Anda di halaman 1dari 10

1.

KONSEP PERANCANGAN STRUKTUR (APARTEMEN)


1.1KEBUTUHAN RUANG
A. Ruang Kamar
JENIS TYPE KAMAR

LUAS

TYPE SINGLE

15,5 M2

TYPE STANDART KAPASITAS 2


ORANG
TYPE DELUXE KAPASITAS 4 ORANG

20 M2
40 M2

TYPE FAMILY KAPASITAS 6 ORANG


-

42

Besaran ruang kamar


Type Single
KEBUTUHAN RUANG

PERHITUNGAN

LUAS

1 bathroom
1 bedroom
Living room
Teras
Sirkulasi 20%

1,1m x 1,7m
2m x 2m
2,5m x 2m
2,5m x 1m

1,8 M2
4 M2
5 M2
2,5 M2
2,2 M2
15,5 M2

total
-

Type Standard
KEBUTUHAN RUANG

PERHITUNGAN

LUAS

1 bathroom
1 bedroom
1 bedroom
Living room
Teras
Sirkulasi 20%

1,1m x 1,7m
2m x 2m
2m x 2m
2,5m x 2m
2,5m x 1m
total

1,8 M2
4 M2
4 M2
5 M2
2,5 M2
3,4 M2
20 M2

KEBUTUHAN RUANG

PERHITUNGAN

LUAS

1 bathroom
1 bathroom
1 bedroom
1 bedroom
Living room
Teras
Sirkulasi 20%

1,1m x 1,7m
1,1m x 1,7m
2m x 2m
2m x 2m
3,5m x 3m
2,5m x 1,4m
total

1,8 M2
1,8 M2
4 M2
4 M2
10,5 M2
3,5 M2
6,7 M2
32 M2

KEBUTUHAN RUANG

PERHITUNGAN

LUAS

1 bathroom
2 badroom
1 badroom
1 badroom
Pantry
Living room
Teras
Sirkulasi 20%

1,5m x 2m
3m x 2m
2m x 2m
2m x 2m
1,5m x 2m
2,5m x 3m
2,5m x 1m

3 M2
6 M2
4 M2
4 M2
3 M2
7,5 M2
2,5 M2
6,5 M2
36 M2

Type Deluxe

Type Family

total

B. Ruang Pengelola

KEBUTUHAN RUANG

KAPASITAS

STANDAR

LUAS

Resepsionis+r.tunggu
Ruang kepala
Ruang wakil kepala
Ruang registrasi
Ruang adminitrasi
Sirkulasi

10 orang
1 orang
1 orang
2 orang
4 orang

1,05 m2/org
9 m2/org
9 m2/org
5 m2/org
3 m2/org
20 %
total

10 M2
9 M2
9 M2
10 M2
12 M2
13 M2
60 M2

C. Ruang Servis
KEBUTUHAN RUANG

KAPASITAS

STANDAR

LUAS

Ruang generator
Ruang panel
Gudang peralatan
Ruang security
Ruang office boy
Ruang laundry
STP ( sistem treatment
plan)
Ruang M dan E
Sirkulasi

