Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pegawai Negeri sebagai unsur Aparatur Negara dan abdi masyarakat,

mempunyai

peran

yang

amat

penting

dalam

rangka

menciptakan

masyarakat madani yang taat hukum, keberadaban modern, demokratis,


makmur, adil, dan bermoral tinggi yang menyelenggarakan pelayanan
secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan
penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Yang
kesemuanya itu adalah dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan
bangsa Indonesia.
Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut diperlukan pegawai negeri
yang mempunyai kemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan
bertanggungjawab

dalam

menyelenggarakan

tugas

pemerintahan

dan

pembangunan, serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Kedudukan Pegawai Negeri sebagai unsur aparatur negara bertugas
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur,
adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan
pembangunan. Dalam kedudukannya tersebut pegawai negeri harus netral
dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminasi
dalam

memberikan

pelayanan

kepada

masyarakat.

Untuk

menjamin

netralitas tersebut maka pegawai negeri dilarang menjadi anggota dan/atau


pengurus partai politik.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pejabat Politik
A. Para Pejabat Politik
Bebarapa jabatan tertentu pada struktur pemerintahan RI merupakan
jabatan politik. Undang-undang Nomor 8, Tahun 1974 tentang pokokpokok kepegawaian tidak menggunakan istilah jabatan politik.
Pada bagian penjelasan Pasal 11 dari Undang-Undang Nomor 8,
Tahun 1974 dikemukakan bahwa yang dimaksud pejabat Negara ialah
:
1) Presiden
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Anggota Badan Permusyawaratan / Perwakilan Rakyat


Anggota Badan Pemeriksaan Keuangan
Ketua,Wakil ketua,ketua muda dan hakim mahkamah agung
Anggota Dewan Pertimbangan Agung
Menteri
Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang

berkedudukan sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh


8) Gubernur kepala daerah
9) Bupati kepala daerah/ Walikotamadya kepala daerah
10)
Pejabat lain yang ditetapkan dengan peraturan perundangundangan.
Ditegaskan lagi bahwa pegawai negeri yang diangkat menjadi pejabat Negara
dibebaskan untuk sementara waktu dan jabatan organiknya selama menjadi pejabat
2

Negara, kecuali Ketua, Wakil Ketua, ketua muda dan hakim Mahkamah Agung
Pegawai Negeri tersebut secara administratip tetap berada pada departemen/lembaga
yang bersangkutan dan ia dapat naik pangkat sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku tanpa terikat pada formasi. Apabila pegawai negeri yang
bersangkutan berhenti sebagai pejabat Negara maka ia kembali kepada departemen /
lembaga yang bersangkutan.
B. Tugas Pokok Pejabat Politik

2.2 Pegawai Negeri


A. Pengertian Pegawai Negeri1
Menurut Pasal 1 (a) UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian merumuskan bahwa :
Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam
sesuatu jabatan negeri atau diserahi tugas

Negara lainnya yang

ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan digaji


menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 juga mengatur kedudukan,
kewajiban dan hak pegawai negeri. Dikemukakakn bahwa kedudukan
pegawai negeri adalah unsur aparatur Negara, abdi Negara dan abdi
masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada
Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah dalam
menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan (Pasal 3).
Pengertian Aparatur Sipil Negara dalam Undang-Undang RI nomor
5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
-

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai

negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang


bekerja pada instansi pemerintah.

1 Prof. Dr. C.S.T. Kansil, S.H. & Christine S.T. Kansil, S.H., M.H., Sistem Pemeintahan
Indonesia, ( PT Bumi Aksara : Jakarta, 2005) hlm. 160

Pegawai Aparatur Sipil Negara (PegawaiASN) adalah pegawai

negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang


diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
-

Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia

yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN


secara

tetap

oleh

pejabat

pembina

kepegawaian

untuk

menduduki jabatan pemerintahan.


B. Tugas Pokok Pegawai Negeri
Tugas Pegawai dalam Undang-undang RI No. 5 Tahun 2014 Pasal 11
Pegawai ASN bertugas :
a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. memberikan pelayanan
berkualitas; dan
c. mempererat persatuan

publik
dan

yang

kesatuan

profesional
Negara

dan

Kesatuan

Republik Indonesia.

C. Kategori Pegawai Negeri


Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 1974, yang temasuk
kategori Pegawai Negeri adalah :

a) Pegawai Negeri Sipil, yang terdiri dari :


1. Pegawai Negeri Sipil Pusat
Berdasarkan penjelasan pasal 2 (a) Undang-Undang No. 8
Tahun 1974 maka yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil
Pusat adalah mereka :
Yang gajinya dibebankan pada APBN dan bekerja pada
departemen

lembaga

pemerintah

non

departemen,

kesekretarian lembaga-lembaga negara, instansi vertikal

di daerha-daerah dan kepaniteraan pengadilan


Yang bekerja pada perusahaan jawatan
Yang diperbantukan atau dipekerjakan pada daerah

otonom
Yang berdasarkan

sesuatu

peraturan

perundang-

undangan diperbantukan atau dipekerjakan pada badan

lain, seperti perusahaan umum, yayasan, dan lain-lain.


