Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN INOVASI PENDIDIKAN


Model Kurikulum Muatan Lokal

Oleh:

Azhari
Ikhwan Sani
Rizka Ninda Septian
Yulvinatri
2B

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU 2016

PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM MUATAN LOKAL


Akhir-akhir ini, pendidikan nasional sedang dihadapkan pada berbagai
perubahan. Dari berbagai faktor yang mempengaruhinya tidak ada yang lebih
mendasar dibandingkan dengan perubahan yang terjadi didalam kurikulum.
Perubahan dalam kurikulum telah berpengaruh secara langsung terhadap
pemerataan pendidikan, dan distribusi sumber belajar, serta sarana dan prasarana
pendidikan.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan memiliki kedudukan yang sangat
sentral dalam seluruh kegiatan pembelajaran, yang menentukan proses dan hasil
belajar. Mengingat pentingnya peranan kurikulum dalam pembelajaran, serta
dalam pembentukkan kompetensi dan pribadi peserta didik dan dalam
perkembangan kehidupan masyarakat pada umumnya, maka pembinaan dan
pengembangan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi
memerlukan landasan yang kuat berdasarkan hasil-hasil pemikiran dan penelitian
yang mendalam. Demikian halnya dalam pengembangan model kurikulum muatan
lokal.
Dimasukkannya muatan lokal dalam kurikulum pada dasarnya dilandasi oleh
kenyataan bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, tata
cara, tata krama pergaulan, bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan secara
turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia. Hal tersebut tentunya perlu
dilestarikan dan dikembangkan, agar bangsa Indonesia tidak kehilangan ciri khas
dan jati dirinya. Upaya menjaga ciri khas bangsa Indonesia harus dimulai sedini
mungkin pada usia pra sekolah kemudian diintesifkan secara formal melalui
pendidikan dasar, di sekolah menengah, sampai perguruan tingi.
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan merupakan
bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu
memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang karakteristik dan

kekhususan yang ada di lingkungannya. Pengenalan keadaan lingkungan alam,


sosial, dan budaya kepada peserta didik di sekolah memberikan kemungkinan
kepada mereka untuk akrab, dan terhindar dari keterasingan terhadap
lingkungannya. Pengenalan dan pengembangan lingkungan melalui pendidikan
diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pada
akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Dalam
kerangka inilah perlunya dikembangkan model kurikulum muatan lokal.
KONSEP DASAR
Model kurikulum muatan lokal terdiri dari beberapa mata pelajaran yang
berfungsi

memberikan

kesempatan

kepada

peserta

didik

untuk

menumbuhkembangkan pengetahuan dan kompetensinya sesuai dengan keadaan


dan kebutuhan lingkungan.
Model kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Secara umum, pengertian model kurikulum muatan lokal adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang disusun
oleh satuan pendidikan sesuai dengan keragaman potensi daerah, dan lingkungan
masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Secara khusus, model kurikulum muatan lokal adalah program pendidikan
dalam bentuk mata pelajaran yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan
dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkunagn budaya serta
kebutuhan daerah yang wajib dipelajari oleh peserta didik di daerah itu.
Penentuan isi dan bahan pelajaran muatan lokal didasarkan pada keadaan
dan kebutuhan lingkungan, yang dituangkan dalam mata pelajaran dengan alokasi
waktu yang berdiri sendiri. Adapun materi dan isinya ditentukan oleh stauan

pendidikan, yang dalam pelaksanaannya merupakan kegiatan kurikuler untuk


mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah.

TUJUAN, FUNGSI DAN PEMBELAJARAN MODEL KURIKULUM


MUATAN LOKAL
Secara umum model kurikulum muatan lokal bertujuan untuk memberikan
bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup kepada peserta didik agar
memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan
nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan
daerah serta pembangunan nasional.
Secara khusus, tujaun muatan lokal adalah:
a. Peserta didik dapat belajar dengan lebih mudah tentang lingkungan
dan kebudayaan di daerahnya, serta bahan-bahan yang bersifat
aplikatif dan terintegrasi dengan kehidupan nyata.
b. Peserta didik dapat memanfaatkan sumber-sumber belajar setempat
untuk kepentingan pembelajaran di sekolah.
c. Peserta didik lebih mengenal dan akrab dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial dan budaya yang terdaoat didaerahnya masingmasing.
d. Peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang menunjang pembangunan daerahnya.
e. Peserta didik dapat mengembangkan materi muatan lokal yang dapat
menghasilkan nilai ekonomi tinggi di daerahnya sehingga dapat hidup
mendiri, menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendir dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
f. Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajarinya
disekitarnya.

untuk

memecahkan

masalah

yang

ditemukan

g. Peserta didik menjadi termotivasi untuk ikut melestarikan budaya dan


lingkungannya,

serta

terhindar

dari

keterasingan

terhadap

lingkungannya sendiri.
Fungsi model kurikulum muatan lokal adalah:
a. Fungsi penyesuaian, yaitu mengembangkan program-program yang
sesuai

dengan

karakteristik

dan

kebutuhan

daerah

serta

mempersiapkan peserta didik agar dapat menyesuaikan diri dan akrab


dengan lingkungannya.
b. Fungsi integrasi, yaitu membentuk peserta didik menjadi pribadipribadi yang terintegrasi dengan masyarakat sehingga dapat
meningkatkan kompetensi sosialnya sesuai dengan karakteristik
lingkungannya.
c. Fungsi perbedaan, yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk memilih materi muatan lokal sesuai dengan apa yang
diinginkannya, sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya
sebagai pengakuan atas perbedaan individual.
Lebih lanjut dikemukakan, bahwa secara khusus pengajaran model
kurikulum muatan lokal bertujuan agar peserta didik:
a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial
dan budayanya.
b. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan
mengenai daerahnya yang berguna bagi diri sendiri maupun
lingkungan masyarakat pada umumnya.
c. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai atau
aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka
menunjang pembangunan nasional.
Pemahaman tentang konsep dasar dan tujuan model kurikulum muatan lokal
menunjukkan bahwa pengembangan model kurikulum muatan lokal pada

hakikatnya bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara peserta didik dengan


lingkungannya.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup model kurikulum muatan lokal adalah sebagai berikut:
a. Muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa asing (Arab,
Inggris, Mandarin dan Jepang), kesenian daerah, keterampilan dan
kerajinan daerah, adat istiadat (termasuk tata krama dan budi pekerti),
dan pengetahuan tentang karakteristik lingkungan sekitar, serta hal-hal
yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
b. Muatan lokal wajib diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, baik pada pendidikan umum, pendidikan kejuruan,
maupun pendidikan khusus.
c. Beberapa kemungkinan lingkup wilayah berlakunya model kurikulum
muatan lokal adalah sebagai berikut:
Pada seluruh Kabupaten/Kota dalam suatu provinsi, khususnya
di SMA/MA dan SMK.
Hanya
pada
satu

Kabupaten/Kota

atau

beberapa

Kabupaten/Kota tertentu dalam suatu provinsi yang memiliki


karakteristik yang sama.
Pada seluruh kecamatan dalam suatu Kabupaten/Kota yang
memiliki karakteristik yang sama.
Setiap sekolah dapat memilih dan melaksanakan model kurikulum muatan
lokal sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi masyarakat, serta
kemampuan dan kondisi sekolah dan daerah masing-masing.
PROSEDUR PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN
LOKAL

Pengembangan model kurikulum muatan lokal di setiap daerah dan wilayah


pada dasarnya dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan tiap Provinsi, dan Kepala
Dinas Pendidikan tiap Kabupaten atau Kota, dengan prosedur sebagai berikut:
a. Pengembangan Model Kurikulum Muatan Lokal di Tingkat Provinsi
Langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan model kurikulum
muatan lokal tingkat provinsi adalah sebagai berikut:
1) Mengkaji kelengkapan mata pelajaran muatan lokal yang
diusulkan oleh setiap Kabupaten/Kota dan kecamatan.
2) Menentukan mata pelajaran muatan lokal yang layak untuk
dilaksanakan di wilayah yang bersangkutan, berdasarkan usulan
dari tiap-tiap Kabupaten/Kota, dengan berbagai pertimbangan
dari tim pengembang kurikulum (TPK) muatan lokal tingkat
provinsi.
3) Memberlakukan model kurikulum muatan lokal melalui
keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. Dalam keputusan
tersebut, diberikan keluwesan kepada masing-masing sekolah
untuk memilih mata pelajaran muatan lokal yang telah
ditetapkan, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan
masing-masing. Disamping itu, pada provinsi tertentu ada mata
pelajaran muatan lokal yang wajib dilaksanakan oleh sekolah.
Hal tersebut terutama berkaitan dengan bahasa daerah dan
bahasa asing di daerah wisata (misalnya di Bali, diwajibkan
muatan lokal Bahasa Inggris).
b. Pengembangan Model Kurikulum

Muatan

Lokal

Tingkat

Kabupaten/Kota
Langkah-langkah pengembangan Model kurikulum muatan lokal tingkat
Kabupaten atau Kota adalah sebagai berikut:
1)
Mengkaji kelayakan usulan mata pelajaran muatan lokal dari
setiap kecamatan.

2)

Menentukan mata pelajaran muatan lokal yang layak untuk


dilaksanakan di Kabupaten/Kota, berdasarkan usulan dari setiap
kecamatan,

dengan

pengembang

kurikulum

Kabupaten/Kota,
3)

berbagai

untuk

pertimbangan

(TPK)

muatan

diusulkan

ke

lokal

Dinas

dari

tim

ditingkat
Pendidikan

Provinsi.
Memilih dan mengembangkan mata pelajaran muatan lokal
yang telah ditetapkan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi untuk
SMA, dan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk

SD dan SMP.
Dalam pelaksanaannya, disamping mata pelajaran muatan lokal wajib, setiap
sekolah diberikan keluwesan untuk memilih dan mengembangkan mata pelajaran
muatan lokal yang sesudai dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan masingmasing.
c. Pengembangan

Model

Kurikulum Muatan Lokal di Tingkat

Kecamatan
Langkah-langkah pengembangan Model kurikulum muatan lokal tingkat
Kabupaten atau Kota adalah sebagai berikut:
1)
Mengusulkan jenis-jenis muatan lokal kepada Kepala Dinas
Pendidikan tingkat Kabupaten/Kota berdasarkan kondisi dan
2)

kebutuhan masyarakat setempat.


Memilih mata pelajaran muatan lokal yang ditetapkan oleh
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Kepala Dinas
Pendidikan Kecamatan untuk dilaksanakan di sekolah masing-

masing.
d. Pengembangan Model Kurikulum Muatan Lokal Tingkat Sekolah
Sekolah yang tidak dapat memilih mata pelajaran muatan lokal yang telah
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dapat mengembangkan mata pelajaran muatan

lokal sesuai dengan keadaan dan kebutuhan serta kemampuan masing-masing,


dengan persetujuan Dinas Pendidikan. Dalam hal ini, kepala sekolah:
1)
Mengusulkan jenis muatan lokal kepada kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota melalui Kepala Dinas Pendidikan
2)

Kecamatan.
Menentukan pelajaran muatan lokal dengan persetujuan Dinas

3)

Pendidikan kecamatan dan kabupaten/kota.


Bersama-sama dengan Dinas Pendidikan

kecamatan,

menentukan mata pelajaran muatan lokal dengan persetujuan


Kabupaten/Kota.
PELAKSANAAN MODEL KURIKULUM MUATAN LOKAL
Berdasarkan pengalaman yang lalu, setiap daerah memiliki berbagai pilihan
mata pelajaran muatan lokal baik untuk cakupan wilayah provinsi, kabupaten,
maupun kecamatan. Sehubungan dengan itu, dalam pelaksanaannya terdapat
beberapa tahap yang dilalui, baik pada tahap persiapan, tahap pelaksanaanya,
maupun pada tahapan tindak lanjut.
a. Persiapan
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru, kepala sekolah dan tenaga
kependidikan lainnya di sekolah pada tahap persiapan ini adalah sebagai berikut:
1) Menentukan mata pelajaran muatan lokal untuk setiap tingkat kelas
yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, dan
kesiapan guru yang akan mengajar.
2) Menentukan guru. Guru muatan lokal sebaiknya guru yang ada di
sekolah, tetapi bisa juga menggunakan narasumber yang lebih tepat
dan profesional.
3) Sumber dana dan sumber belajar. Dana untuk pembelajaran muatan
lokal dapat menggunakan dana BOS ( bantuan operasional sekolah),
tetapi bisa juga mencari sponsor atau kerja sama dengan pihak lain
yang

relevan.

Adapun

sumber

belajar

muatan

lokal

dapat

memanfaatkan bahan-bahan yang sudah ada (learnign resources by


utilitation), atau bisa merancang sendir sesuai dengan keperluan
(learning resources by design). Informasi tentang sumber belajar
tersebut bisa diperoleh di kantor kecamatan, kelurahan dan kantor
desa. Informasi tersebut bisa juga ditanyakan kepada tokoh
masyarakat non formal, masyarakat dunia usaha, industri, dan
lembaga swadaya masyarakat.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan muatan lokal hampir sama dengan mata pelajaran lain, yang
dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:
1)
Mengkaji silabus
2)
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3)
Mempersiapkan Penilaian
c. Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah langkah-langkah yang akan dan harus diambil setelah
proses pembelajaran muatan lokal. Tindak lanjut ini erat kaitannya dengan hasil
penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Bentuk tindak lanjut ini bisa berupa
perbaikan terhadap proses pembelajaran, tetapi juga bisa merupakan upaya untuk
mengembangkan lebih lanjut hasi pembelajaran. Tindak lanjut ini bisa juga dengan
melakukan kerja sama dengan masyarakat. Semua itu merupakan kewenangan
guru dan kepala sekolah, dan bisa juga bekerja sama dengan komite sekolah.
Dengan demikian, melalui pemebelajaran muatan lokal ini, kita berharap dapat
melahirkan lulusan-lulusan yang kreatif, dan produktif, serta siap untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran muatan lokal,
yaitu:
a. Pengorganisasian Bahan
Pengorganisasian bahan hendaknya:

1) Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, baik


perkembangan

pengetahuan,

cara

berpikir,

maupun

perkembangan sosial dan emosionalnya.


2) Dikembangkan dengan memeperhatikan kedekatan dengan
peserta didik, baik secara fisik maupun psikis.
3) Dipilih yang bermakna dan bermanfaat bagi peserta didikk
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Bersifat fleksibel, yaitu memberi keleluasaan bagi guru dalam
memilih metode dan media pembelajaran.
5) Mengacu pada pembentukan kompetensi dasar tertentu secara
jelas.
b. Pengelolaan Guru
Pengelolaan guru hendaknya:
1) Memperhatikan relevansi antara latar belakang pendidikan
dengan mata pelajaran yang diajarkannya.
2) Diusahakan yang pernah mengikuti penataran, pelatihan atau
kursus tentang muatan lokal.
c. Pengelolaan Sarana Pembelajaran
Pengelolaan sarana pembelajaran hendaknya:
1) Memanfaatkan sumber daya yang terdapat di lingkungan
sekolah secara optimal.
2) Diupayakan dapat dipenuhi oleh instansi terkait
d. Kerja Sama Antar Instansi
Untuk mewujudkan tujuan kurikulum muatan lokal, perlu diupayakan kerja
sama antar instansi terkait, antara lain berupa:
1) Pendanaan
2) Penyediaan narasumber dan tenaga ahli
3) Penyediaan tempat kegiatan belajar
4) Hal-hal lain yang menunjang keberhasilan pembelajaran muatan
lokal.

Anda mungkin juga menyukai