Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SUMBER DAN FUNGSI NORMA DALAM MASYARAKAT


Diusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Budi Pekerti
Semester V Prodi DIV Keperawatan

Disusun oleh :
Alfika Dewi Wijayanti

P07120213001

Amalia Pangesti

P07120213003

Desssy Intansari

P07120213009

Ichtiarfi Waryanuarita

P07120213020

Karunia Indriyati

P07120213025

Wanti Nurin Salasa

P07120213037

Putri Prastiti

P07120213042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2016
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Sumber dan Fungsi Norma dalam Masyarakat tanpa ada hambatan.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Budi
Pekerti dan menambah informasi bagi mahasiswa tentang adanya norma dalam
masyarakat. Dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat mengetahui pengertian
norma, sumber norma, fungsi norma, contoh terapan norma dalam masyarakat dan
contoh masalah yang melanggar norma.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1
2

Budi Mulyono, M.Pd selaku dosen mata kuliah Budi Pekerti


Teman-teman yang telah bersedia membantu dalam penyusunan makalah ini.
Demikian kata pengantar yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf atas

kesalahan yang ada.


Sekian.

Sleman, 8 Januari 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A; Latar Belakang Masalah

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang


yang membentuk sebuah sistem, dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Masyarakat merupakan
sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Setiap
manusia, baik sebagai individu atau anggota masyarakat selalu membutuhkan
bantuan orang lain. Dalam interaksi sosial tersebut, setiap individu bertindak
sesuai dengan kedudukan, status sosial, dan peran mereka masing - masing.
Tindakan manusia dalam interaksi sosial itu senantiasa didasari oleh nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat. Norma dan nilai merupakan sesuatu yang
sangat penting serta tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat,
karena keduanya merupakan alat untuk mengarahkan dan mengontrol perilaku
warga masyarakat.
Norma merupakan suatu aturan yang berlaku di dalam masyarakat yang
berfungsi untuk mengatur masyarakat dan memiliki sanksi apabila seseorang
melanggarnya. Ada berbagai macam norma yang ada di masyarakat. Norma
sangat penting bagi masyarakat karena norma digunakan untuk mengatur segala
aktivitas manusia agar berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Norma
menjadi salah satu alat untuk mengendalikan perilaku-perilaku manusia dalam
memenuhi kebutuhan mereka. Di dalam norma itu sendiri tentunya terdapat sanksi
baik tertulis maupun tidak tertulis yang dapat memberikan pelajaran bagi
manusia. Dengan adanya sanksi tersebut setidaknya dapat mengurangi
penyimpangan sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
Norma-norma yang ada dibentuk agar hubungan antar manusia di dunia ini
dapat terlaksana dengan baik, tentram dan damai. Apabila tidak ada norma
kehidupan manusia tidak akan berjalan dengan lancar. Kehidupan bermasyarakat
tersebut akan banyak terjadi banyak konflik dan kericuan di berbagai tempat
karena tidak adaya alat yang digunakan sebagai pedoman prilaku.
3

Sebagai contoh tidak adanya larangan untuk mengambil barang orang lain
atau mencuri akan membuat konflik dalam masyarakat. Setiap orang akan
memilih mencuri daripada berusaha untuk bekerja, ini akan merugikan individu
lain. Contoh lain, tahun baru misalnya, malam yang terjadi hanya satu kali dalam
satu tahun, banyak dimanfaatkan oleh para anak muda untuk hura-hura dan
bersenang-senang baik dengan teman sebaya maupun lawan jenis. Berbagai
perilaku menyimpang seperti minum minuman keras, merokok, perilaku seks
mereka lakukan tanpa batas ketika saat berkumpul.
Melihat fakta di lapangan, masih banyak individu atau kelompok dalam
masyarakat yang melakukan perilaku yang tidak sesuai norma. Kurangnya
kesadaran menjadi penyebab utama dalam masalah ini. Padahal, pada teori
maupun prakteknya, masyarakat terikat oleh norma-norma yang berlaku agar bisa
melangsungkan hidup secara teratur. Tapi kenyataannya, masyarakat masih buta
akan pentingnya menaati norma-norma yang telah ditetapkan. Karena pada
dasarnya, norma itu ada untuk membentuk masyarakat kearah yang lebih baik
lagi.
Dari pemaparan diatas, penulis ingin menjelaskan tentang sumber dan
fungsi di dalam masyarakat.
B; Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari norma?


2. Apa saja jenis-jenis norma dan berasal dari mana sumber-sumber norma?
4. Apakah fungsi dari masing-masing norma?
5. Apa contoh masalah yang timbul sebagai pelanggaran norma?

BAB II
KAJIAN TEORI
A; Pengertian Norma

Secara umum, norma atau kaidah dibedakan antara norma etika dan norma
hukum. Norma etika meliputi norma usila, norma agama, dan norma kesopanan.
Pada dasarnya, norma etika datang dari dalam diri manusia sendiri, misalnya
menghormati orang yang lebh tua, berbuat baik pada orang tua, atau malu jika
berbuat salah. Walaupun demikian, tidak jarang norma etika merupakan norma
yang datang dari luar diri manusia, misalnya dari Tuhan YME.
Norma adalah suatu ukuran yang harus dipatuhi oleh seseorang dalam
hubungannya dengan sesamanya ataupun dengan lingkungannya. Istilah norma
berasal dari bahasa Latin, atau kaidah dalam bahasa Arab, dan sering juga disebut
dengan pedoman, patokan, atau aturan dalam bahasa Indonesia. Dalam
perkembangannya, norma itu diartikan sebagai ukuran atau patokan bagi
seseorang dalam bertindak atau bertingkahlaku dalam masyarakat. Jadi, inti suatu
norma adalah segala aturan yang harus dipatuhi (Abdulkarim: 2005).
Oleh karena norma-norma yang mengatur atau membatasi tingkah laku
manusia itu bermacam-macam jenisnya, maka kesemua norma itu kita sebut
dengan norma-norma sosial atau norma-norma masyarakat. Norma yang berlaku
bagi manusia itu sekurang-kurangnya ada empat jenis yaitu norma agama, norma
kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum. Keempat norma tersebut saling
mengisi, saling mendorong, dan saling melengkapi, sehingga satu sama lain tidak
dapat dipisahkan. Maksut dari keempat norma tersebut sama, yaitu melindungi
kepentingan, baik perorangan maupun umum, sehingga tercipta tata tertib dalam
masyarakat.
Pengertian norma menurut para ahli antara lain:
1;

John J. Macionis
Norma merupakan segala aturan dan harapan masyarakat yang memandu
segala prilaku anggota masyarakat.

2;

Craig Calhoun

Norma merupakan pedoman dan aturan yang menyatakan mengenai


bagaimana cara seorang individu layaknya bertindak dalam situasi tertentu.
3;

Antony Giddens
Norma ialah sebuah prinsip maupun aturan yang jelas, nyata atau konkret
yang harus diperhatikan oleh setiap masyarakat.

4;

Broom & Selznic


Norma yaitu suatu rancangan yang ideal dari perilaku manusia yang
memberikan batasan bagi suatu anggota masyarakatnya untuk mencapai
tujuan hidup yang sejahtera. (Sumaryomo: 1995)

5;

Isworo Hadi Wiyono


Menyatakan bahwa norma ialah suatu bentuk peraturan ataupun petunjuk
hidup yang memberikan acuan terhdap apa yang baik untuk dilakukan dan
apa yang harus dihindari, dengan tujuan mewujudkan ketertiban dalam
masyarakat.

6;

Bagja Waluyo
Norma merupakan wujud atau bentuk nyata dari nilai yang merupakan acuan
atau pedoman berisikan tentang keharusan berperilaku bagi setiap manusia.

7;

Robert M. Z. Lawang
Norma merupakan suatu patokan dalam berperilaku yang memungkinkan
seseorang menentukan apakah tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain
yang juga merupakan ciri bagi orang lain untuk menolak atau mendukung
dari perilakunya.

