A. Defenisi
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah
eflo-resensi polimorfik (eritema, edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal).
(Adhi Juanda,2005)
DERMATITIS lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam
berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan
pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam
arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini
jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul
dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis
yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat
pada berbeda.
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan
gejala berbeda:
1.Contact Dermatitis
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang
menempel pada kulit. (Adhi Djuanda,2005)
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun
yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara
kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol
yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi
pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau
pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum,
kosmetik atau rumput.
2.Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan
garis kulit tampak lebih menonjol(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat
3.Seborrheic Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis,
belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor
keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang
menderita penyakit saraf seperti Parkinson.
4.Stasis Dermatitis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena)
tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005)
Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang
kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis
muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi
kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.
5.Atopic Dermatitis
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anaka, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita(D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial).kelainan kulit berupa papul gatal
yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya
dilipatan(fleksural). (Adhi Djuanda,2005)
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah.
Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul
saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga
memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau
berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan dewasa. (ros/Detikhealth)
B.
ETIOLOGI
C.
MANIFESTASI KLINIK
D. PATOFISIOLOGI
1. Dermatitis Kontak
Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan
kulit yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.
Dermaitis Kontak Iritan :
Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan konsentrasi cukup, umumnya
berbatas relatif tegas. Paparan ulang akan menyebabkan proses menjadi kronik dan
kulit menebal disebut skin hardering.
E. KOMPLIKASI
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Infeksi sekunder
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin,
globulin
Urin : pemerikasaan histopatologi
Penunjang : pemeriksaan histopatologi
G. PENATALAKSANAAN
Umum
Mengatasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Mengatasi hipotermia
Perbaikan kesadaran umum
Emolient untuk mengurangi kulit yang kaku
Khusus pengobatan spesifik tergantung kausa. Umumnya dengan kortikosteroid
dengan dosis awal 40-60 mg prednison/hari. Antibiotika diberikan terutama untuk
kasus-kasus yang eksofoliasinya dalam keadaan lembab untuk menghindari infeksi.
Perawatan inap di isolasi
Konsultasi : Penyakit dalam, mata, ICU
H. ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN.
a. Identitas Pasien.
b. Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
c. Riwayat Kesehatan.
Penggunaan :
Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan
malam )
Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah,
pantangan atau alergi
Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat
bantu untuk miksi dan defekasi.
Pola Aktivitas/Olahraga
Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya
karena yang terganggu adalah kulitnya
Pola Istirahat/Tidur
Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau
tidak?
Pola Kognitif/Persepsi
Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien.
Identifikasi penyebab kecemasan klien
Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.
Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi
atau takut
a. Subjektif :
Gatal
b. Objektif :
Skuama kering, basah atau kasar.
Krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.
( Yang sering ditemui pada kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga,
lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum
).
Kerontokan rambut.
Rencana Keperawatan
No
NANDA
NOC
NIC
Penyembuhan
Luka
:
Menggunakan
obat oles untuk
Gangguan pada permukaan
Tahapan Utama
membasahi bibir dan mokosa
kulit (epidermis)
Penyembuhan
Luka
:
oral sesuai dengan kebutuhan
Invasi dari struktur tubuh
Menahan diri dari pemberian
Tahapan Kedua
Faktor-faktor yang
panas lokal, jika perlu
berhubungan
Menahan
diri dari penggunaan
Eksternal (lingkungan)
sabun alkali pada kulit
Substansi kimia
Memutar posisi diam pasien
Kebasahan
setiap dua jam, berdasarkan
Kelembaban
jadwal tertentu
Internal (somatik)
Defisit kekebalan
tubuh
Menginstruksikan
anggota
keluarga/pemberi
perawatan
tentang
tanda-tanda
dari
kerusakan kulit, jika perlu
Resiko infeksi
Hasil yang disarankan :
Kontrol Infeksi
Faktor Resiko
Integritas diameter jalan Batasi jumlah
Penyakit kronik
masuk.
pengunjung/pembezuk.
Status imun
Gunakan sabun anti mikroba
Mendapatkan
untuk
mencuci tangan dengan
kekebalan yang tidak adekuat Pengetahuan : Kontrol
benar.
infeksi
Pertahanan utama
Cuci tangan sebelum dan
Penyembuhan luka :
yang tidak adekuat
sesudah
melakukan perawatan
Tujuan utama
Prosedur yang
pada pasien.
bersifat menyerang
Gosok kulit pasien dengan alat
anti bakteri dengan tepat.
Lakukan terapi antibiotic yang
tepat.
Ajarkan pasien dan keluarga
tentang tanda-tanda dan gejala
infeksi dan kapan harus
melaporkannya pada tim
kesehatan.
b. Penyembuhan Luka
Catat karakteristik dari luka.
Cuci /bersihkan dengan sabun
antibiotic, sebagai tambahan.
Gunakan obat salap dengan
tepat pada kulit / luka jika perlu.
Bandingkan dan catat perubahan
pada luka.
Gangguan citra diri
Outcome yang disarankan: Peningkatan Citra Diri
Batasan karakteristik:
Aktivitas:
Adaptasi terhadap
Respon nonverbal terhadap kemampuan fisik.
Tentukan harapan gambaran diri
perubahan tubuh yang
pasien berdasarkan tahap
Penghargaan diri
actual(contoh:bentuk,struktur
perkembangan
e dan fungsi)
Gunakan bimbingan antisipasi
Respon nonverbal terhadap
untuk mempersiapkan pasien
penerimaan perubahan
terhadap perubahan tubuh yang
tubuh(contoh bentuk,struktur
dapa diprediksi
dan fungsi)
Pantau apakah pasien bisa
Menyembunyikan bagian
melihat perubahan bagian tubuh
tubuh tanpa disengaja
Monitor frekuensi stattment diri
Menyembunyikan bagian
yang kritis
tubuh
Identifikasi budaya