LUAS
TYPE SINGLE
15,5 M2
20 M2
40 M2
42
PERHITUNGAN
LUAS
1 bathroom
1 bedroom
Living room
Teras
Sirkulasi 20%
1,1m x 1,7m
2m x 2m
2,5m x 2m
2,5m x 1m
1,8 M2
4 M2
5 M2
2,5 M2
2,2 M2
15,5 M2
total
-
Type Standard
KEBUTUHAN RUANG
PERHITUNGAN
LUAS
1 bathroom
1 bedroom
1 bedroom
Living room
Teras
Sirkulasi 20%
1,1m x 1,7m
2m x 2m
2m x 2m
2,5m x 2m
2,5m x 1m
total
1,8 M2
4 M2
4 M2
5 M2
2,5 M2
3,4 M2
20 M2
KEBUTUHAN RUANG
PERHITUNGAN
LUAS
1 bathroom
1 bathroom
1 bedroom
1 bedroom
Living room
Teras
Sirkulasi 20%
1,1m x 1,7m
1,1m x 1,7m
2m x 2m
2m x 2m
3,5m x 3m
2,5m x 1,4m
total
1,8 M2
1,8 M2
4 M2
4 M2
10,5 M2
3,5 M2
6,7 M2
32 M2
KEBUTUHAN RUANG
PERHITUNGAN
LUAS
1 bathroom
2 badroom
1 badroom
1 badroom
Pantry
Living room
Teras
Sirkulasi 20%
1,5m x 2m
3m x 2m
2m x 2m
2m x 2m
1,5m x 2m
2,5m x 3m
2,5m x 1m
3 M2
6 M2
4 M2
4 M2
3 M2
7,5 M2
2,5 M2
6,5 M2
36 M2
Type Deluxe
Type Family
total
B. Ruang Pengelola
KEBUTUHAN RUANG
KAPASITAS
STANDAR
LUAS
Resepsionis+r.tunggu
Ruang kepala
Ruang wakil kepala
Ruang registrasi
Ruang adminitrasi
Sirkulasi
10 orang
1 orang
1 orang
2 orang
4 orang
1,05 m2/org
9 m2/org
9 m2/org
5 m2/org
3 m2/org
20 %
total
10 M2
9 M2
9 M2
10 M2
12 M2
13 M2
60 M2
C. Ruang Servis
KEBUTUHAN RUANG
KAPASITAS
STANDAR
LUAS
Ruang generator
Ruang panel
Gudang peralatan
Ruang security
Ruang office boy
Ruang laundry
STP ( sistem treatment
plan)
Ruang M dan E
Sirkulasi
1 unit
2 unit
1 unit
8 orang
2 ruang
2 ruang
1 unit
35 m2/unit
9 m2/unit
35 m2/unit
2,5 m2/org
9 m2/ruang
15 m2/ruang
50 m2/unit
1 unit
35 m2/unit
20%
total
35 M2
72 M2
313 M2
35
18
35
20
18
30
50
M2
M2
M2
M2
M2
M2
M2
D. Ruang Parkiran
KEBUTUHAN RUANG
KAPASITAS
STANDAR
LUAS
Parkir mobil
Parkir motor
24
52
total
25 M2
2 M2
550 M2
90 M2
640 M2
KEBUTUHAN RUANG
KAPASITAS
STANDAR
LUAS
2 orang
2,5 m/org
5 M2
30 M2
2 orang
3 m
Mini market
6 M2
10,4 M2
10,3 M2
total
62 M2
STANDAR
LUAS
2,5 m/org
50 m2
5 M
50 M
1,5 m2
2 m/ org
10 M
215 M
1,5 m/ org
5 M
Restoran
KEBUTUHAN RUANG
Lobby dan Kasir
Dapur
KAPASITAS
2 orang
Ruang pelayanan
Ruang duduk
10 orang
108 orang
Ruang pengelola
4 orang
Gudang Peyimpanan
Toilet
15 m
12 orang
Sirkulasi 20%
15 M
56 M
72 M
total
429 M
Sistem Vertikal
Sistem vertikal terdiri dari portal tiga dimensi yang umumnya tersusun dari balok dan kolom. Untuk
lebih mudahnya, sistem portal ini dibagi berdasarkan arah tranversal dan longitudinal pada gedung.
