Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Jumlah problema-problema umum begitu banyaknya sehingga
tidak data dihitung,. Tetapi dari sekian banyak problema-problema
umum itu, hanya sedikit sekali yang memperoleh perhatian yang
seksama dari pembuat kebijaksanaan negara.
Pilihan dan kecondongan perhatian pembuat kebijaksanaan
terhadap

sejumlah

kecil

problema-problema

umum

itu

menyebabkan timbulnya agenda kebijaksanaan (the policy agenda)


Dengan demikian agenda kebijaksanaan berbeda dengan
tuntutan-tuntutan dalam sistem politik (political demands) pada
umumnya dan berbeda pula dengan prioritas-prioritas politik
(political priorities) yang biasanya merupakan urutan-urutan daftar
masalah (agenda items) dimana masalah-masalah yang terpenting
berada di atas.
Suatu agenda

pemerintah

(governmental

agenda)

tidak

seharusnya dipandang sebagai suatu daftar formal dari berbagai


masalah-masalah

yang

harus

diperbincangkan

oleh

pembuat

keputusan, tetapi ia semata-mata menggambarkan problemaproblema atau isu-isu dimana pembuat-pembuat keputusan merasa
harus memberikan perhatian yang aktif dan serius padanya.

1.2

Rumusan Masalah
a) Apa pengertian dari agenda Kebijakan?
b) Apa hubungan masyarakat pemerintah

dengan

kebijakan?
c) Apa saja kriteria issu dapat menjadi agenda kebijakan?

agenda

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Agenda Kebijakan


Kebijakan publik dibuat dalam rangka memecahkan masalah
publik,oleh karena itu persoalan pertama dalam memformulasikan
kebijakan publik adalah merumuskan masalah kebijakan terlebih
dahulu.
Masalah, oleh Jones diartikan sebagai kebutuhan manusia yang
perlu diatasi atau dipecahkan.
Masalah kebijakan (lester dan stewart,2000) adalah kondisi
yang menimbulkan ketidak puasan masyarakat sehingga perlu
dicari penyelesaianya. Sementara Dunn mengartikan masalah
kebijakan dengan nilai, kebutuhan dan kesempatan yang belum
terpenuhi tetapi yang dapat diidentifikasikan dan dapat dicapai
dengan melakukan tindakan publik.
Kegiatan membuat masalah publik (public problems) menjadi
masalah

kebijakan

(policy

problems)

sering

disebut

dengan

penyusunan agenda (agenda. Setting ). Dengan demikian, policy


agenda akan memuat masalah kebijakan yang perlu direspons oleh
sistem politik yang bersumber dari lingkungan.
Oleh karena itu, kegiatan awal proses perumusan kebijakan
publik diawali dengan kegiatan penyusunan agenda (agenda setting
)
Menurut (Howlett and Ramesh, 1995) Agenda Setting adalah
suatu

tahap

sebelum

perumusan

kebijakan

dilakukan,

yaitu

bagaimana issues muncul pada agenda pemerintah yang perlu


2

ditindak-lanjuti dan diharapkan agar pemerintah segera mengambil


tindakan, ternyata pemerintah tidak bertindak sesuai dengan
keinginan masyarakat .
Menurut (Cob and Ross; Howlett and Ramesh, 1995) Agenda
Setting adalah proses dimana keinginan dari berbagai kelompok
dalam masyarakat diterjemahkan ke dalam butir-butir kegiatan agar
mendapat perhatian serius dari pejabat pemerintah .
Menurut (John Kingdon; Howlett and Ramesh, 1995)Agenda
Setting adalah suatu daftar subyek atau masalah dimana para
pejabat pemerintah dan masyarakat di luar pemerintah yang ada
kaitannya dengan pejabat tersebut, memberikan perhatian pada
masalah tersebut .
Agenda

