Anda di halaman 1dari 9

1. A.

Keinginan investor untuk melindungi dirinya dari adanya risiko investasi di pasar modal
dapat

diakomodasikan

dengan

adanya

sekuritas

derivatif,

seperti

futures/forwards dan options. Instrumen derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua
pihak untuk menjual atau membeli sejumlah barang pada tanggal tertentu di masa datang
dengan harga yang telah disepakati saat ini. Jenis instrumen derivatif adalah option
contract (kontrak opsi) dan futures/forward contract.
Terdapat dua jenis opsi, yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option).
a. Opsi Beli (Call Option)
Call option atau opsi beli memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli
sejumlah aktiva finansial pada harga yang tertentu pada tanggal tertentu sampai
dengan opsi beli tersebut jatuh tempo.
b. Opsi Jual (Put Option)
Jenis lain dari option contract adalah opsi jual (put option). Put option atau opsi jual
memberikan hak kepada pemegangnya, bukan kewajiban, untuk menjual sejumlah
aktiva finansial pada harga yang tertentu pada tanggal tertentu sampai dengan opsi
jual tersebut jatuh tempo
Opsi terbagi dalam 4 (empat) macam sebagai berikut.
a. Opsi pada Indeks Saham
Para spekulan seringkali menggunakan indeks harga saham untuk mendapatkan
keuntungan akibat perubahan harga di pasar saham. Metode ini dapat mendatangkan
kerugian yang cukup besar, tetapi risiko ini diimbangi dengan jangka jatuh tempo opsi
yang relatif pendek.
b. Opsi pada Suku Bunga
Kontrak opsi pada suku bunga sebenarnya adalah sama dengan kontrak opsi pada
obligasi pemerintah, karena perubahan suku bunga menyebabkan perubahan harga
obligasi. Pemegang obligasi dapat melindungi investasinya dengan menggunakan
kontrak opsi pada suku bunga ini. Opsi pada suku bunga digunakan untuk mengimbangi
kerugian nilai yang terjadi antara tanggal pembelian opsi dan tanggal jatuh tempo
obligasi. Jika uang yang diterima dari pembayaran obligasi jatuh tempo diinvestasikan
lagi dengan bunga yang lebih rendah, profit atau keuntungan dari perdagangan opsi
dapat menutupi sebagian kerugian tersebut.
c. Opsi pada Mata Uang
Investasi di luar negeri sangat rentan terhadap perubahan nilai tukar mata uang.
Investor dapat melindungi investasi portofolionya dengan cara membeli opsi pada mata
d.

uang negara dimana investasinya berbeda.


Opsi pada Kontrak Futures
Opsi

tersedia

dalam

banyak

jenis

kontrak

futures suku

bunga

dan

saham. Ada beberapa keuntungan yang menjadikan alasan mengapa seorang investor
tertarik untuk memegang hak opsi pada sebuah kontrak

futures, antara lain

adalah leverage dan spekulasi dengan risiko terbatas. Kontrak futuresadalah sebuah
perjanjian atau komitmen dua pihak, untuk mengirimkan atau menerima instrumen
finansial atau komoditas pada tanggal tertentu di masa datang, dengan harga yang
telah ditentukan pada waktu penandatanganan kontrak. Pihak yang telah setuju untuk

mengirim sesuatu dinamakan pihak yang menjual kontrak atau go short. Sedangkan
pihak lain yang setuju untuk menerima dinamakan pihak yang membeli kontrak
atau go long.
B.

2. A. Dasar pemikiran Teori Markowitz dan CAPM


Teori Portofolio (portfolio) lahir dari seseorang yang bernama Henry Markowitz. Dasar
pemikiran dibentuknya portofolio seperti yang dikatakan Markowitz yaitu: do not put all
eggs in one basket (janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang), karena jika
keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan
pecah. Begitu pula dengan investasi yang dilakukan, jangan menanamkan seluruh dana
dalam satu bentuk investasi, karena ketika investasi tersebut gagal, maka seluruh dana
yang tertanam kemungkinan tidak akan kembali. Teori portofolio yang diperkenalkan oleh
Markowitz (yang di kalangan ahli manajemen keuangan disebut sebagai the father of
modern portfolio theory) ini telah mengajarkan konsep diversifikasi portofolio secara
kuantitatif.
Harry M. Markowitz, untuk kepeloporannya dalam teori portofolio keuangan
The basic concepts of portfolio theory came to me one afternoon in the library while
reading John Burr Williams's Theory of Investment Value . Williams proposed that the value
of a stock should equal the present value of its future dividends. Since future dividends are
uncertain, I interpreted Williams's proposal to be to value a stock by its expected future
dividends. But if the investor were only interested in expected values of securities, he or
she would only be interested in the expected value of the portfolio; and to maximize the
expected value of a portfolio one need invest only in a single security. This, I knew, was not
the way investors did or should act. Investors diversify because they are concerned with
risk as well as return. Variance came to mind as a measure of risk. The fact that portfolio
variance depended on security covariances added to the plausibility of the approach. Since
there were two criteria, risk and return, it was natural to assume that investors selected
from the set of Pareto optimal risk-return combinations.
William F. Sharpe, yang mengembangkan teori umum untuk harga aset keuangan

