Anda di halaman 1dari 22

DRAFT TANGGAL 17 JANUARI 2012

SURVEY EVALUASI PENCAPAIAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


KOTA BANDUNG DINILAI DENGAN INDIKATOR KOTA NORWICH
No.
1.
2.
3.

Indikator Berkelanjutan
Udara bersih
Berkurangnya jumlah sampah
domestic
Hemat air

4.

Hemat energy

5.
6.
7.
8.
9.

Sungai bersih
Bertambahnya binatang liar
Perlindungan RTH
Jalan bersih
Lalulintas tidak padat

10.
11.

Keamanan di jalan
Menurunnya
jumlah
pengangguran
Bertambahnya pekerja terampil

12.
13.
14.
15.

Deskripsi

jumlah hari dengan kualitas udara yang baik

jumlah sampah yan dihasilkan per KK; jumlah


sampah yang didaur ulang

banyaknya m3 air yang dikomsumsi semua


pengguna per tahun

energi (gas dan listrik) yang dikonsumsi oleh


rumah tangga dan industri per tahun

Kualitas air sungai (DO, BOD dan amoniak)

Jumlah binatang liar (burung)

Bertambahnya Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Jumlah sampah di jalan

Jumlah trips setiap tahun (kendaraan pribadi,


transportasi umum, sepeda, pejalan kaki)

Panjang jalan untuk pejalan kaki dan sepeda

Peningkatan pengangguran

Terbukanya lapangan pekerjaan


Regional capital for business
Bertambahnya pemasukan sektor
pariwisata
Berkurangnya penduduk miskin

17.

Berkurangnya
perumahan

masalah

18.

Meningkatnya
pelayanan
masyarakat
Bertambahnya masyarakat dalam
proses demokrasi
Bertambahnya sarana olahraga
Terwujudnya kota yang aman
Bertambahnya fasilitas seni dan
budaya
Pemeliharaan 'heritage' dalam
beragam jenisnya

16.

19.
20.
21.
22.
23.

Persentase dari penduduk dalam pencapaian


pendidikan dan pelatihan
Net increase in number of jobs
Jumlah perusahaan besar dan menengah
Jumlah hari menginap pengunjung hotel
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan
Jumlah orang yang tidak punya rumah, jumlah
orang yang memerlukan akomodasi tertentu,
penduduk yang tinggal dalam kawasan padat
Jumlah penduduk yang dekat dengan pusat
pelayanan
Persentase jumlah penduduk yang mempunyai
hak pilih
Bertambahnya fasilitas olahraga
Tingkat laporan tindak kriminal
Jumlah tempat tontonan (bioskop, teater)
Jumlah bangunan sejarah dan jumlah koleksi
seni/ museum

Udara Bersih

Pertanyaan untuk indikator udara bersih


1. Bagaimana penjelasan untuk interpretasi dari Grafik tersebut di atas?
a. Sejak 2003 hingga 2009, jumlah hari dengan kualitas udara baik umumnya lebih
dari 122 hari
b. Bahkan pada tahun 2004 berjumlah 211 hari.
c. Namun pada tahun 2006 berada pada posisi drastis hingga hanya 74 hari.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas?
a. Keterbatasan luas kota dan jumlah penduduk yang tidak seimbang
b. Jumlah kendaraan bermotor yang meningkat
c. Sampah perkotaan yang belum dapat dikelola sebagaimana seharusnya
d. Jumlah vegetasi/pepohonan perkotaan yang belum optimum
e. Durasi musim hujan dan musim kemarau sepanjang tahun, juga sangat berpengaruh
terhadap keberadaan hari dengan kualitas udara baik. Durasi musim ini ditandai
dengan keberadaan bulan basah (BB) = curah hujan >100 mm/bulan, bulan lembab
(BL) = curah hujan antara 60-100 mm/bulan, bulan kering (BK) = curah hujan <60
mm/bulan (lihat data curah hujan), dengan keterangan sebagai berikut:
Pada 2003, BB =7, BL=3, BK=2; pada 2004, BB = 7, BL=3, BK=2; pada 2005,
BB=10, BL=1, BK=1; pada 2006, BB=5, BL=1, BK=5; pada 2007, BB=7,
BL=2, BK=2.
Pada BK tinggi, misal pada 2006 (5), dan BB+BL rendah (<6), maka terlihat
hari dengan kualitas lingkungan baik berjumlah sedikit (74 hari), sedangkan
pada tahun-tahun lainnya dengan BB+BL = 10 atau lebih, maka hari dengan
jumlah kualitas udara baik cenderung meningkat.