setting

merupakan

tahap

penting

dalam

proses

pembuatan kebijakan publik. Proses ini akan menentukan apakah


masalah akan dianggap sebagai masalah oleh pemerintah atau
tidak. Oleh karena itu, masalah dan masalah adalah dua hal yang
berbeda.
Dalam hal kebijakan publik, masalah adalah suatu kondisi atau
situasi yang menghasilkan kebutuhan atau ketidakpuasan di antara
orang-orang dan yang lega atau ganti rugi dengan tindakan
pemerintah yang dicari (Anderson, 2008).
Ketika masalah menerima perhatian dari pemerintah, hal itu
menjadi masalah. Cobb dan Elder (1983) mendefinisikan masalah
sebagai konflik antara dua atau lebih kelompok yang diidentifikasi
hal-hal prosedural atau substantif yang berkaitan dengan distribusi
posisi atau sumber daya.
Agenda kebijakan adalah tuntutan-tuntutan agar para pembuat
kebijakan

memilih

atau

merasa

terdorong

untuk

melakukan

tindakan tertentu. Dengan demikian, maka agenda kebijakan dapat


dibedakan dari tuntutan-tuntutan politik secara umum serta dengan
3

istilah prioritas yang biasanya dimaksudkan untuk merujuk pada


susunan pokok-pokok agenda dengan pertimbangan bahwa suatu
agenda lebih penting dibandingkan dengan agenda lain.
Barbara Nelson menyatakan bahwa proses agenda kebijakan
berlangsung ketika pejabat publik belajar mengenai masalahmasalah baru, memutuskan untuk memberi perhatian secara
personal dan memobilisasi organisasi yang mereka miliki untuk
merespon masalah tersebut. Dengan demikian, agenda kebijakan
pada dasarnya merupakan pertarungan wacana yang terjadi dalam
lembaga pemerintah.
Juga Didalam masalalah kebijakan dan agenda setting ini
nantinnya akan dapat diketahuai kearah mana kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah apakah berpihak kepada rakyat atau
sebaliknya.

2.2

Masalah Kebijakan
Untuk menelaah isi atau masalah kebijakan, menurut Ripley
perlu dipahami terlebih dahulu kondisi yang berkembang dalam
masyarakat.
Contoh : Penaikan Harga Bahan Bakar Minyak
Masalah kebijakan dalam penaikan harga BBM adalah dari segi
naiknya harga minyak mentah dunia yang berpengaruh pada
perekonomian suatu Negara. Dengan naiknya harga minyak mentah
dunia, pemerintah memiliki permasalahan tentang BBM apakah
nantinya pemerintah akan menaikan atau akan tetap pada harga
awal.
Jika pemerintah menaikan harga BBM masalah dari kebijakan
akan luas dampaknya. Terutama dari segi ekonomi mengingat daya
beli masyarakat kita yang masih rendah. Sehingga masyarakat
4

miskin akan bertambah. Atau dari segi social, dengan biaya


produksi yang tingggi para pengusaha akan menekan biaya
produksi, dan biasanya pengusaha dalam upay penekanaan biaya
produksi akan mem-PHK karyawan.
Dengan masalah yang vital dan menyangkut masyarakat
banyak.

Pemerintah

dituntut

untuk

bijak

dalam

mengambil

kebijakan ini, karena masalah ini menyangkut masyarakat banyak.


Dan pemerintah itu sendiri.

