Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSTITUSI DAN UNDANG UNDANG DASAR

KELOMPOK 5:
Nur Fatinah Rahman
Melati Tiyani
Silvia Hanada

10060116004
10060116017
10060116025

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2016/1438H

Kata Pengantar
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME sebagai pencipta dan pengatur
kehidupan di dunia, karena hanya dengan berkat, rahmat, dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini.Kami berterima kasih pada Bapak Husni Syawali,SH.,MH. selaku
Dosen mata kuliah PPKN yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Terima kasih pula kepada teman-teman di prodi Statistika Universitas Islam
Bandung yang telah memberikan sumbangsih sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Makalah ini merupakan sebuah tugas dalam mata kuliah PPKN. Konstitusi yang
dibuat oleh penulis guna menunjang proses belajar di perguruan tinggi yang kini tengah
dijalani oleh penulis. Adapun judul makalah ini adalah Konstitusi dan UUD 1945. Di
dalam makalah ini dijelaskan tentang konstitusi yang berlaku di Indonesia serta perubahan
konstitusi yang telah berlangsung beberapa kali serta kelemahan-kelemahan yang timbul
pasca amandemen tersebut. Selain itu solusi tentang pembentukan Komisi Konstitusi juga
akan dibahas secara lebih jelas lagi. Pemahaman tentang konstitusi akan berdampak pula
pada pemahaman filosofi hukum yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu dengan
pembuatan makalah ini, penulis berharap pemahaman penulis serta pembaca tentang
konstitusi di Indonesia akan lebih baik.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Konstitusi dan UUD 1945. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan ....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 1
Bab II Pembahasan ................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Konstitusi ......................................................................................................... 2
2.2 Pengertian Undang Undang Dasar 1945 ......................................................................... 3
2.3 Tujuan Konstitusi ............................................................................................................... 3
2.4 Sejarah Perkembangan Konstitusi dan UUD 1945 ............................................................ 4
Bab III Penutup ........................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka .......................................................................................................................10

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum. Terbukti dengan adanya konstitusi yang
berlaku di Indonesia yaitu Undang Undang Dasar 1945, seperti yang kita kenal saat
ini. Tapi seolah-olah warga negara Indonesia, tidak menganggap adanya UUD 1945
tersebut. Terbukti bahwa mereka sangat tidak menghiraukan hukum, dengan
melakukan berbagai macam penyimpangan-penyimpangan hukum, baik hukum
sosial, maupun Hak Asasi Manusia (HAM).
Pengetahun ataupun materi tentang Undang-undang Dasar 1945 harus kita
pelajari sejak dini. Yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi kita. Apalagi selaku
tunas bangsa yang nantinya akan ikut memimpin negeri ini harus mengetahui segala
hal yang berkaitan dengan kenegaraan termasuk Undang-undang Dasar 1945.
Selama kurun waktu sejak negara ini berdiri, UUD 1945 telah mengalami
empat kali perubahan (amandemen). Amandemen jelas bisa saja terjadi,
dikarenakan peradaban manusia yang bisa saja berubah. Maka dari itu amandemen
dilakukan demi menyesuaikan kebutuhan manusia berdasarkan zamannya.

1.2

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari konstitusi dan Undang - Undang Dasar 1945?
2. Bagaimana sejarah konstitusi dan Undang-Undang Dasar 1945?

1.3

Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari konstitusi dan Undang Undang Dasar 1945.
2. Untuk mengetahui sejarah konstitusi dan UUD 1945.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Konstitusi

Kata konstitusi berarti pembentukan, yang berasal dari kata constituer (bahasa
Prancis) yang berarti membentuk. Yang dibentuk adalah sebuah Negara. Maka, konstitusi
mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu Negara. Dalam bahasa Belanda
menggunakan kata Grondwet, Grond artinya dasar dan wet artinya undang-undang, yang
berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar dari segala hukum. Sedangkan di Indonesia
menggunakan kata Undang-Undang Dasar seperti Grondwet tadi.
Definisi Konstitusi menurut para ahli

