Makalah PKN (10708)
Makalah PKN (10708)
KELOMPOK 5:
Nur Fatinah Rahman
Melati Tiyani
Silvia Hanada
10060116004
10060116017
10060116025
Kata Pengantar
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME sebagai pencipta dan pengatur
kehidupan di dunia, karena hanya dengan berkat, rahmat, dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini.Kami berterima kasih pada Bapak Husni Syawali,SH.,MH. selaku
Dosen mata kuliah PPKN yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Terima kasih pula kepada teman-teman di prodi Statistika Universitas Islam
Bandung yang telah memberikan sumbangsih sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Makalah ini merupakan sebuah tugas dalam mata kuliah PPKN. Konstitusi yang
dibuat oleh penulis guna menunjang proses belajar di perguruan tinggi yang kini tengah
dijalani oleh penulis. Adapun judul makalah ini adalah Konstitusi dan UUD 1945. Di
dalam makalah ini dijelaskan tentang konstitusi yang berlaku di Indonesia serta perubahan
konstitusi yang telah berlangsung beberapa kali serta kelemahan-kelemahan yang timbul
pasca amandemen tersebut. Selain itu solusi tentang pembentukan Komisi Konstitusi juga
akan dibahas secara lebih jelas lagi. Pemahaman tentang konstitusi akan berdampak pula
pada pemahaman filosofi hukum yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu dengan
pembuatan makalah ini, penulis berharap pemahaman penulis serta pembaca tentang
konstitusi di Indonesia akan lebih baik.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Konstitusi dan UUD 1945. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum. Terbukti dengan adanya konstitusi yang
berlaku di Indonesia yaitu Undang Undang Dasar 1945, seperti yang kita kenal saat
ini. Tapi seolah-olah warga negara Indonesia, tidak menganggap adanya UUD 1945
tersebut. Terbukti bahwa mereka sangat tidak menghiraukan hukum, dengan
melakukan berbagai macam penyimpangan-penyimpangan hukum, baik hukum
sosial, maupun Hak Asasi Manusia (HAM).
Pengetahun ataupun materi tentang Undang-undang Dasar 1945 harus kita
pelajari sejak dini. Yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi kita. Apalagi selaku
tunas bangsa yang nantinya akan ikut memimpin negeri ini harus mengetahui segala
hal yang berkaitan dengan kenegaraan termasuk Undang-undang Dasar 1945.
Selama kurun waktu sejak negara ini berdiri, UUD 1945 telah mengalami
empat kali perubahan (amandemen). Amandemen jelas bisa saja terjadi,
dikarenakan peradaban manusia yang bisa saja berubah. Maka dari itu amandemen
dilakukan demi menyesuaikan kebutuhan manusia berdasarkan zamannya.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari konstitusi dan Undang - Undang Dasar 1945?
2. Bagaimana sejarah konstitusi dan Undang-Undang Dasar 1945?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari konstitusi dan Undang Undang Dasar 1945.
2. Untuk mengetahui sejarah konstitusi dan UUD 1945.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Konstitusi
Kata konstitusi berarti pembentukan, yang berasal dari kata constituer (bahasa
Prancis) yang berarti membentuk. Yang dibentuk adalah sebuah Negara. Maka, konstitusi
mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu Negara. Dalam bahasa Belanda
menggunakan kata Grondwet, Grond artinya dasar dan wet artinya undang-undang, yang
berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar dari segala hukum. Sedangkan di Indonesia
menggunakan kata Undang-Undang Dasar seperti Grondwet tadi.
Definisi Konstitusi menurut para ahli
Herman Heller. Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas daripada undang-undang
Dasar. Konstitusi tidah hanya bersifat yuridis, tetapi mengandung pengertian sosiologisdan
politis.
Oliver Cromwell. Undang-undang Dasar itu merupakan instrumen of govermen,
yaitu bahwa Undang-undang dibuat sebagai pegangan untuk memerintah. Dalam arti ini,
Konstitusi identik dengan Undang-undang dasar.
