Kebutuhan Air
Kebutuhan manusia akan air bersih mencakup kebutuhan domestik (memasak,
mencuci, mandi, dan lainnya) dan kebutuhan non domestik seperti kebutuhan air untuk
sosial, perkantoran, sekolah, pasar, industri, pelabuhan, masjid, rumah sakit, dan sarana
umum lainnya. Kebutuhan air yang dikonsumsi oleh masing-masing pemakai pun
berbeda-beda. Metcalf dan Eddy (1991) menyebutkan beberapa faktor yang mendorong
adanya perbedaan tingkat pemakaian air tersebut yaitu iklim, jumlah penduduk,
pembangunan, ekonomi, kualitas air baku, dan konservasi air.
2.2
sistem penyediaan air minum (UU No. 82 tahun 2001 dan Mohajit, 2001). Air baku
yang digunakan pada perancangan ini ialah air sungai.
2.2.1 Air Permukaan
Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau bahan baku air
bersih adalah:
a. Air waduk (berasal dari air hujan)
b. Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)
c. Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air)
Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi dengan berbagai zat-zat
yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu
sebelum dikonsumsi oleh masyarakat. Kontaminan atau zat pencemar tersebut antara
lainn Total Suspended Solid (TSS), yang berpengaruh pada kekeruhan, zat organik
sebagai KMnO4, logam berat dari air limbah industri misalnya industri baterai yang
menghasilkan Pb (timbal).
Kontinuitas dan kuantitas dari air permukaan dapat dianggap tidak menimbulkan
masalah yang besar untuk penyediaan air bersih yang memakai bahan baku air
permukaan.
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
2.3
Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air, kriteria mutu air yang dimaksud untuk setiap kelas air
di atas dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1
Kriteria Mutu Air Baku
Parameter Satuan
Kelas
I
II
III
IV
deviasi
deviasi
deviasi
deviasi
1.000
1.000
1.000
2.000
Keterangan
FISIKA
Temperatur
Residu
terlarut
mg/L
Deviasi
temperatur
dari
keadaan
alamiahnya
minum
mg/L
50
50
400
400
secara
konvensional, residu
tersuspensi < 5.000
mg/L
KIMIA ANORGANIK
Apabila
secara
alamiah berada di
pH
69
69
69
5-9
BOD
COD
DO
Total fosfat
sebagai P
NO3
sebagai N
NH3-N
mg/L
mg/L
2
10
6
3
25
4
6
50
3
12
100
0
mg/L
0,2
0,2
mg/L
10
10
20
20
mg/L
0,5
Bagi
perikanan,
kandungan ammonia
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
bebas
untuk
ikan
0,05
0,2
1
1
0,01
0,01
1
0,2
1
0,05
0,01
1
0,2
1
0,05
0,01
1
0,2
1
0,05
0,01
0,05
0,02
0,05
0,02
0,05
0,02
0,01
0,2
pengolahan
Timbal
mg/L
0,03
0,03
0,03
air
minum
konvensional, Pb <
0,1 mg/L
Mangan
Air Raksa
mg/L
mg/L
0,1
0,001
0,002
0,002
0,005
Pengolahan
Seng
mg/L
0,05
0,05
0,05
air
minum
konvensional, Zn < 5
mg/L
Khlorida
mg/L
600
Sianida
mg/L
0,02
0,02
0,02
Fluorida
mg/L
0,5
1,5
1,5
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001
Keterangan:
1. Bq
= Bequerel
2. MBAS
= Methylene Blue Active Substance
3. ABAM
= Air Baku untuk Air Minum
4. Logam berat merupakan logam terlarut.
5. Nilai di atas merupakan batas maksimum.
6. Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang
tercantum.
7. Nilai DO merupakan batas minimum.
8. Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termaksud, parameter tersebut tidak
disyaratkan.
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
2.4
Keputusan
Menteri
Kesehatan
(Kepmenkes)
RI
No.
Parameter
Satuan
Maksimum
Diperbolehkan
Kepmenkes USEPA
yang
Keterangan
WHO
FISIKA
1
Tidak
-
1.000
500
1.000
3
4
5
6
mg/L
Terlarut (TDS)
Kekeruhan
NTU
Rasa
Temperatur
C
Warna
TCU
KIMIA
a. Kimia Anorganik
5
30
15
5
15
5
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Air Raksa
Aluminium
Arsen
Barium
Besi
Fluorida
Kadmium
Kesadahan
Khlorida
Kromium, Val. 6
Mangan
0,001
0,2
0,01
0,7
0,3
1,5
0,003
500
250
0,05
0,1
0,2
0,01
2
0,3
4
0,005
250
0,1
0,05
0,2
0,01
0,7
0,3
1,5
0,003
250
0,05
0,4
Bau
Jumlah Zat Padat
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
berbau
Tidak berasa
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Kadar
No
Parameter
Satuan
Maksimum
Diperbolehkan
Kepmenkes USEPA
12
13
14
15
FISIKA
Natrium
Nitrat, sebagai N
Nitrit, sebagai N
Perak
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
200
50
3
0,05
10
1
-
16
pH
6.5 - 8.5
6,5 - 7,5
17
18
19
20
21
22
23
Selenium
Seng
Sianida
Sulfat
Sulfida
Tembaga
Timbal
KIMIA
b. Kimia Organik
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0,01
3
0.07
250
0,05
1
0,01
0,05
5
250
1,3
-
Aldrina
ug/L
0,03
Benzene
ug/L
10
0,005
Benzo(a)pyrene
ug/L
0,7
0,0002
ug/L
0,2
0,002
ug/L
ug/L
ug/L
200
30
2
0,07
0,0004
ug/L
0,03
dan
4
5
6
7
7
8
9
10
Chlordane
Isomer)
Chloroform
2.4-D
DDT
Heptachlor
(Total
dan
Heptachlor
Epoxide
Hexachlorobenzen
e
Pentachlorophenol
2.4.6Tricholorophenol
KIMIA
yang
Keterangan
WHO
11
3
6,5
7,5
0,01
3
250
2
-
0,000
3
0,01
0,000
7
0,000
2
0,3
0,03
0,001
-
0,0002
ug/L
ug/L
ug/L
0,3
0,009
0,3
4
0,3
1,5
0,2
0,005
0,003
c. Bahan Organik
- Batas
min.