3. Apa saja kendala atau dukungan yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi?
Kendala atau hal2 yang mendukung kondisi ini:
Jumlah penduduk yang terus meningkat
Jumlah kendaraan bermotor yang meningkat.
Sebagian besar warga masih berperilaku tidak berwawasan lingkungan
Penegakan hukum terhambat resistensi warga
Ruang yang terbatas menjadi kendala penghijauan kota.
Sejak jalan tol Cipularang dibuka tahun 2005, pada akhir minggu dan hari libur di
Kota Bandung menjadi penuh kendaraan dari luar kota, sebagai konsekwensi kota
pariwisata, sehingga pada tahun 2005 hari dengan udara baik hanya 150 hari,
walaupun BB+BL=11.
4. Bagaimana solusi yang disarankan untuk meningkatkan kondisi tersebut?
Perlu upaya untuk meningkatkan jumlah hari dengan kualitas udara baik, antara lain
dengan:
Gerakan menanam pohon perkotaan berbasis masyarakat yang dipimpin oleh
Walikota, agar terus digalakkan, terutama di lokasi-lokasi yang padat lalu lintas.
Perlu adanya dukungan alokasi anggaran untuk pemeliharaan dengan jumlah yang
memadai untuk kelestarian hutan kota dan ruang terbuka hijau. Keberadaan hutan
kota mampu memelihara kelembaban udara kota, mengendalikan pencamaran udara
Kegiatan car free day yang dirintis pada 2010 merupakan satu alternatif yang
positif untuk meningkatkan udara bersih perkotaan.
Mengupayakan pembangunan perkotaan yang berdampak rendah terhadap
kerusakan lingkungan perkotaan (Low Impact Development Against Environmental
Degradation).
Pemaksaan terhadap warga untuk hidup bersih dengan mengelola sampah
domestiknya (Reduce, Reuse, Recycle), menerapkan insentif dan disinsentif.
Penegakan hukum lingkungan.

Diperlukan pendidikan lingkungan, kearifan budaya, dan kebijakan politik


mengantisipasi perubahan iklim untuk menuju Kota Bandung yang berudara segar.

Berkurangnya Jumlah Sampah Domestik

Pertanyaan untuk indikator berkurangnya jumlah sampah domestik


1. Bagaimana penjelasan untuk interpretasi dari Grafik tersebut di atas?
Jumlah sampah yang didaur ulang (m3/hari) meningkat terus sejak tahun 2003, yaitu
kurang lebih 2% setiap tahunnya; bahkan pada tahun 2009 meningkat drastis hingga
kurang lebih 20%.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas?
a. Pada 1998 melalui kegiatan West Java Environmental Management Program
(WJEMP) masalah sampah domestik telah menjadi perhatian pemerintah provinsi
dan kabupaten/kota.
b. Dalam kegiatan WJEMP tersebut, disosialisasikan mengenai pengelolaan sampah
rumah tangga dengan konsep Reduce, Reuse, Recycle (3R).
c. Peristiwa longsor TPA Leuwigajah pada awal 2005 semakin menyadarkan warga
kota untuk dapat mengelola sampahnya sendiri.
d. Sejak itu, kegiatan kebersihan perkotaan semakin tahun semakin diminati warga
kota, antara lain dengan gerakan Bandung Green and Clean, yang secara
langsung semakin meningkatkan daur ulang sampah.
e. Sejak 2009, warga kota semakin tertarik dengan kegiatan daur ulang sampah, yaitu
dengan kegiatan pertanian perkotaan atau urban farming.
3. Apa saja kendala atau dukungan yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi?
a. Kelompok warga yang sadar lingkungan, walaupun jumlahnya tidak lebih dari
25%, tetap konsisten dalam mengajak warga untuk mendaur ulang sampah.

b. Sikap pemerintah Kota Bandung yang konsisten dalam mendukung dan


memfasilitasi kegiatan kebersihan kota berbasis masyarakat, antara lain yaitu
kegiatan Bandung Green and Clean
c. Kendala yang dihadapi yaitu bahwa hampir 75% warga kota masih berperilaku
tidak berwawasan lingkungan, membuang sampah sembarangan.
4. Bagaimana solusi yang disarankan untuk meningkatkan kondisi tersebut?
a. Fasilitasi pemerintah terhadap gerakan masyarakat Bandung Green and Clean
dan Urban Farming perlu untuk terus diberikan, bahkan ditingkatkan
b. Gerakan kerja bakti dan gotong royong Jumat Bersih sebaiknya terus
dihidupkan
c. Insentif dan disinsentif dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam rangka pengelolaan sampah rumah tangga.

Hemat Air

Pertanyaan untuk indikator hemat air


1. Bagaimana penjelasan untuk interpretasi dari Grafik tersebut di atas?
a. Sejak 2003, air yang dikonsumsi penduduk rata-rata di atas 33.500.000 m3/tahun,
bahkan pada 2006 konsumsi air meningkat menjadi 34.295.686 m3/tahun. Namun
pada 2009 menurun menjadi 33.013.954.
Catatan: Bila angka tiap tahun tersebut dianalisis, dengan mengambil rata-rata
yang dikonsumsi sekitar 33.500.000 m3/tahun, dan jumlah penduduk pelanggan air
diasumsikan 50% dari seluruh jumlah penduduk Kota Bandung, kurang lebih 50%
x 2.000.000 orang = 1.000.000 orang, maka konsumsi per orang per tahun = 33.5
m3, atau 33.500 liter/tahun, atau sekitar 90 liter/hari/orang (masih jauh dibawah
standar kebutuhan air untuk penduduk perkotaan yang ideal yaitu di atas 150
liter/orang/hari. Penduduk yang belum menjadi pelanggan air, mengonsumsi air
dari air sumur dan sumber air lainnya).
b. Ada hal yang menarik, bila grafik hemat air ini dikorelasikan dengan curah hujan
rata-rata per tahun, pada tahun 2004 dengan jumlah bulan basah dan bulan lembab
(BB+BL)=10 (tinggi), maka konsumsi normal, karena pasokan air juga normal.
Tetapi sebaliknya pada tahun 2006 yang merupakan tahun kering dengan jumlah
bulan basah dan bulan lembab (BB+BL)=6 (rendah), sumber air sumur dan yang
7

lain menyusut, sehingga air PDAM menjadi satu-satunya sumber air, yang
menyebabkan pengeluaran air dari PDAM meningkat.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas?
a. Musim (penghujan dan kemarau) sangat mempengaruhi sumber air warga kota
Bandung. Ketika musim hujan sumber air mencukupi kebutuhan, ketika musim
kemarau sumber air tidak mencukupi.
b. Infrastrukur sumber daya air untuk menyimpan cadangan air perkotaan (misalnya
embung, waduk, penangkap mata air) belum sesuai kebutuhan. Sehingga pada
musim kemarau, ketika air sumur dan mata air warga menyusut, semua
mengandalkan air PDAM yang jumlahnya pun terbatas.
3. Apa saja kendala atau dukungan yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi?
a. Sumber air untuk memenuhi kebutuhan warga kota masih sangat dipengaruhi oleh
keberadaan musim. Pada musim penghujan kebutuhan air tercukupi, sebaliknya
pada musim kemarau tidak tercukupi.
b. Keterbatasan infrastruktur sumber daya air PDAM, termasuk infrastruktur untuk
menyimpan cadangan air masih belum optimum.
c. Eksploitasi air tanah telah sangat berlebihan, sehingga khususnya pada musim
kemarau, warga sulit mendapatkan air tanah, karena air sumur menyusut.
4. Bagaimana solusi yang disarankan untuk meningkatkan kondisi tersebut?
a. Perlu memperbaiki/menambah infrastruktur sumber air untuk memenuhi
kebutuhan warga kota.
b. Sudah saatnya dicanangkan konsep panen air (rain harvesting) kepada seluruh
warga kota pada saat musim hujan. Setiap rumah, komplek, perkantoran, untuk
membuat penampungan air hujan. Membangun sumur resapan, biopori, dan
sejenisnya.
c. Pengendalian eksploitasi air tanah
d. Gerakan hemat air
e. Penegakan hukum disertai dengan insentif dan disinsentif.

