Anda di halaman 1dari 13

1.

Globalisasi
Globalisasi didefinisikan sebagai ketergantungan dari transportasi, distribusi,
komunikasi dan jaringan ekonomi di seluruh perbatasan internasional. Ahli ilmu pengetahuan
dan peneliti Theodore Levitt menyatakan keberadaan pasar global menuntut jenis baru dari
perusahaan. Dia percaya bahwa perusahaan global dapat menggantikan multinasional sebagai
pesaing internasional yang paling efektif. Perusahaan multinasional melakukan bisnis di
berbagai negara, yang mengadaptasi produk dan mempraktekkan dengan kondisi lokal guna
menyesuaikan produk untuk pasar tertentu. Sebaliknya, perusahaan global menghindari biaya
relatif tinggi dari perusahaan multinasional dengan menawarkan produk standar universal
untuk pasar dunia yang homogen.
Manajemen lintas budaya melibatkan studi tentang perilaku individu dalam organisasi
di seluruh dunia. Studi ini menjelaskan perilaku organisasi dalam negara dan budaya yang
berbeda, membandingkan perilaku organisasi di seluruh negara dan budaya, serta upaya
untuk memahami dan meningkatkan interaksi dan perilaku rekan kerja, klien, pemasok, dan
mitra aliansi dari berbagai negara dan budaya yang berbeda.
Manajer global adalah orang yang memandang pasar, produksi, layanan, peluang
secara global untuk mencari keuntungan yang lebih tinggi untuk perusahaan secara global.
Dia dianggap terbuka untuk ide-ide nasional dan bebas dari prasangka ke salah satu
komunitas, negara, atau budaya. Manajer global menyadari dan memahami perbedaan budaya
yang besar dari satu negara ke negara lain. Kesadaran dan pemahaman ini diperoleh melalui
observasi, pembelajaran, partisipasi, dan keterlibatan dengan orang-oranng dari berbagai
negara dan budaya yang berbeda.
A. Keterampilan manajerial untuk pasar global

Te a m
b u ild in g
s k ills
O rg a n iz a
t i o n s k il l s

G lo b a l
s t r a t e g ic
s k ills
Com m uni
c a tio n
s k ills

E ff e c t i v e
G lo b a l
M a n a g e rs
N eed

Tr a n s f e r o f
k n o w le d g e
s k ills

Global Strategic Skill


Manajer yang beroperasi di lingkungan kerja global memerlukan pengetahuan
tentang hubungan internasional dan luar negeri, termasuk pasar keuangan
global, hukum internasional, dan pergerakan nilai tukar. Memahami ekonomi
secara global, etika kerja karyawan, prosedur dan kebijakan kepala pemerintah
akan diminta untuk merumuskan strategi yang layak, adil, hukum, dan efektif.
Meskipun pasar global dipublikasikan secara luas, ada kebutuhan manajer
untuk peka terhadap adat istiadat setempat, preferensi dan kekhasan.
Contohnya adalah produksi deterjen cair dari Procter & Gamble. Deterjen cair
yang di produksi gagal ketika di perkenalkan di pasar Eropa, karena mesin
cuci Eropa tidak dilengkapi untuk deterjen cair. Perusahaan Protector &
Gamble memodifikasi deterjen yang dibuat dan hal ini membuat penjualan
menjadi meningkat.

Team Building Skill


Peningkatan kompleksitas dari operasi global akan membutuhkan lebih
banyak kerja tim, termasuk kelompok-kelompok budaya yang beragam.
Kebutuhan kerja sama tim global jelas terlihat ketika mempertimbangkan
bagaimana akuntansi dan audit yang dilakukan di berbagai belahan dunia.
Dalam satu negara, laporan keuangan digunakan untuk mencerminkan kondisi
ekonomi dari suatu perusahaan, dan audit adalah pemeriksaan akurasi dari
kondisi tersebut. Di negara lain, audit dilakukan untuk memastikan bahwa
persyaratan hukum terpenuhi.