8;

Utrecht
Norma merupakan segala himpunan petunjuk hidup yang mengatur berbagai
tata tertib dalam suatu masyarakat atau bangsa yang mana peraturan itu
diharuskan untuk ditaati oleh setiap masyarakat, jika melanggar maka akan
adanya tindakan dari pemerintah. (Noorkasiani: 2007)

9;

Marvin E. Shaw

Norma merupakan peraturan segala tingkah laku manusia yang ditegakkan


oleh anggota masyarakat dan mengekalkannya keselarasan tingkah laku yang
seharusnya.
10; Soerjono Soekanto

Norma ialah sebuah perangkat dimana hal itu dibuat agar hubungan didalam
suatu masyarakat dapat berjalan seperti yang diharapkan. Segala norma yang
dibuat akan mengalami proses dalam suatu masyarakat sehingga normanorma tersebut diakui, dihargai, dikenal dan ditaati oleh warga mayarakat
dalam kehidupannya sehari-hari.
11; Bellebaum

Norma yaitu sebuah alat untuk mengatur setiap indivudu dalam suatu
masyarakat agar bertindak dan berperilaku sesuai dengan sikap dan keyakinan
tertentu yang berlaku di masyarakat tersebut.
12; A. Ridwan Halim

Norma ialah segala peraturan baik tertulis maupun tidak yang pada intinya
merupakan suatu peraturan yang berlaku sebagai acuan atau pedoman yang
harus ditaati oleh setiap individu dalam masyarakat (Abdulkarim: 2005).

B; Jenis-Jenis Norma dan Sumbernya


1;

Norma Agama
Norma agama bersumber dari Tuhan. Norma agama berpangkal pada
kepercayaan dan keyakinan akan danya Tuhan Yang Maha Esa. Norma
agama berisi perintah dan larangan yang berasal dari Tuhan. Norma agama
ini yang memberi sanksi adalah Tuhan berupa dosa. Norma agama ini
terdapat dalam kitab suci masing-masing seperti Al Quran, bagi agama
Islam, Al kitab bagi agama Kristen, Protestan, dan Katolik, Tripitaka bagi
agama Budha, dan Weda bagi agama Hindu (Simanjutak: 2007).
Pelanggaran terhadap norma agama berarti menentang perintah dan
larangan Tuhan. Akibatnya, si pelanggar akan mendapat hukuman dari
Tuhan diakhirat nanti. Contohnya sebagai berikut.
a;
Dalam Al Quran, Surat An-Nisa ayat 10, sesungguhnya orang-orang
yang memakan harta anak yatim secara lazim, sebenarnya mereka itu

b;

c;

menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk dalam api
yang menyala-nyala (neraka).
Dalam Alkitab, kitab keluaran 20 ayat 1-7 memuat 10 Perintah Tuhan,
yang diantaranya berisi ... jangan membunuh (ayat13); jangan
berzinah (ayat 14); jangan mencuri (ayat 15); jangan mengucap saksi
dusta tentang sesamamu (ayat 16); jangan mengingini rumah
sesamamu, jangan mengingini istrinya, atau hambanya laki-laki, atau
hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun
yang dipunyai sesamamu (ayat 17).
Dalam UUD 1945 pasal 29 mengatakan setiap orang berhak memilih
agama sesuai kepercayaannya. Sanksinya jika tidak beragama, akan
dianggap sebagai orang yang tidak beragama oleh masyarakat dan
harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Tuhan YME.
Contoh penerapan norma agama dalam keperatawan, misalnya :

beribadah sesuai agama dan keyakinan, mencegah, melarang, dan tidak


melakukan perbuatan maksiat, keji dan mungkar, memberikan bimbingan
spiritual pada pasien, mendatangkan spiritualis saat pasien terminal
(sakaratul maut), berdoa sebelum melakukan aktivitas. Sedangkan contoh
pelanggaran norma dalam keperawatan, misalya : dapat menempatkan diri
kapan waktu sholat dan kapan waktu melakukan tindakan keperawatan pada
pasien, keluarga dilarang masuk saat pasien sakaratul maut padahal keluarga
seharusnya membantu klien berdoa supaya sakaratul mautnya dipermudah.

2;

Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan ini merupakan norma yang paling tua dan


bersumber pada hati nurani manusia sebab manusia adalah makhluk yang
bermoral. Norma ini terdapat dalam jiwa setiap manusia tanpa mengenal
batas wilayah, bangsa, dan masyarakat. Barangsiapa yang melanggar norma
ini berarti dianggap sebagai orang yang asusila atau tidak bermoral.
(Saputra: 2007).
Pelanggaran terhadap norma ini merupakan pelanggaran perasaan
sehingga akibat yang timbul adalah perasaan menyesal dan rasa bersalah
bagi si pelanggarnya. Contohnya, berbuat jujur dan hormatilah sesama
manusia, menolong orang yang membutuhkan pertolongan, dll.
Contoh penerapan norma kesusilaan dalam keperawatan misalnya :
tidak segera melayani kleuhan pasien dengan perawatan di bangsal kelas
tiga dan mendahulukan perawatan kelas utama, berkata tidak jujur mengenai
perkembangan kondisi pasien kepada keluarga pasien.

3;

Norma Kesopanan
Norma kesopanan bersumber dari masyarakat sendiri untuk mengatur
pergaulan hidup masyarakat sehingga setiap anggota masyarakat saling
menghormati. Norma Dengan demikian, setiap anggota masyarakat akan
merasa aman dan tentram menikmati hidup dan kehidupannya. Pelanggaran
terhadap norma kesopanan akan menimbulkan akibat berupa celaan. Si
pelanggar akan dicela oleh sesamanya atau bahkan diasingkan dari
pergaulan hidup masyarakat (Saputra: 2007).
Contohnya sebagai berikut:
a;
Janganlah meludah disembarang tempat.

b;

Janganlah membuang sampah disembarang tempat.


Norma kesopanan dapat menjelma menjadi norma kebiasaan yang

harus diindahkan karena pelanggaran terhadapnya dianggap salah atau tabu


oleh masyarakat yang bersangkutan. Norma kebiasaan ini disebut juga
dengan istilah adat istiadat, yang kemudian menjelma menjadi norma
adat.
Sedangkan contoh penerapan norma kesopanan dalam keperawatan,
misalnya : Menjaga privasi pasien terutama rekam medis pasien, sebelum
melakukan tindakan ke pasien maka perawat harus menyapa pasien terlebih
dahulu. Perawat menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
4;

Norma Hukum
Norma hukum bersumber dari negara atau pemerintah. Norma agama
adalah aturan yang dibuat secara resmi oleh penguasa negara, mengikat
setiap orang dan berlakunya dapat dipaksakan oleh aparat negara yang
berwenang, sehingga berlakunya dapat dipertahankan. Namum, norma
hukum tidak hanya membebani seseorang dengan kewajiban semata,
melainkan memberinya juga seseorang hak (Efendi: 2009).
Norma hukum dapat dibentuk secara tertulis ataupun tidak tertulis
oleh lembaga-lembaga yang berwenang membentuknya. Sedangkan normanorma agama, kesusilaan, dan kesopanan terjadi secara tidak tertulis,
tumbuh dan berkembang dari kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam
masyarakat (Efendi: 2009).
Hukum bersifat memaksa, mengatur dan membatasi, serta berlaku
bagi siapa saja. Pelanggaran terhadap norma hukum akan menimbulkan
akibat berupa hukuman penjara, atau denda sejumlah uang atau sitaan
terhadap benda yang berkaitan dengan pelanggaran. Contohnya sebagai
berikut.
1; Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
a;
BAB I ketentuan Umum, pasal 1 ayat 3
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
10

b; Pasal

ayat
4
Sarana kesehatan adalah tempat yang dipergunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
2; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1239/MENKES/SK/XI/2001tentang Registrasi dan Praktek Perawat
(sebagai revisi dari SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000)
a; BAB
I
Ketentuan
Umum
Pasal
1
:
Dalam ketentuan menteri ini yang dimaksud dengan :
- Perawat adalah orang yang telah lulus pendidikan perawat baik di
dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
- Surat ijin perawat selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis
pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan
diseluruh
Indonesia.
- Surat ijin kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti tertulis untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan di seluruh wilayah Indonesia.
b; BAB
III
perizinan,
Pasal
8,
ayat
1,
2,
&
3
:
- Perawat dapat melaksanakan praktek keperawatan pada sarana
pelayanan kesehatan, praktek perorangan atau kelompok.
- perawat yang melaksanakan praktek keperawatan pada sarana
pelayanan
kesehatan
harus
memiliki
SIK
- Perawat yang melakukan praktek perorangan/berkelompok harus
memiliki
SIPP
Pasal
9,
ayat
1
- SIK sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 2 diperoleh dengan
mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
setempat.
Pasal
10
- SIK hanya berlaku pada 1 (satu) sarana pelayanan kesehatan.
Pasal
12
- SIPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 3 diperoleh

11

dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota
setempat.
- SIPP hanya diberikan kepada perawat yang memiliki pendidikan
ahli madya keperawatan atau memiliki pendidikan keperawatan
dengaan
kompetensi
yang
lebih
tinggi.
- Surat ijin praktek Perawat selanjutnya disebut SIPP adalah bukti
tertulis yang diberikan perawat untuk menjalankan praktek perawat.
Pasal
13
- Rekomendasi untuk mendapatkan SIK dan atau SIPP dilakukan
melalui penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan bidang
keperawatan, kepatuhan terhadap kode etik profesi serta
kesanggupan

melakukan

praktek

keperawatan.

Pasal
15
- Perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan berwenang
untuk
:
i. Melaksanakan asuhan keperawatan meliputi pengkajian,
penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan
tindakan
keperawatan
dan
evaluasi
keperawatan.
ii. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir (i)
meliputi: intervensi keperawatan, observasi keperawatan,
pendidikan
dan
konseling
kesehatan.
iii. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana
dimaksudhuruf (i) dan (ii) harus sesuai dengan standar asuhan
keperawatan
yang
ditetapkan
organisasi
profesi.
iv. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakuakn berdasarkan
permintan
tertulis
dari
dokter.
Pengecualian
pasal
15
adalah
pasal
20
:
- Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa pasien/perorangan,
perawat berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar
kewenangan
sebagaimana
dimaksud
dalam
pasal
15.
- Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam
ayat
1
ditujukan
untuk
penyelamatan
jiwa.

12

Pasal
21
- Perawat yang menjalankan praktek perorangan harus mencantum
SIPP
di
ruang
prakteknya.
- Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak
diperbolehkan
memasang
papan
praktek.
Pasal
31
- Perawat yang telah mendapatkan SIK atau SIPP dilarang :
i. Menjalankan praktek selain ketentuan yang tercantum dalam izin
tersebut.
ii. Melakukan perbuatan bertentangan dengan standar profesi.

3;

4;
5;
6;

- Bagi perawat yang memberikan pertolongan dalam keadaan


darurat atau menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada
tenaga kesehatan lain, dikecualikan dari larangan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 butir a.
Undang-undang No. 20 tahun 2001 (LNRI No. 134 tahun 2001 Jo
TNLRI No. 4159) tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Dalam
undang-undang No. 20 tahun 2001 ini sebagai perubahan dan
menyempurnakan Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang perumusan deliknya
sebagai berikut:
a; Tetap memperlakukansemua ketentuan pasal-pasal dalam undangundang No. 31 tahun 1999 dengan perubahan-perubahannya.
b; Perumusan Tindak Pidana korupsi diatur dalam Bab II mulai pasal
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20.
Undang-undang No. 20 tahun 2001.
c; Perumusan tindak pidana lain yang diatur berkaitan dengan
tindakan pidana korupsi diatur dalam bab II mulai pasal 21, 22, 23,
24, UU No. 20 tahun 2001
UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan
Bebas KKN.
UU No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
UU No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (KPK).