2.3

Hubungan Masyarakat Pemerintah dalam Agenda Setting


Perlu dipahami bahwa dalam agenda setting muncul kompetisi
dikalangan actor. Mereka melontarkan berbagai issue yang akan
dijadikan agenda pemerintah. Hal ini dilakukan untuk menarik
perhatian pemerintah terhadap kompetisi yang ada. Issue dari actor
dan kelompok supaya menjadi agenda kebijakan.
Menurut davies (dalam lester dan stewart, 2000) ada 3 kegiatan
yang dilakukan oleh aktor dan kelompok dalam berkompetisi yaitu :
1) Inisiasi masalah yang timbul didalam masyarakat yang
mendorong masing-masing individu melakukan aksi.
2) Difusi mentranformasikan masalah agar menjadi perhatian
pemerintah.
3) Prosesing mengkonversikan isu kedalam item-item agenda.
Jika melihat kebijakan tentang penaikan Harga BBM dari
hubungan masyarakat dan pemerintah. Didalam kebijakan ini terjadi
pro dan Kontra antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat
turun kejalan sebagai aksi penentangan kebijakan, dengan asumsi
jika BBM dinaikan maka beban Hidup masyarakat akan naik dan
melihat masyarakat kita yang sebagian besar masih jauh dibawah
garis kemiskinan.

Disisi lain pemerintah yang dilematis antara menekan

agar

APBN tetap setabil. Jika menaikan harga BBM tentunya akan


pemerintah akan dapat mengurangi supsidi terhadap BBM. Dan jika
tidak menaikan maka APBN akan terkuras dan akan mengalami
kekurangan.

2.4

Kriteria Isu Dapat Menjadi Agenda Kebijakan


Tidak semua masalah atau isu akan masuk ke dalam agenda
kebijaka. Isu-isu atau masalah-masalah tersebut harus berkompetisi
antara satu dengan yang lain dan akhirnya hanya masalah-masalah
tertentu saja yang akan menang dan masuk ke dalam agenda
kebijakan.
Dalam

sejumlah

literature

(Hogwood

Dan

Gunn

1986)

disebutkan bahwa secara teoritis, suatu isu akan cenderung


memperoleh respons dari pembuat kebijakan, untuk dijadikan
agenda kebijakan public, kalau memenuhi bebrapa criteria tertentu.
Diantara sejumlah criteria itu yang penting ialah

a. Isu tersebut telah mencapai suatu titik kritis tertentu, sehingga


ia praktis tidak lagi bisa diabaikan begitu saja atau ia telah
dipersepsikan sebagai suatu ancaman serius yang jika tidak
segera diatasi justru akan menimbulkan luapan krisis baru yang
jauh leih hebat di masa mendatang.
b. Isu tersebut telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang
dapat menimbulkan dampak (impact) yang bersifat dramatic.
c. Isu tersebut menyangkut emosi tertentu dilihat dari sudut
kepentingan orang banyak, dan mendapat dukungan berupa
liputan media massa yang luas.
d. Isu tersebut menjangkau dampak yang amat luas.
e. Isu tersebut mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan
(legitimacy) dalam masyarakat
1 Prof. Dr. H. Solichin Abdul Wahab, M.A., Analisis Kebijakan dari Formulasi Ke
Penyusunan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014) hlm. 102-103

f. Isu tersebut menyangkut suatu persoalan yang fashionable, di


mana posisinya sulit untuk dijelaskan, tapi mudah dirasakan
kehadirannya.
Kepemimpinan

politik

merupakan

faktor

penting

dalam

penyusunan agenda kebijakan. Para pemimpin politik, apakah


dimotivasi oleh pertimbangan-pertimbangan keuntungan politik,
kepentingan publik, maupun kedua-duanya mungkin menanggapi
masalah-masalah tertentu, menyebarluaskannya dan mengusulkan
penyelesaian terhadap masalah-masalah tersebut. Dalam kaitan ini,
eksekutif yaitu Presiden dan legislatif yaitu DPR mempunyai peran
utama dalam politik dan pemerintahan untuk menyusun agenda
publik.

2.5Jenis-jenis Agenda Kebijakan


Roger W. Cobb dan Charles D. Elder mengidentifikasi dua
macam agenda pokok, yaitu2 :
a) Agenda sistemik
Menurut mereka Agenda Sistemik The systemic agenda
consists of all issues that are commonly perceived by members
of the political community as meriting public attentionand as
involving matters within the legitimate jurisdiction of existing
governmental authority. (Agenda sistemik Terdiri dari semua
isu yang menurut pandangan anggota-anggota masyarakat
politik pantas mendapat perhatian publik dan mencakup
masalah-masalah yang berada dalam wewenang pemerintah
yang secara sah ada.
Agenda ini terdapat dalam setiap sistem politik di tingkat lokal,
regional maupun nasional. Agenda sistemik pada dasarnya
merupakan agenda pembahasan. Tindakan mengenai suatu
2 Drs. M. Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara,
(Jakarta : Bumi Aksara, 1992) hlm.83-85
7

masalah hanya akan ada apabila masalah tersebut di ajukan


kepada lembaga pemerintah dengan suatu kewenangan untuk
mengambil tindakan yang pantas.
Menurut

Cobb

dan

Elder,

ada

tiga

prasyarat

agar

isu

kebijaksanaan (Policy issue) dapat masuk atau tampil dalam


agenda sistemik, yaitu :
Isu itu memperoleh perhatian yang luas atau setidaktidaknya dapat menimbulkan kesadaran amsyarakat
Adanya persepsi dan pandangan/pendapat public yang

luas bahwa beberapa tindakan perlu dilakukan untuk


memcahkan maslaah itu
Adanya persepsi yang sama dari masyarakat bahwa

masalah itu adalah merupakan suatu kewajiban dan


tanggung

jawab

yang

sah

dari

beberapa

unit

pemerintahan untuk memecahkannya.


b) Agenda lembaga atau pemerintah
Terdiri dari masalah-masalah yang mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh

dari

pejabat

pemerintah

dan

memepertimbangkannya. Karena terdapat bermacam-macam


pokok

agenda

yang

membutuhkan

keputusan-keputusan

kebijakan maka terdapat pula banyak agenda lembaga.


Agenda lembaga merupakan agenda tindakan yang memiliki
sifat lebih khusus dan lebih konkret bila dibandingkan dengan
agenda sistemik.
Pokok-pokok agenda lembaga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

Pokok-pokok agenda lama


Pokok-pokok agenda lama cenderung tidak mendapatkan
proriyas dari para pembuat kebijakan. Alokasi waktu yang
diberikan terbatas, serta agendanya selalu sarat dengan
masalah. Hal ini terjadi karena masalah-masalah telah
tercantum lama dalam agenda sehingga para pembuat
keputusan

cenderung
8

beranggapan

bahwa

masalah-

masalah lama tersebut telah mendapat perhatian yang


cukup

besar

dan

para

pejabat

lebih

mempunyai

pemahaman terhadap masalah tersebut.

Pokok-pokok agenda baru


Pokok-pokok agenda baru tercantum secara teratur dalamk
agenda. Misalnya, kenaikan gaji pegawai dan alokasi
anggaran belanja. Agenda ini biasanya dikenal oleh para
pejabat dan alternatif-alternatif untuk menanggulanginya
telah terpola sedemikian rupa. Pokok-pokok agenda baru
timbul

dari

keadaan-keadaan

tertentu.

Misalnya,

pemogokan buruh kereta api atau krisis kebijakan luar


negeri.

Menurut

Anderson

ada

beberapa

faktor

yang

dapat

menyebabkan problem-umum, yang masuk ke dalam agenda


pemerintah, yaitu sebagai berikut :

Apabila terdapat ancaman terhadap keseimbangan antar


kelompok, maka kelompok-kelompok tersebut menuntut
tindakan pemerintah untuk mengatasi ketidak-seimbangan

tersebut.
Para pemimpin politik dapat menjadi faktor penting dalam

penyusunan agenda pemerintah


Timbulnya krisis atau peristiwa

luar

biasa

dapat

menyebabkan suatu masalah masuk ke dalam agenda

pemerintah.
Adanya gerakan-gerakan protes yang merupakan salah
satu penyebab yang dapat menarik perhatian pembuat
kebijakan

dan

memasukkannya

ke

dalam

agenda

pemerintah.
Masalah-masalah khusus atau isu-isu yang timbul di
masyarakat yang menarik perhatian media komunikasi dan
melauli reportasenya telah menyebabkan masalah-masalah
atau isu-isu tersebut semakin menonjol sehingga lebih
9

banyak lagi perhatian masyarakat dan para pembuat


kebijakan tertuju pada masalah atau isu-isu tadi.