Oleh karena itu, manajemen operasi perlu mengembangkan sistem, proses, dan
prosedur di anak perusahaan. Banyak perusahaan memiliki anak perusahaan di
berbagai negara. Untuk menentukan sistem yang bernilai di satu negara dapat
diterapkan atau diubah sesuai dengan negara lain dibutuhkannya kerja sama

tim.
Organization Skills
Filosofi manajemen Amerika Utara pada abad ke 20 sebagian besar
digambarkan Douglas McGregor. McGregor dalam buku The Human Side
Enterprise di mana para manajer organisasi perusahaan memiliki dua jenis
pandangan terhadap karyawan yaitu teori x atau teori y.
Teori x menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas
yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk
mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan
hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam
serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Teori Y memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya
kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam
secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk
bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas,
imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas
pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi
diri yang dimiliki dalam bekerja.
Selain keragaman budaya, manajer harus mempertimbangkan perbedaan
individu ketika pengorganisasian perusahaan, unit, dan pekerjaan. Persyaratan
minimum

untuk

manajer

beroperasi

di

dunia

global

mencakup

Kreativitas dan daya cipta dalam merancang organisasi dan pekerjaan.


Toleransi tinggi terhadap ambiguitas dan perbedaan budaya.
Kemampuan untuk mengkoordinasikan keuangan, pemasaran, manajemen

operasi, ketergantungan sumber daya manusia.


Comunication Skill
Dalam lingkungan global, manajer harus dapat berkomunikasi dengan
beragam kelompok orang. Tugas komunikasi akan lebih mudah jika manajer
memiliki keterampilan dalam bahasa dan memiliki kesadaran yang tinggi atas
lintas budaya dan sensitivitas. Dalam lingkungan bisnis global, perumusan
strategi, pengambilan keputusan, memotivasi, membangun tim, organisasi dan

desain pekerjaan, memimpin, dan negosiasi didasarkan pada kemampuan

manajer untuk berkomunikasi satu sama lain serta dengan bawahan.


Transfer Of Knowledge Skill
Peningkatan daya saing seluruh dunia telah menempatkan penekanan khusus
pada kemajuan teknologi, inovasi produk dan proses. Penekanan ini telah
meningkatkan kebutuhan untuk mentransfer pengetahuan. Belajar tentang
praktek, teknik, atau pendekatan di satu negara yang dapat ditransfer di tempat
lain adalah keterampilan yang manajer dapat terapkan secara teratur.
Penelitian pada modal satu keuangan menunjukkan bahwa perusahaan
bersaing secara global dengan menjadi fleksibel dalam cara mengembangkan
pengetahuan dan bagaimana hal itu berlaku pembelajaran ini ke bagian lain
dari organisasi.
Untuk dapat mengembangkan keterampilan transfer pengetahuan, manajer
harus belajar bagaimana mengidentifikasi praktik terbaik dari domestik dan
observasi operasi, serta melakukan pertukaran pengetahuan yang akan
meningkatkan belajar organisasi, yang akhirnya akan meningkatkan
kemampuan perusahaan untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan

kompetitif.
2. Culture
A. Budaya Nasional
Budayaan nasional adalah seperangkat nilai-nilai, sikap, kepercayaan, dan normanorma yang bersama-sama di jalankan oleh mayoritas penduduk suatu negara. Ini diwujudkan
dalam hukum dan peraturan masyarakat, serta di norma-norma yang diterima secara umum
oleh sistem sosial negara.
B. Sejarah dan Budaya
Budaya nasional, sub budaya, budaya organisasi, dan sejarah mempengaruhi pola
perilaku karyawan, struktur dan proses dalam organisasi. Kompleksitas dari pola, struktur,
dan proses memerlukan analisis berbagai variabel. Meskipun demikian kompleks, lebih
penting bagi manajer untuk mencoba mengungkap dimensi yang membedakan budaya. Guna
memotivasi, memimpin, pemberian hadiah, struktur, mengevaluasi, dan mengubah pola
perilaku, variasi budaya variasi harus di pelajari dan dipahami, terutama yang berhubungan
dengan kinerja, kehadiran, kepuasan, dan perilaku beretika.
3. Cultural Dimensions
A. Hubungan Manusia dengan Alam