F. Lassalle. Konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubungan antara kaekuasaan
yang terdapat didalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata
didalam masyarakat, misalnya kepala negara, angkatan perang, partai politik, buruh tani,
pegawai, dan sebagainya.
Prayudi Atmosudirdjo. Konstitusi adalah hasil atau produk sejarah dan proses
perjuangan bangsa yang bersangkutan, Konstitusi merupakan rumusan dari filsafat, citacita, kehendak dan perjuangan suatu bangsa. Konstitusi adalah cermin dari jiwa, jalan
pikiran, mentalitas dan kebudayaan suatu bangsa.
K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu negara
yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur /memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.
L.J Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun peraturan tak
tertulis.
Koernimanto Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cismeyang
berarti bersama dengan dan statute yang berarti membuat sesuatu agar berdiri. Jadi
konstitusi berarti menetapkan secara bersama.
2.2
Sumber utama dari hukum adalah konstitusi atau undang-undang dasar. Oleh karena itu,
tujuan konstitusi untuk mengadakan tata tertib yang terkait dengan:
1) Lembaga-lembaga Negara dengan wewenang dan cara kerjanya,
2) Hubungan antar lembaga Negara,
3) Hubungan lembaga Negara dengan warga Negara (rakyat),
4) Jaminan hak asasi manusia.
Selain itu tujuan dibuat konstitusi yaitu untuk membatasi dan mengontrol tindakan
pemerintah agar tidak berlaku sewenang-wenang.
Konstitusi Indonesia merupakan alat untuk melaksanakan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan kenegaraan :
1) Membatasi dan mengendalikan kekuasaab penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyat.
2) Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicitacitakan dalam tahap berikutnya.
3) Sebagai landasan penyelenggaraan Negara menurut suatu system ketatanegaraan
tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya, baik penguasa maupun
rakyat.
Setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat
Indonesia selama hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan
sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD
1945.
Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua
DPA menjadi Menteri Negara
Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 - 21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945
dan Pancasila secara murni dan konsekuen.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", di antara
melalui sejumlah peraturan:
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 Perubahan Pertama
UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 Perubahan Ketiga
UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 Perubahan Keempat UUD
1945
- pasal 24 ayat 3:
- bab XIII,
- pasal 31 ayat1-5,
- pasal 32 ayat 1-2 : Bab XIV,
7
- pasal 33 ayat 4-5,
- pasal 34 ayat1-4,
- pasal 37 ayat 1-5,
- aturan Peralihan Pasal I,II dan III.
- aturan Tambahan Pasal I dan II UUD 1945
8
BAB 3
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Konstitusi adalah hukum dasar tertulis ataupun hukum dasar tak tertulis.
Konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Undang-undang 1945 yang
dibentuk sejak Indonesia sukses memproklamasikan kemerdekaannya. Karena
Indonesia ingin berdiri sendiri sebagai suatu negara yang mengurus rumah tangganya
sendiri tanpa campur tangan negara lain.
Dengan terjadinya perkembangan sistem kenegaraan, maka baik perubahan,
pertambahan, maupun pengurangan, atau yang biasa disebut amandemen pun
dilakukan terhadap isi UUD 1945. Hingga akhirnya menjadi Undang-undang Dasar
1945 Hasil Amandemen.1.
Setelah empat kali melakukan amandemen UUD 1945,
yang sejatinya dilakukan untuk menutupi kelemahan sebelumnya namun ternyata
hasil dari amandemen tersebut menimbulkan beberapa kelemahan lagi. Hal ini
menyebabkan terjadi pengelompokan sikap masyarakat. Satu kelompok menghendaki
UUD 1945 dikembalikan kepada yang asli, kelompok lainnya menginginkan diadakan
lagi perubahan atau amendemen kelima UUD 1945, dan kelompok terakhir tetap pada
UUD 1945 pasca-amendemen.
9
Daftar Pustaka
10