f.

Hemat Energi

Pertanyaan untuk indikator hemat energi


1. Bagaimana penjelasan untuk interpretasi dari Grafik tersebut di atas?
a. Konsumsi gas rumah tangga terus menurun dari sekitar 1.400.000 kg/tahun pada
2003 menjadi sekitar 1.000.000 kg/tahun pada tahun 2009.
b. Tingkat penurunan tajam pada tahun 2008, yaitu saat pencanangan konversi bahan
bakar rumah tangga dari minyak tanah ke penggunaan gas, dan mulai naik perlahan
di tahun berikutnya.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas?
a. Ada kemungkinan, ketika harga bahan bakar rumah tangga terus meningkat,
masyarakat atas kesadaran sendiri mulai melakukan penghematan. Yang tadinya
dalam satu hari biasa menggunakan bahan bakar berlebihan, kemudian menjadi
dibatasi pada penggunaan yang utama saja.
b. Pasokan gas yang terkadang tidak lancar, juga merupakan faktor penentu untuk
berhemat menmggunakan bahan bakar.
3. Apa saja kendala atau dukungan yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi?
a. Kenaikan harga bahan bakar gas yang selalu terjadi
b. Pasokan gas yang sering tidak lancar
4. Bagaimana solusi yang disarankan untuk meningkatkan kondisi tersebut?
a. Saatnya budaya hemat energi untuk terus ditingkatkan.

b. Sosialisasi ketahanan energi, berapa jumlah bahan bakar gas yang sebaiknya
dikonsumsi per orang per hari, agar optimum dan tidak boros.
c. Seyogyanya segera diupayakan pengembangan energi alternatif yang bisa dibuat
oleh masyarakat sendiri (misal biogas dan lain-lainnya).
d. Mengawasi distribusi gas rumah tangga, agar tidak diselewengkan oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab.

10

5a.

Sungai Bersih

Pertanyaan untuk indikator sungai bersih


1. Bagaimana penjelasan untuk interpretasi dari Grafik tersebut di atas?
a. BOD atau Biological Oxigen Demand atau Kebutuhan Oksigen secara Biologi,
adalah indikator tingkat ketercemaran sungai yang menunjukkan berapa banyak
oksigen yang bibutuhkan agar sungai kembali bersih, dan layak dimanfaatkan.
b. Sampai tahun 2005 jumlah BOD <30, kemudian pada tahun 2006 dan seterusnya
jumlah BOD meningkat tajam menjadi >60.
c. Walaupun BOD >60, namun pada tahun 2008 dan 2009 cenderung ada penurunan.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas?
a. Jumlah limbah yg dibuang ke sungai meningkat
b. Infrastruktur pengolah limbah terbatas
c. Musim mempengaruhi fluktuasi debit sungai, hal ini dapat dilihat pada tahun 2006
ketika curah hujan rendah (bulan kering BK=5), menyebabkan BOD meningkat
hingga 60.
d. Tahun 2007, 2008, 2009 BOD >60 kemungkinan bisa dikaitkan dengan banyaknya
sampah dan limbah yang dibuang ke sungai, karena tempat pembuangan sampah
akhir (TPAS) Kota Bandung masih dalam proses studi.
3. Apa saja kendala atau dukungan yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi?