13

7; Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2004 tentang

Percepatan Pemberantasan Korupsi.


8; Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
9; Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2005 tentang Sistem Manajemen
Sumber Daya Manusia KPK.
C; Fungsi Norma
1;

Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nila yang berlaku
Menciptakan
ketertiban
dan
keadilan
dalam
masyarakat.
Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat

2;

Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat pada wilayah
tertentu
Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat
Mengikat warga masyarakat, karena norma disertai dengan sanksi dan aturan
yang tegas bagi para pelanggarnya
Menciptakan kondisi dan suasana yang tertib dalam masyarakat
Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada para
pelanggarnya, sehingga tidak ingin mengulangi perbuatannya melanggar
norma

3;
4;
5;
6;

14

BAB III
ANALISIS MASALAH

A; Masalah

Siti Fadilah Bantah Suaminya Terima Dana Alkes

Rakhmatulloh
Rabu, 9 September 2015 17:53 WIB
JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari
membantah suaminya, Almarhum Muhammad Supari menerima aliran dana kasus
dugaan pengadaan alat kesehatan (Alkes) di Kementerian Kesehatan.
Siti mengungkapkan itu saat menjadi saksi dalam sidang perkara korupsi
pengadaan alkes dalam penanganan wabah flu burung tahun 2006 dengan
terdakwa Mulya A Hasjmy.
Ikhwal soal pemberian uang sdebesar Rp118.365 juta yang diduga diterima
suami Suami Siti itu sempat ditanyakan Hakim Sofi Aldy. Sofi menanyakan soal
pemberian uang yang disebut-sebut diberikan oleh perwakilan PT Indofarma
Global Medika (IGM) Ary Gunawan. "Saya rasa itu tidak mungkin," ujar Siti
menjawab dengan tegas, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta,
Rabu (9/9/2015).

15

Mulya A Hasjmy merupakan mantan Sekretaris Direktorat Jenderal Bina


Pelayanan Medik Departemen Kesehatan (saat ini Kementerian Kesehatan).
Dalam dakwaan Mulya disebutkan suami Siti Fadilah menerima uang dari
pengadaan alkes flu burung tahun 2016.
Uang itu diduga diberikan kepada suami Siti setelah pengerjaan proyek
selesai. Diduga uang tersebut dipakai untuk keperluan perjalanan ke luar negeri
bersama-sama dengan Ary Gunawan.
Siti Fadilah menyatakan, suaminya sama sekali tidak pernah menggunakan
fasilitas negara meski dirinya adalah seorang menteri. Bahkan, saat ikut
perjalanan dinas Siti ke Jenewa, Muhammad Supari lebih memilih tidak menetap
di KBRI bersama sang istri.
Dari situ, Fadilah mengaku baru mengenal Ary Gunawan yang ikut
rombongan suaminya. "Mendengar pernyataan Siti Fadilah, hakim pun balik
bertanya. "Ary Gunawan ikut suami, apa suami ikut rombongan IGM?" tanyanya.
"Enak saja. Almarhum suami saya itu sangat antik. Tidur pun enggak mau di
KBRI," katanya terlihat tidak terima.
Seperti diketahui, mantan Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan Mulya A Hasjmy yang didakwa bersama-sama Siti
Fadilah Supari melakukan tindak pidana korupsi pengadaan peralatan medik
dalam penanganan wabah flu burung tahun anggaran 2006.
Perbuatan keduanya menyebabkan kerugian negara hingga Rp28,4 miliar.
Dalam perkara ini, KPK juga telah menetapkan Siti Fadilah sebagai tersangka.
B; Analisis

Berita di atas membahas tentang penerimaan aliran dana kasus dugaan


pengadaan alat kesehatan (Alkes) di Kementerian Kesehatan oleh Almarhum
Muhammad Supari dan sang istri Siti Fadila yang juga telah ditetapkan oleh KPK
sebagai tersangka. Kasus berita tersebut dapat dikaitkan dengan pelanggaran
norma-norma yang berlaku dimasyarakat, yaitu norma Norma Agama, Norma
Kesusilaan, Norma Kesopanan dan Norma Hukum.
Terkait kasus yang dibahas di atas, menggunakan dana negara untuk
kepentingan pribadi merupakan salah satu dari tindak pidana korupsi. Tindak
pidana korupsi yang dilakukan telah melanggar kaidah norma yang berlaku.
Tindak korupsi dapat dikaitkan dengan beberapa norma diantaranya norma agama,