Yang melaksanakan tugas negara lainnya, seperti hakim

pada pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan lain-lain.


2. Pegawai Negeri Sipil Daerah Otonom
Yaitu Pegawai Negeri Sipil Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota
yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Daerah, atau
dipekerjakan di luar instansi induknya.
3. Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah
b) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Kepolisian Republik Indonesia yang anggotanya juga berstatus Pegawai Negeri
merupakan suatu institusi yang mempunyai tugas dan fungsi dalam hal :
a.
Keamanan dan ketertiban, dalam menjalankan fungsinya ini polisi dapat
melakukan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli.

b.

Penegakan Hukum, untuk menjalankan fungsinya ini polisi dapat


melakukan penyelidikan dan penyidikan, dalam hal terjadi dugaan /

c.

indikasi tindak pidana.


Perlindungan dan pengayoman, hal ini diberikan terhadap jiwa dan raga
seseorang serta harta bendanya, Hak Asasi Manusia lainnya, dan terhadap

d.

lingkungan hidup.
Pelayanan, hal ini diberikan untuk memberikan pelayanan administrasi
terhadap masyarakat yang membutuhkan, seperti misalnya pencarian Surat
Ijin Mengemudi (SIM), Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK),
dan lain-lain.

c) Anggota Tentara Nasional Indonesia;


2.3

Hakim
Hakim adalah hakim pengadilan lingkungan peradilan yang

melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman . hakim adalah pejabat


public judiciil dari kekuasaan kehakiman dan karena itu jabatan hakim
bukan jabatan dibidang eksekutif. Berdasarkan

Pasal 24 UUD 1945

mengemukakan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah


mahkamah agung dan lain-lain menurut Undang-Undang.
Undang- undang, Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok
Kepegawaian menetapkan bahwa ketua, wakil ketua, ketua muda dan
hakim makhamah agung adalah pejabat negara (bagian penjelasan dar
pasal 11) dan karena itu tidak termasuk pegawai negeri.
Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi Hakim Pengadilan
Negeri :

1) WNI
2) Bertaqwa kepada Tuhan YME
3) Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
4) Bukan bekas anggota PKI
5) Pegawai negeri
6) Sarjana Hukum
7) Berumur serendah-rendahnya 25 tahun
8) Berwibawa,jujur, adil dan berkelakuan tidak tercela
2.4

Pegawai Badan Usaha Milik Negara ( BUMN )


Pada saat berlakunya UU No. 16 Tahun 1961,

Perusahaan

Negara

(PN),

termasuk

Pegawai

Negeri,

pegawai
meskipun

kedudukannya ditetapkan dengan peraturan perundangan tersendiri,


yang pokok-pokoknya adalah sama (Sastra Djatmika et. al,1987;20 s/d
21).
Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden No.17 Tahun 1967 dan
di berlakukannya Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang) No. 1 Tahun 1969 tentang bentuk-bentuk usaha negara (yang
kemudian Menjadi Undang-undang Nomor 9 tahun 1969), maka
Perusahaan Negara ( PN ) dijadikan tiga macam bentuk Negara, yaitu :

a. Perusahaan jawatan (perjan )


b. Perusahaan umum( perum )
c. Perusahaan perseroan ( persero )

Undang-undang

Nomor

tahun

1974

tentang

Pokok-Pokok

Kepegawaian menetapkan status pegawai sipil bagi :


Pegawai negeri sipil pusat yang bekerja pada perusahaan

jawatan ( perjan )
Pegawai negeri sipil pusat yang berdasarka sesuatu paraturan
perundang-undangan diperbantukan atau dipekerjakan pada
badan lain seperti perusahaan umum ( persero ), yayasan dan
lain-lain.

2.5

Perbedaan Pejabat Politik dan Pegawai Negara


A. Aparatur Negara
Yaitu pegawai yang bekerja untuk institusi / organisasi / lembaga pemerintah yang
memiliki jenjang karir.
Contoh : pegawai kelurahan, petugas kepolisian, dll
B. Pejabat Politik
Yaitu pejabat yang dipilih secara politis untuk menempati suatu posisi / jabatan
politik dalam periode tertentu, jadi saat periode / masa jabatannya habis, dia akan
diganti. dipilih secara politis, artinya dipilih dengan melalui proses politik
Contoh : presiden, gubernur, bupati, walikota, anggota DPR, dll

Faktor Pembeda

O
1.

Lingkup wilayah

Wilayah administratif atau

kekuasaan

negara

Pejabat Politik

Pegawai Negara
Lembaga tinggi negara

2.

Fungsi

Mengeluarkan kebijakan-

Membantu kelancaran program-program

kebijakan publik

pemerintah dan memberikan


pelayanan pada masyarakat umum.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen31 halaman
    Bab 1
    NirDa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    NirDa
    Belum ada peringkat
  • Elit Politik
    Elit Politik
    Dokumen15 halaman
    Elit Politik
    NirDa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen22 halaman
    Bab I
    NirDa
    Belum ada peringkat
  • ADM. Kepegawaian
    ADM. Kepegawaian
    Dokumen23 halaman
    ADM. Kepegawaian
    NirDa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    NirDa
    Belum ada peringkat