1 unit
2 unit
1 unit
8 orang
2 ruang
2 ruang
1 unit

35 m2/unit
9 m2/unit
35 m2/unit
2,5 m2/org
9 m2/ruang
15 m2/ruang
50 m2/unit

1 unit

35 m2/unit
20%
total

35 M2
72 M2
313 M2

35
18
35
20
18
30
50

M2
M2
M2
M2
M2
M2
M2

D. Ruang Parkiran
KEBUTUHAN RUANG

KAPASITAS

STANDAR

LUAS

Parkir mobil
Parkir motor

24
52
total

25 M2
2 M2

550 M2
90 M2
640 M2

KEBUTUHAN RUANG

KAPASITAS

STANDAR

LUAS

Lobby dan Kasir


Ruang pamer /
penjualan
Ruang penitipan barang
Gudang peyimpanan
Sirkulasi 20%

2 orang

2,5 m/org

5 M2
30 M2

2 orang

3 m

E. Kebutuhan ruang penunjang


-

Mini market

6 M2
10,4 M2
10,3 M2

total

62 M2

STANDAR

LUAS

2,5 m/org
50 m2

5 M
50 M

1,5 m2
2 m/ org

10 M
215 M

1,5 m/ org

5 M

Restoran

KEBUTUHAN RUANG
Lobby dan Kasir
Dapur

KAPASITAS
2 orang

Ruang pelayanan
Ruang duduk

10 orang
108 orang

Ruang pengelola

4 orang

Gudang Peyimpanan
Toilet

15 m

12 orang

Sirkulasi 20%

15 M
56 M
72 M

total

429 M

1.2TIPOLOGI BANGUNAN DAN SISTEM STRUKTUR BANGUNAN


A. TIPOLOGI BANGUNAN
Tipologi apartemen yang di pilih dapat diklarifikasikan sebagai berikut :
-

Berdasarkan jenis dan besar bangunan :


Medium Rise
Berdasarkan jumlah lantai unit hunian
:
Simplex ( dalam satu unit hunian
terdapat satu lantai )
Berdasarkan posisi bukaan
:
Single aspek (bukaan satu arah)
Berdasarkan sirkulasi vertical :
Elevator apartemen ( sirkulasi menggunakan lift)
Berdasarkan tipe unit kamar
:
Apartemen 1,2,3 kamar/apartemen keluarga
Berdasarkan bentuk massa bangunan
:
Single tower (Pada umumnya posisi core
terdapat di tengah )

B. SISTEM STRUKTUR BANGUNAN


-

Sistem Lantai (floor system)


Pada lantai akan menggunakan system plat datar yang dimana pelat lantai didukung langsung oleh
kolom, tanpa adanya balok pengaku, kecuali balok sisi (optional). Kapasitas pemikul bebannya dibatasi
oleh kuat geser dan kapasitas momen pada kolom pendukung. Sistem ini biasanya disenangi karena
memiliki nilai arsitektural yang tinggi, dan biasanya digunakan di negara negara berkembang (hotel
maupun apartment),dimana beban lantai masih rendah dan bentang tidak terlalu lebar.

Sistem Vertikal
Sistem vertikal terdiri dari portal tiga dimensi yang umumnya tersusun dari balok dan kolom. Untuk
lebih mudahnya, sistem portal ini dibagi berdasarkan arah tranversal dan longitudinal pada gedung.
o Kolom
Kolom biasanya didesain untuk menahan beban aksial tekan, dikombinasikan dengan momen
lentur biaksial. Untuk meminimalisasi dimensi kolom, biasanya digunakan beton dengan kuat
tekan yang tinggi dan luas tulangan yang tinggi.
o Dinding
Dinding merupakan elemen vertikal yang terbuat dari batu bata atau beton bertulang. Dinding
dapat disebut bearing walls apabila fungsi utama struktur adalah untuk mendukung beban
gravitasi, dan shear walls, apabila fungsi utamanya adalah menahan beban lateral, seperti
beban angin dan gempa.
o Balok penyalur
Pada beberapa gedung, terkadang desain arsitektural menginginkan adanya ruang besar di
lantai terbawah, misalnya untuk area parkir, lobi hotel, restoran atau convention hall. Pada
kasus seperti itu, elemen vertikal seperti kolom dan dinding tidak diperkenankan menerus
melalui lantai terbawah menuju pondasi. Masalah ini dapat diselesaikan dengan menyediakan
balok yang sangat besar dan tinggi, yang disebut transfer girders. Kolomkolom pada lantai atas
dapat menyalurkan beban melalui balok ini, yang pada akhirnya akan diteruskan pada kolom
utama.

Sistem Penahan Beban Lateral


Pada penahan lateral untuk apartemen ini akan digunakan system shear Walls. Yang dimana terletak di
inti bangunan atau lubang lift dan tangga. Dinding geser juga sering diletakkan sepanjang arah
tranversal dari bangunan, baik sebagai dinding eksterior ataupun interior. Perpaduan antara portal dan
dinding geser sangat memberikan keuntungan, dimana dinding mengendalikan deformasi dari portal
pada lantai lantai bawah, sedangkan portal mengendalikan deformasi dari dinding pada lantai atas.

1.3MECHANICAL ELETRICAL DAN TANGGA KEBAKARAN

A. MECHANICAL ELETRICAL
Sistem mekanikal dan eletrikal termaksud komponen yang sangat penting. Jadi intinya suatu bangunan yang
telah dirancang oleh arsitek akhirnya harus dipakai, dihuni dan dinikmati. Untuk itu bangunan harus
dilengkapi dengan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan apartemen sendiri. Pada umumnya sistem
mekanikal dan eletrikal suatu apartemen terdiri dari :
-

Sistem Mekanikal
o Sistem Plumbing
o Sistem fire fighting ( pemadam kebakaran)
o Sistem tata udara
o Sistem transportasi (lift)

Sistem Elektrikal
o Sistem eletrikal / arus kuat
o Sistem penangkal petir
o Sistem telepon
o Sistem fire protection (fire alarm)
o Sistem MATV (master television)
o Sistem CCTV (close circuit televisison)

B. TANGGA KEBAKARAN
Bangunan apartemen harus disediakan sarana vertical selain lift,
seperti tangga darurat. Dalam
perencanaan tangga darurat / tangga kebakaran ada beberapa kriteria yang disyaratkan untuk digunkan dan
tercantum dalam SNI 03-1746-2000, Persyaratan / kriteria tangga darurat antara lain :
-

Kontruksi
o Semua tangga yang digunakan sebagai sarana jalan ke luar sesuai persyaratan, harus dari
kontruksi tetap yang permanen
o Setiap tangga, panggung (platform) dan bordes tangga dalam bangunan yang di persyaratkan
dalam standar ini untuk kontruksi kelas A dan kelas B harus dari bahan yang tidak mudah
terbakar.

Bordes tangga
o Tangga dan bordes antar tangga harus sama lebar dengan tanpa pengurangan lebar sepanjang
arah lintasan jalan ke luar. Dalam bangunan baru, setiap bordes tangga harus mempunyai
dimensi yang diukur dalam arah lintasan sama dengan lebar tangga. Pengecualian: Bordes
tangga harus diijinkan untuk tidak lebih dari 120 cm (4 ft) dalam arah lintasan, asalkan tangga
mempunyai jalan lurus.

Permukaan anak tangga dan Bordes tangga


o Anak tangga dan bordes tangga harus padat, tahanan gelincirnya seragam, dan bebas dari
tonjolan atau bibir yang dapat menyebabkan pengguna tangga jatuh. Jika tidak tegak (vertikal),
ketinggian anak tangga harus diijinkan dengan kemiringan di bawah anak tangga pada sudut
tidak lebih dari 30 derajat dari vertikal, bagaimanapun, tonjolan yang diijinkan dari pingulan
harus tidak lebih dari 4 cm (1 inci).
o Kemiringan anak tangga harus tidak lebih dari 2 cm per m ( inci per ft ) (kemiringan 1 : 48).
o Ketinggian anak tangga harus diukur sebagai jarak vertikal antar pingulan anak tangga.
o Kedalaman anak tangga harus diukur horisontal antara bidang vertikal dari tonjolan terdepan
dari anak tangga yang bersebelahan dan pada sudut yang betul terhadap ujung terdepan anak
tangga, tetapi tidak termasuk permukaan anak tangga yang dimiringkan atau dibulatkan
terhadap kemiringan lebih dari 20 derajat (kemiringan 1 : 2,75)

Pagar pengaman dan rel pegangan tangan


o Sarana jalan ke luar yang lebih dari 75 cm (30 inci) diatas lantai atau di bawah tanah harus
dilengkapi dengan pagar pengaman untuk mencegah jatuh dari sisi yang terbuka.
o Tangga dan ram harus mempunyai rel pegangan tangan pada kedua sisinya. Di dalam
penambahan, rel pegangan tangan harus disediakan di dalam jarak 75 cm (30 inci) dari semua

bagian lebar jalan ke luar yang dipersyaratkan oleh tangga. Lebar jalan ke luar yang
dipersyaratkan harus sepanjang jalur dasar dari lintasan.

Ruangan tertutup dan proteksi dari tangga


o Semua tangga di dalam, yang melayani sebuah eksit atau komponen eksit harus tertutup (harus
aman dan terlindung dari api dan gas panas yang beracun).
o Semua tangga lain di dalam harus diproteksi sesuai dengan bukaan vertikalnya. Pengecualian:
Dalam bangunan gedung yang sudah ada, apabila sebuah ruangan eksit dua lantai
menghubungkan lantai eksit pelepasan dengan lantai berdekatan, eksit tersebut harus
dipersyaratkan untuk ditutup pada lantai eksit pelepasan dan paling sedikit 50% dari jumlah dan
kapasitas eksit pada lantai eksit pelepasan harus tersendiri ditutupnya.