16

kesusilaan, kesopanan dan norma hukum. Sebagi seorang manusia yang hidup
dengan manusia yang lain, memiliki kewajiban untuk hidup saling menghargai,
menghormati dan menyayangi. Dalam kehidupan manusia, terdapat beberapa
aturan atau kaidah yang harus ditaati agar dapat tercipta kehidupan yang serasi,
selaras dan harmonis. Kasus penyalahgunaan penggunaan dana yang dibahas di
atas merupakan kasus pelanggaran norma, sebab dana yang seharusnya digunakan
untuk kepentingan masyarakat banyak digunakan untuk kepentingan pribadi. Hal
itu berarti seseorang telah menodai bubungannya dengan masyarakat karena telah
melanggar norma kesopanan yang timbul akibat adanya interaksi di dalam
masyarakat. Solusinya, tindak pidana korupsi semestinya tidak dilakukan oleh
pejabat Negara karena hal itu berkaitan dengan kepentingan warga negaranya
bukan hanya satu atau dua orang saja. Dalam hal ini, dibutuhkan pendidikan anti
korupsi sejak dini agar dapat mengajarkan pada generasi muda untuk mengetahui
kerugian dan dampak negative dari tindak pidana korupsi sehingga korupsi di
Indonesia dapat diberantas dan tidak dilakukan lagi oleh siapapun juga. Dalam hal
ini dapat dikaitkan pula dengan pelanggaran norma kesusilaan, sebab apabila
seseorang menggunakan sesuatu yang bukan menjadi haknya berarti ia telah
bertentangan hati nurani rakyat yang lebih membutuhkan dana itu sedangkan ia
menggunakannya demi kepentingan pribadinya. Solusinya, dibutuhkan bimbingan
rohani dan pemahaman lebih tentang dampak negatif tindak korupsi, agar
seseorang mampu menelaah bagaimana apabila korupsi terus dilakukan terhadap
nasib kalangan yang sekiranya banyak dirugikan akibat tindakan tercela tersebut.
Pelanggaran yang dilakukan meliputi pelanggaran norma hukum sebab
penggunaan dana yang diperuntukkan untuk warga Negara telah diatur oleh
hukum dan tidak dipergunakan sesuai ketentuan hukum yang telah ada, norma
kesusilaan sebab apabila petinggi yang tega menyalahgunakan pengguanaan dana
yang seharusnya digunakan untuk menolong banyak orang sedangkan ia
pergunakan untuk kepentingan pribadi berarti tidak mempertimbangkan hati
nurani nya. Perbuatan menyalahgunakan pengguanaan alokasi dana untuk
kesehatan, sama halnya merebut nyawa orang lain sebab Pelanggaran norma
hokum terkait penyalahgunaan dana tersebut diatur dalam Undang-Undang No. 20

17

tahun 2001 yang mengatur tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi


seharusnya, sebagai pejabat Negara yang bertanggungjawab atas kesehatan
masyarakat melalui perannya sebagai menteri dapat membentu mengatasi
permasalahan kesehatan yang terjadi di Indonesia. Apabila dana pengadaan alkes
itu diselewengkan maka akan terjadi penurunan suplai ke daerah dan masyarakat
sehingga masyarakat tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal
untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka. Hal itu juga dapat berdampak pada
menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap aparat Negara yang menjabat.
Selain itu, pelanggaran yang telah dilakukan dapat membuat seseorang dihukum
atas kesalahannya sesuai ketentuan hokum yang berlaku di Indonesia.
Norma kesopanan sebab telah menggunakan dana Negara yang bukan
haknya berarti tidak menghormati hak-hak dan kepentingan orang lain terutama
saat sedang menjabat sebagai abdi Negara. Norma kesopanan yaitu norma yang
timbul dari masyarakat dan pelanggaran dari norma kesopanan akan timbul
suatu celaan.
Norma agama sebab berarti dirinya telah berbuat tidak jujur terhadap diri
sendiri dan semua pihak terkait pengadaan dana tersebut yang telah
disalahgunakan. Norma agama berpangkal pada kepercayaan

dan keyakinan

kepada Tuhan. Di dalam norma agama berisi perintah dan larangan yang berasal
dari Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah diatur di dalam kitab suci masingmasing, seperti dalam agama Islam telah diatur di dalam Al-Quran. Pelanggaran
terhadap norma agama akan mendapatkan sanksi yaitu sebuah dosa dan hukuman
berasal dari Tuhan Yang Maha Esa dan beberapa celaan dari manusia dan
masyarakat. Apabila seseorang telah berbuat tidak jujur baik itu kepada dirinya
sendiri maupun orang lain, berarti ia telah berbuat dusta kepada agama yang
diyakininya selama ini. Seharusnya, apabila seseorang telah berpegang teguh pada
sebuah keyakinan, ia akan melandasi segala perbuatnnya kepada kitab agama
yang dianutnya, sedangkan semua agama pasti mengajarkan hambanya untuk
tidak melakukan hal-hal tercela termasuk tindak pidana korupsi atau tindakan
pelanggaran hokum lainnya.

18

BAB IV
PENUTUP
A; Kesimpulan

19

Norma atau kaidah dibedakan antara norma etika dan norma


hukum. Norma etika meliputi norma usila, norma agama, dan norma
kesopanan. Norma adalah suatu ukuran yang harus dipatuhi oleh seseorang
dalam hubungannya dengan sesamanya ataupun dengan lingkungannya
Berkaitan dengan norma, kami mengambil contoh masalah pada
Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari membantah
suaminya, Almarhum Muhammad Supari menerima aliran dana kasus
dugaan pengadaan alat kesehatan (Alkes) di Kementerian Kesehatan.
Kasus penyalahgunaan penggunaan dana yang dibahas merupakan kasus
pelanggaran norma, sebab dana yang seharusnya digunakan untuk
kepentingan masyarakat banyak digunakan untuk kepentingan pribadi.
Tindak korupsi tersebut dapat dikaitkan dengan beberapa norma
diantaranya norma agama, kesusilaan, kesopanan dan norma hokum..
Pelanggaran norma hukum sebab penggunaan dana yang diperuntukkan
untuk warga Negara malah dipergunakan sendiri. Pelanggaran norma
kesopanan berarti tidak menghormati hak-hak dan kpentingan orang lain.
norma agama sebab berarti dirinya telah berbuat tidak jujur terhadap diri
sendiri. Pelanggaran norma agama berarti dirinya telah berbuat tidak
jujur terhadap diri sendiri.
B; Saran
Dari analisa yang kami buat, kami menyimpulkan saran yaitu
a; Dalam melakukan tindakan, sebaiknya melakukan semua hal dengan
jujur
b; Sebaiknya menerima hak yang kita dapat, tidak mengambil hak milik
orang
c; Bersikap baik, dengan mementingkan kepentingan bersaa daripada
kepentingan pribadi.
d; Saling menghormati satu sama lain
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkarim, Aim. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan, Membangun Warga
Negara yang Demokratis. Jakarta : Grafindo Media Pratama
Effendi, Ferry dan Mahfudh. 2009. Keperatawan Kesehatan Komunitan (Teori
Praktik Keperawatan). Jakarta : Salemba Medika
Simanjutak. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT.Grasindo
20

Sumaryomo,E. 1995. Etika Profesi Hukum. Yogyakarta : Kanisius


Saputra, Lukman. S. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan
Nasionalisme dan Patriotisme. Bandung: PT Setia Purna Inves.
Noorkasiani, Heryati & Rita Ismail. 2007. Sosiologi Keperawatan. Jakarta: EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai