NPM
: 230110150124
Kelas/Kelompok
: B/22
Ketersediaan O2 dalam air sangat sedikit, oleh karena itu O2 disebut sebagai faktor pembatas,
karena daya larut O2 dalam air kecil. Kenaikan suhu pada suatu peraiaran menyebabkan
kelarutan oksigen (DO) Dissolve Oksigen di peraiaran tersebut akan menurun. Apabila
kandungan O2 dalam air rendah maka ikan dan organisme akuatik lain harus memompa air
dalam jumlah tertentu kepermukaan insang untuk mendapatkan O2 yang cukup agar kecepatan
metabolismenya stabil. Salah satu indikator yang bisa dilihat adalah pergerakan operkulum ikan.
Ikan yang membuka tutup operkulumnya cepat, berarti ikan tersebut sedang memenuhi
kebutuhan oksigen untuk metabolisme dalam kondisi oksigen yang berkurang. Proses
penggantian air yang mengalir ke permukaan lamela insang dengan mengalirkan air dari media
hidupnya (air) ke rongga insang melalui rongga mulut, biasa disebut inhale (pemasukan) dan
sebaliknya exhale (pengeluaran). Penurunan suhu pada suatu perairan juga dapat menyebabkan
kelarutan oksigen dalam perairan itu meningkat sehingga kebutuhan organisme dalam air
terhadap oksigen semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya frekuensi membuka serta
menutupnya overculum pada ikan tersebut makin lambat.
Terdapat 2 jenis ikan berdasarkan cara memenuhi kebutuhan oksigennya karena perubahan suhu:
a. Oxygen Regulator : Ikan yang mempertahankan laju konsumsi O2 tetap konstan dengan
meningkatkan volume ventilasi. Contohnya ikan Salmonid.
b. Oxygen Confermer: Ikan yang mengubah laju konsumsi O2 sesuai dengan proporsi
ketersediaan di lingkungan. Contohnya ikan sebelah.
Sumber :
1. blog.unnes.ac.id/.../4001415010_ARIF-MISRULLOH_LAP-AKHIR_K4R2..pdf
2. www.academia.edu/11791207/Pengaruh_Suhu_Terhadap_Aktivitas_Organisme
3. https://id.scribd.com/doc/247208438/pengaruh-suhu-terhadap-operculum-ikan-pdf
1.