dan maks.
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Kadar
No
11
12
Parameter
FISIKA
Zat
Organik
sebagai (KmnO4)
Gamma HCH
(Lindane)
MIKROBIOLOGI
Satuan
Maksimum
Diperbolehkan
Kepmenkes USEPA
mg/L
10
ug/L
0,002
0,005
yang
Keterangan
WHO
0,000
3
0,01
Jml/10
1
Coliform Tinja
ml 0
sampel
Jml/10
2
Total Coliform
ml 0
sampel
1
RADIOAKTIVITAS
Aktivitas Alpha
Bq/L
0,1
15 pq/L
4
Aktivitas Beta
milirem/yea
Bq/L
r
Sumber: Kepmenkes RI No. 492/Menkes/SK/IV/2010, WHO (2006); USEPA (2003)
Keterangan:
1. Bq = Bequerel
2. Logam berat merupakan logam terlarut.
3. Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang
tercantum.
4. Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termaksud, parameter tersebut tidak
disyaratkan
2.5
langkah pertama untuk menghilangkan bahan kasar dan puing-puing. Setelah itu,
berikut proses pengolahandasar klarifikasi, itu akan mencakup koagulasi, flokulasi, dan
sedimentasi sebelum filtrasi, kemudian desinfeksi (kebanyakan oleh penggunaan
klorinasi).
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Dengan sumber kualitas yang baik, proses pengolahan konvensional dapat
dimodifikasi dengan menghapus proses sedimentasi dan hanya memiliki proses
koagulasi dan flokulasi dilanjutkan dengan filtrasi. Skema proses pengobatan ini disebut
filtrasi langsung. Air tanah adalah kualitas biasanya lebih; Namun, itu biasanya terkait
dengan kekerasan tinggi, zat besi, dan kadar mangan. Aerasi atau udara stripping
diperlukan untuk menghilangkan senyawa volatil dalam air tanah. Kapur pelunakan
juga diperlukan untuk menghilangkan kotoran dan rekarbonisasi digunakan untuk
menetralisir kelebihan kapur dan untuk menurunkan nilai pH.
Proses pertukaran ion juga dapat digunakan untuk pelunakan air dan
menghilangkan kotoran lainnya, jika rendah zat besi, mangan, partikulat, dan organik.
Untuk sumber air tanah yang tinggi di ion dan mangan, tapi dengan kekerasan diterima,
proses aerasi dan / atau oksidasi kimia dapat diikuti oleh filtrasi untuk menghilangkan
senyawa ini.
Proses reverse osmosis digunakan untuk menghilangkan kandungan kimia dan
garam dalam air. Hal ini menawarkan janji konversi air asin ke air tawar. proses
membran lainnya, seperti mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofilteration, dan elektrodialisis,
juga diterapkan dalam industri air (Shun Dar Li, 2001).
Tabel 2.3
Alternatif Pengolahan Air Beberapa Parameter
No.
1
Parameter
Alternatif Pengolahan
Koagulasi
Adsorpsi GAC, PAC, resin sintetik
Oksidasi dengan chlorine, permanganat, dan chlorine
Warna
dioxide
Oksidasi dengan chlorine, permanganat, ozon, dan chlorine
2
Bau
Rasa
dioxide
dan Adsorpsi Karbon Aktif (GAC dan PAC)
Aerasi
Kekeruhan
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
No.
