PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi
manajemen (termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada
implementasi kebijakan lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh
Sturm, 1998). Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001
berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki standar tertentu dari
satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda
penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen
lingkungan yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat diulang
disebut dengan sistem manajemen lingkungan (EMS).
Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 2002 telah meluncurkan
Pogram Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan (PROPER) sebagai pengembangan dari PROPER PROKASIH.
Sejak dikembangkan, PROPER telah diadopsi menjadi instrumen penaatan
di berbagai negara seperti China, India, Filipina, dan Ghana, serta menjadi
bahan pengkajian di berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian.
Tujuan penerapan instrumen PROPER adalah untuk mendorong
peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui
penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan. Guna mencapai peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Peningkatan kinerja penaatan dapat terjadi melalui efek insentif dan
disinsentif reputasi yang timbul akibat pengumuman peringkat kinerja
Pada bulan juni tahun 2000 Holcim Ltd sebuah perusahaan semen
yang berpusat di Switzerlan melakukan penawaran resmi terhadap saham PT.
Semen Cibinong. Pada bulan desember tahun 2000 The Jakarta Intiative
Force mengeluarkan pengumuman bahwa Holcim Ltd dan Steering
Committee Of Creditors telah mencapai kesepakatan untuk merestrukturisasi
hutang PT. Semen Cibinong. Pada tanngal 13 Desember 2001 Holcim Ltd
resmi menjadi pemegang saham utama PT. Semen Cibinong tbk, dengan total
saham 77,33 %. Pada tahun 2006 PT. Semen Cibinong resmi berganti nama
menjadi PT.Holcim Indonesia Tbk.
Dalam produksinya PT. Holcim Indonesia menngunakan proses kering
dalam proses pembuatan semennya. Keuntungan proses kering ini bila
dibandingkan dengan proses basah adalah penggunaan bahan bakar yang
lebih sedikit, dan energi yang dikonsumsi lebih kecil. ukuran tanur yang lebih
pendek serta perawatan alatnya lebih mudah. Proses pembuatan semen PT.
Holcim Indonesia, secara garis besar melalui proses proses sebagai berikut :
Pembakaran ( Firring).
Pendinginan ( Colling).
Penggilingan akhir.
PT. Holcim Indonesia Tbk Kantor Cilacap telah membuktikan
kinerjanya sebagai Perusahaan Terbaik yang ramah lingkungan dan layak
mendapatkan Peringkat Tertinggi dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Perusahaan selalu mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan dan
mempertimbangkan aspek adisionalitas untuk melakukan inovasi dengan
menekankan pelestarian lingkungan, sumber daya alam dan K3 sehingga
tercapai kinerja perusahaan yang terbaik.