Fred Weston suggested that I might see if Harry Markowitz, who was then at RAND, had
any ideas. He had, and I proceeded to work closely with him on the topic Portfolio Analysis
Based on a Simplified Model of the Relationships Among Securities . Although Harry was
not on my committee, he filled a role similar to that of dissertation advisor. My debt to him
is truly enormous. The dissertation was approved in 1961, at which time I received the PhD
degree."
Dalam proses disertasi tersebutlah Sharpe menjelajahi beberapa aspek analisis portofolio
berdasarkan model pertama kali yang diusulkan oleh Markowitz. Pada saat itu dinyatakan
sebagai "model indeks tunggal", meskipun sekarang umumnya disebut sebagai "-faktor
model satu". Kuncinya adalah asumsi yang mengembalikan keamanan terkait satu sama
lain yang hanya melalui tanggapan untuk satu faktor umum. Dalam disertasi Sharpe
tersebut, ditujukan baik dan hasil positif normatif. Bab terakhir, A Theory Positif Keamanan
Pasar Perilaku, termasuk hasil yang serupa dengan yang sekarang disebutSecurity Market
Line dari Capital Asset Pricing Model (CAPM), tapi diperoleh di lingkungan terbatas di mana
imbalan yang dihasilkan oleh faktor-model satu ini yang dapat dijabarkan lebih luas
dengan menggunakan single linier programming atau regresi linier tunggal.

B. Peta Return dan Risk Investasi dalam bentuk diagram pada Sekuritas dan Obligasi
khususnya Pasar Modal dunia.

3. A.
konsep investasi pada reksadana
Berdasarkan UU No.8/1995 tentang Pasar Modal, pada pasal 1 ayat 27 disebutkan bahwa
Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portfolio Efek oleh Manajer Investasi.
B. Reksa dana cenderung membuat investor pasif, sedangkan investasi saham
mendorong investor lebih aktif.

REKSADANA
waktu pencairan 1-3 tahun (tidak flexibel)

SAHAM BIASA
Transaksi harian, bulanan, tahunan (sangat

fleksibel)
Di kelola oleh manajer investasi/MI

Di

didukung tim riset yang selalu update


Tergantung

pada

kemahiran

manajer

investasi
Modal awal Rp. 500.000
modal

investor

investor lain

digabungkan

kelola

secara

personal,

bebas

menganalisa
investor harus aktif menganalisa dan belajar
Tergantung

pada

psikologis

investor

secara(emosional)
Modal awal Rp. 5.000.000
dengan

Modalnya

hanya

fokus

pada

beberapa

saham

Reksa Dana merupakan produk investasi yang berisiko. Letak risiko Reksa Dana ada pada
instrumen investasi yang menjadi portofolio Reksa Dana tersebut, dan pada faktor
pengelola Reksa Dana (Manajer Investasi) yang bersangkutan. Berisikonya Reksa Dana
dikarenakan harga instrumen portofolionya yang berubah setiap waktu. Bila Reksa Dana
tersebut berisikan obligasi, maka kebijakan Pemerintah, melalui Bank Indonesia, menaikkan
tingkat bunga akan membuat harga obligasi mengalami penurunan. Manajer Investasi yang
mengelola portofolio juga bisa membuat Reksa Dana tersebut berisiko dengan tindakan
disengaja atau tidak disengaja. Misalkan, ada dana tunai yang masuk ke Reksa Dana dan
Manajer lnvestasinya sedang rapat seharian dan lupa melakukan penempatan dana
sehingga tingkat pengembalian Reksa Dana turun. Berbeda dengan saham biasa,

baik

teknikal dan fundamental dikelola sendiri dengan tingkat resiko yang lebih tinggi
dibandingkan reksadana karena proporsi dana tidak di diversifikasi terhadap portofolio,
pengambilan keputusan hanya bergantung pada psikologis itu sendiri.
C. Asumsi yang wajar adalah investor cenderung menghindari risiko, investor penghindari
risiko ini akan memilih tingkat risiko yang lebih rendah. Jika investor memiliki beberapa
pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling optimallah yang akan dipilihnya.
Maka dari itu seorang manajer investasi melakukan diversifikasi portofolio. Yang dimaksud
dengan diversifikasi portofolio dalam hal ini adalah seluruh dana yang ada seharusnya tidak
diinvestasikan ke dalam bentuk saham satu perusahaan saja, tapi portofolio harus terdiri
dari saham banyak perusahaan. Salah satunya diversifikasi naif dengan asumsi berharap
bahwa varians dari pengembalian diharapkan atas portofolio dapat diperkecil. Investasi
hanya pada satu kelompok aktiva dapat mengundang risiko yang lebih besar yang umunya
ditandai dengan kovarians pengembalian yang tinggi.
4. A. Proses perdagangan sekuritas pada dasarnya adalah untuk mempertemukan pihak yang
memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (issuer). Untuk
melakukan hal tersebut, perlu adanya beberapa persiapan. Investor yang ingin melakukan
transaksi di pasar modal, harus menjadi nasabah di perusahaan Efek atau kantor broker.
Pertama kali investor melakukan pembukaan rekening dengan mengisi1,, dokumen
pembukaan rekening. Nasabah atau investor dapat melakukan order jual atau beli setelah
investor disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan Efek yang bersangkutan.
Umumnya setiap perusahaan Efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan

sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli
saham. Investor yang sudah menjadi nasabah dari perusahaan efek, sudah dapat
melakukan transaksi.
Pada pasar primer, mekanisme perdagangan sekuritas melibatkan emiten dan underwriter.
Pada pasar perdana issuer melakukan penawaran umum. Proses penawaran umum
sekuritas

bermula

(penerbit

saham)

menerbitkan

dari calon emiten


yang

ingin

sekuritas, terlebih dahulu menentukan penjamin emisi

(underw

riter)

dan

melakukan

kontrak di

Bursa Efek

Indonesia.

Kontrak

berisi

pernyataan

pendaftaran

yang

kemudian

akan

disampaikan kepada badan pangawas. Badan pengawas (Otoritas jasa Keuangan) kemudian
akan memberikan keputusan mengenai pernyataan pendaftaran yaitu dinyatakan efektif
atau tidak efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan. Apabila pernyataan pendaftaran dinyatakan
efektif, maka terjadilah penawaran umum perdana (IPO). Penawaran umum perdana
tersebut terjadi di pasar primer. Jika sudah tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia maka transaksi sudah terjadi di pasar sekunder.
Kegiatan jual beli di pasar sekunder diawali dengan investor melakukan order melalui
perantara (broker). Order yang diterima broker kemudian akan diteruskan ke floor trader.
Floor trader akan memasukan order ke dalam sistem di Indonesia disebut JATS. Seluruh
order yang masuk ke sistem tersebut akan dipantau oleh floor trader, investor, serta
broker. Pada tahap ini, investor dapat melakukan perubahan order seperti perubahan harga
penawaran untuk tercapai tujuan order (baik untuk membeli maupun menjual) yang
diinginkan. Selanjutnya ketika order telah bertemu harga yang sesuai maka transaksi akan
terjadi. Floor trader atau broker akan memberikan informasi kepada investor bahwa order
terlah terpenuhi. Selanjutnya adalah penyelesaian transaksi atau biasa disebut setllement.
Untuk memenuhi settlement ini dibutuhkan beberapa proses seperti pemindahbukuan dan
kliring hingga akhirnya hak-hak investor terpenuhi.

B. Prinsip keterbukaan (disclosure) merupakan jiwa dari pasar modal. Prinsip ini yang
membuat pasar modal menjadi efesien, artinya investor dalarn membuat keputusan untuk
membeli atau menjual sahamnya selalu didasarkan kepada data yang akurat Dalam bahasa
sehari-hari dikatakan tidak seperti "membeli kucing dalam karung". Salah satu pelaksanaan
prinsip keterbukaan dalam perdagangan saham melalui pasar modal adalah larangan
melakukan "insider trading", yaitu membeli atau menjual saham berdasarkan informasi
orang dalam yang belurn atau tidak disiarkan kepada publik. Insider trading adalah istilah
yang dipinjam dari praktek perdagangan saham yang tidak fair di Amerika yang
dihubungkan dengan penggunaan informasi yang confidential oleh pejabat perusahaan
yang karena jabatannya dapat menarik keuntungan, sebab informasi tersebut tidak
diberikan kepada masyarakat luas. Kasus praktek insider trading pernah terjadi dua kali di
Indonesia yaitu di Bursa Efek Jakarta mengenai kasus PT.A.P. yang terjadi sebelum adanya
Undang Undang pasar modal dan kasus transaksi saham PT. BMU, setelah berlakunya
Undang-Undang

No.8

Tahun

1985

tentang

Pasar

Modal.