Herman Heller. Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas daripada undang-undang
Dasar. Konstitusi tidah hanya bersifat yuridis, tetapi mengandung pengertian sosiologisdan
politis.
Oliver Cromwell. Undang-undang Dasar itu merupakan instrumen of govermen,
yaitu bahwa Undang-undang dibuat sebagai pegangan untuk memerintah. Dalam arti ini,
Konstitusi identik dengan Undang-undang dasar.
F. Lassalle. Konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubungan antara kaekuasaan
yang terdapat didalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata
didalam masyarakat, misalnya kepala negara, angkatan perang, partai politik, buruh tani,
pegawai, dan sebagainya.
Prayudi Atmosudirdjo. Konstitusi adalah hasil atau produk sejarah dan proses
perjuangan bangsa yang bersangkutan, Konstitusi merupakan rumusan dari filsafat, citacita, kehendak dan perjuangan suatu bangsa. Konstitusi adalah cermin dari jiwa, jalan
pikiran, mentalitas dan kebudayaan suatu bangsa.
K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu negara
yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur /memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.
L.J Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun peraturan tak
tertulis.
Koernimanto Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cismeyang
berarti bersama dengan dan statute yang berarti membuat sesuatu agar berdiri. Jadi
konstitusi berarti menetapkan secara bersama.

2.2

Pengertian Undang Undang Dasar 1945

Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Dasar 1945 angka I dinyatakan bahwa:


Undang-undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukumnya dasar Negara itu.
Undang-undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang disampingnya Undangundang dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis, ialah
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara
meskipun tidak tertulis.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, pengertian kata Undang-Undang Dasar
menurut UUD 1945, mempunyai pengertian yang lebih sempit daripada pengertian
hukumdasar, karena yang dimaksud Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar yang tertulis,
sedangkan pengertian hukum dasar mencakup juga hukum dasar yang tidak tertulis.
2.3

Sumber utama dari hukum adalah konstitusi atau undang-undang dasar. Oleh karena itu,
tujuan konstitusi untuk mengadakan tata tertib yang terkait dengan:
1) Lembaga-lembaga Negara dengan wewenang dan cara kerjanya,
2) Hubungan antar lembaga Negara,
3) Hubungan lembaga Negara dengan warga Negara (rakyat),
4) Jaminan hak asasi manusia.
Selain itu tujuan dibuat konstitusi yaitu untuk membatasi dan mengontrol tindakan
pemerintah agar tidak berlaku sewenang-wenang.
Konstitusi Indonesia merupakan alat untuk melaksanakan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan kenegaraan :
1) Membatasi dan mengendalikan kekuasaab penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyat.
2) Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicitacitakan dalam tahap berikutnya.
3) Sebagai landasan penyelenggaraan Negara menurut suatu system ketatanegaraan
tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya, baik penguasa maupun
rakyat.

2.4 Sejarah Perkembangan Konstitusi dan UUD45


Sejarah Awal

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk


pada tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa
sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 1945, Ir. Soekarno
menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila. Pada tanggal 22
Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk
merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah
dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemelukpemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia
disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
(BPUPKI). Nama Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah
Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPKI untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli
1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia.

Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949)


Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena
Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Maklumat
Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa kekuasaan
legislatif diserahkan kepada KNIP , karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14
November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensial ("Semi-Parlementer") yang pertama,
sehingga peristiwa ini merupakan perubahan pertama dari sistem pemerintahan Indonesia
terhadap UUD 1945.

Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 - 17 Agustus


1950)
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. Bentuk pemerintahan dan
bentuk negaranya federasi yaitu negara yang di dalamnya terdiri dari negara-negara bagian
yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan
dalam negerinya. Ini merupakan perubahan dari UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa
Indonesia adalah Negara Kesatuan.

Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)


Pada periode UUDS 1950 ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang sering
disebut Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu silih berganti, akibatnya
pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan
partai atau golongannya.
4

Setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat
Indonesia selama hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan
sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD
1945.

Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 - 1966)

Perangko "Kembali ke UUD 1945" dengan nominal 50 sen


Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur
kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli
1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya
memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan UndangUndang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.
Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, di antaranya:

Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua
DPA menjadi Menteri Negara

MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup

Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 - 21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945
dan Pancasila secara murni dan konsekuen.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", di antara
melalui sejumlah peraturan:

Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan


untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan
terhadapnya

Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain


menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu
harus minta pendapat rakyat melalui referendum.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan


pelaksanaan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983.

Periode 21 Mei 1998 - 19 Oktober 1999


Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh
B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.