o Kolom
Kolom biasanya didesain untuk menahan beban aksial tekan, dikombinasikan dengan momen
lentur biaksial. Untuk meminimalisasi dimensi kolom, biasanya digunakan beton dengan kuat
tekan yang tinggi dan luas tulangan yang tinggi.
o Dinding
Dinding merupakan elemen vertikal yang terbuat dari batu bata atau beton bertulang. Dinding
dapat disebut bearing walls apabila fungsi utama struktur adalah untuk mendukung beban
gravitasi, dan shear walls, apabila fungsi utamanya adalah menahan beban lateral, seperti
beban angin dan gempa.
o Balok penyalur
Pada beberapa gedung, terkadang desain arsitektural menginginkan adanya ruang besar di
lantai terbawah, misalnya untuk area parkir, lobi hotel, restoran atau convention hall. Pada
kasus seperti itu, elemen vertikal seperti kolom dan dinding tidak diperkenankan menerus
melalui lantai terbawah menuju pondasi. Masalah ini dapat diselesaikan dengan menyediakan
balok yang sangat besar dan tinggi, yang disebut transfer girders. Kolomkolom pada lantai atas
dapat menyalurkan beban melalui balok ini, yang pada akhirnya akan diteruskan pada kolom
utama.
A. MECHANICAL ELETRICAL
Sistem mekanikal dan eletrikal termaksud komponen yang sangat penting. Jadi intinya suatu bangunan yang
telah dirancang oleh arsitek akhirnya harus dipakai, dihuni dan dinikmati. Untuk itu bangunan harus
dilengkapi dengan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan apartemen sendiri. Pada umumnya sistem
mekanikal dan eletrikal suatu apartemen terdiri dari :
-
Sistem Mekanikal
o Sistem Plumbing
o Sistem fire fighting ( pemadam kebakaran)
o Sistem tata udara
o Sistem transportasi (lift)
Sistem Elektrikal
o Sistem eletrikal / arus kuat
o Sistem penangkal petir
o Sistem telepon
o Sistem fire protection (fire alarm)
o Sistem MATV (master television)
o Sistem CCTV (close circuit televisison)
B. TANGGA KEBAKARAN
Bangunan apartemen harus disediakan sarana vertical selain lift,
seperti tangga darurat. Dalam
perencanaan tangga darurat / tangga kebakaran ada beberapa kriteria yang disyaratkan untuk digunkan dan
tercantum dalam SNI 03-1746-2000, Persyaratan / kriteria tangga darurat antara lain :
-
Kontruksi
o Semua tangga yang digunakan sebagai sarana jalan ke luar sesuai persyaratan, harus dari
kontruksi tetap yang permanen
o Setiap tangga, panggung (platform) dan bordes tangga dalam bangunan yang di persyaratkan
dalam standar ini untuk kontruksi kelas A dan kelas B harus dari bahan yang tidak mudah
terbakar.
Bordes tangga
o Tangga dan bordes antar tangga harus sama lebar dengan tanpa pengurangan lebar sepanjang
arah lintasan jalan ke luar. Dalam bangunan baru, setiap bordes tangga harus mempunyai
dimensi yang diukur dalam arah lintasan sama dengan lebar tangga. Pengecualian: Bordes
tangga harus diijinkan untuk tidak lebih dari 120 cm (4 ft) dalam arah lintasan, asalkan tangga
mempunyai jalan lurus.
bagian lebar jalan ke luar yang dipersyaratkan oleh tangga. Lebar jalan ke luar yang
dipersyaratkan harus sepanjang jalur dasar dari lintasan.
Pada tangga darurat harus diadakan penandaan jalur tangga. Dalam perencanaan penandaan tangga
darurat/kebakaran ada beberapa kriteria yang disyaratkan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor: 26/PRT/M/2008 Bab 3 butir 3.8.4, antara lain:
o Menunjukkan tingkat lantai
o Menunjukkan tingkat lantai
o Menunjukkan tingkat lantai dari, dan ke arah eksit pelepasan
o Diletakkan di dalam ruang terlindung di tempat mendekati 1,5 m di atas bordes lantai dalam
suatu posisi yang mudah terlihat bila pintu dalam posisi terbuka atau tertutup
o Dicat atau dituliskan pada dinding atau pada penandaan terpisah yang terpasang kuat pada
dinding
o Huruf identifikasi jalur tangga harus ditempatkan pada bagian atas dari penandaan dengan
tinggi minimum huruf 2,5 cm dan harus memenuhi ketentuan tentang karakter huruf"
o Angka level lantai harus ditempatkan di tengah-tengah penandaan dengan tinggi angka
minimum 12,5 cm
Untuk bentuk dan ukuran inti bangunan tidak ada batasannya tetapi inti bangunan mempunyai
beberapa ciri khas yaitu :
Bentuk inti
o Inti terbuka (N)
o Inti tertutup (B)
o Inti tunggal dengan kombinasi inti linear (A)
Jumlah inti :
o Inti tunggal
o Inti jamak
Letak inti :
o Inti di dalam (C)
o Inti di sekeliling (J)
o Inti di luar (M)
Susunan inti :
letak inti bangunan tinggi yang berbentuk menara (tower) berbeda dengan bangunan yang berbentuk
memanjang (slab) yaitu :
1.5KONSEP STRUKTUR
-
Aspek Struktural
Aspek ini merupakan aspek yang harus dipenuhi karena berhubungan dengan besarnya kekuatan
dan kekakuan struktur dalam menerima beban-beban yang bekerja, baik beban vertikal maupun
beban horizontal.
Aspek berhubungan dengan kemampuan owner untuk mempertahankan gedung dari kerusakan
yang terjadi.
-
Material struktur
Pada material struktur apartemen ini akan digunakan Struktur beton, yang dimana banyak digunakan
pada bangunan tingkat menengah sampai dengan bangunan tingkat tinggi. Struktur ini paling banyak
digunakan bila dibandingkan dengan struktur lainnya karena struktur ini lebih monolit dan mempunyai
umur rencana yang cukup panjang. Spesifikasi material yang digunakan dalam perencanaan struktur
gedung ini adalah sebagai berikut: Beton fc = 25 Mpa
Konfigurasi Struktur
Konfigurasi horizontal
Denah bangunan diusahakan memiliki bentuk yang sederhana, kompak, dan simetris tanpa
mengesampingkan unsur estetika. Hal tersebut bertujuan agar struktur mempunyai titik pusat
kekakuan yang sama dengan titik pusat massa
bangunan atau memiliki eksentrisitas yang tidak terlalu besar sehingga tidak terjadi torsi. Struktur
dengan bagian-bagian yang menonjol dan tidak simetris perlu adanya dilatasi gempa (seismic joint)
untuk memisahkan bagian struktur
yang menonjol dengan struktur utamanya. Dilatasi tersebut harus memberikan ruang yang cukup
agar bagian-bagian struktur yang dipisahkan tidak saling berbenturan saat terjadi gempa. Gedung
yang mempunyai denah sangat panjang sebaiknya dipisahkan menjadi beberapa bagian
menggunakan seismic joint karena kemampuan untukmenahan gaya akibat gerakan tanah
sepanjang gedung relatif lebih kecil.
Konfigurasi vertical
Konfigurasi struktur pada arah vertikal perlu dihindari adanya perubahan bentuk struktur yang
tidak menerus. Hal ini dikarenakan apabila terjadi gempa maka akan terjadi pula getaran yang
besar pada daerah tertentu dari struktur.
Gedung yang relatif langsing akan mempunyai kemampuan yang lebih kecil dalam memikul
momen guling akibat gempa.
Perencanaan struktur di daerah gempa terlebih dahulu harus ditentukan elemen kritisnya. Mekanisme
tersebut diusahakan agar sendi-sendi plastis terbentuk pada balok terlebih dahulu dan bukannya pada
kolom. Hal ini dimaksudkan karena adanya bahaya ketidakstabilan akibat perpindahan balok jauh lebih
kecil dibandingkan dengan kolom, selain itu kolom juga lebih sulit untuk diperbaiki daripada balok
sehingga harus dilindungi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu konsep yang
diterapkan adalah kolom harus lebih kuat daripada balok (strong coloum weak beam).Oleh karena
perencanaan ini berada
dalam zona gempa ringan maka prinsip yang digunakan adalah disain biasa.
Struktur atas adalah bangunan gedung yang secara visual berada di atas tanah yang terdiri dari atap,
pelat, tangga, lift, balok anak dan struktur portal utama yaitu kesatuan antara balok, kolom dan shear
wall. Perencanaan struktur portal utama
direncanakan dengan menggunakan prinsip strong columm weak beam, dimana sendisendi plastis
diusahakan terletak pada balok.
NAMA
NPM
140320014
DOSEN