Sistem Reproduksi Wanita Sapai Ovulasi (On Web)
Sistem Reproduksi Wanita Sapai Ovulasi (On Web)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
VAGINA :
1. Vagina adalah saluran akhir dari saluran reproduksi bagian
2. dalam wanita.
3. Dinding vagina terdiri dari beberapa lapisan yaitu dari lapisan
4. dalam berturut-turut adalah : jaringan ikat berserat, jaringan
5. otot dan lapisan terluar kelenjar Bertholin.
6. Jaringan berserat dan jaringan otot bersifat elastis untuk
7. memberikan jalan bagi janin ketika dilahirkan.
VULVA :
1. Vulva merupakan celah terluar dari organ kelamin wanita.
2. Vulva terdiri dari mons pubis dan mons veneris merupakan daerah terluar dari vulva
yang banyak mengandung jaringan lemak.
3. Dibawah mons pubis terdapat sepasang lipatan bibir besar (labium Mayor) dan
sepasang lipatan bibir kecil ( labium minor), keduanya berfungsi melindungi vagina.
4. Pada vulva bermuara dua saluran yaitu saluran uretra dan saluran kelamin.
5. Pada daerah dekat ujung vagina terdapat himen (selaput dara) yaitu selaput yang
mengandung banyak pembuluh darah.
KLITORIS :
1. Klitoris adalah tonjolan yang dibentuk dari gabungan bagian atas labium mayor dan
labium minor.
2. Klitoris merupakan gabungan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada
pria. Klitoris juga tersusun dari korpus carvenosa dan juga banyak pembuluh darah
dan ujung-ujung saraf perasa
OOGENESIS :
1. Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur di dalam ovarium.
2. Di dalam ovarium terdapat Oogonium (sel indung telur). Oogonium bersifat diploid.
3. Oogonium memperbanyak diri dengan pembelahan mitosis menghasilkan oosit
primer, yang bersifat diploid.
4. Oogenesis sudah dimulai ketika janin berusia 5 bulan, sampai bayi berusia 6 bulan
oosit primer akan membelah secara meiosis, tetapi tidak dilanjutkan sampai anak
perempuan tadi mengalami pubertas. Saat itu oosit primer dalam keadaan dorman.
5. Saat bayi perempuan lahir ada sekitar 1 juta oosit primer dalam setiap ovariumnya,
terjadi degenerasi selama masa pertumbuhan sampai ketika pubertas jumlah oosit
primer tersisa sekitar 200 ribu saja.
6. Saat pubertas oosit primer akan melanjutkan meiosis I, menjadi satu oosit sekunder
dan satu polosit primer
7. Oosit sekunder melanjutkan meiosis II tetapi tidak selesai sampai terjadinya ovulasi.
Jika tidak terjadi fertilisasi oosit sekunder akan berdegenerasi, jika terjadi fertilisasi
meiosis II akan dilanjutkan kembali dengan hasil satu ootid dan satu polosit sekunder,
sedang polosit primer mebelah menjadi dua polosit sekunder.
8. Hasil akhir dari oogenesis adalah satu buah ootid yang akan tumbuh menjadi ovum
dan 3 buah polosit sekunder.
9. Ketika mengalami oogenesis : oosit berada dalam suatu folikel, yang berfungsi
menyediakan sumber makanan bagi oosit.
10. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan peristiwa oogenesis :
a. Pada tahap meiosis I folikel primer menjadi folikel sekunder, saat terbentuk oosit
sekunder, folikel sekunder menjadi folikel tersier.
b. Pada masa ovulasi folikel tersier menjadi folikel de Graaf. Setelah oosit sekunder
keluar dari folikel, folikel de Graaf menjadi Korpus Luteum. Jika tidak terjadi
fertilisasi korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albicans, jika terjadi
fertilisasi korpus luteum akan tetap mempertahankan diproduksinya hormon
estrogen dan progesteron.
MENSTRUASI :
1. Menstruasi/Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang
disertai dengan pelepasan endometrium pada saat ovum tidak dibuahi.
2. Mekanisme siklus menstruasi dipengaruhi oleh pelepasan hormon-hormon yang
berkaitan dengan adanya kerjasama hipotalamus dan ovarium.
SIKLUS MENSTRUASI :
1. FASE MENSTRUASI
2. FASE PRA OVULASI
3. FASE OVULASI
4. FASE PASCA OVULASI
FASE MENSTRUASI :
FASE MENSTRUASI : bila tidak terjadi fertilisasi (ovum tidak dibuahi oleh sperma ),
korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albicans sehingga produksi hormon
estrogen dan progesteron terhenti. Turunnya kadar estrogen dan progesteron
menyebabkan peluruhan endometrium dan ovum, ditandai dengan pendarahan dari
uterus selama lk 5 hari dengan volume darah sekitar 50 ml.
FASE OVULASI :
Pada umumnya pada hari ke 14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar
estrogen selama pra ovulasi menimbulkan reaksi umpan balik negative yaitu
penghambatan pelepasan FSH dari hipofisis, karena FSH berkurang maka hipofisis ganti
mengeluarkan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder daria folikel de Graaf siap
untuk dibuahi sperma.