Anda di halaman 1dari 15

1. Uraikan ruang lingkup mata kuliah ekonomi manajerial.

Uraikan pula manfaat yang akan


diperoleh seorang manajer jika mempelajari ekonomi manajerial.
2. Diketahui hasil riset permintaan mobil sebagai berikut : Qmotor = (4,5) Pmotor (3), 0,5 bbm
+ 2,8 Ykonsumen + 0,08 Adv dimana, Qmotor adalah Jumlah motor yang diminta, Pmotor
adalah harga motor, Pbbm adalah harga BBM, Ykonsumen adalah pendapatan konsumen
dan Adv adalah biaya iklan.
3. Uraikanlah mengenai model produksi?
a. Jelaskan pula hubungan antara variabel variabel indevenden dengan variabel
dependen yang terdapat dalam model tersebut.
b. Buatlah analisis bilamana perusahaan memperoleh efesiensi dalam produksi,
pergunakan konsep rturn to scale.
c. Jika jawaban 3.b diatas kemudian dikombinasikan dengan siklus biaya produksi, maka
saudara diminta untuk menguraikan skala ekonomis yang terjadi pada perusahaan.
4. Uraikanlah bentuk bentuk struktur pasar yang saudara ketahui, Jelaskan dampak
(hubungan) bentuk bentuk struktur pasar dengan kebijakan periklanan dan kesejahteraan
masyarakat.
5. Bagaimana dampak struktur pasar oligopoli terhadap anggaran biaya periklanan dan
kesejahteraan masyarakat.
JAWABAN :
1. Ruang lingkup Ekonomi Manajerial
a.

Definisi.
Ekonomi Manajerial adalah aplikasi dari teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu

keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuannya dengan cara
yang paling efisien.
Ekonomi manajerial adalah aplikasi teori dan metode ekonomi dalam proses pengambilan
keputusan manajerial dan administratif (Hirschey,M.,2003). Dengan demikian ekonomi
manajerial mengkaji dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan yang dapat digunakan
sebagai rujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pengambilan keputusan manajerial.
Ekonomi manajerial akan sangat membantu para manajer untuk memahami bagaimana
determinan ekonomi mempengaruhi kinerja organisasi dan perilaku manajerial. Dalam konteks
pembelajaran yang ekstensif, ekonomi manajerial memanfaatkan sejumlah alat analisis seperti

metode kuantitatif, statistik atau ekonometrika dan konsep-konsep manajemen strategik serta
analisis keuangan.
Masalah pengambilan keputusan timbul pada tiap organisasi, baik bermotif laba atau
nirlaba, ketika organisasi itu berusaha mencapai tujuannya dalam menghadapi kendala. Contoh,
bagaimana sebuah rumah sakit berusaha mengobati pasiennya sebanyak mungkin dengan standar
kesehatan yang cukup dengan keterbatasan sumberdaya (dokter, fasilitas, perawat, dll).
Masalah pengambilan keputusan timbul pada tiap organisasi, baik bermotif laba atau
nirlaba, ketika organisasi itu berusaha mencapai tujuannya dalam menghadapi kendala. Contoh,
bagaimana sebuah rumah sakit berusaha mengobati pasiennya sebanyak mungkin dengan standar
kesehatan yang cukup dengan keterbatasan sumberdaya (dokter, fasilitas, perawat, dll).
b. Keterkaitan dengan Teori Ekonomi.
Keputusan manajemen dapat menerapkan teori ekonomi dan perangkat ilmu terapan.
Ekonomi