4
5
7
8
Parameter
Alternatif Pengolahan
pH*
Netralisasi
Zat Padat Prasedimentasi (air dengan kekeruhan tinggi)
Koagulasi dan Flokulasi
Tersuspensi
Sedimentasi
(TSS)*
Filtrasi
Reverse Osmosis
Ion Exchange
Zat Organik
Air Stripping
Adsorpsi Karbon
Koagulasi
CO2 agresif Transfer gas (Aerasi)
Pelunakan kapur soda
Kesadahan
Ion Exchange
Oksidasi
Ion Exchange
10
Sulfat
11
Sulfida
12
Pelunakan kapur
Fluorida
Koagulasi alum
13
Amoniak
Air Stripping
Koagulasi
Pelunakan kapur
14
Reduksi kimia
Nitrat
15
Arsen
dan
selenium
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Sumber : 1. Montgomery (1985); 2.Tambo (1974) dalam Bahan Ajar PB PAM, 2005
2.6
2.6.1
Intake
Intake adalah bangunan penyadap yang berfungsi untuk menangkap air baku
dari sumber sebelum masuk ke instalasi pengolahan. Sebelum air baku masuk ke
instalasi pengolahan, maka partikel-partikel yang ukurannya sangat besar seperti daun,
kertas, plastik, potongan kayu, dan benda-benda kasar lain yang berada dalam air harus
disaring terlebih dahulu menggunakan saringan kasar (Bar Screen). Penyaringan benda
kasar bertujuan untuk menghindari rusaknya atau tersumbatnya peralatan seperti pompa,
katup-katup, pipa penyalur, alat pengaduk yang digunakan dalam pengolahan air bersih.
Intake tower adalah intake berbentuk menara yang dibangun di tengah sumber
air baku dan pengaliran air bakunya menggunakan pipa yang dibangun di atas
sungai.
b.
Shore intake adalah intake yang dibangun di tepi sungai berupa rumah pompa
dengan intake berada di bawah permukaan air minimum.
c.
Intake crib adalah intake yang di bangun di dasar sungai/sumber air baku yang
dilengkapi dengan screen dan pipa untuk mengalirkan air ke instalasi
pengolahan.
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
d.
Siphon well intake yaitu bangunan intake pada tepi sungai dan air baku dialirkan
dengan menggunakan siphon menuju sumur pengumpul dan selanjutnya akan
dipompakan menuju instalasi pengolahan.
e.
Intake bendung adalah intake yang dibuat dengan membendung sungai pada
tepinya sehingga air akan masuk pada saluran intake untuk masuk ke instalasi
pengolahan air.
f.
Floating intake adalah intake dengan rumah pompa yang dapat bergerak
mengikuti ketinggian muka air dan dihubungkan dengan pipa yang dapat
mengikuti pergerakan pompa karena menggunakan flexible joint.
Menurut Metcalf dan Eddy (1991) saringan kasar dapat berupa kisi-kisi baja,
v2
2.g
................................................................................................. (2.1)
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
b. Kehilangan tekanan air setelah melewati kisi screen (meter)
w
4/3
HL
h Sin .............................................................................(2.2)
Keterangan:
v
Faktor Bentuk
2.42
1.83
1.67
Lingkaran
Sumber: Fair, 1966
1.79
Tabel 2.5
Kriteria Desain Intake
No
Keterangan
1 Kecepatan
Unit
m/s
Kawamura
<0.6
60
Droste
<0.6
Kemiringan
Barscreen
cm
1.25-2
2-5
Tebal barscreen
cm
5-7.5
5-15
cm
Layla
0.4-0.8
Reynolds
30-75
1.25-3.8
2.5-7.5
2.5-5
1:2
6 H:L
7.5-15
Sumber : 1. Kawamura (1991); 2. Droste (1997); 3. Layla (1978); 4. Reynolds (1982)
dalam Bahan Ajar PBPAM 2005
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
2.6.2
merupakan peralatan pendukung utama. Menurut Peavy (1985), performa pompa diukur
berdasarkan kapasitas pompa terhadap head dan efisiensinya. Efisiensi pompa biasanya
pada range 60 - 85%.
Menurut Hazen-Williams (1914), aliran air dalam pipa dengan diameter (D > 2
inch, 5 cm), dengan kecepatan moderate (10 kaki/det, 3 m/detik). Nilai koefisien
kekasaran C berkisar antara 140 untuk pipa halus (pipa yang masih baru), pipa lurus
dari 90 sampai 80 untuk pipa lama, pipa bergaris tuberculated.
Beberapa rumus yang digunakan dalam pompa dan sistem transmisi yaitu:
a. Kehilangan tinggi tekanan akibat bergesekan dengan dinding pipa transmisi dengan
menggunakan persamaan Hazen Williams (meter)
151 x Q
2 , 63
CxD
HL Mayor
1,85
L
........................................................(2.3)
1000
v2
.......................................................................................................
2.g
(2.4)
c. Daya hidraulik pompa untuk memindahkan air (Kilowatt atau KN.m./det)
N pump
. Q. H pump
pump
................................................................................(2.5)
N pump . 1 A
( pump . k )
..........................................................................(2.6)
Keterangan :
Q
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
pump
motor
2.6.3
Prasedimentasi
Unit prasedimentasi merupakan unit dimana terjadi proses pengendapan partikel
diskret. Partikel diskret adalah partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk,
ukuran, maupun berat pada saat mengendap. Pengendapan dapat berlangsung dengan
efisien
apabila
syarat-syaratnya
terpenuhi.
