ARTIKEL
OLEH :
M.HASBI ASHSHIDDIQI
NIM :A1D412109
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil survey yang dilakukan dan
mendapati fakta bahwa para pemain sepak bola di MTs Raudhatul Iman kurang
memiliki daya tahan aerobik yang baik dalam bermain sepak bola, sehingga
hampir disetiap pertandingan mengalami kelelahan akibat penurunan daya tahan
aerobic nya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh perbedaan
pengaruh latihan interval training dan countinuous running terhadap daya tahan
aerobic dan untuk mengetahui latihan manakah yang lebih baik pada siswa
ekstrakurikuler sepakbola MTs Raudhatul Iman Kabupaten Tebo.
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian
dilaksanakan di lapangan MTs. Raudhatul Iman pada tanggal 11 juli 26 Agustus
2016. Sampel yang diteliti sebanyak 20 orang yang terdiri dari 10 orang pada
kelompok 1 dan 10 orang pada kelompok 2.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis dengan
menggunakan uji-t pada kelompok 1 diperoleh hasil thitung > ttabel, yaitu 4,78 > 1,83
yang artinya terdapat pengaruh latihan interval training terhadap peningkatan
daya tahan aerobik dan hasil dari uji-t pada kelompok 2 diperoleh hasil thitung >
ttabel, yaitu 5,54 > 1,83 yang artinya terdapat pengaruh latihan countinuous running
terhadap peningkatan daya tahan aerobic. Sedangkan dalam uji perbedaan yang
dilakukan dengan menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung > ttabel, yaitu 3,6 > 1,83
yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan interval
training sebesar 7,5% dan latihan countinuous running sebesar 6,2% terhadap
peningkatan daya tahan aerobic pada siswa ekstrakurikuler sepakbola MTs.
Raudhatul Iman Kabupaten Tebo.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
pengaruh latihan interval training dan latihan countinuous running terhadap
peningkatan daya tahan aerobic pada siswa ekstrakurikuler sepakbola MTs.
Raudhatul Iman Kabupaten Tebo.
PENDAHULUAN
Olahraga adalah bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Hal ini dikarenakan olahraga merupakan
unsur penting dalam pemeliharaan
kesehatan manusia.
Sepakbola merupakan salah satu
cabang olahraga yang paling banyak
digemari oleh sebagian besar manusia di
seluruh belahan dunia. Sepakbola di
Indonesia digemari banyak orang, dengan
demikian banyak yang ingin bermain
sehingga bisa dijaring pemain-pemain
berbakat, Tetapi kenyataannya tidak seperti
itu, persepakbolaan di indonesia masih
kalah jauh dengan negara tetangga.
Dalam
olahraga
sepakbola,
kesebelasan yang kuat, tangguh, baik
adalah
kesebelasan
yang
mampu
membentuk permainan yang kompak,
artinya untuk mempunyai kerjasama tim
yang baik dan tangguh diperlukan pemainpemain yang memiliki fisik dan tenaga
yang prima. Setiap pemain sepakbola
diharuskan mempunyai kemampuan daya
tahan aerobik yang bagus, karena daya
tahan aerobik merupakan salah satu
komponen penting dalam permainan
sepakbola. Daya tahan aerobik yaitu
kemampuan melakukan kerja dalam waktu
lama, tubuh memerlukan oksigen dalam
pembentukan energi (Hidayat 2014: 59).
Daya tahan merupakan faktor yang
penting dalam mempengaruhi kemampuan
dalam permainan olahraga khususnya
cabang olahraga sepakbola. Namun
demikian hal ini kurang mendapat
perhatian secara proporsional dari pemain
maupun pelatih. Pada kenyataannya orang
lebih senang melakukan latihan dalam
bentuk permainan maupun hanya sekedar
bermain sepakbola yang lebih menekankan
pada penguasaan teknik semata.
Dari hasil penulis melakukan
observasi saat siswa berlatih di lapangan
sepakbola MTs Raudhatul Iman, latihan
dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu
didefinisikan
sebagai
kemampuan
peralatan organ tubuh untuk melawan
kelelahan selama berlangsungnya aktivitas
atau kerja. Daya tahan penting dalam
permainan sepakbola sebab dalam jangka
waktu 90 menit bahkan lebih, seorang
pemain melakukan kegiatan fisik yang
terus menerus dengan berbagai bentuk
gerakan seperti
berlari,
melompat,
meluncur (sliding), dan sebagainya yang
jelas memerlukan daya tahan yang tinggi,
karena Permainan sepak bola merupakan
salah satu permainan yang membutuhkan
daya tahan dalam jangka waktu yang
cukup lama.
Daya Tahan Aerobic (Daya Tahan
Kardiorespirasi)
Menurut Hidayat, (2014: 59) Daya
tahan
aerobic
yaitu,
kemampuan
melakukan kerja dalam waktu lama, tubuh
memerlukan O2 dalam pembentukan
energi. Metabolisme aerobic ini terjadinya
dalam otot dan pengaruhnya juga lebih
lambat dan tidak dapat digunakan secara
cepat. Atlet memanfaatkan oksigen melalui
aerobic, hasil yang dicapai adalah: jantung
menjadi lebih kuat, sehingga banyak darah
melaluinya Sel darah merah akan
meningkat jumlahnya sehingga oksigen
bertambah.
Menurut Giriwijoyo & Sidik,
(2013: 16). daya tahan aerobic adalah
kemampuan untuk mewujudkan gerak
ketahan umum seperti misalnya pada lari
maksimal maupun sub-maksimal dengan
durasi 8 menit atau lebih.
Menurut Sucipto, (2000: 16) daya
tahan
aerobic
adalah
kemampuan
organisme tubuh mengatasi kelelahan yang
disebabkan pembebanan aerobic yang
berlangsung lama. Aerobic merupakan
istilah yang digunakan atas dasar sistem
energi utama (predominant energy system)
yang digunakan dalam suatu aktivitas fisik.
Sumber energi utama bagi aerobic ini
diperoleh dari sistem oksigen.
Variabel penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel bebas ( Independent ) dan satu
variabel terikat ( Dependen ) dengan
perincian :
1. Variabel bebas ( Independent ), yaitu
variabel yang mempengaruhi variabel
lain. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah :
a) Latihan interval training
b) Latihan continuous running
2. Variabel terikat ( Dependen ), yaitu
variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah peningkatan daya
tahan aerobic.
Instrumen Penelitian
Instrument artinya sarana penelitian
berupa
seperangkat
tes
untuk
mengumpulkan data sebagai bahan
pengolahan. Instrumen pada penelitian ini
adalah lari 1600 meter daya tahan aerobic,
siswa putra ekstrakurikuler MTs Raudhatul
Iman Kabupaten Tebo, dengan test lari
1600 meter hal ini dijelaskan test lari 1600
meter usia 13 tahun sampai dengan 15
tahun adalah di pergunakan untuk melihat
perkembangan daya tahan aerobic siswa
putra ekstrakurikuler MTs Raudhatul
Iman Kabupaten Tebo serta sebagai alat
untuk mengukur kemampuan aerobic.
Pelaksanaan adalah berdiri di
belakang garis start. Begitu di beri aba-aba
Ya stopwatch dihidup kan dan teste
berlari menempuh jarak 1600 meter
melingkari
lintasan,
setelah
selsai
menenmpuh jarak 1600 meter stopwatch di
matikan. Waktu yang tertera pada
stopwatch merupakan data hasil teste
(Arsil & adnan 2010: 42-44).
Alat atau fasilitas yang digunakan yaitu:
1. Alat tulis.
2. stopwatch
3. Peluit.
4. Lintasan lari.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data Pree-test
Rangkuman hasil analisis data
secara keseluruhan akan disajikan dalam
bentuk tabel berikut:
Tabel Deskripsi data hasil Pree-test kecepatan
lari 1600 meter
Kelompok
Statistik
Nilai
Nilai Terendah
8.21
Kelompok 1
Nilai Tertinggi
11,05
(interval
Rata-Rata
9,87
training)
Simpangan Baku
0,72
Nilai Terendah
8,24
Kelompok 2
Nilai Tertinggi
10.45
(continuous
Rata-Rata
9,71
running)
Simpangan Baku
0,64
Kelompok 2
(continuous
running)
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-Rata
Simpangan Baku
8,2
10,28
9,1
0,64
10
0.22
4
9.162
0.669
9.1
0.64
0.2
58
Kete
rang
an
Nor
mal
mpok
2
(conti
nuous
runni
ng)
10
116
015
6
0.22
7
0,2
58
Nor
mal
10
Preetest
Posttest
10
10
9,87
2
9,16
2
0,43
4,78
1,8
3
Tes
Md
thitung
ttab
el
Preetest
Posttest
10
9,701
0,61
10
5,5
4
1,83
9,10
11
Kelom
pok 1
(interv
al
trainin
10
RataRata
Preetest
Ratarata
Post-test
Selisih
Presenta
se
Peningk
atan
9,9
9,16
0,74
7,5%
g)
Kelom
pok 2
(contin
uous
runnin
g)
10
9,7
9,1
0,6
6,2%
12
dilakukan
secara
teratur
dapat
meningkatkan kapasitas kerja fisik untuk
daya tahan pemain, daya tahan aerobik
kelompok 1 sebelum diberi perlakuan
latihan interval training memiliki rata-rata
9,87 menit. Setelah diberi perlakuan
latihan interval training daya tahan
kelompok 1 memiliki rata-rata 9,16 menit.
Sedangkan daya tahan aerobik kelompok 2
sebelum diberikan perlakuan continuous
running memiliki rata-rata 9,71 menit.
Setelah diberikan perlakuan continuous
running memiliki rata-rata 9,10 menit.
Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa
akibat aktivitas dari
latihan tersebut
berpengaruh dalam meningkatkan daya
tahan aerobik pada siswa ekstrakurikuler
MTs Raudhatul Iman, apabila daya tahan
aerobik
meningkat
seperti
yang
dikemukakan Hidayat, (2014: 59). Hasil
yang dicapai adalah: jantung menjadi lebih
kuat, sehingga darah dapat dipompa lebih
banyak. Pembuluh nadi akan bertambah
lebar, sehingga banyak darah melaluinya.
Sel darah merah akan meningkat
jumlahnya sehingga oksigen bertambah.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa Kelompok 1 memiliki
presentase peningkatan kecepatan lari 1600
meter sebesar 7,5% sedangkan kelompok 2
memiliki nilai presentase peningkatan
kecepatan lari 1600 meter sebesar 6,2%,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kelompok 1 memiliki peningkatan
kecepatan lari 1600 meter lebih baik
daripada kelompok 2.
Latihan interval training terbukti
dapat memberikan rangsangan yang lebih
baik dalam meningkatkan kecepatan lari
1600 meter daripada latihan continuous
running.
Latihan
interval
training
meningkat kemampuan gerakan tubuh
untuk meningkatkan kecepatan lari 1600
meter yang pada ahirnya berpengaruh pada
peningkatan daya tahan aerobic. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan
bahwa latihan interval training lebih baik
pengaruhnya terhadap peningkatan daya
13
baik daripada
running.
latihan
continuous
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,