2.6 Tahap Penyusunan Agenda Kebijakan


Dalam tahap ini ada 3 kegiatan yang perlu dilaksanakan:
a) Membangun persepsi di kalangan stakeholders bahwa sebuah
fenomena benar-benar dianggap sebagai masalah. Hal ini penting
karena bisa jadi suatu gejala yang oleh sekelompok masyarakat
tertentu

dianggap

sebagai

masalah,

tetapi

oleh

kelompok

masyarakat yang lainnya atau bahkan oleh para elite politik bukan
dianggap sebagai suatu masalah.
b) Membuat batasan masalah. Tidak semua masalah harus masuk
dalam penyusunan agenda kebijakan dan memiliki tingkat urgensi
yang

tinggi,

sehingga

perlu

dilakukan

pembatasan

terhadap

masalah-masalah tersebut.
c) Memobilisasi dukungan agar masalah tersebut dapat masuk dalam
agenda pemerintah. Memobilisaasi dukungan ini dapat dilakukan
dengan cara mengorganisasi kelompok-kelompok yang ada dalam
masyarakat, dan kekuatan-kekuatan politik, publikasi melalui media
massa dan sebagainya.

10

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Agenda
pembuat

kebijakan

kebijakan

adalah

memilih

tuntutan-tuntutan

atau

merasa

agar

terdorong

para
untuk

melakukan tindakan tertentu. Dengan demikian, maka agenda


kebijakan dapat dibedakan dari tuntutan-tuntutan politik secara
umum serta dengan istilah prioritas yang biasanya dimaksudkan
untuk

merujuk

pada

susunan

pokok-pokok

agenda

dengan

pertimbangan bahwa suatu agenda lebih penting dibandingkan


dengan agenda lain.
Untuk menelaah isi atau masalah kebijakan, menurut Ripley
perlu dipahami terlebih dahulu kondisi yang berkembang dalam

11

masyarakat. Perlu dipahami bahwa dalam agenda setting muncul


kompetisi dikalangan actor. Mereka melontarkan berbagai issue
yang akan dijadikan agenda pemerintah. Hal ini dilakukan untuk
menarik perhatian pemerintah terhadap kompetisi yang ada.
Tidak semua masalah atau isu akan masuk ke dalam agenda
kebijaka. Isu-isu atau masalah-masalah tersebut harus berkompetisi
antara satu dengan yang lain dan akhirnya hanya masalah-masalah
tertentu saja yang akan menang dan masuk ke dalam agenda
kebijakan.
Kepemimpinan

politik

merupakan

faktor

penting

dalam

penyusunan agenda kebijakan. Para pemimpin politik, apakah


dimotivasi oleh pertimbangan-pertimbangan keuntungan politik,
kepentingan publik, maupun kedua-duanya mungkin menanggapi
masalah-masalah tertentu, menyebarluaskannya dan mengusulkan
penyelesaian terhadap masalah-masalah tersebut. Dalam kaitan ini,
eksekutif yaitu Presiden dan legislatif yaitu DPR mempunyai peran
utama dalam politik dan pemerintahan untuk menyusun agenda
public.

12

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen31 halaman
    Bab 1
    NirDa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    NirDa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    NirDa
    Belum ada peringkat
  • Elit Politik
    Elit Politik
    Dokumen15 halaman
    Elit Politik
    NirDa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen22 halaman
    Bab I
    NirDa
    Belum ada peringkat
  • ADM. Kepegawaian
    ADM. Kepegawaian
    Dokumen23 halaman
    ADM. Kepegawaian
    NirDa
    Belum ada peringkat