Periode Perubahan UUD 1945


Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amendemen) terhadap
UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde
Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),
kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes"
(sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang
semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan
negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan
bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah Pembukaan
UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau
selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta
mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amendemen) yang
ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 Perubahan Pertama
UUD 1945

Pasal yang Diubah :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

5 ayat 1 (Hak Presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR)


Pasal 7 (Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden)
Pasal 9 ayat 1 dan 2 (Sumpah Presiden dan Wakil Presiden)
Pasal 13 ayat 2 dan 3 (Pengangkatan dan Penempatan Duta)
pasal 14 ayat 1 (Pemberian Grasi dan Rehabilitasi
pasal 14 ayat 2 (Pemberian amnesty dan abolisi)
pasal 15 (Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain)
Pasal 17 ayat 2 dan 3 (Pengangkatan menteri)
Pasal 20 ayat 1 4 (DPR)
Pasal 21 (Hak DPR tuntuk mengajukan RUU)
Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 Perubahan Kedua
UUD 1945

Bab yang Diubah :

1. Bab VI (pemerintah daerah)


2. Bab VII (Dewan Perwakilan Rakyat)
3. Bab IXA (Wilayah Negara)
6
4.
5.
6.
7.

Bab X (Warga Negara dan Penduduk)


Bab XA (Hak Asasi Manusia)
Bab XII (Peratahanan dan Keamanan)
Bab XV (Bendera, Bahasa, Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan)

Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 Perubahan Ketiga
UUD 1945

Bab yang diubah


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bab I (Bentuk dan Kedaulatan)


Bab II (MPR)
Bab III (Kekuasaan Pemerintahan Negara)
Bab V (Kementrian Negara)
Bab VIIA (DPR)
Bab VIIB (Pemilihan Umum)
Bab VIIIA (BPK)

Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 Perubahan Keempat UUD
1945

Dalam naskah perubahan keempat ditetapkan bahwa:


a. UUD 1945 sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, ketiga, dan
keempat adalah UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
b. Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat Paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18
Agustus 2000 Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
c. Bab IV tentang Dewan Pertimbangan Agung dihapuskan dan pengubahan substansi
pasal 16 serta penempatannya kedalam Bab III tentang Kekuasaan Peme-rintahan
Negara.
Hasil perubahan UUD 1945 yang berupa pengubahan atau penambahan pasal-pasal ini! Yakni
:
- pasal 2 ayat 1,
- pasal 6A ayat 4,
- pasal 8 ayat 3,
- pasal 11 ayat 1,
- pasal 16,
- pasal 23B,
- pasal 23D,

- pasal 24 ayat 3:
- bab XIII,
- pasal 31 ayat1-5,
- pasal 32 ayat 1-2 : Bab XIV,
7
- pasal 33 ayat 4-5,
- pasal 34 ayat1-4,
- pasal 37 ayat 1-5,
- aturan Peralihan Pasal I,II dan III.
- aturan Tambahan Pasal I dan II UUD 1945

8
BAB 3
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Konstitusi adalah hukum dasar tertulis ataupun hukum dasar tak tertulis.
Konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Undang-undang 1945 yang
dibentuk sejak Indonesia sukses memproklamasikan kemerdekaannya. Karena
Indonesia ingin berdiri sendiri sebagai suatu negara yang mengurus rumah tangganya
sendiri tanpa campur tangan negara lain.
Dengan terjadinya perkembangan sistem kenegaraan, maka baik perubahan,
pertambahan, maupun pengurangan, atau yang biasa disebut amandemen pun
dilakukan terhadap isi UUD 1945. Hingga akhirnya menjadi Undang-undang Dasar
1945 Hasil Amandemen.1.
Setelah empat kali melakukan amandemen UUD 1945,
yang sejatinya dilakukan untuk menutupi kelemahan sebelumnya namun ternyata
hasil dari amandemen tersebut menimbulkan beberapa kelemahan lagi. Hal ini
menyebabkan terjadi pengelompokan sikap masyarakat. Satu kelompok menghendaki
UUD 1945 dikembalikan kepada yang asli, kelompok lainnya menginginkan diadakan
lagi perubahan atau amendemen kelima UUD 1945, dan kelompok terakhir tetap pada
UUD 1945 pasca-amendemen.

9
Daftar Pustaka

Wikipedia.2016.undang-undang dasar Negara republic Indonesia tahun 1945.


https://id.wikipedia.org/wiki/UndangUndang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun_1945
Sri Nanda Dewi.2015. makalah konstitusi dan uud 1945.
http://pelangi1996.blogspot.co.id/2015/05/makalah-konstitusi-dan-uud-1945.html.
Sugeng. 2015. Hasil perubahan amandemen terbaru. file:///E:/Hasil-Hasil
%20Perubahan%20Terbaru%20_%20Amandemen%20UUD%201945%20_
%20Edukasi%20PPKn.htm

10

Anda mungkin juga menyukai