Pada tangga darurat harus diadakan penandaan jalur tangga. Dalam perencanaan penandaan tangga
darurat/kebakaran ada beberapa kriteria yang disyaratkan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor: 26/PRT/M/2008 Bab 3 butir 3.8.4, antara lain:
o Menunjukkan tingkat lantai
o Menunjukkan tingkat lantai
o Menunjukkan tingkat lantai dari, dan ke arah eksit pelepasan
o Diletakkan di dalam ruang terlindung di tempat mendekati 1,5 m di atas bordes lantai dalam
suatu posisi yang mudah terlihat bila pintu dalam posisi terbuka atau tertutup
o Dicat atau dituliskan pada dinding atau pada penandaan terpisah yang terpasang kuat pada
dinding
o Huruf identifikasi jalur tangga harus ditempatkan pada bagian atas dari penandaan dengan
tinggi minimum huruf 2,5 cm dan harus memenuhi ketentuan tentang karakter huruf"
o Angka level lantai harus ditempatkan di tengah-tengah penandaan dengan tinggi angka
minimum 12,5 cm

1.4CORE ( INTI BANGUNAN )


-

Untuk bentuk dan ukuran inti bangunan tidak ada batasannya tetapi inti bangunan mempunyai
beberapa ciri khas yaitu :

Bentuk inti
o Inti terbuka (N)
o Inti tertutup (B)
o Inti tunggal dengan kombinasi inti linear (A)
Jumlah inti :

o Inti tunggal
o Inti jamak
Letak inti :
o Inti di dalam (C)
o Inti di sekeliling (J)
o Inti di luar (M)
Susunan inti :

Geometri bangunan sebagai penentu bentuk bangunan :


o Langsung (K)
o Tidak langsung (P)

letak inti bangunan tinggi yang berbentuk menara (tower) berbeda dengan bangunan yang berbentuk
memanjang (slab) yaitu :

Inti pada bangunan bentuk bujur sangkar


Bentuk bujur sangkar banyak digunakan untuk bangunan perkantoran dengan koridor mengelilingi
inti bangunan. Contoh : Gedung Blok G DKI, Gedung Indosat, Wisma Bumi Putera di Jakarta dan
One Park Plaza di Los Angleles Amerika Serikat.

Inti pada bangunan bentuk segitiga


Contoh dari inti bangunan dengan bentuk segitiga adalah Hotel Mandarin di Jakarta, Gedung US
Steel di Pittsburg Amerika Serikat, Riverside Development di Brisbane Australia dan Central Plaza di
Hongkong.

Inti pada bangunan bentuk lingkaran


Menara berbentuk lingkaran biasanya digunakan pada fungsi hunian (apartemen dan hotel) dengan
koridor berada di sekeliling inti bangunan sebagai akses ke unit-unit hunian. Contoh dari inti
bangunan dengan bentuk lingkaran adalah Shin-Yokohama Hotel di Jepang, Marina City di Chicago
Amerika Serikat dan Gedung Tabung Haji di Kuala Lumpur Malaysia.

Inti pada bangunan dengan bentuk memanjang


Bangunan dengan bentuk memanjang biasanya digunakan untuk fungsi hotel, apartemen atau
perkantoran. Seperti Gedung Central plaza di Jakarta, Gedung Inland Steel di Chicago Amerika
Serikat merupakan bangunan memanjang dengan inti di luar bangunan.

Karakteristik tata letak inti bangunan :

1.5KONSEP STRUKTUR
-

Konsep pemilihan struktur

Aspek Struktural
Aspek ini merupakan aspek yang harus dipenuhi karena berhubungan dengan besarnya kekuatan
dan kekakuan struktur dalam menerima beban-beban yang bekerja, baik beban vertikal maupun
beban horizontal.

Aspek arsitektural dan ruang


Aspek ini berkaitan dengan denah dan bentuk gedung yang diharapkan memiliki nilai estetika dan
fungsi ruang yang optimal yang nantinya berkaitan dengan dimensi dari elemen struktur.

Aspek pelaksanaan dan biaya


Meliputi jumlah pembiayaan yang diperlukan agar dalam proses pelaksanaannya perencana dapat
memberikan alternatif rencana yang relatif murah dan memenuhi aspek mekanika, arsitektural,
dan fungsionalnya.

Aspek perawatan gedung

Aspek berhubungan dengan kemampuan owner untuk mempertahankan gedung dari kerusakan
yang terjadi.
-

Material struktur
Pada material struktur apartemen ini akan digunakan Struktur beton, yang dimana banyak digunakan
pada bangunan tingkat menengah sampai dengan bangunan tingkat tinggi. Struktur ini paling banyak
digunakan bila dibandingkan dengan struktur lainnya karena struktur ini lebih monolit dan mempunyai
umur rencana yang cukup panjang. Spesifikasi material yang digunakan dalam perencanaan struktur
gedung ini adalah sebagai berikut: Beton fc = 25 Mpa

Konfigurasi Struktur

Konfigurasi horizontal
Denah bangunan diusahakan memiliki bentuk yang sederhana, kompak, dan simetris tanpa
mengesampingkan unsur estetika. Hal tersebut bertujuan agar struktur mempunyai titik pusat
kekakuan yang sama dengan titik pusat massa
bangunan atau memiliki eksentrisitas yang tidak terlalu besar sehingga tidak terjadi torsi. Struktur
dengan bagian-bagian yang menonjol dan tidak simetris perlu adanya dilatasi gempa (seismic joint)
untuk memisahkan bagian struktur
yang menonjol dengan struktur utamanya. Dilatasi tersebut harus memberikan ruang yang cukup
agar bagian-bagian struktur yang dipisahkan tidak saling berbenturan saat terjadi gempa. Gedung
yang mempunyai denah sangat panjang sebaiknya dipisahkan menjadi beberapa bagian
menggunakan seismic joint karena kemampuan untukmenahan gaya akibat gerakan tanah
sepanjang gedung relatif lebih kecil.

Konfigurasi vertical
Konfigurasi struktur pada arah vertikal perlu dihindari adanya perubahan bentuk struktur yang
tidak menerus. Hal ini dikarenakan apabila terjadi gempa maka akan terjadi pula getaran yang
besar pada daerah tertentu dari struktur.
Gedung yang relatif langsing akan mempunyai kemampuan yang lebih kecil dalam memikul
momen guling akibat gempa.

Konfigurasi rangka struktur


Pada rangka struktur ini terdapat Ada dua macam yaitu: rangka penahan momen yang terdiri dari
konstruksi beton bertulang berupa balok dan kolom, dan rangka dengan difragma vertical. Yang
dimana rangka yang digunakan bila rangka struktural tidak mencukupi untuk mendukung beban
horizontal (gempa) yang bekerja pada struktur. Dapat berupa dinding geser (shear wall ) yang
dapat juga berfungsi sebagai core walls.

Konfigurasi keruntuhan sruktur

Perencanaan struktur di daerah gempa terlebih dahulu harus ditentukan elemen kritisnya. Mekanisme
tersebut diusahakan agar sendi-sendi plastis terbentuk pada balok terlebih dahulu dan bukannya pada
kolom. Hal ini dimaksudkan karena adanya bahaya ketidakstabilan akibat perpindahan balok jauh lebih
kecil dibandingkan dengan kolom, selain itu kolom juga lebih sulit untuk diperbaiki daripada balok
sehingga harus dilindungi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu konsep yang
diterapkan adalah kolom harus lebih kuat daripada balok (strong coloum weak beam).Oleh karena
perencanaan ini berada
dalam zona gempa ringan maka prinsip yang digunakan adalah disain biasa.

Perencanaan Struktur Atas

Struktur atas adalah bangunan gedung yang secara visual berada di atas tanah yang terdiri dari atap,
pelat, tangga, lift, balok anak dan struktur portal utama yaitu kesatuan antara balok, kolom dan shear
wall. Perencanaan struktur portal utama
direncanakan dengan menggunakan prinsip strong columm weak beam, dimana sendisendi plastis
diusahakan terletak pada balok.

STUDIO STRUKTUR DAN KONTRUKSI 4

NAMA

SOFAN MARTIN GULO

NPM

140320014

DOSEN

Ir. BASARIA TAMPUBOLON, M.T.

UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

Anda mungkin juga menyukai