Dalam praktek orgnisasi mendominasi,takdir dan harmonisasi secara signifikan


mengakibatkan tanggapan yang berbeda untuk kinerja yang buruk. Dalam budaya di mana
dominasi dipraktekkan, kinerja yang buruk sering mengakibatkan sanksi atau hukuman.
Dalam budaya yang berorientasi harmoni, kinerja yang buruk mungkin harus dipenuhi
dengan pengakuan bahwa itu atau sistem yang terjadi harus ditingkatkan.
B. Individualisme VS Kolektivisme
Di Amerika konsep individualisme menggambarkan sikap kemerdekaan dari
seseorang yang merasa tingkat kebebasan tinggi dalam kehidupan pribadi dan keputusan.
Dalam budaya Amerika, individualisme dapat memotivasi prestasi pribadi untuk pemenuhan
diri. Struktur organisasi perusahaan dalam masyarakat individualis dan kolektif berbeda.
Misalnya, di Amerika Serikat, bagan organisasi umumnya menentukan posisi masing-masing
dengan judul, deskripsi pekerjaan, tanggung jawab pekerjaan dan akuntabilitas. Sebaliknya,
bagan organisasi dalam kelompok yang berorientasi masyarakat kolektif hanya menentukan
bagian, unit, atau departemen. Dalam masyarakat berorientasi kelompok, tugas disediakan
dalam hal kolektif.
C. Waktu Orientasi
Di banyak negara, karyawan tidak terbiasa penjadwalan pekerjaan tertentu pada setiap
jam. Amerika teliti tentang waktu tiba di tempat kerja, mulai rapat, mulai acara olahraga.
Terlambat untuk pertemuan di Eropa utara mungkin dianggap sangat tidak sopan sehingga
dapat memutuskan hubungan bisnis. Di sisi lain, di bagian Amerika Latin atau Afrika,
terlambat dianggap sebagai norma.
Amerika menganggap waktu sebagai sumber daya yang langka dan harus digunakan
dengan bijaksana. Waktu di gunakan seefektif mungkin sehingga tidak adanya penundaan
dalam bekerja. Sebaliknya, budaya Timur melihat waktu sebagai terbatas sumber daya yang
terbatas. Perbedaan-perbedaan dalam tampilan budaya waktu membantu menjelaskan
perbedaanperilaku antara orang-orang dari masyarakat yang berbeda dan masalah yang
mungkin terjadi ketika individu dengan orientasi yang berbeda saling berinteraksi.
D. Orientasi Aktivitas
Dalam budaya Amerika Serikat, penekanan terletak pada mengambilan tindakan.
Mencapai hasil dan diakui merupakan prestasi seseorang yang dianggap penting. Manajer
yang berorientasi budaya aktivitas dapat memotivasi karyawan dengan promosi, kenaikan
gaji, bonus, dan pengakuan publik.
Berbeda dengan budaya yang berorientasi pada aktivitas orientasi pada hidup
menekankan pada kenikmatan, hidup secara seimbang, menikmati pekerjaan di perusahaan,

dan menjadi bersyukur untuk saat ini. Karyawan dapat menjadikan kerja sebagai budaya
untuk sekarang, dan ketika pekerjaan menjadi mengganggu atau dapat mengurangi
kenikmatan mereka atau mengganggu kehidupan pribadi mereka, maka mereka mungkin
berhenti.
Memahami kegiatan orientasi budaya dapat memberikan wawasan tentang bagaimana
karyawan melihat kerja dan liburan, apa yang bermanfaat, dan bagaimana mereka membuat
keputusan mengenai pekerjaan. Budaya menunjukkan bahwa karyawan bekerja untuk
mencapai tujuan tertentu. Budaya yang berorientasi pada hidup menemukan karyawan yang
bekerja untuk menikmati hidup lebih lengkap.
E. Tingkat formalitas
Kebanyakan orang di Amerika tidak menjunjung tinggi tradisi, upacara, dan aturanaturan sosial. Informalitas ini telah menyebabkan masalah dalam transaksi bisnis dan
negosiasi dengan orang-orang dari kebudayaan lain. Dalam negosiasi, Amerika tidak mau
meluangkan waktu untuk menjalin hubungan. Beberapa orang menganggap gaya Amerika
merupakan hal yang arogan.
F. Bahasa
Bahasa memainkan peranan penting di dalam bisnis. Bahasa dapat penghalang untuk
melakukan transaksi global, karena bahasa mencerminkan nilai-nilai masyarakat dalam
budayanya. Contoh yang bisa di ambil dari kebudayaan Jepang. Banyak dari para menejer
salah menafsirkan kebudayaan jepang yang mengangguk dan tanggapan iya merupakan
persetujuan kesepakatan. Di dalam bahasa jepang untuk iya bisa berarti saya mengerti anda
serta mengangguk berarti ketidaksepakatan dan menggeleng berarti perjanjian. Hal ini
berkebalikan dari sebagian besar kebudayaan.
G. Agama
Dalam banyak budaya, agama adalah faktor dominan. Hal ini dapat memiliki dampak
signifikan pada bagaimana jadwal bisnis dilakukan, bekerja, dan sikap tentang etika. Bagi
umat muslim di wajibkan untuk shalat lima waktu sehari. Perusahaan dan manajer harus
menyadari ritual agama ini dan mungkin mempertimbangkan untuk membuat penyesuaian
yang akan mengizinkan karyawan untuk berhenti bekerja selama waktu shalat.
4. Penelitian tentang Lintas Budaya
A. Penelitian Geert Hoftede
Geert Hofstede, seorang peneliti Belanda, yang meneliti bagaimana budaya di negaranegara bisa sama dan berbeda. Data survei awal Hofstede menghasilkan empat dimensi yang
diidentifikasi yang menjelaskan perbedaan dan kesamaan dalam budaya yaitu:
Penghindaran ketidakpastian

Dimensi penghindaran ketidakpastian menyangkut kepada sejauh mana orang


merasa nyaman dengan situasi ambigu dan dengan ketidakmampuan untuk

memprediksi peristiwa masa depan dengan akurasi.


Maskulinitas - Feminitas
Hofstede menggunakan istilah maskulinitas untuk menunjuk sejauh mana
budaya menekankan ketegasan, dominasi, dan kemerdekaan. Orang-orang di
budaya yang memiliki orientasi maskulinitas tinggi percaya bahwa perbedaan
jenis kelamin di dalam masyarakat harus jelas secara jelas di bedakan. Seorang
pria untuk memimpin dan wanita untuk mengikuti. Dan ambisi dan ketegasan
memberikan motivasi di balik perilaku.
Feminitas menggambarkan kecenderungan budaya untuk mendukung nilainilai sebagai saling ketergantungan, belas kasihan dan keterbukaan emosional.
Orang-orang dalam budaya yang berorientasi ke arah feminitas memegang
keyakinan bahwa perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat harus cair dan
fleksibel dan kualitas hidup lebih penting daripada kinerja pribadi dan prestasi

yang terlihat.
Individualisme - Kolektivisme
Individualisme menekankan mengejar tujuan individu, kebutuhan, dan
kesuksesan sedangkan kolektivisme menekankan kebutuhan kelompok,

kepuasan, dan kinerja.


Jarak Kekuasaan
Jarak kekuasaan mengacu pada sejauh mana anggota masyarakat menerima
perbedaan dalam kekuasaan dan status di antara mereka sendiri. Dalam
budaya kekuasan rendah untuk mentolerir kekuasaan, norma-norma dan nilainilai yang menunjukkan perbedaan kekuasaan harus minimal. Budaya seperti
lebih memilih manajemen partisipatif dan keterlibatan pekerja dalam
pengambilan keputusan. Individu dalam budaya percaya bahwa atasan mudah
di temui oleh bawahan dan baik atau buruknya kekuasaan bergantung dari
tujuan dan konsekuensi dari penggunaannya.
Di sisi lain, dalam budaya nasional besar tingkat kekuasan jarak, norma-norma
dan nilai-nilai yang berdasarkan hierarki distribusi mendominasi. Orang-orang
dalam budaya ini menggunakan otoritas dan kuasa untuk mengkoordinasikan
tugas individual dan perilaku. Individu-individu dalam

kekuasaan jarak

percaya bahwa pemegang kekuasaan berhak mendapat hak khusus dan hak
istimewa. Atasan dan bawahan harus mempertimbangkan perbedaan dari jenis
orang.

Gaya manajer otoriter lebih mungkin untuk eksis dalam budaya jarak
kekuasaan besar dari pada di budaya jarak kekuasaan kecil. Desentralisasi,
partisipasi, dan keterlibatan pekerja lebih mungkin untuk eksis dalam budaya
jarak kekuasaan rendah daripada di budaya jarak kekuasaan tinggi.
5. Transisi Lintas Budaya
A. Sumber daya manusia untuk tugas International
Pada umumnya terdapat tiga sumber pekerja untuk tugas international yaitu :
Host country nationals
Perusahaan memperkerjaan pekerja dari penduduk setempat. Contoh, seorang
pekerja Irlandia dipekerjakan oleh perusahaan Amerika yang beroperasi di
Dublin akan dipandang sebagai kebangsaan negara tuan rumah. Kadang

kadang mereka dipandang sebagai kebangsaan lokal.


Parent country nationals
Perusahaan memperkerjaan pekerja yang berasal dari negara dimana
perusahaan tersebut berkantor pusat. Contoh, Kantor pusat yang ada di AS

mengirim manajer untuk bekerja di perusahaan yang beroperasional di Irlandia


Third country nationals
Perusahaan memperkerjakan pekerja yang bukan berasal dari tempat
perusahaan beroperasi dan juga bukan dari kantor pusat. Contoh, perusahaan

memperkerjaan manajer yang berasal dari Kanada di Irlandia.


B. Manajer Ekspatriat
Manajer ekspatriat adalah seorang manajer dari negara kantor pusat yang di tugaskan
di luar negeri. Siklus penugasan luar negeri memiliki empat tahapan yaitu seleksi dan
pelatihan, kedatangan dan penyesuaian, bermukim dan menyesuaikan budaya serta kembali
ke negara asal dan menyesuaikan diri. Pelatihan lintas budaya lebih disukai jika
mengkombinasikan latihan-latihan pemberangkatan yang informatif dan yang berhubungan
dengan pengalaman, yang dapat membantu para ekspatriat menghindari kesulitan perilaku
organisasi yaitu harapan-harapan yang tidak realistis dan kejutan budaya.
Kesuksesan dan kegalan seorang manajer manajer ekspatriat di pengaruhi oleh
beberapa faktor. Berikut gambaran faktor yang mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan
seorang manajer ekspatriat.

K-C
eor
mt
upe
net
gtm
ke
in
ns
ai
n

h
s

c
s

e
k

s
a

p
n

a
a

t
g

i
e

a
r

C. Culture Shock and the Expatriate Manager


Setiap manajer ekspatriat yang di tugaskan di luar negeri akan mengalami culture
skock. Terdapat tiga fase cultur shick yang akan di alami oleh manajer ekspatriat memilik.
Pertama, diawali periode menyenangkan dimana seluruh aspek kultur yang berada dilihat
dengan penuh minat dan keingin tahuan. Reaksi pertama pada kultur baru biasanya berupa
pengalaman yang positif. Selanjutnya setelah mengalami fase pertama,manajer ekspatriat
akan mengalami kejutan kultur. Manajer akan merasakan rasa frustasi dan kebingungan
akibat menghadapi aturan-aturan yang asing dan tidak biasa mengenai apa yang dilakukan
dan bagaimana dapat dilakukan. Ekspatriat yang berhasil harus bisa mengatasi kejutan
budaya secara efektif agar tehindar dari stress dan ketidakpuasan. Dan tahap tekhir dari cultur
shock adalah adaptasi.
D. Melatih Expatriate Manajer
Pelatihan budaya memiliki efek positif pada penyesuaian ekspatriat dan tugas kinerja
sementara di luar negeri. Ada beberapa jenis pelatihan yang dapat dipilih yaitu dokumenter
dan pendekatan interpersonal. Pelatihan dokumenter merupakan pembelajaran secara pasif
tentang budaya lain dan praktik bisnis. Pendekatan interpersonal fokus pada latihan atas
peranan budaya dan latihan kesadaran diri. Keduanya bisa digunakan manajer ekspatriat
sebagai untuk persiapan penugasan ke luar negeri.

A. Latar Belakang

Globalisasi membuka pintu gerbang menuju modernisasi dalam segala kehidupan,


termasuk dalam lingkup perusahaan, khususnya manajemen. Globalisasi membawa berbagai
dampak bagi perusahaan. Dewasa ini, banyak dampak positif yang dapat kita temukan dari
adanya globalisasi, salah satunya adalah suatu perusahaan dapat dengan mudah memasuki
pasar global untuk bersaing dengan perusahaan lain, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.
Namun untuk memasuki pasar global diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang
cukup. Seorang manajer harus mampu melihat kondisi dan mengambil keputusan yang tepat
agar perusahaan yang ditanganinya dapat berhasil dalam pasar global. Salah satu perusahaan
yang berhasil bersaing secara global adalah Infoys.
Infosys merupakan perusahaan yang didirikan di Bangalore, India oleh Nagavara
Ramarao Narayana Murthy serta enam pendiri lainnya pada tanggal 2 Juli 1981. Pada awal
berdiri Infosys memiliki modal dari pinjaman sebesar US $ 250 untuk memulai IT
outsourcing dan perangkat lunak. Pada masa awal-awal berdiri gagasan untuk bersaing
dengan perusahaan IBM merupakan hal yang tidak mungkin. Akan tetapi, selama kurun
waktu 1981 sampai dengan 2010 perusahaan Infoys berusaha menjadi perusahaan yang dapat
bersaing secara global.
Dalam membangun kesuksesan pengembangan perangkat lunak, selama bertahuntahun Infosys telah memperluas daftar layanan dan produk untuk menyertakan:
Bisnis dan teknologi consulting
Proses bisnis outsourcing,
Integrasi sistem,
Layanan aplikasi,
Produk teknik, dan
Layanan pengujian dan validasi
Infosys telah menarik bisnis dari Eropa, Amerika Latin, Kanada, dan Amerika Serikat.
NR mendapat kepercayaan dari pelanggan, beberapa di antaranya sangat antusias tentang
penggunaan IT outsourcing dan perangkat lunak, yang memenuhi kualitas standar dan jadwal.
Hari ini, Infosys memiliki reputasi sebagai salah satu perusahaan perangkat lunak terbaik di
dunia.
Pada tahun 2010, Infoys memiliki 114.000 karyawan di 50 kantor dengan pusat
pengembangan di India, Cina, Australia, Inggris, Republik Ceko, Polandia, Kanada dan
Jepang. Infoys merupakan salah satu perusahaan yang beroperasi di berbagai negara dengan
berbagai ragam budaya yang berbeda. Menurut Geert Hofstede dimensi budaya

menggambarkan efek dari budaya masyarakat pada nilai-nilai anggotanya, dan bagaimana
nilai-nilai berhubungan dengan perilaku, menggunakan struktur yang berasal dari analisis
faktor. Menurut Nagavara Ramarao Narayana Murthy budaya dari Infoys adalah inisiatif
kualitas. Manajemen Infoys memerlukan karyawan yang fokus terhadap kualiatas produk.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Prinsip globalisasi apakah yang di ikuti oleh NR dan rekan-rekannya untuk
menjadi powerhouse global
2. Menurut penelitian Hofstede's, India memiliki nilai tinggi pada kekuatan jarak
dimensi. Apa skor tinggi membantu untuk menjelaskan keberhasilan Infosys
dalam pasar global?
3. Berdasarkan tabel 3.1 dalam bab managing global. Fase evolusi perusahaan dan
lintas budaya mana Infoys pada ssat ini? Fase I internasional Domestic, Fase II,
fase III multinasional atau Tahap IV Global?
B. Pemecahan Masalah
1. Prinsip globalisasi yang di ikuti oleh NR dan rekan-rekannya untuk menjadi
powerhouse global :
Berupaya mempertahankan kualitas produk
Menjadi bagian dari pasar global membuat infoys berupaya dalam
mempertahankan kualitas produk. Salah satu prinsip globalisasi adalah adanya
persaingan yang sehat. Kompetisi di sini berkaitan dengan mutu. Karena,
masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik dalam
jasa, barang maupun investasi modal. Kualitas berada di atas kualitas.
Bukti dari infoys berusaha mempertahankan kualitas dapat dilihat dari budaya
infoys yaitu fokus terhadap kualitas produk. NR mendapat kepercayaan dari
pelanggan, beberapa di antaranya sangat antusias tentang penggunaan IT

outsourcing dan perangkat lunak, yang memenuhi kualitas standar dan jadwal
Infoys mampu mengkombinasikan potensi lokal dengan iptek dan
mengemasnya dalam produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan bisnis
dan ekonomi global
Infosys menggabungkan teknologi canggih dengan potensi lokal yang dimiliki
India yaitu menggunakan pembuat software India yang lancar berbahasa
Inggris dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan ahli-ahli serupa di
Amerika Serikat dan Eropa. Bahkan mereka yang bekerja sebagai call center
untuk produsen komputer atau elektronik dunia tidak keberatan untuk berpurapura menjadi orang Amerika atau Eropa ketika menjawab komplain pelanggan
yang notabene berada di Amerika dan Eropa.

2. Ya.
Menurut Hofstede, negara dengan high power distance meliputi negara-negara Arab,
Guatemala, Malaysia, Filipina, Meksiko, Indonesia dan India. Pada negara yang
menunjukkan skor power distance yang tinggi jarak status dan kekuasaan atasan dan
bawahan tinggi. Kekuasaan tersentralisasi dan dipegang oleh sedikit orang dengan
struktur piramida hierarki yang tinggi. Bawahan harus selalu patuh pada perintah
atasan dan atasan sangat dihormati. Atasan yang dihormati adalah atasan yang
demokratis.
Infoys adalah perusahaan yang berkantor pusat di India.Yang mana negosiator dari
negara-negara ini cenderung untuk lebih nyaman dengan struktur hierarki, otoritas
yang jelas. Penialain atas prestasi seseorang dapat diperoleh melalui kerja keras,
ambisi pribadi, dan daya saing yang ditampilkan
Setiap keputusan yang diambil merupaan values-based decision, tidak hanya melihat
nilai uang. Values yang ditanamkan sejak awal ini kemudian menjadi keuntungan atau
kelebihan utama Infosys. Hal ini memberikan pendapatan yang lebih besar, pegawai
berkemampuan tinggi, dan investor besar. Values ini didapat dengan komitmen yang
kuat terhadap para klien, dan tentu saja kerja keras. Narayana Murthy mengatakan :
A good company always go beyond following the law. Ethnical behavior transcends
legal compliance is about satisfying the authorities.
3. Perusahaan Infoys berada pada fase ke empat yaitu fase global.
Hal ini terlihat pada :
a. penggunaan competitive strategy secara global.
b. sejak awal berdiri perusahaan telah menyusun strategy untuk dapat masuk dan
bersaing di pasar global. Hal ini terbukti Infoys mulai dapat bersaing dengan
IBM.
c. fokus dari perusahaa dalam menghasilkan servise fokus pada kepuasan
pelanggan.
d. Kemampuan Infoys dalam menggunakan teknologi juga sudah mampu
bersaing dengan perusahaan mana saja dengan bukti perusahaan telah mampu
menarik investor agar dapat bekerja sama dengan pasar eropa, amerika latin ,
kanada dan emerika serikat, sehingga mendapat kepercayaan dari pelanggan
yang sangat antusias tentang penggunaan IT outsoursingnya.
e. Pesaing Infoys dalam menjalankan industri IT outsoursing adalah perusahaan
global yang cukup besar salah satunya IBM
f. Pemasaran IT outsousing telah dipasarkan di banyak negara
g. Modal dalam mmemproduksi IT outsorsing relatif murah serta penggunaan
biaya secara effektif

h. produk dari perusahaan Infoys telah banyak di gunakan di berbagai negara


i. Budaya yang di terapkan oleh NR, memerlukan karyawan untuk fokus kepada
kualitas produksi sebagai prioritas utama.
j. Strategy pengambilan keputusan di Infoys berada di level eksekutif.

Daftar Pustaka
http://www.bisnis.com/servlet/page?
_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL

Anda mungkin juga menyukai