negara berdasar atas hukum
Negara demokrasi adalah negara hukum. Negara hukum Indonesia menganut hukum
dalam arti materil (luas) untuk mencapai tujuan nasional. Tercermin pada pasal 1 ayat
(3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara
hukum.
c. Bentuk republik
Negara di bentuk untuk memmperjuangkan realisasi kepentingan umum (Republika).
Negara Indonesia berbentuk Republik yang nemperjuangkan kepentingan umum.
Tercermin pada pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, Negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
d. Pemerintahan berdasarkan konstitusi
Penyelenggaraan pemerintahan menurut ketentuan peraturan perundangundangan dan
berlandaskan konsitususi atau Undang-Undang Dasar 1945 yang demokratis. Tercermin
dalam 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, bahwa presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut UndangUndang Dasar 1945.
e. Pemerintahan yang bertanggungjawab
Pemerintah selaku penyelenggara negara merupakan pemerintah yang bertanggung
jawab segala tindakannya. Berdasarkan demokrasi pancasila, pemerintah kebawah
bertanggungjawab kepada rakyat dan ke atas bertanggung jawab secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

f. Sistem perwakilan
Pada dasarnya, pemerintah menjalankan amanat rakyat untuk menyelenggarakan
pemerintahan. Demokrasi yang dijalankan adalah demokrasi perwakilan atau tidak
langsung. Para wakil rakyat dipilih melalui pemilu.
g. Sistem pemerintahan presidensil

Presiden adalah penyelenggara negara tertinggi. Presiden adalah kepala negara


sekaligus kepala pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai