PENDAHULUAN
keperawatan
merupakan
pelaksanaan
asuhan
keperawatan
mengandung
tiga
kepada
prinsip
pasien.
pokok
yang
sumber
daya,
efektif
dalam
memilih
dalam
pengambilan
keputusan
manajerial.
masing-masing
melalui
fungsi
manajemen
(Muninjaya, 2004).
sasaran
yang
akan
ditujunya.
Menurut
beberapa
manajemen
elemen
keperawatan
utama
diantaranya
dalam
yaitu
fungsi
planning,
pengaturan
Swansburg
(2000),
pelayanan
keperawatan.
komunikasi
dalam
Menurut
praktik
melaksanakan
asuhan
keperawatan
dalam
mencapai
dalam
penerapan
manajemen
keperawatan.
standar
komunikasi
efektif
yang
terintegrasi
dapat
mengkomunikasikan
meningkatkan
ditingkatkan
informasi
dengan
penting
kesinambungan
sehingga
pelayanan
dalam
(2010)
asuhan
keperawatan
mengatakan
timbang
pada
terima
pasien.
pasien
rencana
perawatan
dan
tanggung
gugat)
selama
perpindahan
Komunikasi
efektif
dilaksanakan
saat
dengan
mengidentifikasi
kesinambungan
timbang
baik
kesalahan
perawatan
terima
dapat
serta
pasien.
yang
membantu
memfasilitasi
Prinsip
komunikasi
komunikasi
interaktif
yang
memungkinkan
untuk
saling
bertanya,
pesan
yang
terjadi
proses
verifikasi
informasi
yang
mungkin,
informasi
untuk
ada
kesempatan
melakukan
bagi
peninjauan
penerima
kembali data
dapat
dilakukan
menimbulkan kesalahan.
seoptimal
mungkin
tanpa
Komunikasi
yang
tidak
keselamatan pasien di
(2006)
mengatakan
efektif
rumah
dapat
sakit.
ketidakakuratan
mengancam
Alvarado,
informasi
et al
dapat
atau
cedera
yang
serius
di
rumah
sakit
bahwa
komunikasi
merupakan
bagian
komunikasi
keselamatan
yang
yang
digunakan
diinformasikan.
Hasil
dan
kajian
aspek
data
cedera
serta
kejadian
yang
mengakibatkan
Sejalan
Nursalam
dengan
(2012)
prinsip
komunikasi
membagi
kegiatan
efektif
di
timbang
atas,
terima
adalah
tahap
post
timbang
terima,
tempat
yang
Komunikasi
SBAR
merupakan
komunikasi
yang
dengan
menggunakan
komunikasi
SBAR
dapat
daya
perawat
yang
terlatih.
Perawat
ICU
untuk
berjuang
melewati
kondisi
kritis
atau
yaitu
keterampilan
memiliki
yang
lebih
tingkat
baik
pengetahuan
daripada
dan
perawat
lain
BTCLS (Basic
dan
staff
lain
yang
staff
medik,
berpengalaman
dalam
dapat
berupa
kesalahan
diagnosis,
pengobatan
dan
yang
beragam
sehingga membutuhkan
lebih
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Sejalan
Carayon,
dengan
Hundt,
hal
dan
tersebut
di
Springman
atas,
(2007)
Pronovost,
et al (2003)
juga
mengatakan
kegagalan
termasuk
mengutamakan
kategori
hight
keselamatan
risk
pasien.
tersebut
harus
Terapi
yang
sakit
peningkatan
umum
yang
Raden
Mattaher
bermakna
menunjukkan
terhadap
penerapan
dengan
pendekatan
komunikasi
efektif.
Hasil
dan
timbang
Johnson
terima
kesinambungan,
(2006)
efektif
kualitas
bahwa
dalam
serta
adanya
prosedur
meningkatkan
keselamatan
dalam
prosedur
yang
dibutuhkan
seorang
klien.
terapi
keselamatan pasien.
perawat
maka
Semakin
berisiko
tinggi beban
terhadap
penurunan
seluruh
ruang
rawat
inap
termasuk
ruang
kedua
kelompok
dinas
sudah
siap,
kepala
ruangan
identitas
klien,
diagnosa
medis,
masalah
hasil
keadaan
pasien,
perawat
dinas
sore
ruang
rawat
inap
ICU/ICCU RSI
Ibnu
Sina
Yarsi
kolaboratif
terkait
dengan
pemeriksaan
dinas
dalam
mengklarifikasi
keadaan
pasien
terutama
terhadap
pasien
yang
kooperatif
terkait
mengancam
keselamatan
pasien.
Berdasarkan
ICU/ICCU,
perawat
tidak
mampu
menjelaskan
Berdasarkan
penelitian
fenomena
yang
yang
telah
telah
dibahas
dijelaskan
sebelumnya,
dan
dapat
memiliki
acuan
bagi
perawat
dalam
saat
menyampaikan
pertukaran
informasi
shift
bertujuan
mengenai
untuk
keperawatan,
sedang
terjadi
dan
perubahan
yang
dapat
diantisipasi. Namun, proses timbang terima dan faktorfaktor yang mempengaruhinya masih perlu dieksplorasi
pasien yang
Diketahuinya
metode
timbang
terima
yang
Diketahuinya
faktor-faktor
yang
menghambat
Terbentuknya
konsep
tentang
pelaksanaan
1.4.1.2.
Bidang keperawatan
meningkatkan
manajemen
pelayanan
bagi
Bidang
Keperawatan
dalam
memilih
1.4.1.3.Perawat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
acuan
ini
diharapkan
dapat
terhadap
dijadikan
teori
keperawatan
sebagai
berkaitan