Menurut
Lopez
(2007),
efisiensi
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Tabel 2.6
Kriteria Desain Prasedimentasi
Parameter
Diameter padat minimal yang disisihkan
Jumlah bak minimum
Kedalaman air:
dengan pembersih otomatis
Kawamura
0,1 mm
2
Montgomery
0,1 mm
2
34m
34m
2.6.4
Aerasi
Aerasi adalah suatu bentuk perpindahan gas dan dipergunakan dalam berbagai
bentuk variasi operasi, meliputi (Fair, et.al; 1968 hal 24-2 s.d 24-3) :
1.
2.
3.
4.
5.
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
2
Aerator
Penyisihan
Spesifikasi
Aerator Gravitasi :
Cascade
2045% CO2
Tinggi : 1,03,0 m
Luas : 85105 m2/m2.det
Packing Tower
>95% VOC
>90% CO2
>90% CO2
Tray
70-90% CO2
Tinggi : 1,2-9 m
25-40 H2S
Aerator terdifusi
80% VOC
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Aerator
Penyisihan
Spesifikasi
Diameter lubang diffuser : 2-5 mm diameter
Aerator mekanik
50-80% CO2
b. Oksigen terlarut yang dapat masuk setelah dikalikan dengan faktor koreksi
DO Water DO
Sat
x f .................................................................................(2.8)
.....................................................(2.9)
(Cs - Ca)
........................................................................................(2.10)
(Cs - Cb)
Keterangan:
A
E
DOsat
h
q
b
Ca
Cs
Cb
air mancur (spray aerator), yaitu air disemprotkan ke udara. Terdiri dari pipa yang
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
menggantung di atas bak atau kolam dan di perpotongan pipa tersebut terdapat nozzle.
Tinggi pancuran, dalam hal ini berkaitan dengan waktu kontak antara air dan udara
ditentukan oleh tekanan pada pipa, dimana dispersinya dipengaruhi oleh karakteristik
nozzle. Diameter nozzle berkisar 2 4 cm. Yang diperhatikan dalam mendesain aerator
ini adalah tekanan, jarak nozzle, aliran tiap nozzle. Tekanan sekitar 70 kPa (10 lb/in 2)
bisa menghasilkan aliran 5 20 L/s pada setiap nozzle. Jarak nozzle berkisar 0,6
3,5m.
Gambar 2.2 Spray Aerator and Nozzle
(Sumber: Fair & Geyer, 1986 hal 24 4)
2.6.5
Koagulasi
Koagulasi adalah penambahan dan pengadukan cepat (flash mixing) dengan
.............................................................................................(2.11)
dimana:
P = suplai tenaga ke air (N.m/detik)
V = volume air yang diaduk (m3)
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
= viskositas absolut air (N.detik/m2)
Perhitungan
tenaga
pengadukan
berbeda-beda
bergantung
pada
jenis
......................................................................................................(2.14)
dengan:
P = tenaga (N-m/detik)
KT = konstanta pengaduk untuk aliran turbulen
n = kecepatan putaran (rps)
Di = diameter pengaduk (m)
= massa jenis air (kg/m3)
KL = konstanta pengaduk untuk aliran laminar
= kekentalan absolut cairan (N-det/m2).
Nilai KT dan KL untuk tangki bersekat 4 buah pada dinding tangki, dengan lebar sekat
10 % dari diameter tangki diberikan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.8
Nilai Kt dan Kl pada Beberapa Jenis Pengaduk
Jenis Pengaduk
Propeller, pitch of 1, 3 blades
KL
41,0
KT
0,32
43,5
1,00
60,0
5,31
65,0
5,75
70,0
4,80
70,0
1,65
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Shroude turbine, 6 curved blades
97,5
1,08
172,5
1,12
43,0
2,25
36,5
1,70
33,0
1,15
49,0
2,75
71,0
3,82
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Keteranga
n
dtk-
Td
G x Td
Unit Kawamura1
Dtk
AlLayla2
300
10-30
30-60
300-1600
Reynolds3
Darmasetiawan4
700-1000
700-1000
20-60
20-40
20.000-
Peavy5
Montgo-
6001000
10-60
30.000
mery6
1000
10002000
pH alum
4
4,5-8,0
5,0-7,5
optimum
Sumber : 1. Kawamura (1991); 2. Al-Layla (1980); 3. Reynolds (1982);
4. Darmasetiawan (2001); 5. Peavy (1985); 6. Montgomery (1985) dalam
Bahan Ajar PBPAM 2005
2.6.6
Flokulasi
Setelah melewati proses pengadukan cepat, air kemudian dilewatkan pada bak
flokulasi. Hal tersebut dimaksudkan agar berkumpulnya partikel pengotor air dan
menjadi gumpalan yang lebih besar. Gradien kecepatan yang dibutuhkan pada proses ini
adalah sekitar 20-70/s dan waktu kontak 20-30 menit pada bak flokulasi. Suatu bak
flokulasi biasanya terdiri dari empat kompartemen (Shun Dar Lin, 2001).
Pemilihan proses flokulasi seharusnya berdasarkan kriteria di bawah ini:
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
1. Tipe proses pengolahan, misalnya konvensional, filtrasi langsung, softening
atau sludge conditioning.
