terlepas dari konteks perkembangan sistem dunia yang semakin meluas sebagai
akibat ekspansi Barat sejak akhir abad XV. Lagi pula hubungan ekonomis dan
politik bangasa barat, khususnya bangsa Protugis, dengan bangsa-bangsa timur
khususnya bangsa-bangsa Timur Tengah tidak terlepas pula dari dampak Perang
Salib. Di pandang dari sudut penglihatan itu bangsa bangsa Barat dengan sikap
religiusnya dalam abad pertengahan melihat orang moor sebagai musuhnya maka
harus diperanginya ( Moor adalah sebutan bagi kaum muslimin) terutama dari
Timur Tengah dan Afrika Utara) lagi pula persaingan perdagangan akan
mempertajam konflik . Konfrontasi itu diperhebat pula oleh usaha Kristianisasi
yang dilakukan oleh misionaris yang mengikuti ekspedisi Protugis.
Hubungan antara Raja-raja di Nusantara dengan bangsa Protugis ditandai
pada umumnya oleh sikap bermusuhan meskipun ada paktor-paktor yang
menyebabkan hubungan persahabatan, antar lain;
1. Aliansi dengan raja-raja yang belum masuk islam, seperti raja sunda
(1522) dan raja Panarukan serta raja Minangkabau.
2. Dalam rebutan Hegemoni diantara kerajaan-kerajaan Melayu adalah salah
satu pihak yang mencari hubungan dengan bangsa Protugis.
3. Kedatangan bangsa barat lainya juga mendorong hubungan bersahabat
dengan bangsa Protugis.
Peta politik abad XVI menampilkan kerajaan-kerajaan islam muda
dan hubungan-hubungan antara mereka yang sering kali merupakan aliansi
yang menghadapi penetrasi Protugis. Kehadiran Protugis ternyata
mengganggu perkembangan hegemoni, terutama karena sumber ekonomi
khususnya terhadap negeri pelabuhan sabagian jatuh ke tangan Potugis.
Baru dalam abad XVII mulai
Pasai,
antar
lain
karena
hasil
ladanya,
menybabkan