11

a. Kesadaran lingkungan dari warga belum seperti yang diharapkan, antara lain
membuang sampah sembarangan, dan sungai masih dianggap sebagai tempat
pembuangan sampah dan limbah yang paling mudah
b. Rumah-rumah disepanjang bantaran sungai masih menganggap sungai sebagai
bagian belakang rumah yang tidak diperhatikan.
c. Keterbatasan infrastruktur pengolah limbah
4. Bagaimana solusi yang disarankan untuk meningkatkan kondisi tersebut?
a. Menambah infrastruktur pengolah limbah komunal
b. Secara bertahap mengubah konsep rumah bantaran untuk menghadap ke sungai,
termasuk sosialisasi rumah panggung, karena rumah panggung merupakan salah
satu solusi antisipisi banjir.
c. Penegakan hukum, termasuk insentif dan disinsentif.
d. Menambah infrastruktur pengolah limbah
e. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai.
f. Gerakan Sungai Bersih, seperti Gerakan Cikapundung Bersih untuk terus
ditingkatkan dan diimplementasikan ke sungai-sangai lainnya.

12

5b.

Sungai Bersih

Pertanyaan untuk indikator sungai bersih


1. Bagaimana penjelasan untuk interpretasi dari Grafik tersebut di atas?
a. DO = Disolve Oxygen, atau Oksigen Terlarut, yaitu oksigen yang terlarut di air
sungai, sebagai indikator kebersihan/kesegaran sungai. Semakin besar DO, sungai
semakin bersih/segar.
b. Sampai tahun 2005, DO>2,50, kemudian setelah tahun 2005, DO menurun menjadi
<2,50, bahkan pada 2006 DO sangat rendah, yaitu 0,88
c. Grafik DO berbanding terbalik dengan grafik BOD, kalau DO rendah berarti BOD
tinggi.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas?
Penjelasan sama dengan masalah BOD
3. Apa saja kendala atau dukungan yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi?
Penjelasan sama dengan masalah BOD
4. Bagaimana solusi yang disarankan untuk meningkatkan kondisi tersebut?
Penjelasan sama dengan masalah BOD

13

Bertambahnya Binatang Liar

Pertanyaan untuk indikator bertambahnya binatang liar


1. Bagaimana penjelasan untuk interpretasi dari Grafik tersebut di atas?
a. Dari tahun ke tahun, jumlah jenis burung perkotaan terus meningkat, yaitu dari
sebanyak 30 jenis pada 2003, menjadi 56 jenis pada 2009
b. Membuktikan bahwa keadaan lingkungan Kota Bandung semakin baik dan semakin
kondusif untuk kehidupan binatang, termasuk burung.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas?
a. Semakin banyak jumlah pohon yang tumbuh di Kota Bandung sebagai dampak dari
Gerakan Menanam Pohon yang dipimpin oleh Walikota.
b. Bertambahnya jumlah jenis burung ternyat tidak dipengaruhi oleh perubahan
musim. Tahun 2006 ketika bulan kering (BK=5), jenis burung bertambah juga. Hal
ini karena pepohonan Kota Bandung sudah semakin menghijau.
3. Apa saja kendala atau dukungan yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi?
a. Masih banyak warga kota yang suka mengganggu habitat burung
b. Masih banyak warga yang tidak mengetahui bahwa jumlah jenis burung liar adalah
indikator lingkungan perkotaan. Semakin banyak jenis burung berarti hutan kota
dan ruang terbuka hijau semakin baik.
4. Bagaimana solusi yang disarankan untuk meningkatkan kondisi tersebut?
a. Gerakan menanam pohon supaya terus ditingkatkan; diupayakan jenis pohon
perkotaan yang disenangi burung.
b. Keberadaan komunitas warga pecinta burung yang sering melakukan kegiatan bird
watching seyogyanya difasilitasi, dan dibina agar jumlah anggotanya terus
meningkat.
14

c. Warga yang terlihat menyandang senapan angin dan terlihat menembak burung
supaya mendapat teguran dan diberi sanksi.
d. Menerbitkan buku Bandung Bird, yaitu buku tentang jenis burung yang berada di
Kota Bandung, sebagai bahan pengetahuan dan pendidikan lingkungan Kota
Bandung.

15

Perlindungan RTH

Pertanyaan untuk perlindungan RTH


1. Bagaimana penjelasan untuk interpretasi dari Grafik tersebut di atas?
a. Semenjak tahun 2003, luas RTH semakin meningkat, awalnya pada 2003=248 ha,
terus bertambah hingga pada 2009 menjadi 1.557 ha.
b. Ini merupakan indikator keberhasilan pembangunan lingkungan di Kota Bandung
dengan gerakan-gerakan lingkungan yang dipimpin oleh Walikota.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas?
a. Konsep yang dipakai Pemeritah Kota Bandung dalam memperluas RTH adalah
dengan: pendidikan lingkungan, menggali kearifan budaya lokal, dan intervensi
politik lingkungan merupakan konsep yang diterima oleh masyarakat.
b. Umumnya masyarakat kota Bandung sangat merindukan keberadaan RTH dan
Hutan Kota sebagai ruang publik.
3. Apa saja kendala atau dukungan yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi?
a. Keterbatasan ruang Kota Bandung yang tidak luas dengan jumlah penduduk yang
banyak menyulitkan untuk memperluas RTH.
b. Sebagian warga masih banyak yang belum sadar lingkungan, melakukan
vandalisme, merusak dan mencuri sarana prasarana RTH.
c. Banyak iklan, pengumuman, kampanye yang dipakukan ke pohon
d. Masih ada penjaga malam yang membakar sampah diperakaran pohon dan
mengancam kehidupan pohon tersebut.
e. Masih ada oknum pengusaha yang menebang pohon perkotaan untuk kepentingan
bisnis mereka.
4. Bagaimana solusi yang disarankan untuk meningkatkan kondisi tersebut?
16

Menurut UU 26/2007 tentang Penataan Ruang, PP 26/2008 tentang RTRW Nasional


diamanatkan bahwa luas RTH adalah 30% dari total luas kota. Yang 10% di bangun
oleh masyarakat, dan yang 20% dibangun oleh pemerintah. Dengan luas Kota
Bandung = 16.700 ha, maka RTH-nya perlu seluas sekitar 5.000 ha. Tidak mudah
untuk memenuhi hal tersebut, maka perlu dicari akal, antara lain yaitu:
Setiap pekarangan rumah dan perkantoran perlu dikelola setara dengan fungsi RTH,
dan hal ini perlu ditekankan melalui peraturan Walikota.
Pendidikan lingkungan bagi warga kota mengenai pentingnya fungsi RTH.
Perlu dibangun tempat pembibitan pohon perkotaan sebagai bank pohon Kota
Bandung
Menerbitkan Bandung Trees, yaitu buku tentang jenis pohon dan lokasinya yang
berada di Kota Bandung, serta asal-usul dan manfaatnya, sebagai bahan
pengetahuan dan pendidikan lingkungan Kota Bandung.

17

a.

8 Jalan Bersih

Pertanyaan untuk indikator jalan bersih


1. Bagaimana penjelasan untuk interpretasi dari Grafik tersebut di atas?
Sejak 2003, sampah di jalan terus meningkat; yaitu sebanyak 485,80 m3/hari pada
2003, menjadi 563, 37 m3/hari, yaitu meningkat sekitar 2% setiap tahunnya.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas?
a. Kurangnya kesadaran warga
b. Kurangnya SDM penyapu jalanan
c. Kurangnya sarana prasara persampahan di pinggir jalan
3. Apa saja kendala atau dukungan yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi?
a. Sampah di jalan dapat berasal dari:
Daun-daun yang berguguran dari pohon perkotaan
Buangan sampah oleh warga yang lalu lalang di jalanan (bahkan banyak
penumpang kendaraan yang membuang sampah dariu dalam kendaraannya ke
jalanan)

PKL, jongko PKL, warung dan kota dipinggir jalan yang mermbuang
sampahnya di jalanan
Sampah pasar yang tidak terangkut PD Kebersihan.
b. Warga yang tidak sadar lingkungan sering berbuat vandalisme dan mencuri sarana
persampahan perkotaan
4. Bagaimana solusi yang disarankan untuk meningkatkan kondisi tersebut?
18

a.
b.
c.
d.

Menambah SDM dan sarana prasarana untuk kebersihan jalanan perkotaan


Sanksi kepada pembuang sampah sembarangan
Relokasi PKL, warung pinggir jalan
Membangun sarana-prasarana perkomposan, di sudut-sudut taman RTH, dan di
sudut pasar tradisional, yaitu untuk membuat kompos dari bahan sampah jalanan;
kemudian komposnya untuk menambah kesuburan tanaman di RTH dan hutan kota.

19

Lalulintas Tidak Padat

Pertanyaan untuk Lalulintas tidak padat


1. Bagaimana penjelasan untuk interpretasi dari Grafik tersebut di atas?
Sejak 2003 trip kendaraan pribadi semakin meningkat, yaitu sebanyak 3.312.163
trip/tahun pada 200, menjadi 3.993.975 trips/tahun, dengan kenaikan rata-rata 2% per
tahun.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas?
a. Jumlah kendaraan di Kota Bandung semakin meningkat
b. Minat warga menggunakan transportasi umum semakin menurun
3. Apa saja kendala atau dukungan yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi?
a. Warga kota semakin mampu membeli kendaraan bermotor
b. Moda transport umum dinilai tidak nyaman dan tidak aman
c. Jumlah kendaraan semakin bertambah diakhir minggu, yaitu berasal dari luar kota,
sebagai konsekwensi kemajuan Kota Bandung sebagai tujuan wisata.
4. Bagaimana solusi yang disarankan untuk meningkatkan kondisi tersebut?
a. Membatasi jumlah kendaraan di jalan
b. Membangun moda transportasi massal perkotaan yang aman dan nyaman, yang
mencapai setiap sudut kota.
c. Melatih dan mendidik para pengemudi (baik pribadi maupun angkutan umum)
untuk berperilaku sopan dalam berkendara, patuh terhadap rambu-rambu lalu lintas.
d. Membiasakan warga kota untuk berjalan kaki.
10
Keamanan di Jalan
20

Pertanyaan untuk indikator kemanan di jalan


1. Bagaimana penjelasan untuk interpretasi dari Grafik tersebut di atas?
Panjang trotoar Kota Bandung secara kumulatif terus meningkat, yaitu dari 10.330 m
pada 2003 berkembang menjadi 70.295 m pada 2009. Meningkat sampai 558%.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kondisi tersebut di atas?
a. Pembangunan jalan di Kota Bandung telah memasukkan unsur pro pejalan kaki
untuk kenyamanan dan keamanan berjalan di perkotaan.
b. Bahkan sekarang telah pula difasilitasi jalur sepeda untuk para pengguna sepeda
3. Apa saja kendala atau dukungan yang mengakibatkan kondisi tersebut terjadi?
a. Sampai saat ini masih banyak warga yang belum sadar lingkungan, trotoar dan jalur
sepeda masih banyak dimanfaatkan tidak sebagaimana mestinya, misalnya
dimanfaatkan oleh PKL, warung pinggir jalan, parkir sembarangan.
b. Penegak hukum lingkungan masih belum optimum dalam menertibkan para warga
yang melanggar aturan lingkungan jalanan.
4. Bagaimana solusi yang disarankan untuk meningkatkan kondisi tersebut?
a. Penegakan hukum secara konsekwen, dengan sanksi tegas, serta penerapan insentif
dan disinsentif.
b. Merelokasi keberadaan PKL

21

c. Pendidikan lingkungan kepada warga kota tentang etika berjalan di jalan perkotaan,
antara lain berhenti ketika lampu stopan merah, menyeberang pada jalur/jembatan
penyeberangan.
d. Membangun rambu-rambu untuk pejalan kaki.

22

Anda mungkin juga menyukai