2. Kualitas air baku, misalnya kekeruhan, warna, TSS dan temperatur.
3. Tipe koagulan yang digunakan.
4. Kondisi lokal, seperti ketersediaan petugas lapangan. (Montgomery, 1985)
Flokulator adalah alat yang digunakan untuk flokulasi. Saat ini banyak kita
menjumpai berbagai macam flokulator, tetapi berdasarkan cara kerjanya flokulator
dibedakan menjadi 3 macam: yaitu pneumatik, mekanik, dan baffle.
Tabel 2.10
Kriteria Desain Flokulator Umum
No
Keterangan
1
2
G
Tdair
G x Tdair
Unit
-1
dtk
Menit
Kawa1
mura
60 10
30 40
Al2
Layla
10 75
10 90
104-
Reynolds3
80 20
Darmasetiawan
70 20
10 20
104- 105
105
Peavy5
10 - 30
gomery6
> 50
15 - 20
104- 105
Kedalaman
Mont-
4,8
bak
Sumber : 1. Kawamura (1991); \2. Al-Layla (1980); 3. Reynolds (1982); 4. Darmasetiawan (2001); 5.Peavy (1985); 6. Montgomery (1985) dalam Bahan Ajar
PBPAM 2005
Menurut Shun Dar Lin (2001), nilai gradien kecepatan pengadukan Instalasi
Pengolahan air dengan menggunakan Baffle Channel:
G =
.......................................................................................
(2.15)
Keterangan:
G = Gradien kecepatan (/s)
Q = Debit (m3/s)
H = Headloss (m)
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Sedimentasi
Menurut Reynolds (1982), sedimentasi adalah pemisahan zat padat - cair yang
memanfaatkan
pengendapan
secara
gravitasi
untuk
menyisihkan padatan
tersuspensi.
Reynolds juga mengklasifikasikan tipe pengendapan menjadi empat tipe yaitu :
1.
2.
Tipe pengendapan partikel flok, yaitu pengendapan flok dalam suspensi cair.
Selama pengendapan, partikel flok semakin besar ukurannya dengan
kecepatan yang semakin cepat.
3.
Tipe zone atau hinderred settling, yaitu pengendapan partikel pada konsentrasi
sedang, dimana energi partikel yang berdekatan saling memecah sehingga
menghalangi pengendapan partikel flok, partikel yang tertinggal pada posisi
relatif tetap dan mengendap pada kecepatan konstan.
4.
pada beberapa
parameter yaitu: tipe koagulan yang digunakan, kondisi pengadukan selama proses
flokulasi dan materi koloid yang terkandung di dalam air baku. Karakteristik aliran
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
bak sedimentasi dapat diperkirakan dengan bilangan Reynolds (Re) dan bilangan
Froude (Fr) (Kawamura, 1991):
Beberapa rumus yang digunakan dalam sedimentasi yaitu:
a. Bilangan Reynold sebagai nilai lamineritas aliran (non dimensional)
Re
.R
v
Re 500
....................................................................................(2.16)
Fr
Fr 10
....................................................................................(2.17)
A
P
....................................................................................(2.18)
Td air
Td air
Keterangan:
v
tanpa didukung oleh faktor hidrolis lainnya seperti lamineritas dan uniformitas dari
aliran dan beban permukaan yang sesuai, pengendapan dapat gagal (Darmasetiawan,
2001).
Menurut Peavy (1985), unit sedimentasi terbagi atas 2 bagian yaitu
rectangular dan circular.
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Beberapa Rumus yang digunakan dalam pengoperasian sedimentasi
rectangular:
a. Kecepatan horizontal (m/detik)
Q
b.h
vo
....................................................................................(2.20)
l . b .h
.............................................................................................
Q
(2.21)
c. Kecepatan pengendapan (m/detik)
vs
Q
b.l
....................................................................................(2.22)
Keterangan:
l
Dros-
M/ja
mura1
0.83-
te2
20-70
permukaan
2.5
2.5-5
Tinggi air
3-5
td
jam
1.5-4
60-90
No Keterangan
1
Beban
Kemiri-
Unit
Rich3
JWWA5
3-4
Lay-
Rey-
la6
nolds7
2-5
1.8
60
70-75
2-5
Panjang
3:1
Lebar
P:L
L:H
Freeboard
6:1
<500
10
Re
0.6
>10-5
11
Fr
6:1
45-60
30
>75
10
1.5-6
m/mn
5:1
0.3-0.7
3:1
<2000
>10
-5
90
2:1
4:1
m
Fair8
0.5-1
Kecepatan
tin4
4-5
2.4-3
ngan plate
12
Mar-
<500
>105
500
0.6
50-70
50-75
0-1
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
No Keterangan
Kawa-
Unit
mura
0.3-1.7
Removal
13
Efisiensi
14
Faktor
Droste
Rich3
Martin
JWWA5
Layla
Reynolds
Fair8
keamanan
....................................................................................(2.23)
Q
L
....................................................................................(2.24)
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Vs
L
rc / c
....................................................................................(2.25)
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
d. Debit per V-notch (m3/detik)
Q notch
Q
n
....................................................................................(2.26)
15.Q
H air
8.Cd.
....................................................................(2.27)
2 g . tan
2
....................................................................................(2.28)
Keterangan:
r
rc/c
Cd
No
Keterangan
1
2
3
4
Kec. aliran
Diameter
Tinggi bak
NRe
5
6
NFr
Td
Kec.
7
8
9
10
Unit
m/detik
M
M
Jam
Pengendapan
Tinggi air
Kec.
horizontal
Weir loading
Kawamura
3-5
< 2000
AlLayla
2 -5
> 10-5
1-3
0,85 -
m/jam
1,7
Reynolds3
Darmasetiawan
< 0,3
4,5 90
1,8 5
Peavy5
< 500
< 2000
28
> 10-5
1-2
> 10-5
2-4
1,2 - 1,4
1- 2
2,5.10-3
m/detik
7
25
gomery6
2,78.10-4
< 30
m2/jam
Mont-
3-5
2,5.10-3 -
20,4 -
1,5.10-2
5,8 -
37,35
11,25
Sumber : 1. Kawamura (1991); 2. Al-Layla (1980); 3. Reynolds (1982); 4. Darmasetiawan (2001); 5.Peavy (1985); 6. Montgomery (1985) dalam Bahan
Ajar
PBPAM 2005
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Bak pengendap lingkaran mempunyai zona dengan fungsi yang sama dengan
bak empat persegi panjang, tetapi arah alirannya sangat berbeda.
2.6.8
Filtrasi
Menurut Reynolds (1982) filtrasi adalah pemisahan zat padat-cair yang mana
zat cair dilewatkan melalui media berpori atau material berpori lainnya untuk
menyisihkan padatan tersuspensi yang halus. Proses ini digunakan untuk menyaring
secara kimia air yang sudah terkoagulasi dan terendapkan agar menghasilkan air
minum dengan kualitas yang tinggi. Sedangkan menurut Darmasetiawan (2001)
proses yang terjadi di filtrasi adalah pengayakan atau straining, flokulasi antar butir,
sedimentasi antar butir, dan proses mikrobiologis.
Menurut Peavy (1985), dalam penjernihan air bersih dikenal dua macam
saringan yaitu saringan pasir lambat dan saringan pasir cepat. Yang dimaksud dengan
saringan pasir cepat atau Rapid Sand Filter (RSF) adalah filter yang menggunakan
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
dasar pasir silika dengan kedalaman 0,6 0,75 m. Ukuran pasirnya 0,35 1,0 mm
atau lebih dengan ukuran efektif 0,45 0,55 mm.
Pencucian filter pasir cepat dilakukan dengan cara backwash; kotoran-kotoran
ataupun endapan suspensi yang tertinggal pada filter akan ikut terekspansi dan
bersama air pencuci dikeluarkan melalui gutter. Pencucian dilakukan 24 jam operasi
dengan waktu pencucian pasir terekspansi 50%. Pencucian dapat dikombinasikan
dengan nozzle. Kecepatan penyemprotan 270 lt/m2/menit, dengan tekanan antara
0,7-1,1 kg/cm2. Dengan kombinasi ini, hasil pencucian filter dapat lebih bagus dan
jumlah air untuk mencuci filter dapat lebih sedikit.
Filter cepat terdiri dari filter terbuka dan filter bertekanan. Pada filter cepat
titik berat proses adalah pada proses pengayakan. Kecepatan filtrasi adalah berkisar 7
- 10 m/jam untuk filter terbuka dan filter bertekanan dapat mencapai 15 20 m/jam.
Kriteria kualitas air yang dimasukkan ke filter adalah dengan kekeruhan dibawah 5
NTU, sehingga air baku yang diatas 5 NTU harus diolah melalui proses koagulasi
flokulasi - sedimentasi. (Darmasetiawan, 2001).
Handra
il
Tinggi
Air
Tinggi
Media
Jagaan
Media
Filter
Penyangga
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Jenis saringan bertekanan yaitu vertical pressure filter dan horizontal pressure
filter. Ukuran saringan yang vertikal antara 0,3 2,75 m diameternya dan tinggi 2
2,5 m. Diameter horizontal 2 3 m dan panjang sampai 9 m.
a.
Media Filter
Media filter yang umum dipakai di Indonesia adalah pasir. Pasir yang
dipergunakan dalam filter harus bebas dari lumpur, kapur dan unsur-unsur organik.
Pasir yang sangat halus akan lebih cepat clogging tetapi jika terlalu besar maka
suspensi/partikel halus akan lolos. Sehingga ukuran butir pasir harus diseleksi dahulu.
Pasir yang biasa dipakai adalah pasir kwarsa. Untuk menjamin ketahanan pasir
kwarsa maka pasir kwarsa harus memenuhi kriteria kadar silika (SiO2) 96%.
b. Hidrolika Filtrasi
Hidrolika filtrasi adalah membahas tentang dasar-dasar aliran hidraulik yang
terjadi di unit filtrasi. Beberapa persamaan hidrolika filtrasi diturunkan dari
persamaan Rose berikut juga rumus-rumus lainnya (Reynolds/Richards, 2001).
Beberapa rumus untuk perhitungan hidrolika filtrasi sebagai berikut:
a. Kecepatan aliran filtrasi (m/jam)
vo
Q Olah
3600 detik
x
......................................................................(2.29)
PxL
1 jam
. d. v o
...........................................................................................
(2.30)
c. Koefisien Drag atau koefisien pengaliran (non dimensional)
C Drag
24
; jika nilai N Re 2 ..........................................................(2.31)
N Re
C Drag
24
N Re
3
N Re
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
d. Headloss media filter (meter)
HL
2
C Drag
vO
1,067
1
x
x H Media x 4 x
................................(2.33)
D Media
Keterangan:
Hmedia
Dmedia
c.
Sistem Underdrain
Menurut Darmasetiawan (2001), headloss atau kehilangan tekanan pada
underdrain sangat tergantung pada jenis underdrain yang dipakai. Underdrain dapat
berupa plat dengan nozzle, teepee dengan lubang di samping, dan pipa lateral pada
manifold.
Pada semua jenis underdrain tersebut, diasumsikan headloss yang berlaku
pada lubang mengikuti persamaan:
h k x
v2
..........................................................................................
2. g
(2.34)
k adalah koefisien headloss yang tergantung pada jenis underdrain. Untuk
nozzle, k = 1 3 sedangkan untuk lubang pipa lateral k = 1 - 2. Kecepatan filtrasi
melewati lubang adalah 0,2 m/detik.
d.
mencuci media filter dari sisa-sisa flok yang tertahan di media filter saat filtrasi
mengalami penyumbatan aliran (clogging). Ada dua metode umum untuk melakukan
pencucian balik filtrasi yaitu secara gravitasi dan pompa backwash.
Beberapa rumus yang digunakan untuk perhitungan pencucian balik:
a. Kebutuhan udara untuk pencucian balik (m/jam)
Vol udara v udara x A filter .......................................................................(2.35)
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
b. Kecepatan aliran pencucian balik (m/jam)
v back 6.v o ...........................................................................................(2.36)
P O 2,95
4,5
g
1
3, 6
air
1
3, 6
pasir air
v3
D pasir
....................(2.37)
P e 2,95
1
4,5
1
3, 6
air
air
pasir
1
3, 6
v back 3
D pasir
.....................(2.38)
P e PO
100% ..................................................................(2.39)
1 Pe
L e LP
100 .....................................................................(2.40)
LP
Q back
x Tback x n filter ...................................................................(2.41)
filter
Keterangan :
vudara
Dpasir
Lp
Le
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Tabel 2.13
Analisis Desain Saringan Pasir Cepat
Keterangan Unit Kawamura1 Al-Layla2 Reynolds3 Darmasetiawan4 Peavy5
Kec.
m/jam
5 7,5
4,8 15 4,9 - 12,2
7 10
2,5 5
Penyaringan
0,35 Ukuran pasir Mm
0,3 0,7
1,0
Tinggi filter
M
3,2 6
0,6 0,8
0,3 0,6
Tinggi
bak
M
< 18
2,4 5
filtrasi
Waktu
menit
10
3 10
pencucian
Kec.
m/jam
56
18 25
Backwash
Tinggi air di
Cm
90 160 90 -120
300 400
atas media
Ekspansi
Cm
90 160 20 50 h
Pasir
Headloss
M
0,2 3,0
filter bersih
Tinggi
M
Jagaan Filter
Sumber : 1. Kawamura (1991): 2.Al-Layla (1980): 3.Reynolds (1982): 4.Darmasetiawan (2001): 5.Peavy (1985) dalam Bahan Ajar PB PAM 2005
Tabel 2.14
Kedalaman Saringan Pasir Lambat
No
Kedalaman (D)
Ukuran (m)
0,2 0,3
1,0 1,5
0,6 1,0
0,15 0,30
0,1 0,2
2,05 3,30
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Tabel 2.15
Karakteristik Pasir sebagai Media Filter
Material
Bentuk
Pasir
Bangka
Pasir
Kwarsa
Kadar
Silika
Sphericity
Berat Jenis
(gr/cm3)
Porositas
ES (mm)
Bulat
98 %
0,92
2,65
0,42
0,4 - 1,0
Bersudut
85 %
0,85
2,65
0,45
0,4 - 1,0
Remuk
0,60
1,4 - 1,7
0,60
0,4 - 1,4
Bersudut
0,72
1,4 - 1,7
0,55
0,4 - 1,4
2,65
0,5
1,0 - 5,0
lainnya
Antrasit
Bukit
Asam
Antrasit
(Import)
Kerikil
Bulat
85 %
(gravel)
Plastik
Sumber: Darmasetiawan (2001)
Pada saat sekarang ini, media filter menggunakan noozle sebagai penampung
air bersih sebelum masuk ke unit selanjutnya. Nozzle ini berbentuk pipa kecil bulat
yang memiliki celah di dalamnya. Air akan masuk ke celah tersebut dan juga sebagai
tempat keluarnya aliran air backwash.
Beberapa rumus yang digunakan untuk perhitungan aliran noozle
a. Luas penampang noozle (m2)
A udara
x D Noozle 2
............................................................................(2.42)
4
Q Olah
.....................................................................................(2.43)
n
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
c. Headloss sistem pada underdrain (meter)
HL
1 Q Noozle
2
2.g
v O
.............................................................................(2.44)
4Q
.........................................................................................(2.45)
v
Keterangan :
DNoozle
Qolah
vo2
2.6.9
Desinfeksi
Air yang telah disaring di unit filtrasi pada prinsipnya sudah memenuhi
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
minimum 0,2 mg/l di akhir distribusi (Kep Menkes RI No: 907 / MENKES / SK /
VII/2010).
Sedangkan menurut Kawamura (1991), dosis pembubuhan klorin berkisar
antara 1 5 mg/L dengan sisa klorin di reservoir 0,5 mg/L dan di distribusi 0,2 0,3
mg/L. Klorinasi dapat dilakukan dengan penambahan kaporit sebagai sumber
klorinnya atau dengan gas Cl2.
Beberapa rumus dalam penentuan pembubuhan desinfektan berupa khlor:
a. Bukaan keran pada pompa pembubuh desinfektan (%)
Q olah x D x 3.600 detik/jam
x 100% ...............................(2.46)
Q pump x C
Stroke (%)
.................................................(2.47)
4 Q ori
..........................................(2.48)
D2
1 1,4
......................................................(2.49)
Keterangan:
D
= dosis rata-rata hasil uji break point chlorination (mg/Liter)
Qolah
= debit instalasi pengolahan air (Liter/detik)
Qpump
= debit pompa pembubuh desinfektan (Liter/jam)
C
= kemurnian khlor 60 - 70% jika kaporit dan 99% jika gas Cl2
Dosis
= dosis pembubuhan di instalasi pengolahan air (mg/Liter)
Cv
= koefisien kecepatan aliran desinfektan dalam pipa (0,97)
g
= konstanta percepatan gravitasi (9,81 m/detik2)
hf
= tinggi cairan desinfektan ditambah panjang pipa (meter)
hftot
= kehilangan tinggi tekan akibat sistem pompa transmisi pembubuh
pK1
= logaritmik kesetimbangan pH setelah didesinfeksi (non dimensi)
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
2.6.10 Reservoir
Pada umumnya reservoir diletakkan di dekat jaringan distribusi dengan
ketinggian yang cukup untuk mengalirkan (mendistribusikan) air bersih/minum
secara baik dan merata ke seluruh daerah pelayanan..
Reservoir dapat dibedakan berdasarkan posisi penempatannya yaitu:
a.
Ground Reservoir
Reservoir yang penempatannya pada permukaan tanah.
Elevated Reservoir
Reservoir yang penempatannya di atas menara.
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
besar dari kebutuhan rata-rata, dan memberikan waktu kontak desinfektan yang
cukup bila diperlukan (Tambo, 1974).
Tabel 2.16
Kriteria Desain Reservoir Umum
Keterangan
Unit
Tambo1
Tinggi efektif air
Meter
36
Freeboard
Meter
0,30
Waktu detensi
Jam
Sumber: 1. Tambo (1974); 2. Damasetiawan (2001)
Darmasetiawan2
<4
Jumlah
Per-jam
Pemakaian
(%)
(%)
22 05
7
0,75
05 06
1
4,00
06 07
1
6,00
07 09
2
8,00
09 10
1
6,00
10 13
3
5,00
13 17
4
6,00
17 18
1
10,00
18 20
2
4,50
20 21
1
3,00
21 22
1
1,75
Jumlah
24
Sumber: Tri Joko, 2010
5,25
4,00
6,00
16,00
6,00
15,00
24,00
10,00
9,00
3,00
1,75
100
Period
Jumlah
Jam
Suplai
Perjam
(%)
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
4,17
Jumlah
Suplai
(%)
29,19
4,17
4,17
8,34
4,17
12,51
16,68
4,17
8,34
4,17
4,17
Surplus Defisit
(%)
(%)
23,94
0,17
1,17
2,42
27,70
1,83
7,66
1,83
2,49
7,32
5,83
0,66
27,62
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Q Surplus Q Defisit
Persen (%)
.............................................................(2.50)
86.400 detik
1 hari
..........................................(2.51)
Vol R
PR x L R x TR ...............................................(2.52)
kompartemen
d. Pipa inlet
D inlet
4 x Q inlet
x v inlet
...............................................................................(2.53)
e. Pipa outlet
D outlet
4 x (Q inlet x Fpeak )
x v outlet
..............................................................(2.54)
TUGAS BESAR
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
f. Pipa penguras
Vol kuras Pkuras x L kuras x H kuras
......................................................(2.55)
Q kuras
Vol kuras
....................................................................................(2.56)
t kuras
D kuras
4 x Q kuras
.............................................................................(2.57)
x v kuras
.........................................................................................(2.58)
Q udara
Q outlet - Q inlet
.......................................................................(2.59)
kompartemen
D vent
4 x Q udara
..............................................................................(2.60)
x v udara