Mikro

mempelajari

tingkah

laku

ekonomi

secara

individual

sebagai

unit

pengambikeputusan dalam sistem perdagangan bebas. Ekonomi Makro melihatnya secara agregat,
seperti output, pendapatan, pekerjaan, investasi, haragtotal, dan lain-lain. Teori ekonomi berusaha
memprediksi dan menerangkan tingkah laku ekonomi. Teori ekonomi biasanya dimulai dengan
suatu model. Model merupakan abstaksi dari banyak hal yang melingkupi suatu kejadian dan
berusaha untuk mengidentifikasi beberapa dari banyak faktor penentu penting dari suatu kejadian.
c. Keterkaitan dengan imu keputusan.
Ilmu ini mempergunakan perangkat matematika ekonomi dan ekonometrik untuk
membentuk dan mengestimasi model keputusan yang ditujukan untuk menentukan prilaku optimal
perusahaan. Matematika ekonomi dipergunakan untuk memformulasikan model ekonomi yang
dipostulatkan oleh teori ekonomi. Ekonometrik menerapkan peralatan statistik pada data dunia
nyata untuk mengestimasi model yang dipostulatkan oleh teori ekonomi untuk peramalan.
d. Kesimpulan.
Ekonomi manajerail adalh aplikasi teori ekonomi dan perangkat ilmu pengambil keputusan
untuk menentukan solusi optimal pada masalah keputusan manajerial.
2. SUDAH DIISI

3. Konsep Produksi :
Produksi = Manufacturing
Produksi = Kegiatan menciptakan nilai
Produksi = Aktivitas ekonomi yang menyediakan barang/jasa sampai ke konsumen.
Produksi = Aktivitas di mana sumberdaya input (raw material, labor, utilitas tanah &
entreprenuer) ditransformasikan melalui suatu proses teknikal menjadi output barang/jasa.

Fungsi Produksi = hubungan teknis antara Input (Var. Independen) dan Output (Var. Dependen)
o Q = f(X1, X2, . . . Xn)
a. Fungsi Produksi Satu Input Variabel :
o Q = f ( X1 // X2, X3, . . . Xn)
Output

b.

Input

Input tetap = Input yang tdk berubah dlm jangka


pendek dlm. upaya meningkatkan output (gedung,
Karakteristik
Fungsi Produksi Jangka Pendek
peralatan, manager, dll)

1) Ilustrasi
VariabelPersamaan dan Tabel
Fungsi Produksi (TP) jangka pendek mengilustrasikan output (Q) yang akan dicapai dari
berbagai alternatif jumlah input variabel dengan jumlah input tetap tertentu.
Q = 21 X + 9X2 X3 bentuk polinomial
Fungsi Marginal Product (MP) adalah perubahan Total Produksi (TP) setiap adanya
perubahan satu unit input variabel (X)

Fungsi Average Product (AP) adalah Produksi rata-rata


setiap satu unit input

Tabel : TP, MP dan AP

Input
Tetap

Input
Variabel

Total Product
(Q=21X + 9X2 X3)

Marginal Product
(MP=21 + 18X 3X2)

Average Product
(AP = 21+ 9X X2)

21

21

29

36

29

70

45

35

117

48 *

39

164

45

41

205

36

41

234

21

39

245

35

232

27

29

189

60

21

Prinsip Diminishing Marginal Returns


Prinsip ini menyatakan bahwa pada titik tertentu peningkatan output sebagai akibat
bertambahnya input variabel akan makinmenurun (lihat kolom 4 setelah input ke 3).
2) Ilstrasi Grafik

TP
= Kurva Total Poduksi
(Q = 21X + X2 X3 )
AP = Kurva Average Poduct
(AP = 21 + X X2)
MP = Kurva Marginal Poduct
(MP = 21 + 2X 3X2)

I
A

II
B

III

TP Titik A : Mulainya diminishing Average

Returns
Titik B : Mulainya diminishing Marginal
Returns
Titik C : Mulainya diminishing Total
Returns

(c) Daerah Berproduksi


I. Tidak Efisien (Irrational)
II. Efisien (Rational)
III.Tidak Efisien (Irrational)
AP
MP

A
B

TP

d) Hubungan AP dan MP

Ketika AP maksimum selalu dipotong oleh

Bukti secara grafis :

Slope TP dan

MP, atau pada saat itu AP = MP

Garis Sinar di titik A adalah sama besar,

sementara tangen garis sinar paling


besar.
Bukti secara Matematis :
AP
MP

e) Elastisitas Produksi

f.

Macam Bentuk Fungsi

Produksi One Input


1) Constan Returns to Variable Input
Variable Input
Q = a + bX atau
Q = bX
AP = b

2) Decreasing Returns to

Q = a + bX cX2 atau
Q = bX cX2
MP = b

AP = b cX

MP = b 2cX
3)

Increasing Returns to Variable Input 4) Bentuk Umum


Q = a + bX + cX2 atau

Q = a + bX + cX2 dX3 atau

Q = bX + cX2

Q = bX + cX2 - dX3

AP = b + cX

AP = b + cX dX2

MP = b + 2cX

MP = b + 2cX 3dX2

Fungsi Produksi Dua Input Variabel


Permukaan Produksi
Q = f ( X1, X2 // X3, . . . Xn)
Q = f ( L, C )
Q = 14L L2 + 18C C2

Syarat Q maksimum :
MPL = 14 2L = 0 L Q
==7 130
MPC = 18 2C = 0 C = 9

Isoquant
ISO = Sama; QUANT = Kuantitas Output
Kurva Isoquant = kurva yang menggambarkan lokus kombinasi penggunaan 2 input yang
mempunyai jumlah output yang sama dalam tabel di atas, terdapat suatu tingkat output
tertentu dicapai (misal 105) dengan menggunakan beberapa kombinasi input L dan C
(a) Derivasi Kurva dan Persamaan Isoquant
Dari contoh persamaan tiga dimensi di muka (Q=L,C), kita bisa membuat beberapa kurva
isoquant dari berbagai kombinasi penggunaan input seperti gambar di sebelah ini.

Jika diperhatikan kurva di bagian dasar atau


lantai, kita akan mendapatkan kurva-kurva
dua dimensi, yaitu : C = f

(L)

Untuk menderivasi persamaan dua dimensi, dapat


dilakukan sbb. :

Jika

sembarang nilai L dimasukkan

ke persamaan tsb., nilai C dapat dihitung :

Demikian seterusnya kalau ingin menampilkan kurva Isoquant berupa Map kita tinggal
menentu-kan nilai Q nya saja, misalnya :

Q = 0
Q = 26
Q = 52
Q = 78

Daerah berproduksi yang layak adalah daerah Isoquant yang berslope negatif.
Bandingkan antara titik A dan B, dimana titik B tidak efisien, dan antara titik C dabn D, titik D
tidak efisien.

(b) Marginal Rates Technical Substitution


MRTS mengukur pengurangan salah satu input (C) untuk setiap penambahan input yang
lain (L), dimana output (Q) terjaga konstan.
Berubahnya output (Q) setiap adanya pengu-rangan C (C) atau penambahan L (L) satu
unit dapat ditulis :
Kalau pengurangan C sebesar C, maka pengurangan output sebesar :
Kalau penambahan L sebesar + L, maka penambahan output sebesar :

Secara total, perubahan output karena proses substitusi antara input L dan C adalah sama
dengan nol :

(c)

Macam-Macam Bentuk Isoquant

1)
(

Pergantian Tidak Sempurna)

2)
(

Decreasing Rates Substitution

Constan Rates Substitution


Pergantian Sempurna)

3) No Substitution (Komplementer)

(d) Intensitas Penggunaan Faktor Produksi, Efisiensi Produksi dan Hukum Perluasan Produksi
Konsep :
Intensitas Penggunaan Faktor Produksi adalah penekanan terhadap salah satu faktor produksi dalam
proses.
Proses produksi yang mengintensifkan Labor Padat Karya
Proses produksi yang mengintensifkan Capital Padat Modal
Efisiensi Produksi pada dasarnya adalah Profit Perusahaan :
Dengan jumlah input tertentu bisa mencapai output maksimum
Dengan jumlah output tertentu bisa menggunakan input minimum

Hukum Perluasan Produksi :


Meningkatnya skala pabrik dengan meningkatkan semua input.
Ada tiga kemungkinan perluasan skala pabrik :
a) Increasing Returns To Scale (IRS)
b) Decreasing Returns To Scale (DRS)
c) Constan Returns To Scale (CRS)
Fungsi Cobb-Douglas (1928)
Bentuk Fungsi Cobb-Douglas
Untuk memperjelas ketiga konsep di atas fungsi Cobb-Douglas sangat membantu :
Q = f(L, C)
Q = b0 Lb1 Cb2
Keterangan Parameter
Parameter b0, b1 dan b2 dapat ditentukan melalui Ekonometrika dengan ketentuan data variabel Q, L
dan C tersedia dengan cukup.
Parameter b0 merupakan indeks efisiensi produksi atas penggunaan input L dan C, makin tinggi
nilai b0 makin tinggi efisiensiproses produksinya
Misalnya, Perusasahaan A da B memproduksi output yang sama:
QA = 5 (L, C)

Perusahaan B lebih efisien dari perusahaan A, karena produktivitasnya lebih

besar:
QB = 10 (L, C)

QB / (L,C) = 10 > QA / (L,C) = 5

Parameter b1 dan b2
-

Fungsi Cobb-Douglas yang asli, b1 + b2 = 1


Dalam perkembangannya b1 dan b2 bisa > 1 atau < 1
- Menggambarkan hubungan antara variabel L dan C :
Jika : b1 > b2 Produksi Padat Karya
b1 < b2 Produksi Padat Modal
-

Ditafsirkan sebagai koefisien Elastisitas Produksi () dari


masing-masing input (L dan C) :

Jumlah Parameter b1 dan b2 ( b1 + b2 )


Jumlah b1 + b2 :

berkaitan dengan hukum perluasan produksi, yaitu berapakah output akan

mengganda kalau semua inputnyadigandakan sebanyak n kali.


Jika : b1 + b2 > 1 Output akan mengganda lebih dari
sebanding (IRS)
b1 + b2 < 1 Output akan mengganda kurang dari
sebanding (DRS)
b1 + b2 = 1 Output akan mengganda sebanding (CRS)
Atau dengan kata lain jika L dan C digandakan n kali, Q akan berganda sebanyak n(b1+b2).
Jika b1+b2 = , maka n Q = f( nL, nC ) = b1 + b2
Jadi, jika fungsi produksi :
Q = b0 Lb1 Cb2
n Q = b0 ( n L )b1 ( n C )b2
n Q = b0 nb1Lb1 nb2Cb2
n Q = (b0 Lb1 Cb2) nb1+b2
n Q = Q nb1+b2
= b1 + b2 (terbukti)
Contoh : Q = 5 L3/4 C 1/2

Apakah fungsi produksi padat karya/ padat modal ?

Apakah fungsi produksi IRS / DRS / CRS ?

Berapakah besarnya L dan C ?

Jika L = 16 orang, C = 9 unit, berapa banyaknya Q ?

Jika L dan C digandakan 16 kali, berapa Q yang baru ?


ISOCOST

Untuk mencapai Isoquant yang maksimum sebagai harapan produsen, sudah tentu akan
dikendalai oleh kemampuannya.
Kemampuan meliputi : - Dana
- Harga Input
Dana (total Cost) pada umumnya terbatas, oleh karena itu persoalannya adalah bagaimana
mengalokasikan dana tersebut untuk membeli input dengan harga tertentu seoptimal mungkin,
sehingga produksi dapat dicapai semaksimal mungkin.
Hubungan antara jumlah dana dengan input dan harganya dapat diilustrasikan oleh
Persamaan Garis Isocost dan Grafik Isocost.

Slope

Garis Isocost adalah garis yang mencerminkan berbagai kombinasi penggunaan input dengan
jumlah biaya yang sama.

4. Struktur pasar merupakan penggolongan pasar berdasarkan strukturnya. Dibagi kedalam


beberapa bagian yaitu :
a. Pasar persaingan sempurna : Jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang banyak dan
produk yang dijual bersifat homogen. Persaingan akan terjadi apabila penjual dan pembeli
dalam jumlah besar mengadakan saling hubungan secara aktif dengan maksud
memaksimumkan keuntungan dan kepuasan atas dasar harga-harga yang ditentukan oleh
penawaran dan permintaan. Contoh produknya seperti beras,gandum, dan kentang. Pasar
persaingan sempurna memiliki ciri-ciri :
1) Jumlah penjual dan pembeli banyak
2) Barang yang dijual bersifat homogen
3) Penjual bersifat mengambil harga (price taker)
4) Posisi tawar komsumen kuat
5) Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
6) Sensitif terhadap perubahan harga
7) Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
b. Pasar persaingan tidak sempurna yang terdiri atas :
1) Pasar monopoli: Hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar.
2) Pasar oligopoli: Pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa
perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
3) Pasar duopoli: Memiliki karakteristik yang sama dengan oligopoli, namun pada Pasar
duopoli hanya ada dua perusahaan.
4) Pasar persaingan monopolistik Bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.
5) Pasar monopsoni Jenis pasar dimana hanya ada satu pembeli.
6) Pasar oligopsoni adalah bentuk pasar dimana barang yang dihasilkan oleh beberapa
perusahaan dan banyak perusahaan yang bertindak sebagai konsumen.
5. Pasar Oligopoly adalah struktur pasar di mana hanya ada beberapa perusahaan yang menguasai
pasar, baik secara individu maupun yang secara diam-diam bekerja sama. Karena jumlah penjual
sedikit, maka selalu ada hambatan untuk memasuki pasar. Penetapan harga oleh penjual harus
dipertimbangkan oleh pesaing-pesaing lain. Dengan kata lain, reaksi pesaing terhadap keputusan
harga dan output adalah paling penting dalam pasar oligopoli. Di Indonesia, dewasa ini banyak
koperasi di pasar-pasar lokal yang telah berintegrasi vertikal, yang menandakan bahwa banyak

koperasi di Indonesia beroperasi di dalam pasar oligopoli, yakni struktur pasar dengan jumlah
penjual yang sedikit.
Dampak negatif oligopoli terhadap perekonomian :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Keuntungan yang yang terlalu besar bagi produsen dalam jangka panjang
Timbul inifisiensi produksi
Eksploitasi terhadap konsumen dan karyawan perusahaan
Harga tinggi yang relatif stabil (sulit turun) menunjang inflasi yang kronis
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi oligopoli
Pemerintah mempermudah masuknya perusahaan baru untuk masuk kepasar untuk

menciptakan persaingan
g. Diberlakukannya undang-undang anti kerja sama antar produsen.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan
permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing
mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan
sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaanperusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan
oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum
dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku
usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive
yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
Jika terdapat beberapa perusahaan yang menjadi pemegang monopoli maka perusahaan-perusahaan
ini berada dalam keadaan yang disebut oligopoli.
Suatu struktur pasar yang lebih mendekati kenyataan adalah bahwastruktur pasar umumnya selalu
berbentuk pasar oligopoli atau persaingan yang monopolistik. Keadaan ini merupakan semacam
bentuk campuran antara persaingan bebas yang sarna sekali sempuma dengan monopoli yang sama
sekali mumi. Bahkan dapat dikatakan bahwa 80 % kehidupan nyata dalam perilaku ekonomi
masyarakat sepenuhnya berada dalam naungan dan kondisikondisi pasar yang bersifat oligopolistik
atau persaingan monopolistik.

Anda mungkin juga menyukai