Praktek

insider

trading

bertentangan dengan prinsip keterbukaan. Keterbukaan merupakan suatu kewajiban bagi


setiap perusahaan yang menjual sahamnya melalui lantai bursa. Prinsip keterbukaan
(disclosure principle) merupakan sesuatu yang harus ada, baik untuk kepentingan
pengelola bursa seperti PT. Bursa Efek Jakarta dan PT.Bursa Efek Surabaya, Bapepam selaku
pengawas maupun calon investor.
5. A. Secara singkat perbedaan antara bunga dengan bagi hasil dapat terlihat pada tabel
berikut:
No

Bunga

Bagi Hasil

Penentuan bunga dibuat sewaktu

Penentuan bagi hasil dibuat

.
1.

perjanjian tanpa berdasarkan kepada

sewaktu perjanjian dengan

untung/rugi.

berdasarkan kepada

untung/rugi.
2.

Jumlah persen bunga berdasarkan


jumlah uang (modal) yang ada.

Jumlah nisbah bagi hasil


berdasarkan jumlah
keuntungan yang telah dicapai.

3.

Pembayaran bunga tetap seperti

Bagi hasil tergantung pada hasil

perjanjian tanpa diambil

proyek. Jika proyek tidak

pertimbangan apakah proyek yang

mendapat keuntungan atau

dilaksanakan pihak kedua untung

mengalami kerugian, maka

atau rugi.

resikonya ditanggung kedua


belah pihak.

4.

Jumlah pembayaran bunga tidak

Jumlah pemberian hasil

meningkat walaupun jumlah

keuntungan meningkat sesuai

keuntungan berlipat ganda.

dengan peningkatan
keuntungan yang didapat.

5.

Pengambilan/pembayaran bunga
adalah haram.

Penerimaan/pembagian
keuntungan adalah halal

Perbedaan pokok antara sistem bank Konvensional dengan sistem bank Islam secara ringkas
dapat dilihat dari 4 (empat) aspek seperti terlihat pada tabel berikut ini:

No

Perbedaan

Bank Islam (Bank Syariah)

Bank Konvensional

Tidak berdasarkan atas

Berdasarkan atas

Aspek
1

Falsafah

bunga, spekulasi dan

bunga

ketidakjelasan
2

Operasional

- Dana masyarakat berupa

- Dana masyarakat

titipan dan investasi yang

berupa simpanan

baru akan mendapatkan

yang harus dibayar

hasil juka diusahakan

bunganya pada saat

terlebih dahulu
- Penyaluran pada sektor
usaha yang halal dan
menguntungkan

5.B.

jatuh tempo
- Penyaluran pada
sektor yang
menguntungkan,
aspek halal tidak

Di

menjadi
pertimbangan
utama
3

Sosial

Dinyatakan secara eksplisit


dan tegas yang tertuang

Tidak tersirat secara


tegas

dalam Visi dan Misi bank


4

Organisasi

Harus memiliki Dewan


Pengawas Syariah (DPS).

Fungsi

Bisnis dan Sosial

Tidak memiliki Dewan


Pengawas Syariah.
Bisnis

awal dasawarsa 1990-an dan tepatnya pada tahun 1992 suatu perkembangan baru terjadi
dalam sistem perbankan di Indonesia. Perkembangan tersebut adalah didirikannya sebuah
perbankan yang bernuansa Islam atau syariah dengan landasan operasi berbasis bagi hasil
(profit sharing) yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI). Perkembangan tersebut patut
disambut gembira karena sebagian umat Islam Indonesia masih ragu-ragu untuk
bermuamalah dengan perbankan konvensional yang berbasis bunga. Dengan didirikannya
BMI maka diharapkan keragu-raguan itu menjadi hilang karena kini mereka dapat
bermuamalah dengan bank yang beroperasi tanpa faidah (bunga). Dengan demikian umat
Islam diharapkan dapat berperan optimal dalam industri berbankan di tanah air.
Salah satu tonggak perkembangan perbankan Islam adalah didirikannya Islamic Development
Bank (IDB, atau Bank Pembangunan Islam) pada tahun 1975, yang berpusat di Jeddah.
Bank pembangunan yang menyerupai Bank Dunia (World Bank) dan Bank Pembangunan
Asia (Asia Development Bank, ADB) ini dibentuk oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI)
yang anggota-anggotanya adalah negara-negara Islam, termasuk Indonesia.

Kini perbankan syariah sudah menyebar ke berbagai negara, bahkan negara-negara Barat.
The Islamic Bank International of Denmark tercatat sebagai bank syariah pertama yang
beroperasi di Eropa, tepatnya Denmark, tahun 1983.
Di Asia Tenggara, tonggak perkembangan perbankan terjadi pada awal dasawarsa 1980-an,
dengan berdirinya Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) pada tahun 1983.
Namun, sejak 2000-an, setelah terbukti keunggulan bank syariah (bank Islam) dibandingkan
bank konvensional - antara lain, Bank Muamalat tidak memerlukan suntikan dana, ketika
bank-bank konvensional menjerit minta Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) ratusan
triliunan akibat negative spread - bank-bank syariah pun bermunculan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai