c. Cash Ratio
merupakan alat untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar hutang yang dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara
dengan kas seperti rekening giro
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi /
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya dan juga mengukur
seberapa cepat perusahaan menghasilkan penjualan atau cash (ditunjukkan dengan
seberapa cepat beberapa account receivable dikonversikan menjadi penjualan/cash).
a. Inventory Turn Over (ITO)
Mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Misalkan
Inventory Turn Over 2.93. Hal ini menunjukkan bahwa persediaan berputar 2,93 X atau
perusahaan melakukan produksi 2,93 X dalam 1 tahun. Makin tinggi ITO makin baik
bagi perusahaan. Nilai ITO akan lebih bermanfaat jika dibandingkan dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama. Averge age of Inventory (AAI) dapat
diperoleh dari 360 dibagi ITO (asumsi 360 hari dalam 1 tahun). Hal ini menunjukkan
berapa lama persediaan mengendap sebelum dapat dijual.
Misalkan, nilainya adalah 45, maka dibutuhkan waktu 45 hari untuk menagih piutang.
Average sales per day dicari dengan cara membagi sales dengan 360 hari. ACP lebih
bermakna jika dibandingkan dengan credit term perusahaan. Misalnya jika credit term
30 hari maka ACP 45 hari adalah buruk, tetapi jika credit term 60 hari maka ACP-nya
baik.
c. Average Payment Period (APP)
Average Payment Period adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk melunasi
hutang dagang perusahaan (account payable).
diasumsikan 70% dari cost of goods sold. APP sebesar 17.14 hari bermakna jika
dihubungkan dengan credit term yang diberikan supplier kepada perusahaan. Jika
supplier memberi credit term 30 hari, maka perusahaan memiliki creditrating baik.
d. Total Asset Turnover (TATO)
Total Asset Turnover mengukur efisiensi penggunaan asset perusahaan dalam
menghasilkan penjualan. Misalkan TATO 1.5 X, artinya penggunaan/perputaran aset
dalam 1 tahun adalah 1.5 X. Makin tinggi TATO makin efisien penggunaan asset
perusahaan.
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan
bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
a. Debt ratio
Debt ratio mengukur proporsi total asset yang dibiayai oleh kreditor.
Digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa
besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Makin tinggi debt ratio, makin besar financial leverage, dan makin besar pula
proporsi dana kreditor yang digunakan untuk menghasilkan laba. Misalkan nilai debt
ratio adalah 53.2% maka, ada sebesar 53.2% dana perusahaan yang berasal/dibiayai
dari hutang. Makin tinggi rasio hutang, makin berisiko bagi perusahaan, (kemungkinan
tidak dapat membayar hutang juga makin besar).
b. Times Interest Earned Ratio (Interest Coverage Ratio)
Times Interest Earned Ratio mengukur kemampuan perusahaan membayar
beban bunga atau menunjukkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga
hutang jangka panjang.
Rasio ini mengukur risiko, maka makin kecil Times Interest Earned Ratio
makin besar risikonya (tidak mampu membayar bunga hutang). Nilai yang dianggap
baik bagi perusahaan berada di antara 3,0 5,0.
c. Fixed-Payment Coverage Ratio
Fixed-Payment Coverage Ratio mengukur kemampuan perusahaan melunasi
semua beban tetap yang ada, misalnya pembayaran bunga dan pokok pinjaman, sewa
guna, dan dividen saham preferen.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio utama dalam seluruh laporan keuangan,
karena tujuan utama perusahaan adalah hasil operasi/ keuntungan. Keuntungan adalah
hasil akhir dari kebijakan dan keputusan yang diambil manajemen. Rasio
profitabilitas akan digunakan untuk mengukur keefektifan operasi perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna
laporan tahunan, khususnya investor ekuitas dan kreditor. Bagi investor ekuitas, laba
merupakan satu satunya faktor penentu perubahan nilai efek/sekuritas. Pengukuran
dan peramalan laba merupakan pekerjaan paling penting bagi investor ekuitas. Bagi
kreditor, laba dan arus kas operasi umumnya merupakan sumber pembayaran bunga
dan pokok.
yang dilakukan
Common Stock Equity adalah nilai Equity dikurangi Preferred Stock. ROE
(Return On Equity ) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan
menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor. ROE sangat
bergantung pada besar kecilnya perusahaan, misalnya untuk perusahaan kecil tentu
memiliki modal yang relative kecil, sehingga ROE yang dihasilkanpun kecil ,
begitu pula sebaliknya untuk perusahaan besar. ROE ( Return On Equity )
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan
pemegang saham perusahaan. Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan
laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali
digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan atas peluang investasi
yang baik dan manajemen biaya yang efektif.
Hasil perhitungan ROE mendekati 1 menunjukkan semakin efektif dan
efisien penggunaan ekuitas perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, demikian
sebaliknya jika ROE mendekati 0 berarti perusahaan tidak mampu mengelolah
modal yang tersedia secara efisisen untuk menghasilkan pendapatan. Seperti rasio
keuangan tradisional pada umumnya ROE tidak mempertimbangkan unsure resiko
dan jumlah modal yang diinvestasikan karena ROE hanya melihat sisi laba dan
jumlah saham yang beredar.
g. Divident Per Share (DPS)
Digunakan untuk melihat divident yang dihasilkan per lembar saham biasa
yang beredar.
5. Rasio Pasar
Rasio pasar menghubungkan nilai pasar perusahaan dengan beberapa indikator
pengukuran akunting.
a Price Earning Ratio (PER atau P/E Ratio)
Price Earning Ratio mengukur kesediaan investor untuk membayar setiap
uang (dollar) laba yang diperoleh perusahaan. Makin tinggi nilai PER makin tinggi
kepercayaan investor pada perusahaaan atas kinerja yang kan datang. PER juga
merupakan indikator atas nilai saham perusahaan. PER yang terlalu tinggi barang
kali tidak menarik karena harga saham barang kali tidak akan naik lagi, yang
berarti kemungkinan memperoleh capital again akan lebih kecil.
Misalkan nilai M/B adalah 1.3, artinya investor mau membayar $1.3 untuk
setiap $1 nilai buku saham.
c
Divident Yield
Dividend yield adalah suatu cara untuk menentukan seberapa besar
suatu perusahaan dalam membagikan dividend kepada pemilik saham dilihat dari
harga per lembar sahamnya yang sekarang.
Dividen yield merupakan salah satu faktor untuk menentukan imbal hasil dari
suatu saham. Secara sederhana semua investor pasti menginginkan dividend yield
yang besar namun dividen yield yang besar memiliki dampak negatif seperti
pengurangan modal. Dengan memperhatikan PER kita bisa melihat bahwa
dividend yield itu wajar atau tidak. Dividend yield bisa digunakan sebagai
indikator valuasi saham yaitu semakin besar dividend yield maka bisa jadi saham
tersebut undervalue.
d
Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Aktivitas
investasi merupakan cara untuk memperoleh dan menghapuskan aset non kas. Aktivitas
pendanaan merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik, dan mendapatkan dana untuk
mendukung aktivitas usaha. Keterbatasan Pelaporan Arus Kas
Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan pos
luar biasa.
Bunga dan dividen yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokkan
Analisis arus kas memungkinkan kita untuk menilai kualitas keputusan manajemen dari
waktu ke waktu dan dampaknya pada hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan. Jika
analisis meliputi periode waktu yang panjang, analisis trsebut dapat menghasilkan pandangan
atas keberhasilan manajemen dalam bereaksi terhadap perubahan kondisi usaha dan
kemampuan manajemen untuk menangkap kesempatan dan mengatasi kesulitan.
Kesimpulan analisis arus kas meliputi dimana manajemen menggunakan sumber dayanya,
dimana manajemen menggunakan investasi , dari man akas tambahan dihasilkan, dan dimana
klaim atas perusahaan dikurangi. Kesimpulan juga terkait dengan penggunaan laba dan
pilihan investasi arus kas. Analisi juga memungkikan kita untuk menyimpulkan ukuran,
komposisi, pola, dan kestabilan arus kas operasi.
Kenaikan arus kas operasi yang timbul akibat kenaikan kewajiban lancar juga biasanya
bukan merupakan sumber arus kas masuk yang dapat dipertahankan. Misalnya, perusahaan
dapat menunda pembayaran ( menaikkan utang usaha) untuk meningkatkan arus kas operasi.
Akan tetapi pada suatu titik, pemasok akan memproses dengan membebankan biaya yang
lebih tiggi atau menghentikan pengiriman roduk-produknya. Sama halnya, akrual
mencerminkan kewajiban yang belum dibayar dimana beban telah dilaporkan pada periode
berjalan. Akrual gaji masih harus dibayar, seperti juga akrual sewa, dan seterusnya. Kenaikan
akrual umumnya mencerminkan penangguhan arus kas keluar dalam jangka pendek.
pemisahaan antara kinerja operasi dengan keuntungan yang berasal dari aktivitas investasi
dan pendanaan. Walaupun ketiga aktivitas tersebut sama sama penting dan saling terkait,
tetapi ketiga aktivitas tersebut tidak sama dan mencerminkan aspek perusahaan yang
berlainan.
Dalam laporan arus kas diungkapkan implikasi aktivitas laba terhadap kas dan
menekankan bahwa laba berbeda dengan arus kas dari operasi. Perusahaan dengan kinerja
keuangan yang baik mengandalkan kemampuan untuk menghasilkan arus kas dari operasi.
Masalah arus kas operasi berbeda untuk perusahaan yang sukses dan perusahaan yang
gagal. Perusahaan yang sukses menghadapi masalah kenaikan investasi dalam piutang dan
persediaan dikarenakan naiknya permintaan pelanggan. Laba yang meningkat mendorong
perusahaan untuk mendapatan pendanaan tambahan (utang dan ekuitas). Sehingga akhirnya
laba perusahaan akan menghasilkan arus kas yang positif. Sementara perusahaan yang gagal
mengalami kekurangan kas. Perusahaan bisa meningkatkan arus kas dengan mengurangi
piutang dan persediaan, namun biasanya juga akan diikuti dengan penurunan pelayanan
kepada pelanggan. Walaupun manajer perusahaan dapat melaukan pinjaman, tetapi langkah
tersebut hanya akan memperbesar kerugian.
Perubahan modal kerja operasi dan kondisi inflasi juga berdampak pada arus kas
perusahaan yang penting juga untuk dianalisis. Peningkatan piutang dan persediaan tidak
selalu mencerminkan perusahaan yang sukses. Sementara kondisi inflasi memberikan
tantangan bagi perusahaan, seperti penggantian aset tetap pada harga yang lebih tinggi
dibandingkan beban penyusutan, meningkatnya investasi dalam piutang dan persediaan dan
kebijakan dividen yang didasarkan pada laba yang tidak menyediakan biaya sumber daya
yang digunakan dalam operasi.
Arus Kas Bebas
Salah satu turunan analisis laporan arus kas yaitu penghitungan arus kas bebas (free cash
flow). Walaupun arus kas bebas tidak memiliki definisi pasti, tetapi pengukurannya bisa
dilakukan sebagai berikut:
Arus kas bebas = Arus kas operasi Pengeluaran modal bersih untuk
mempertahankan kapasitas produksi Dividen saham
preferen dan saham biasa (jika diasumsikan dibayar tunai)
Selain itu arus kas bebas juga bisa dihitung dengan cara:
FCF = NOPAT Perubahan NOA
NOPAT: laba operasi bersih setelah pajak (net operating profit after tax)
NOA: aset operasi bersih (net operating assets)
Arus kas beban positif mencerminkan jumlah yang tersedia bagi aktivitas usaha
setelah penyisihan untuk pendanaan dan investasi yang diperlukan untuk mempertahankan
kapasitas produksi pada tingkat sekarang. Ketersediaan akan arus kas bebas akan
meningkatakn fleksibilitas dan pertumbuhan keuangan.
Arus Kas sebagai Validasi
Laporan arus kas merupakan komponen yang sangat penting dalam menganalisis laporan
keuangan suatu perusahaan, diantara kegunaannya adalah untuk memprediksi hasil operasi
berdasarkan kapasitas produksi yang dimiliki dan direncanakan; untuk menilai kapasitas
ekspansi perusahaan di masa depan, kebutuhan modalnya, dan sumber arus kas masuknya;
sebagai jembatan penting antara laporan laba rugi dengan laporan posisi keuangan; untuk
melihat arus kas masuk dan arus kas keluar serta kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban lancarnya; untuk mengidentifikasi hasil atau perkiraan operasi yang salah atau
menyesatkan.
Selain itu, laporan arus kas juga memberikan petunjuk penting tentang:
o
o
o
o
o
o
diantisipasi
o Praktik keuangan oleh manajemen
o Kualitas laba rugi
Rasio Arus Kas Khusus
1. Rasio Kecukupan Arus Kas
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari
operasi yang cukup untuk menutupi pengeluaran modal, investasi dalam persediaan dan
dividen tunai. Biasanya digunakan total tiga tahun dalam penghitungan rasio.
Jumlah kas dari operasi selama tiga tahun
Jumlah pengeluaran modal, penambahan persediaan, dan dividen tunai selama tiga tahun.
Rasio ini perlu diinterpretasikan secara tepat. Jika angka hasil rasio 1 menunjukkan
bahwa perusahaan dapat menutup kebutuhan kas tanpa perlu mendapatkan pendanaan
eksternal, sementara rasio kurang dari satu menunjukkan bahwa sumber internal tidak
cukup untuk mempertahankan dividend dan tingkat pertumbuhan operasi saat ini. Rasio
ini juga mencerminkan dampak inflasi untuk keperluan pendanaan perusahaan.